| Konsultasi | Bulletin | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh | Aqidah | Fiqih | Sastra | Resensi |
| Dunia Islam | Berita Kegiatan | Kajian | Kaset | Kegiatan | Materi KIT | Firqah | Ekonomi Islam | Analisa | Senyum | Download |
 
Menu Utama
·Home
·Tentang Kami
·Buku Tamu
·Produk Kami
·Formulir
·Jadwal Shalat
·Kontak Kami
·Download Artikel
·Download Murattal

Aqidah
· Termasuk Kesyirikan atau Termasuk Sarana Kesyirikan (1)
· Menghina Sesuatu yang Mengandung Dzikrullah

Firqah (Aliran-aliran)
· JAMAAH ISLAMIYAH MESIR 5
· JAMAAH ISLAMIYAH MESIR 4

Analisa
· Kerancauan Ilmu Hisab Dalam Penentuan Awal & Akhir Ramadhan
· Studi Kritis Seputar Puasa Hari Sabtu

Ekonomi Islam
· KPR Bank Syariah Ternyata Penuh Dengan Riba
· Produk Al-Mudharabah (Bagi Hasil) Dalam Islam Sebagai Solusi Perekonomian Islam

Produk Kami

Informasi!
·Serial Buku Dakwah Al-Sofwa 2021
·Tebar Serial Buku Tauhid
·Tebar Buku Risalah Puasa Nabi dan Panduan Praktis Ramadhan

Liputan Kegiatan
·Konsultasi Islam
·Penyaluran Hewan Qurban
·Santunan Yatim

Konsultasi Online

Ust.Husnul Yaqin, Lc

Ust.Amar Abdullah

Ust.Saed As-Saedy, Lc

Fatwa Seputar Sholat

Berangkatnya Wanita Muslimah ke Masjid

Apa Hukum Shalat Wanita di Masjid

Haruskah Wanita Melaksanakan Shalat Lima Waktu di Dalam Masjid

Wanita di Rumah Berma'mum Kepada Imam di Masjid

Apakah Shalatnya Seorang Wanita di rumah Lebih Utama Ataukah di Masjidil Haram

Manakah yang Lebih Utama Bagi Wanita Pada Bulan Ramadhan, Melaksanakan Shalat di Masjidil Haram atau di Rumah

Shalatnya Kaum Wanita yang Sedang Umrah di Bulan Ramadhan

Apakah Shalat Seseorang di Masjidil Haram Bisa Batal Ketika Ia Ikut Berjama'ah Dengan Imam atau Shalat Sendirian Karena Ada Wanita yang Melintas di Hadapannya?

Bila Terdapat Pembatas (Tabir) Antara Kaum Pria dan Kaum Wanita, Maka Masih Berlakukah Hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam (sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling akhir dan seburuk-buruknya adalah yang paling depan)

Apakah Kaum Wanita Harus Meluruskan Shafnya Dalam Shalat

Benarkah Shaf yang Paling Utama Bagi Wanita Dalam Shalat Adalah Shaf yang Paling Belakang

Benarkah Shalat Jum'at Sebagai Pengganti Shalat Zhuhur

Hukum Shalat Jum'at Bagi Wanita

Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas

Hukum Meninggalkan Shalat

Hukum Menangis Dalam Shalat Jama'ah

Jika seorang musafir masuk masjid di saat orang sedang shalat jama'ah Isya' dan ia belum shalat maghrib.

Bolehkah bagi kaum wanita untuk berkunjung ke rumah orang yang sedang terkena musibah kematian, kemudian melakukan shalat jenazah berjama'ah dirumah tersebut ?

Apabila seseorang tidak melakukan shalat fardlu selama 3 tahun tanpa uzur, kemudian bertaubat , apakah dia harus mengqodha shalat tersebut ?

Apabila suatu jama'ah melakukan shalat tidak menghadap qiblah, bagaimanakah hukumnya ?

Membangunkan Tamu Untuk Shalat Shubuh

Doa-Doa Menjelang Azan Shubuh

Bacaan Sebelum Imam Naik Mimbar Pada Hari Jum'at

Shalat Tasbih

Hukum Wirid Secara Jama'ah/Bersama-sama Setelah Setiap Shalat Fardhu

Hukum Meninggalkan Shalat Karena Sakit

Jika Telah Suci Saat Shalat Ashar atau Isya, Apakah Wajib Melaksanakan Shalat Zhuhur dan Maghrib

Jika Wanita Mendapatkan Kesuciannya di waktu Ashar Apakah Ia Harus Melaksanakan Shalat Zhuhur

Mendapatkan Haidh Beberapa Saat Setelah Masuk Waktu Shalat, Wajibkah Mengqadha Shalat Tersebut Setelah Suci

Urutan Shalat yang Diqadha

Seorang Wanita Mendapatkan Kesuciannya Beberapa Saat Sebelum Terbenamnya Matahari, Wajibkah Ia Melaksanakan Shalat Zhuhur dan Ashar?

Keutamaan Shaf Wanita Dalam Shalat Berjama'ah

Berkumpulnya Wanita Untuk Shalat Tarawih

Bolehkah Seorang Wanita Shalat Sendiri dibelakang Shaf

Bolehkah kaum Wanita Menetapkan Seorang Wanita Untuk Mengimami Mereka Dalam Melakukan Shalat di Bulan Ramadhan

Wajibkah Kaum Wanita Melaksanakan Shalat Berjama'ah di Rumah

Apa hukum Shalat Berjama'ah Bagi Kaum Wanita

Apakah Ada Niat Khusus Bagi Imam Yg Mengimami Shalat Kaum Pria & Wanita

Shalatnya Piket Penjaga ( Satpam )

Gerakan Dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia Di Dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia Di Dalam Shalat

Keengganan Para Sopir Untuk Shalat Jama’ah

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Hukum Meremehkan Shalat

Hukum Menangguhkan Shalat Subuh Dari Waktunya

Dampak Hukum Bagi yang Meninggalkan Shalat

Hukum Shalat Seorang Imam Tanpa Wudhu Karena Lupa

Hukum Orang yang Tayammum Menjadi Imam Para Makmum yang Berwudhu

Posisi Kedua Kaki Ketika Berdiri Dalam Shalat

Hukum Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat

Jika Ketika Shalat Ragu Apakah Ia Meninggalkan Salah Satu Rukun

Shalat Bersama Imam, Tapi Lupa Berapa Rakaat Yang Telah Dikerjakan

Hukum Shalat di Belakang Orang yang Menulis Tamimah Untuk Orang Lain

Hukum Shalat di Belakang Orang yang Berinteraksi Dengan Tamimah dan Sihir

Mengumumkan Barang Hilang Di Dalam Masjid, Bolehkah?

Seputar Posisi Makam Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam Di Masjid Nabawi

Shalatnya Penjaga Piket/Satpam

Hukum Membaca Al-Qur'an Dalam Shalat Secara Berurutan

Haruskah Imam Menunggu Makmum Masbuk Ketika Ruku

Shalat Dengan Mengenakan Pakaian Transparan

Hukum Pergi Ke Masjid Yang Jauh Agar Bisa Shalat Di Belakang Imam Yang Bagus Bacaannya

Sahkah Shalat Di Belakang Imam Yang Bacaanya Tidak Bagus?

HUKUM BACAAN AL-QUR'AN SEBELUM ADZAN JUM'AT

Meluruskan Barisan Hukumnya Sunat

Shalatnya Piket Penjaga / Satpam

Shalat Fardhu Berma’mum Kepada Orang Yang Shalat Sunnat

Keengganan Para Sopir Untuk Shalat Berjama'ah

Bacaan Al-Qur’an Dengan Pengeras Suara Sebelum Shalat Subuh

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Imam Menunggu Para Ma’mum Ketika Ruku’

Mendengar Adzan Tetapi Tidak Datang Ke Masjid

Menempatkan Dupa Di Depan Orang-Orang Yang Sedang Shalat

Kapan Dibacakannya Do’a Istikharah

Shalat Dengan Mengenakan Pakaian Bergambar

TATA CARA SHALAT DI PESAWAT

Menjama’ Shalat Dalam Kondisi Dingin

Menghadap Kiblat Ketika Buang Air

Hukum Shalat Bergeser Dari Arah Kiblat

Mendapatkan Najis Di Pakaian Setelah Melaksanakan Shalat

Sahkah Shalat Di Masjid Yang Ada Kuburan Di Dalamnya?

Doa Atau Dzikir Sebelum Adzan

Hukum Membaca Shalawat Kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam Secara Berjama’ah Di Setiap Akhir Shalat

Mana Yang Harus Didahulukan Mendengarkan Ta'lim Atau Tahiyatul Masjid?

Hukum Menahan Buang Angin Ketika Melaksanakan Shalat

Sahkah Shalat Seseorang Yang Terbuka Sebagian Kecil Dari Auratnya?

Beberapa Masalah Mengenai Sujud Syukur

Hukum Mengakhirkan Shalat Shubuh Hingga Terbit Matahari

Beberapa Masalah Tentang Shalat Jum'at Bagi Musafir

Aurat Terbuka Ketika Shalat

Wajibkah Mengqadha Puasa yang Tertinggal?

Do'a Qunut

Sunnah Sebelum Melaksanakan Shalat 'Ied

Membaca al-Qur'an di Rumah Selepas Shalat Subuh Sampai Terbit Matahari

Shalat Dua Rekaat Antara Adzan dan Iqamah

Shalatnya Piket Penjaga/Satpam

Gerakan dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia di Dalam Shalat

Kacaunya Pikiran Ketika Shalat

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Hukum Menangguhkan Shalat Shubuh dari Waktunya

Hukum Meremehkan Shalat

Bersalaman (Berjabat tangan) setelah shalat

Shalat dengan Mengenakan Pakaian Transparan

Shalat Fardhu Bermakmum Kepada Orang yang Shalat Sunnah

Hukum Mengambil Mushaf dari Masjid, Memanjangkan Punggung Ketika Sujud dan Melakukan Gerakan Sia-Sia di Dalam Shalat

Masbuq Pada Saat Tahiyat Akhir

Tata Cara Melaksanakan Shalat di Dalam Pesawat

Shalat Di Dalam Pesawat

Imam Menunggu Para Makmum Ketika Rukuk

Hikmah Dimasukkannya Kuburan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Ke Dalam Masjid

Hukum Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya 1

Hukum Shalat Di Masjid Yang Ada Kuburannya 2

Mendengar Adzan Tapi Tidak Datang ke Masjid

Hukum Menyepelekan Shalat Berjamaah

Waktu Mustajab pada Hari Jum'at

Memakan Bawang Putih Atau Bawang Merah Sebelum Shalat

Hukum Memakan Kuras (Daun Bawang), Bawang Putih atau Bawang Merah dan Datang ke Masjid

Kapan Dibacakannya Doa Istikharah

Shalat di Waktu Terlarang

Merubah Nada Suara Saat Doa Qunut

Merubah Nada Suara Saat Doa Qunut

Hukum Pergi ke Masjid yang Jauh Agar Bisa Shalat di Belakang Imam yang Bagus Bacaannya

Shalat Tarawih

Pembacaan al-Qur`an pada Hari Jum'at dan Bacaan-Bacaan Lainnya Sebelum Shubuh dengan Pengeras Suara

Memberi Kode kepada Imam Agar Menunggu

Berpindah Tempat untuk Melakukan Shalat Sunnah

Menempatkan Dupa di Depan Orang-Orang yang Shalat

Shalat Seorang Wanita Berjama’ah dengan Suaminya

Standar Panjang dan Pendeknya Shalat adalah Sunnah, Bukan Selera

Batasan Medapatkan Keutamaan Berjama’ah

Meluruskan Barisan Hukumnya Sunnah

Bermakmum kepada Orang yang Mencukur Jenggot dan Musbil

Memanjangkan Doa

Memanjangkan Doa

Berganti-ganti dalam Bermakmum

Menirukan Bacaan Orang Lain dalam Shalat Tarawih

Shalat Jamaah dan Mengakhirkan Shalat

Shalat jamaah dan mengakhirkan shalat

Shalat dengan Mengenakan Pakaian Bergambar

Musafir Selama Dua Tahun, Apakah Boleh Mengqashar Shalat?

Tergesa-Gesa untuk Shalat

Duduk Istirahat Tidak Wajib

Bermakmum kepada Orang yang Sedang Shalat Sendirian

Tidak Sah Shalat Sendirian di Belakang Shaf

Shalat Jahr dan Adzan Bagi yang Shalat Sendirian

Shalat Jamaah dan Mengakhirkan Shalat

Pembatas Di Depan Orang Yang Shalat

Mengikuti Dan Mendahului Imam

Mengikuti Dan Mendahului Imam

Bel Pintu Rumah Berbunyi Ketika Sedang Shalat

Bagusnya Suara Imam Memotivasi Para Makmum

Imam Tidak Bagus Bacaannya

Makmum yang Masbuq Berarti Shalat Sendirian Setelah Imam Salam, maka Tidak Boleh Membiarkan Orang Lain Lewat Di Depannya

Mengurutkan Surat dalam Membaca al-Qur`an

Melakukan yang Makruh dan Hukum Pelakunya

Shalat Berjamaah di Dalam Bangunan yang Terpisah dari Imam

Meninggalkan Shalat dengan Alasan yang Dibuat-Buat


Info Khusus

Cinta Rasul

Ada Apa Dengan Valentine's Day ?

Manisnya Iman

Hukum Merayakan Hari Valentine

Adakah Amalan Khusus di Bulan Rajab?

Asyura' Dalam Perspektif Islam, Syi'ah & Kejawen..!!

Ada Apa Dengan Valentine’s Day?


Kajian Islam
· Ada Apa Dengan Valentine's Day..??
· Mutiara Fiqih Islam
· KITAB TAUHID 3
· Untuk Diketahui Setiap Muslim

SMS Dakwah Hari Ini

áóíúÓó ßóãöËúáöåö ÔóíúÁñ æóåõæó ÇáÓóøãöíÚõ ÇáúÈóÕöíÑõ Allah berfirman,yang artinya, Tidak ada yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS.Asy-Syura:11)

( Index SMS Dakwah )

   


Telah Hadir & Terbit Kembali… SERIAL BUKU DAKWAH AL-SOFWA :: Telah Hadir & Terbit Kembali… SERIAL BUKU TAUHID :: Tebar Buku Risalah Puasa & Panduan Praktis Bulan Ramadhan ::

Artikel Buletin An-Nur :

Adab Kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan RasulNya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-(bag.3)
Jumat, 29 Oktober 21


Pada bagian pertama dan kedua tulisan ini telah disebutkan sepuluh di antara adab kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan RasulNya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- , yaitu,
1-Menujukan Ibadah kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Semata
2-Mengagungkan dan Memuliakan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
3-Takut kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.
4-Mencintai Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- lebih daripada yang lainnya.
5-Bertawakkal Hanya kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Semata
6-Selalu Mengaitkan Diri kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
7-Tunduk kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan Merasa Butuh kepada-Nya
8-Berlindung kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
9-Malu kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
10-Mengamalkan Konsekwensi Makna Asma (Nama) dan Sifat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
Berikut adab yang lainnya,
11-Merasa Kuat dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
Barang siapa yang beriman kepada Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-; meyakini keagungan kekuasaan, kekuatan, kesempurnaan ilmu, dan hikmah-Nya; menyaksikan dengan mata hatinya fakta-fakta yang menunjukkan kekuatan dan keagungan rabbaniyyah (Allah) pada segala sesuatu; membuktikan keimanan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan mengenal-Nya; kemudian tertanam dalam dirinya hakikat makna nama al-‘Aziz bagi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan seluruh bentuk kemuliaan yang ditetapkan bagi-Nya ; lalu membaca firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóáöáøóåö ÇáúÚöÒøóÉõ æóáöÑóÓõæáöåö æóáöáúãõÄúãöäöíäó æóáóßöäøó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó áóÇ íóÚúáóãõæäó [ÇáãäÇÝÞæä : 8]


Padahal kemuliaan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui (Qs. al-Munafiqun : 8)

Maka, ketika itulah jiwa seorang Mukmin semakin tinggi. Hal itu mengalahkan seluruh sebab kelemahan dan kehinaan sehingga dirinya menjadi mulia dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Tidak dapat dihinakan oleh siapa pun meskipun ia lemah dan fakir. Ia selalu mulia dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan tidak menghinakan dirinya di hadapan selain-Nya.

12-Sibuk Menjalankan Amal Ketaatan (Ibadah) dan Menjauhi Kemaksiatan
Barang siapa mengimani bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- adalah Rabb, satu-satunya dzat yang berhak disembah dan ditaati, dan ia melihat dengan mata hatinya fakta-fakta yang menunjukkan kekuasaan dan keperkasaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-; menyaksikan hikmah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam setiap perintah, larangan, syariat serta kekuasaan-Nya; mengetahui apa-apa yang telah ditimpakan kepada musuh-musuh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dari kalangan orang-orang kafir dan para pelaku kemaksiatan di dunia serta apa yang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- sediakan bagi mereka di akhirat, maka tidak diragukan lagi semua ini akan mendorongnya untuk melakukan ketaatan, menunaikan semua kewajiban, dan menjauhi maksiat baik besar maupun kecil. Semua itu ia tinggalkan karena takut kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, menghindarkan diri dari adzab-Nya, dan mengharapkan pahala-Nya.

Jika seseorang selalu sibuk menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, niscaya hal itu akan memberikan pengaruh yang sangat terpuji dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, di antaranya,
1. Kebaikan dalam kehidupan dunia, yakni, dengan berkah rizki dan makanan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóáóæú Ãóäøó Ãóåúáó ÇáúÞõÑóì ÂãóäõæÇ æóÇÊøóÞóæúÇ áóÝóÊóÍúäóÇ Úóáóíúåöãú ÈóÑóßóÇÊò ãöäó ÇáÓøóãóÇÁö æóÇáúÃóÑúÖö æóáóßöäú ßóÐøóÈõæÇ ÝóÃóÎóÐúäóÇåõãú ÈöãóÇ ßóÇäõæÇ íóßúÓöÈõæäó [ÇáÃÚÑÇÝ : 96]


Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Qs. al-A’raf : 96)

Selain itu, dengan membasmi sebab-sebab kerusakan dan kesengsaraan di dunia berupa perkara-perkara yang merusak kehidupan manusia dan menyebabkan terjadinya berbagai macam keburukan dan kerusakan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Ýóãóäö ÇÊøóÈóÚó åõÏóÇíó ÝóáóÇ íóÖöáøõ æóáóÇ íóÔúÞóì (123) æóãóäú ÃóÚúÑóÖó Úóäú ÐößúÑöí ÝóÅöäøó áóåõ ãóÚöíÔóÉð ÖóäúßðÇ æóäóÍúÔõÑõåõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÃóÚúãóì (124) [Øå : 123 ¡ 124]


“…Maka barang siapa mengikuti petunjukKu, niscaya ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thaha : 123-124)

Semua yang kita saksikan di alam semesta dari berbagai macam kerusakan, merebaknya kemaksiatan, berpaling dari kebenaran, kerusakan pada makanan, serta tersebar luasnya malapetaka, bencana dan lain sebagainya, sesungguhnya sebab yang pasti adalah karena meninggalkan ketaatan dan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Dengan demikian, jaminan kebaikan dalam kehidupan manusia adalah menyibukan diri dengan mengamalkan ketaatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan meninggalkan kemaksiatan.

2. Keberuntungan dan keselamatan di akhirat. Sebab, masuknya seseorang ke dalam Surga dan keselamatan dari Neraka tergantung pada ketaatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan menjauhi kemaksiatan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ íõÏúÎöáúåõ ÌóäøóÇÊò ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ ÎóÇáöÏöíäó ÝöíåóÇ æóÐóáößó ÇáúÝóæúÒõ ÇáúÚóÙöíãõ (13) æóãóäú íóÚúÕö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ æóíóÊóÚóÏøó ÍõÏõæÏóåõ íõÏúÎöáúåõ äóÇÑðÇ ÎóÇáöÏðÇ ÝöíåóÇ æóáóåõ ÚóÐóÇÈñ ãõåöíäñ (14) [ÇáäÓÇÁ : 13 ¡ 14]


“…Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api Neraka, sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (Qs. an-Nisa : 13-14)
Masih banyak pengaruh-pengaruh terpuji lainnya dalam kehidupan dunia maupun akhirat.

13-Berhukum kepada Syariat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
Maksud berhukum dengan syariat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- yakni meminta (keputusan) hukum yang diturunkan oleh-Nya kepada Muhammad--Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó , serta hukum dari al-Qur’an dan sunnah. Semangat ini bersumber dari keimanan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, kepada rububiyah-Nya atas segala sesuatu, kesendirian-Nya di dalam kerajaan dan pengaturan, iman kepada sifat-sifat-Nya yang memiliki hikmah sangat tinggi dalam syariat, perintah dan larangan-Nya, keyakinan kepada ilmu-Nya yang Maha Luas atas segala sesuatu, dan bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-lebih mengetahui tentang keadaan makhluk-Nya daripada diri mereka sendiri.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÃóáóÇ íóÚúáóãõ ãóäú ÎóáóÞó æóåõæó ÇááøóØöíÝõ ÇáúÎóÈöíÑõ [Çáãáß : 14]


Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan) ; dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui (Qs. al-Mulk : 14)

Keyakinan bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Maha Penyayang kepada segenap makhluk, bahkan lebih sayang daripada mereka sendiri, sebagaimana firman-Nya,


æóßóÇäó ÈöÇáúãõÄúãöäöíäó ÑóÍöíãðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 43]


“…Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman (Qs. al-Ahzab : 43)

Keyakinan bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- adalah Raja yang Maha Adil, yang tidak pernah berbuat zhalim kepada makhluk-Nya meski sebesar biji atom, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pun menghendaki kemudahan bagi mereka, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


íõÑöíÏõ Çááøóåõ Èößõãõ ÇáúíõÓúÑó æóáóÇ íõÑöíÏõ Èößõãõ ÇáúÚõÓúÑó [ÇáÈÞÑÉ : 185]


“…Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (Qs.al-Baqarah : 185)

Demikian juga ketika seorang Mukmin menyaksikan sifat-sifat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang penuh kesempurnaan dan keindahan, sementara sifat makhluk berkebalikan dengan itu, dan ia mengetahui bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menetapkan hukum atas para hamba-Nya berdasarkan tuntutan ilmu, hikmah, kekuasaan, dan lain sebagainya. Di samping itu seorang Muslim juga meyakini bahwasanya Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-tidaklah menetapkan hukum berdasarkan hawa nafsu. Akan tetapi beliau menetapkan hukum berdasarkan apa yang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-turunkan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


ÅöäøóÇ ÃóäúÒóáúäóÇ Åöáóíúßó ÇáúßöÊóÇÈó ÈöÇáúÍóÞøö áöÊóÍúßõãó Èóíúäó ÇáäøóÇÓö ÈöãóÇ ÃóÑóÇßó Çááøóåõ [ÇáäÓÇÁ : 105]


“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu…”(Qs. an-Nisa : 105)

Dengan demikian, tatkala seorang Mukmin telah meyakini perkara-perkara di atas, niscaya ia akan berhukum dalam semua urusannya kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan merujuk kepada hukum al-Qur’an dan Sunnah. Kondisi demikian juga memaksa dirinya untuk ridha terhadap hukum tersebut meskipun bertentangan dengan pemikiran dan hawa nafsunya. Ia pun tunduk kepada-Nya dengan ketundukan yang sempurna serta menerima dengan sepenuhnya, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


ÝóáóÇ æóÑóÈøößó áóÇ íõÄúãöäõæäó ÍóÊøóì íõÍóßøöãõæßó ÝöíãóÇ ÔóÌóÑó Èóíúäóåõãú Ëõãøó áóÇ íóÌöÏõæÇ Ýöí ÃóäúÝõÓöåöãú ÍóÑóÌðÇ ãöãøóÇ ÞóÖóíúÊó æóíõÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ [ÇáäÓÇÁ : 65]


Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap keputusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (Qs. an-Nisa : 65)

Sudah selayaknya seorang Mukmin mengetahui bahwasanya menetapkan hukum di antara manusia adalah hak Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, tidak boleh disertakan di dalamnya seorang pun dari makhluk.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


Åöäö ÇáúÍõßúãõ ÅöáøóÇ áöáøóåö


“…Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah…” (Qs. Yusuf : 40)

Jika manusia telah berhukum kepada kitab Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan sunnah Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, niscaya hal itu akan memberikan pengaruh yang terpuji di dunia maupun di akhirat. Di antara pengaruh tersebut adalah :
1. Kedamaian di antara mereka. Sebab, jika manusia berhukum dengan kitab Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan ridha dengannya serta menerimanya, maka hal itu merupakan faktor terpenting untuk melenyapkan permusuhan dan perselisihan di antara mereka. Kebanyakan dari sebab-sebab perselisihan, pertengkaran, pemutusan hubungan, dan permusuhan di antara manusia pada hakikatnya adalah karena berpaling dari hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan beralih kepada hukum-hukum selainnya yang diciptakan oleh manusia, yang tidak akan dapat memperbaiki keadaan mereka.

2. Berkah pada rizki dan tersebarnya keamanan. Semua itu merupakan buah dari berhukum kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan Rasul-Nya, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóáóæú Ãóäøóåõãú ÃóÞóÇãõæÇ ÇáÊøóæúÑóÇÉó æóÇáúÅöäúÌöíáó æóãóÇ ÃõäúÒöáó Åöáóíúåöãú ãöäú ÑóÈøöåöãú áóÃóßóáõæÇ ãöäú ÝóæúÞöåöãú æóãöäú ÊóÍúÊö ÃóÑúÌõáöåöãú [ÇáãÇÆÏÉ : 66]


“Dan sekiranya mereka bersungguh-sungguh menjalankan (hukum) taurat, injil dan al-Qur’an yang diturunkan kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka…(al-Maidah : 66)

Terhapusnya berkah pada rizki dan makanan, rusaknya keadaan manusia, dan tersebarnya kerusakan di antara mereka, semua itu merupakan akibat berpaling dari hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan hukum Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, serta akibat dari kemaksiatan dan kerusakan.

3. Mencegah terjadinya kezhaliman di antara sesama manusia.
Sesungguhnya jika manusia berhukum kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan Rasul-Nya, serta berpaling dari berhukum kepada hukum ciptaan manusia, yang berasal dari pemikiran dan hawa nafsu yang pasti cacat atau kurang, niscaya akan tercegahlah segala bentuk kezhaliman sebagian orang atas sebagian lainnya. Tidak ada lagi keharusan berhukum kepada hukum-hukum manusia dan merujuk kepadanya. Selain itu, lenyaplah kultus individu yang semu atas mereka.

4. Meninggalkan undang-udang dan peraturan-peraturan yang bertentangan dengan hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, yang dibuat oleh manusia dan tidak mungkin disandingkan dengan hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Pengecualian dalam hal ini ialah peraturan-peraturan yang tidak bertentangan dengan hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, bahkan sesuai dengannya dan berasal darinya, dalam perkara-perkara yang tidak terdapat hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- secara jelas. Adapun undang-undang yang dibuat oleh manusia, dan bertentangan dengan hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pasti terhapus, jika hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-diterapkan dan manusia berhukum kepadanya. Para hakim tidak akan berkesempatan berhukum kepada hukum buatan manusia. Demikian juga orang-orang yang bersengketa tidak akan bisa berhukum kepadanya. Sebaliknya, mereka akan mengembalikan seluruh perkara kepada hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÃóäö ÇÍúßõãú Èóíúäóåõãú ÈöãóÇ ÃóäúÒóáó Çááøóåõ æóáóÇ ÊóÊøóÈöÚú ÃóåúæóÇÁóåõãú [ÇáãÇÆÏÉ : 49]


“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka…”(Al-Maidah : 49)
Dan masih banyak pengaruh-pengaruh terpuji lainnya.

14-Keyakinan bahwasanya Syariat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Itu Mudah
Wajib atas setiap Muslim meyakini bahwasanya agama Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-itu mudah. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak mensyariatkan kepada manusia sesuatu yang dipandang sulit, bahkan seluruh syariat Islam itu mudah, Walhamdulillah. Di dalamnya terdapat keringanan bagi manusia serta perhatian terhadap keadaan dan kelemahan mereka.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


íõÑöíÏõ Çááøóåõ Èößõãõ ÇáúíõÓúÑó æóáóÇ íõÑöíÏõ Èößõãõ ÇáúÚõÓúÑó [ÇáÈÞÑÉ : 185]


“…Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (Qs.al-Baqarah : 185)

Tidak ada di dalam agama-Nya sesuatu yang menyebabkan kesulitan bagi manusia, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóãóÇ ÌóÚóáó Úóáóíúßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö ãöäú ÍóÑóÌò [ÇáÍÌ : 78]


“…dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan…” (al-Hajj : 78)

Kemudahan ini meliputi seluruh syariat di dalam al-Qur’an dan Sunnah. Demikian pula petunjuk Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, seluruhnya mudah, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis,


ãóÇ ÎõíøöÑó ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- Èóíúäó ÃóãúÑóíúäö ÃóÍóÏõåõãóÇ ÃóíúÓóÑõ ãöäó ÇúáÂÎóÑö ÅöáøóÇ ÇÎúÊóÇÑó ÃóíúÓóÑóåõãóÇ ãóÇ áóãú íóßõäú ÅöËúãðÇ ÝóÅöäú ßóÇäó ÅöËúãðÇ ßóÇäó ÃóÈúÚóÏó ÇáäøóÇÓö ãöäúåõ


Tidaklah Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-diberi dua pilihan di mana salah satunya lebih mudah dari yang lainnya kecuali beliau memilih yang lebih mudah di antara keduanya, selama hal itu bukan dosa. Adapun jika hal itu dosa, maka beliau adalah orang yang paling jauh darinya...” (HR. al-Bukhari, 6786 dan Muslim, 2327 dari ‘Aisyah)

Maknanya, bahwasanya seluruh perkara di dalam syariat itu mudah, sedangkan perkara yang menyelisihinya pasti sulit. Tidak mungkin syariat dan yang menyelisihinya mudah pada saat yang sama. Maka apabila sunnah itu mudah, berarti yang menyelisihinya sulit. Sebab, sekiranya itu mudah, tentulah Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah memilihnya, sebagaimana tersebut dalam hadis di atas. Barang siapa yang menyelisihi sunnah, sesungguhnya ia telah mempersempit dan mempersulit dirinya sendiri, meskipun ia beranggapan sebaliknya atau berkeyakinan telah memilih yang mudah. Pada hakikatnya, itu merupakan persangkaan yang keliru. Dengan demikian, agama ini berhak disifati dengan kemudahan seluruhnya sebagaimana sabda Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


Åöäøó åóÐóÇ ÇáÏøöíäó íõÓúÑñ


Sesungguhnya agama ini mudah (HR. al-Bukhari, 39, 5673, 6463, 7235 dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-)

Adapun keyakinan bahwa sesuatu dari agama ini sulit, atau keyakinan bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah mempersulit para hamba-Nya, hal itu termasuk adab yang buruk kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan prasangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan persangkaan Jahiliyah.

15-Berbaik Sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-
Berbaik sangka merupakan salah satu adab kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan kepada Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Hendaknya seorang Muslim selalu berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, di antaranya,
1. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam dzat-Nya. Bahwasanya Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Maha Tinggi, Maha Esa dan tidak berbilang, serta suci dari segala aib dan kekurangan.

2. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam rububiyah-Nya. Bahwasanya Dia-lah yang mengatur semua urusan makhluk dan hanya Dia-lah yang mampu memperbaiki keadaan mereka. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bersendiri dalam penciptaan dan kerajaan, serta seluruh makna-makna rububiyah yang sempurna dan agung.


3. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dalam uluhiyah-Nya. Bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-adalah satu-satunya dzat yang berhak diibadahi, bukan selain-Nya. Dia-lah raja bagi semua urusan dan sebab-sebabnya. Tidak ada sesuatu pun selain Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang berhak untuk itu.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÝóÇÚúáóãú Ãóäøóåõ áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ [ãÍãÏ : 19]


Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (Yang haq) melainkan Allah ... (Qs. Muhammad : 19)
Firman-Nya juga,


Ðóáößó ÈöÃóäøó Çááøóåó åõæó ÇáúÍóÞøõ æóÃóäøó ãóÇ íóÏúÚõæäó ãöäú Ïõæäöåö åõæó ÇáúÈóÇØöáõ [ÇáÍÌ : 62]


“Kuasa Allah yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Rabb) yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil...” (Qs. al-Hajj : 62)

4. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam asma (nama) dan sifat-Nya. Bahwasanya Dialah dzat yang memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi, sama sekali tidak memiliki cacat maupun aib dari segi mana pun. Tidak mungkin hal itu ada pada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, bahkan seluruh sifat-sifat-Nya baik dan sempurna, agung dan indah. Adapun sifat-sifat yang terkandung di dalamnya cacat maupun aib, sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- bersih dari itu semua. Sekali-kali itu bukanlah termasuk sifat-Nya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóáöáøóåö ÇáúÃóÓúãóÇÁõ ÇáúÍõÓúäóì ÝóÇÏúÚõæåõ ÈöåóÇ [ÇáÃÚÑÇÝ : 180]


“Hanya milik Allah Asma-ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma-ul Husna itu...(Qs. al-A’raf : 180)

5. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam qadar-Nya. Bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengetahui segala sesuatu sebelum ia diciptakan. Dialah yang telah menulisnya, menghendakinya, dan mengadakannya. Segala sesuatu di alam ini ada atas iradah (kehendak) Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan takdir-Nya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,



æóÎóáóÞó ßõáøó ÔóíúÁò ÝóÞóÏøóÑóåõ ÊóÞúÏöíÑðÇ [ÇáÝÑÞÇä : 2]


“...Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (al-Furqan : 2)
Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


æóãóÇ ãöäú ÛóÇÆöÈóÉò Ýöí ÇáÓøóãóÇÁö æóÇáúÃóÑúÖö ÅöáøóÇ Ýöí ßöÊóÇÈò ãõÈöíäò [Çáäãá : 75]


Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh) (Qs. an-Naml : 75)
Firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pula,


ãóÇ ÃóÕóÇÈó ãöäú ãõÕöíÈóÉò Ýöí ÇáúÃóÑúÖö æóáóÇ Ýöí ÃóäúÝõÓößõãú ÅöáøóÇ Ýöí ßöÊóÇÈò ãöäú ÞóÈúáö Ãóäú äóÈúÑóÃóåóÇ [ÇáÍÏíÏ : 22]


Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melaikan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya... (Qs. al-Hadid : 22)

6. Berbaik sangka kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam syariat-Nya. Sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah menetapkan bagi kita syariat dan agama yang paling sempurna. Tidak terkandung sedikitpun cacat atau aib pada syariat-Nya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


Çáúíóæúãó ÃóßúãóáúÊõ áóßõãú Ïöíäóßõãú æóÃóÊúãóãúÊõ Úóáóíúßõãú äöÚúãóÊöí æóÑóÖöíÊõ áóßõãõ ÇáúÅöÓúáóÇãó ÏöíäðÇ [ÇáãÇÆÏÉ : 3]


“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu menjadi agamamu...(Qs. al-Maidah : 3)

Demikian juga Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak menetapkan syariat bagi hamba-Nya kecuali yang terkandung di dalamnya kemaslahatan, keselamatan dan kemenangan bagi mereka di dunia maupun akhirat, sebagaimana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan menetapkan syariat bagi hamba-Nya yang mempersulit mereka. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan membebani para hamba-Nya di luar kemampuan mereka. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


áóÇ íõßóáøöÝõ Çááøóåõ äóÝúÓðÇ ÅöáøóÇ æõÓúÚóåóÇ [ÇáÈÞÑÉ : 286]


“Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai dengan kesanggupannya...” (Qs. al-Baqarah : 286)
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


áóÇ íõßóáøöÝõ Çááøóåõ äóÝúÓðÇ ÅöáøóÇ ãóÇ ÂÊóÇåóÇ [ÇáØáÇÞ : 7]


“…Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang, melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya … “ (Qs. ath-Thalaq : 7)

Demikian pula Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-Maha Santun kepada segenap hamba-Nya. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menghendaki kemudahan bagi mereka dan tidak menghendaki kesulitan, sebagaimana firman-Nya,


íõÑöíÏõ Çááøóåõ Èößõãõ ÇáúíõÓúÑó æóáóÇ íõÑöíÏõ Èößõãõ ÇáúÚõÓúÑó [ÇáÈÞÑÉ : 185]


“…Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…” (Qs.al-Baqarah : 185)
Firman-Nya juga,


æóãóÇ ÌóÚóáó Úóáóíúßõãú Ýöí ÇáÏøöíäö ãöäú ÍóÑóÌò [ÇáÍÌ : 78]


“…dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan…” (al-Hajj : 78)

7. Berbaik sangka kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Bahwasanya beliau benar-benar utusan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, benar dalam segala kabar yang beliau sampaikan, beliau telah menyampaikan syariat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, dan tidak menyembunyikan sesuatu pun dari wahyu yang disampaikan kepada beliau. Beliau adalah hamba yang paling bertakwa dan paling taat kepada-Nya, serta paling sempurna dalam mengetahui hukum-hukum Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, mengikuti segala perintah-Nya, dan hamba yang paling tinggi kedudukannya di sisi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Beliau adalah manusia yang paling penyayang terhadap makhluk, paling bersemangat menyampaikan hidayah di alam ini, dan paling gigih berdakwah kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah atasnya.

16-Banyak Berdzikir kepada-Nya
Barang siapa yang beriman kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, mencintai-Nya, takut kepada-Nya, dan selalu bergantung kepada-Nya, pasti ia akan banyak mengingat-Nya di dalam hati dengan penuh rasa cinta, pengharapan, kesadaran, dan ketergantungan kepada-Nya. Akibatnya, ia akan selalu berdzikir dengan lisannya, dengan mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, tahlil, doa, dan istighfar. Di samping itu, berdzikir dengan anggota badannya, yakni dengan mengerjakan amal-amal ketaatan. Ini semua merupakan konsekwensi iman, mahabbah (kecintaan), serta rasa bergantung dan takut kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Sesungguhnya barang siapa mencintai sesuatu, niscaya ia akan banyak mengingatnya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ÐößúÑðÇ ßóËöíÑðÇ (41) æóÓóÈøöÍõæåõ ÈõßúÑóÉð æóÃóÕöíáðÇ (42) [ÇáÃÍÒÇÈ : 41 ¡ 42]


“Hai, orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang (Qs. al-Ahzab : 41-42)

Dzikir kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan membawa pengaruh yang sangat baik di dunia maupun di akhirat, di antaranya,
1. Hati akan menjadi tentram dan teguh dengan dzikrullah, sebagaimana firman-Nya,
ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÊóØúãóÆöäøõ ÞõáõæÈõåõãú ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÃóáóÇ ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÊóØúãóÆöäøõ ÇáúÞõáõæÈõ [ÇáÑÚÏ : 28]
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram (ar-Ra’d : 28)

2. Istiqamah dalam ketaatan. Sebab, barang siapa lisannya selalu sibuk dengan dzikrullah, niscaya ia tidak akan mungkin berbicara maksiat. Barang siapa yang anggota badannya sibuk dengan amal ketaatan, niscaya ia tidak akan disibukkan dengan maksiat. Maka seorang yang senantiasa berdzikir akan selalu istiqamah di atas manhaj Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan hati, lisan dan anggota badannya.

3. Benteng dari setan. Setan akan bersembunyi dan lari jika seseorang berdzikir kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Maka dari itu, barang siapa banyak berdzikir kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, berarti ia telah membentengi dirinya dari setan. Keadaannya seperti seorang yang berlindung di balik benteng yang kokoh dari serangan musuh.

4. Banyak melakukan amal kebaikan. Sebab, dzikir merupakan amal shaleh terbesar untuk mendekatkan diri kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan meraih berbagai kebaikan. Banyak sekali atsar (riwayat) yang menjelaskan tentang berbagai pahala bagi macam-macam dzikir, namun bukan di sini tempat untuk membahasnya secara rinci.

5. Dzikrullah dan kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan hamba : sesungguhnya barang siapa mengingat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-niscaya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan mengingatnya. Sebagaimana tersebut dalam sebuah hadis qudsi.


ÃóäóÇ ÚöäúÏó Ùóäøö ÚóÈúÏöí Èöí æóÃóäóÇ ãóÚóåõ ÅöÐóÇ ÐóßóÑóäöí ÝóÅöäú ÐóßóÑóäöí Ýöí äóÝúÓöåö ÐóßóÑúÊõåõ Ýöí äóÝúÓöí æóÅöäú ÐóßóÑóäöí Ýöí ãóáóÅò ÐóßóÑúÊõåõ Ýöí ãóáóÅò ÎóíúÑò ãöäúåõãú


“Aku sebagaimana persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di majlis, niscaya Aku mengingatnya di majlis yang lebih baik daripada majlis itu...” (HR. al-Bukhari, 7405 dan Muslim, 2675 dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-)

Jika Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengingat seorang hamba, maka hal itu merupakan sebab terbesar untuk meraih kebahagiaan, kemenangan, serta petunjuk dan bimbingan bagi hamba tersebut. Sebenarnya dzikir mempunyai banyak sekali faidah yang besar, namun bukan di sini tempat untuk membahasnya. Apa yang aku isyaratkan kiranya telah mencukupi.

17-Banyak Bershalawat kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-
Pada hakikatnya, wajibnya bershalawat kepada Nabi ketika disebut nama beliau akan muncul dari ma’rifah (kepahaman) seorang Mukmin.
Firman Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 56]


Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai, orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Qs. al-Ahzab : 56)
Sabda Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ÇáúÈóÎöíúáõ ãóäú ÐõßöÑúÊõ ÚöäúÏóåõ Ýóáóãú íõÕóáøö Úóáóíøó


“Orang bakhil adalah orang yang namaku disebut di sisinya, namun ia tidak bershalawat kepadaku.”(HR. Ahmad, I/201, at-Tirmidzi 3546, dan dia menshahihkannya)

Disunnahkan memperbanyak shalawat Nabi di setiap waktu kerena itu merupakan dzikir yang utama.
Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ãóäú Õóáøóì Úóáóìøó æóÇÍöÏóÉð Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö ÚóÔúÑðÇ


Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan bershalawat atasnya sepuluh kali. (HR. Muslim, 308 dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-)

Banyak bershalawat atas Nabi merupakan sebab terbesar untuk meraih kelapangan hati, kemudahan urusan, dan diterangi kuburnya. Bagaimana seorang Muslim tidak banyak bershalawat atas Nabi, sedangkan beliau adalah orang yang paling ia cintai dan orang yang paling banyak berbuat kebaikan kepadanya. Seluruh kebaikan yang ada di sisinya merupakan berkah dari dakwah beliau. Dengan demikian, banyak bershalawat atas Nabi merupakan bukti kecintaan kepada beliau dan tanda mengikuti sunnahnya. Ini merupakan adab yang sangat agung kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-.

18-Bertakwa kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-
Bertakwa kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-merupakan faidah yang meliputi perkara-perkara yang telah disebutkan. Maksudnya adalah menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, menjauhi kemaksiatan, mengharapkan ketaatan kepada-Nya, dan takut terhadap siksa-Nya. Takwa merupakan buah keimanan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang paling agung.
Takwa memiliki faidah yang sangat banyak, di antaranya,
1. Kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan hamba-Nya, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Åöäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ [ÇáäÍá : 128]


Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa...(an-Nahl : 128)

Kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan hamba membawa konsekwensi hidayah, bimbingan, pemeliharaan, taufik, penerimaan, rahmat, penjagaan, dan lain sebagainya.

2. Keselamatan dari makar musuh walau bagaimanapun besarnya makar mereka, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÅöäú ÊóÕúÈöÑõæÇ æóÊóÊøóÞõæÇ áóÇ íóÖõÑøõßõãú ßóíúÏõåõãú ÔóíúÆðÇ [Âá ÚãÑÇä : 120]


“...Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu ... “ (Qs. Ali Imran : 120)

3. Dapat membedakan antara kebenaran dan kebatilan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ Åöäú ÊóÊøóÞõæÇ Çááøóåó íóÌúÚóáú áóßõãú ÝõÑúÞóÇäðÇ æóíõßóÝøöÑú Úóäúßõãú ÓóíøöÆóÇÊößõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú [ÇáÃäÝÇá : 29]


Hai, orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu ... “ (al-Anfal : 29)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan memberikan kepada orang-orang yang bertakwa cahaya dan furqan sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, antara petunjuk dan kesesatan. Mereka tidak akan sesat, tidak akan menyimpang dan tidak akan jatuh dalam lembah kesesatan yang mereka kira hidayah dan petunjuk.
4. Dihapuskan kesalahan dan diampuni dosa-dosa. Hal itu berdasarkan ayat di atas dan ayat-ayat yang semakna dengannya. Takwa merupakan sebab terbesar diampuninya dosa dan dihapusnya keburukan dan kesalahan.
5. Tercurahnya rahmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, sebagaimana firman-Nya,


æóÑóÍúãóÊöí æóÓöÚóÊú ßõáøó ÔóíúÁò ÝóÓóÃóßúÊõÈõåóÇ áöáøóÐöíäó íóÊøóÞõæäó [ÇáÃÚÑÇÝ : 156]


“...Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa...” (Qs. al-A’raf : 156)
Orang-orang yang bertakwa adalah makhluk yang paling layak mendapatkan curahan rahmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.

6. Dimasukkan ke dalam Surga dan selamat dari azab Neraka, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Êöáúßó ÇáúÌóäøóÉõ ÇáøóÊöí äõæÑöËõ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ ãóäú ßóÇäó ÊóÞöíøðÇ [ãÑíã : 63]


Itulah jannah yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa (Qs. Maryam : 63)
Firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga,


Ëõãøó äõäóÌøöí ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ æóäóÐóÑõ ÇáÙøóÇáöãöíäó ÝöíåóÇ ÌöËöíøðÇ [ãÑíã : 72]


“Kemudian, Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zhalim di dalam Neraka dalam keadaan berlutut (Qs. Maryam : 72)

Ini merupakan konsekwensi dari rahmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Sebenarnya takwa mempunyai buah yang sangat banyak selain yang telah disebutkan, namun bukan di sini tempat untuk membahasnya secara rinci.

19-Memurnikan Ittiba’ (meneladani) kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-
Makna ittiba’ adalah seorang Muslim menjadikan Nabi Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-sebagai panutan dan teladan, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


áóÞóÏú ßóÇäó áóßõãú Ýöí ÑóÓõæáö Çááøóåö ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ áöãóäú ßóÇäó íóÑúÌõæ Çááøóåó æóÇáúíóæúãó ÇáúÂÎöÑó æóÐóßóÑó Çááøóåó ßóËöíÑðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 21]


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Qs. al-Ahzab : 21)

Maka dari itu, meneladani dan mengikuti beliau merupakan dalil benarnya keimanan kepada Allah dan hari Akhir. Mengikuti Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-merupakan jalan untuk mendapatkan hidayah, sebagaimana firman Allah,


ÝóÂãöäõæÇ ÈöÇááøóåö æóÑóÓõæáöåö ÇáäøóÈöíøö ÇáúÃõãøöíøö ÇáøóÐöí íõÄúãöäõ ÈöÇááøóåö æóßóáöãóÇÊöåö æóÇÊøóÈöÚõæåõ áóÚóáøóßõãú ÊóåúÊóÏõæäó [ÇáÃÚÑÇÝ : 158]


“...Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk (Qs. al-A’raf : 158)

Mengikuti Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-merupakan jalan untuk mendapatkan cinta Allah, sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Þõáú Åöäú ßõäúÊõãú ÊõÍöÈøõæäó Çááøóåó ÝóÇÊøóÈöÚõæäöí íõÍúÈöÈúßõãõ Çááøóåõ æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú æóÇááøóåõ ÛóÝõæÑñ ÑóÍöíãñ [Âá ÚãÑÇä : 31]


“Katakanlah : jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran : 31)

Demikian juga, tidak akan mungkin baik keadaan manusia di dunia dan di akhirat tanpa mengikuti petunjuk Nabi Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Oleh karena itulah, wajib bagi setiap Muslim berusaha untuk mengikuti Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dalam setiap keadaannya, dalam aqidah, ibadah, perilaku, akhlak, muamalah, jihad, dan semua urusannya. Sebab, ini merupakan bukti keimanan yang paling kuat dan paling benar.

Adapun berpaling dari ittiba’ kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dan menggantinya dengan yang lain merupakan sebab terbesar timbulnya kerusakan dan kekurangan dalam setiap perkara, kesesatan di dunia, serta kerugian dan adzab di akhirat.

Kerusakan yang terjadi di tengah kaum Muslimin, kekurangan dalam berbagai sisi kehidupan mereka; musuh-musuh berkuasa, menimpakan adzab, serta mengambil apa yang ada di tangan mereka; harga-harga melambung tinggi, tersebarnya berbagai macam penyakit dan wabah; serta munculnya virus-virus penyakit yang tidak pernah dikenal sebelumnya terjadi karena umat telah berpaling dari petunjuk Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Padahal, petunjuk Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- sudah cukup untuk memperbaiki keadaan mereka di dunia, mengangkat kedudukan mereka, mengalahkan musuh, dan meraih kemenangan di akhirat. Yaitu, dengan mengikuti petunjuk tersebut dan berpegang teguh dengannya.

Sesungguhnya hal itu merupakan kewajiban yang paling utama atas mereka setelah mengikhlaskan agama kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-semata. Memurnikan ittiba’ kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-merupakan realisasi syahadat Muhammad Rasulullah dan bukti kejujuran syahadat tersebut. Tanpa ittiba’, orang yang mengucapkan syahadat dianggap telah berdusta karena apa yang ia lakukan bertentangan dengan ucapannya. Oleh karena itu, wajib atas setiap Muslim untuk memperbaiki ittiba’ kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dalam setiap urusannya karena itu merupakan jalan untuk meraih kemenangan, dan keselamatan.

Inilah yang dapat kami sajikan sebagian dari beberapa adab kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, yang sebenarnya masih banyak lagi. Namun, apa yang kami sebutkan kirannya telah mencukupi, yang jumlahnya ada sembilan belas adab. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :
Mausu’ah al-Aadaab al-islamiyyah, Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada, E.I. hal. 32-47



























Hit : 2913 | Index Annur | kirim ke teman | versi cetak | Bagikan

| Index Akhlaq dan Tarbiyah

 
   
Statistik Situs
Jum'at,19-4-2024 M 10:29:55 
Hijri: 10 Syawal 1445 H
Hits ...: 311318878
Online : 79 users

Pencarian

cari di  

 

Iklan

















Jajak Pendapat
Rubrik apa yang paling anda sukai di situs ini ?

Analisa
Buletin
Fatwa
Kajian
Khutbah
Kisah
Konsultasi
Nama Islami
Quran
Tarikh
Tokoh
Doa
Hadits
Mu'jizat
Sakinah
Akidah
Fiqih
Sastra
Resensi
Dunia Islam
Berita Kegiatan
Kaset
Kegiatan
Materi KIT
Firqah
Ekonomi Islam
Senyum
Download


Hasil Jajak Pendapat

Mutiara Hikmah

Mathraf bin Abdullah ibnusy Syakhir menulis surat balasan kepada sang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, "Kepada hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, dari Mathraf bin Abdullah. Salamullah 'alaik, ya Amiral Mukminin, wa Rahmatullah wa Barakatuh. Sesungguhnya, aku mengajakmu memuji kepada Allah yang tidak ada tuhan yang hak selain Dia. Amma ba'du. "Jadikanlah rasa tenangmu bersama Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan perhatian penuhmu kepada-Nya. Sesungguhnya, kaum yang merasa damai dengan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan sepenuhnya memberikan perhatiannya kepada-Nya, mereka merasa lebih damai bersama Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dalam kesendirian daripada beramai-ramai dengan jumlah yang banyak, mereka mematikan apa saja di dunia yang mereka khawatirkan akan mematikan hati mereka, mereka meninggalkan apa saja di dunia yang mereka ketahui bakal meninggalkannya, mereka menjadi musuh terhadap apa yang diterima manusia dari dunia. Semoga Allah menjadikan kita semua bagian dari mereka karena mereka sedikit jumlahnya di dunia. Wassalam." (Abdullah bin Abdul Hakam, al-Khalifah al-'Adil Umar bin Abdil Aziz, hal.182)

( Index Mutiara )


Fiqh Wanita

Benarkah Kaum Wanita Tidak Boleh Masuk Masjid Karena Mereka Adalah Najis

Jika Mendapat Kesucian Setelah Shubuh

Haid Datang Beberapa Saat Sebelum Matahari Terbenam

Merasa Ada Darah Tapi Belum Keluar Sebelum Matahari Terbenam

Hukum Wanita Yang Mandi Setelah Jima', Kemudian Keluar Cairan Dari Kemaluannya

Hukum Orang Yang Kentut Terus Menerus.

Shalat Dengan Pakaian Terkena Najis

Hukum Orang Haidh Berdiam di Masjid

Hukum air kencing anak yang mengenai pakaian wanita

Menggunakan air laut untuk berwudlu

Hukum Operasi Cesar

Menyentuh wanita dalam keadaan berwudhu'

Menyentuh wanita asing(selain isteri) dalam keadaan berwudhu'

Hukum membawa Mushaf ke dalam WC

Bersuci dari Air Kencing Bayi

Hukum Wudhunya Orang yang Menggunakan Kutek

Hukum Wudhunya Orang yang Menggunakan Inai (Pacar)

Hukum Wudhunya Wanita yang Tidak Menghilangkan Kutek

Membasuh Kepala Bagi Wanita

Hukum Mengusap Rambut yang Disanggul (dikepang)

Sifat Mandi Junub dan Perbedaan dengan Mandi Haidh

Melepaskan Ikatan Rambut Untuk Mandi Haidh

Haruskah Meresapkan Air ke Dalam Kulit Kepala Dalam Mandi Junub?

Samakah Wanita yang Memiliki Rambut Panjang yang Tidak Digulung dengan yang Digulung

Hukum Mengusap Kain Penutup Kepala Saat Mandi Junub

Haruskah Dua Kali Bersuci Karena Dua Hadats

Wajib Mandikah Wanita Yang Bermimpi (Mimpi Basah)

Jika Seorang Wanita Bermimpi dan Mengeluarkan Cairan yang Tidak Mengenai Pakaiannya, Apakah Ia Wajib Mandi

Wajib Mandikah Bila Keluarnya Mani Karena Syahwat Tanpa Bersetubuh

Berdosakah Seorang Wanita yang Mimpi Bersetubuh Dengan Seorang Pria

Wajib Mandikah Jika Seorang Wanita Memasukkan Tangannya ke Dalam Kemaluannya atau Jika Seorang Dokter Memasukkan Tangannya ke Dalam Kemaluannya

Jika Seorang Ragu Tentang Junubnya

Bolehkah Menunda Mandi Wajib Hingga Terbit Fajar

Bolehkah Orang yang Junub Tidur Sebelum Berwudhu

Mandi Junub Merangkap Mandi Jum'at, atau Merangkap Mandi Haidh dan Mandi Nifas

Apakah Penggunaan Inai Pada Masa Haidh Akan Mempengaruhi Sahnya Mandi Setelah Masa Haidh?

Apakah Tubuh Orang yang Sedang Junub Itu Najis Sebelum Ia Mandi Junub

Masa di Mana Para Wanita yang Sedang Nifas Tidak Boleh Melaksanakan Shalat

Pendapat yang Kuat Tentang Masa Nifas

Nifas, Suci Sebelum Empat Puluh Hari Lalu Berpuasa

Apakah Wanita Nifas yang Suci Sebelum Genap Empat Puluh Hari Tetap Wajib Melaksanakan Ibadah

Nifas, Jika Darah Terus Mengalir Setelah Empat Puluh Hari

Darah Nifas Berhenti Sebelum Empat Puluh Hari, Apakah Hal Ini Membolehkan Shalat Walaupun Darah Itu Kembali Lagi Pada Hari Keempat Puluh

Apakah Masa Nifas Itu Dapat Lebih dari Empat Puluh Hari?

Tidak Mengeluarkan Darah Setelah Melahirkan, Bolehkah Suaminya Mencampurinya?

Jika Wanita Hamil Keluar Darah Banyak Tapi Bayi yang Dikandungnya Tidak Keluar ( Keguguran )

Bila Seorang Wanita Hamil Mengalami Goncangan Namun Ia Tidak Tahu Apakah Kandungannya Keguguran atau Tidak, Dalam Keadaan Ia Mengalami Haidh

Hukum Darah yang Menyertai Keguguran Prematur Sebelum Sempurnanya Bentuk Janin dan Setelah Sempurnanya Janin

Hukum Darah yang Mengalir Terus Menerus Dalam Waktu yang Lama Setelah Keguguran

Keguguran Pada Umur Tiga Bulan Kehamilan, Apakah Tetap Wajib Shalat

Hukum Darah yang Keluar Setelah Keluarnya Janin ( Keguguran )

Keguguran Sebelum dan Setelah Terbentuknya Janin

Banyak Mengeluarkan Darah Saat Keguguran

Keguguran Pada Bulan Ketiga dari Masa Kehamilan, Kemudian Setelah Lima Hari Melaksanakan Puasa dan Shalat

Wajibkah Puasa dan Shalat Bagi Wanita yang Mengalami Keguguran

Kapankah Darah Keguguran Prematur Dianggap Darah Nifas

Mengeluarkan Darah Lebih dari Tiga Hari Sebelum Persalinan

Mengeluarkan Darah Lima Hari Sebelum Datangnya Masa Nifas

Mengeluarkan Darah Satu atau Dua Hari Sebelum Persalinan

Kewajiban Wanita Nifas Pada Akhir Masa Nifas

Darah Nifas Mengalir Kembali Setelah Empat Puluh Hari

Hukum Darah Nifas yang Keluar Lagi

Hal-hal yang Mewajibkan Mandi

Hukum Berhadats Kecil Dan Menyentuh Mushaf

Mencium Istri Tidak Membatalkan Wudhu’

Darah Nifas Berhenti Kemudian Kembali Lagi Setelah Empat Puluh Hari

Yang Dibolehkan Bagi Suami Terhadap Istrinya yang Sedang Nifas

Apakah Disyaratkan Empat Puluh Hari untuk Dibolehkannya Mencampuri Istri Setelah Melahirkan

Hukum Membaca Al-Qur’an Tanpa Wudhu’

Boleh Menyentuh Kaset Rekaman Al-Qur’an Bagi Yang Sedang Junub

Bersetubuh Setelah Tiga Puluh Hari Melahirkan

Darah yang Keluar dari Wanita yang Melahirkan Melalui Operasi

Apakah Tubuh Wanita Nifas Menjadi Najis

Apakah Tubuh Wanita Nifas Menjadi Najis

Cara Shalat Wanita yang Terus Mengeluarkan Darah

Seorang Wanita Meninggalkan Shalat Karena Mengeluarkan Darah, Lalu Beberapa Hari Kemudian Ia Mengeluarkan Da-rah Haidh yang Sebenarnya

Setelah Operasi dan Sebelum Masa Haidh Mengeluarkan Darah Hitam, Kemudian Setelah Itu Masa Haidh Datang

Seorang Wanita Telah Berhenti Masa Haidhnya Karena Usianya yang Sudah Lanjut Kemudian Dalam Suatu Perjalanan Ia Mengeluarkan Darah Terus Menerus

Wanita Mengeluarkan Darah yang Bukan Darah Haidh dan Bukan Pula Darah Nifas

Setelah Bersuci dari Haidh yang Biasanya Selama Sem-bilan atau Sepuluh Hari, Keluar Lagi Darah Pada Waktu-waktu yang Tidak Tentu

Di Bulan Ramadhan Mengeluarkan Darah Sedikit yang Terus Berlanjut Sepanjang Bulan

Setelah Nifas Mengeluarkan Darah Sedikit yang Bukan di Masa Haidh

Cara Bersucinya Wanita Mustahadhah

Perbedaan Antara Darah Haidh dan Darah Istihadhah

Penjelasan Tentang Cairan Berwarna Kuning dan Cairan Keruh Serta Hukumnya, Juga Tentang Cairan Putih (Keputihan)

Penggunaan Pil-pil Pencegah Kehamilan Mengakibatkan Timbulnya Cairan Keruh yang Merusak Haidh

Mengeluarkan Cairan Keruh Sehari atau Dua Hari Sebelum Datangnya Masa Haidh

Hukum Cairan Kuning yang Keluar Sehari atau Dua Hari Sebelum Masa Haidh

Meninggalkan Shalat Karena Mengeluarkan Cairan Keruh Sebelum Haidh

Hukum Cairan Kuning yang Keluar dari Wanita Setelah Suci

Mengeluarkan Tetasan Bening yang Berwarna Agak Kuning di Luar Waktu Haidh

Apakah Cairan yang Keluar dari Wanita Itu Najis dan Membatalkan Wudhu

Hukum Orang yang Yakin Bahwa Cairan-cairan Itu Tidak Membatalkan Wudhu

Jika Wanita yang Mengeluarkan Cairan Terus Menerus Itu Berwudhu, Bolehkah Ia Melakukan Shalat Sunat dan Membaca Al-Qur'an

Jika Wanita yang Mengeluarkan Cairan Terus Menerus Itu Berwudhu, Tapi Kemudian Setelah Berwudhu Itu dan Sebelum Shalat Cairan Itu Keluar Lagi

Bolehkah Wanita yang Terus Mengeluarkan Cairan Melakukan Shalat Dhuha Dengan Wudhu Shalat Shubuh

Bolehkah Melakukan Shalat Tahajud Dengan Wudhu Shalat Isya Bagi Wanita yang Terus Mengeluarkan Cairan?

Cukupkah Membasuh Anggota Wudhu Bagi Wanita Yang Terus Mengeluarkan Cairan?

Bagaimana Hukumnya Jika Cairan Itu Mengenai Bagian Tubuh

Tidak Berwudhu Saat Mengeluarkan Cairan Itu Karena Tidak Tahu

Mengapa Tidak Ada Riwayat dari Rasulullah SAW yang Menyatakan Bahwa Cairan yang Keluar dari Wanita Dapat Membatalkan Wudhu, Sementara Para Shahabiyah Sangat Menjaga Cairan yang Keluar ?

Apa Betul Syaikh Ibnu Utsaimin Berpendapat Bahwa Cairan Tidak Membatalkan Wudhu ?

Mengeluarkan Cairan Setelah Mandi Junub dan Setelah Bangun Tidur

Wanita Hamil Mengeluarkan Cairan Sejak Satu Bulan

Cairan Kuning yang Keluar dari Wanita Perawan dan Janda Tanpa Mimpi

Keluarnya Mani Beserta Air Kencing Kemudian Setelah Itu Keluar Mani Tanpa Syahwat

Saya Mengeluarkan Cairan Putih dan Terkadang Cairan Itu Keluar Ketika Saya Sedang Shalat

Hukum Cairan yang Keluar Setetes Demi Setetes

Hukum Membaca Kitab Tafsir Bagi Wanita Haidh

Bagaimana Shalat Orang Yang Mengidap Penyakit Kencing Netes?

Hukum Kencing Berdiri

Panas Matahari Tidak Menghilangkan Najis

Terkena Najis Setelah Berwudhu

Doa Membasuh Muka Pada Saat Berwudhu.

Doa Mandi Junub

Terkena Najis Setelah Berwudhu

Apakah Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?

Hukum Mimpi (junub) Namun Tidak Keluar Mani

Menyisir Rambut dan Memotong Kuku Saat Haidh

Hukum Berhadats Kecil dan Menyentuh Mushaf


Senyum
Tes Kecerdasan !
Jawablah pertanyaan dibawah ini tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu !

Pertanyaan pertama: jika anda sedang mengikuti lomba lari, kamudian anda bisa mendahului pelari yang kedua, maka pada urutan berapakah anda sekarang?????

Jawaban !
jika anda menjawab bahwa anda diurutan pertama
Maka jawaban anda salah
Sebab jika anda mendahului pelari kedua maka anda hanya menggantikan posisinya diurutan kedua tidak menggantikan posisi pelari urutan pertama.

Sekarang soal kedua: tapi jawablah dengan cepat gak pake lama, oke ?

Pertanyaan: jika anda mendahului pelari terakhir, maka anda diurutan …… ????

Jawaban:
Jika jawaban anda adalah terakhir atau sebelum akhir, maka jawaban anda salah

Karena bagaimana mungkin anda mendahului pelari terakhir padahal yang terakhir itu adalah anda !!!?


Fatwa Puasa

Kapan Remaja Putri Diwajibkan untuk Berpuasa?

Remaja Putri Berusia Dua Belas atau Tiga Belas Tahun Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Tidak Berpuasa Selama Masa Haidh, dan Setiap Kali Tidak Berpuasa Ia Memberi Makan, Apakah Wajib Qadha Baginya

Istri Saya Hamil dan Mengeluarkan Darah Pada Permulaan Ramadhan

Mendapat Kesucian dari Haidh atau dari Nifas Sebelum Fajar dan Tidak Mandi Kecuali Setelah Fajar

Seorang Wanita Mendapat Kesuciannya dari Nifas Dalam Satu Pekan, Kemudian Ia Berpuasa Bersama Kaum Muslimin, Setelah Itu Darah Tersebut Datang Lagi

Mendapat Kesucian Setelah Tujuh Hari Melahirkan Lalu Berpuasa di Bulan Ramadhan

Setelah Empat Puluh Hari Sejak Melahirkan, Darah yang Keluar Berubah, Apakah Saya Harus Shalat dan Puasa

Melahirkan di Bulan Ramadhan dan Tidak Mengqadha Setelah Bulan Ramadhan Karena Ada Kekhawatiran Pada Bayi, Kemudian Pada Bulan Ramadhan Selanjutnya Ia Melahirkan Lagi

Bagaimana Hukumnya Wanita Hamil Dan Menyusui Jika Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan

Bagaimana Hukumnya Jika Wanita Menyusui Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan

Bolehkah Wanita Hamil Tidak Berpuasa

Bagaimana Hukumnya Wanita Hamil yang Tidak Puasa Karena Khawatir Terhadap Janinnya

Meninggalkan Puasa Dengan Sengaja Selama Enam Hari di Bulan Ramadhan Karena Ujian Sekolah

Memaksa Isteri untuk Tidak Berpuasa Dengan Cara Mencampurinya

Memaksa Istri untuk Tidak Berpuasa

Seorang Pria Musafir Tiba di Rumahnya Pada Siang Hari Ramadhan Lalu Ingin Menggauli Istrinya

Apakah Keluar Darah dari yang Hamil Termasuk yang Membatalkan Shaum

Suami Mencium dan Mencumbui Istrinya di Siang Hari Ramadhan

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan -1

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan -2

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan - 3

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -1

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -2

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -3

Menggunakan Inai Pada Rambut Saat Berpuasa

Mengobati Pilek dengan Obat yang Dihirup Melalui Hidung

Apakah Keluarnya Air Ketuban Dapat Membatalkan Puasa

Mengqadha Puasa Bagi yang Tidak Puasa Karena Hamil

Tidak Mampu Mengqadha Puasa

Tidak Berpuasa Karena Sakit Lalu Meninggal Beberapa Hari Setelah Ramadhan

Orang Meninggal yang Mempunyai Tanggungan Puasa

Sekarang Berusia Lima Puluh Tahun, Dua Puluh Tujuh Tahun yang Lalu Tidak Menjalankan Puasa Ramadhan Selama Lima Belas Hari

Beberapa Tahun yang Lalu Tidak Berpuasa Ramadhan Karena Haidh dan Belum Mengqadhanya

Mempunyai Utang Puasa Selama Dua Ratus Hari Karena Ketidaktahuannya dan Sekarang Sedang Sakit

Minum Obat Beberapa Saat Setelah Fajar

Di Depan Keluarganya Ia Berpuasa, Namun Sebenarnya Dengan Cara Sembunyi-sembunyi Ia Tidak Berpuasa Selama Tiga Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan Kedua Telah Datang Tapi Ia Belum Mengqadha Puasa Ramadhan yang Lalu

Tidak Pernah Mengqadha Puasa yang Ditinggalkannya Karena Haidh Sejak Diwajibkan Baginya Berpuasa

Tidak Berpuasa Karena Menyusui Anaknya Dan Belum Mengqadhanya, Kini Anak Itu Telah Berusia Dua Puluh Empat Tahun

Belum Mengqadha Puasa yang Ditinggalkan Pada Dua Tahun Pertama Sejak Menjalankan Puasa Wajib

Menunda Qadha Puasa Hingga

Hikmah dari Diwajibkannya Mengqadha Puasa Tanpa Mengqadha Shalat Bagi Wanita Haidh

Tidak Berpuasa Selama Dua Ramadhan Karena Sakit, Kemudian Pada Ramadhan Ketiga Ia Berpuasa, Apa yang Harus Dilakukan untuk Dua Ramadhan yang Telah Lewat

Meninggalkan Puasa Ramadhan Selama Empat Tahun Karena Gangguan Kejiwaan

Ibu Saya Telah Lanjut Usia, Ia Berpuasa Selama Lima Belas Hari Kemudian Tidak Berpuasa Karena Tak Sanggup Puasa

Mencegah Haidh Agar Bisa Berpuasa

Saya Pernah Bertanya Kepada Seorang Dokter, Ia Mengatakan, Bahwa Pil Pencegah Haidh Itu Tidak Berbahaya

Mengkonsumsi Pil Pencegah Haidh Agar Bisa Berpuasa Bersama Orang-Orang Lainnya

Hukum Mencicipi Makanan Ketika Berpuasa

Mengeluarkan Darah Selama Tiga Tahun, Apa yang Harus Dilakukan di Bulan Ramadhan

Bernadzar untuk Berpuasa Selama Satu Tahun

Hukum Mengisi Bulan Ramadhan Dengan Begadang, Berjalan-jalan di Pasar dan Tidur

Faktor-faktor yang Mendukung Wanita di Bulan Ramadhan

Apa Hukum Berbicara Dengan Seorang Wanita atau Menyentuh Tangannya di Siang Hari Ramadhan

Mengakhirkan Qadha Puasa Ramadhan Hingga Datang Ramadhan Berikutnya.

Berlebihan Dalam Hidangan Buka Puasa

Nilai Sosial Puasa

Apa Yang Lazim Dan Yang Wajib Dilakukan Orang Yang Berpuasa?

Tetesan Obat Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Mencampuri Isteri Pada Hari yang Diragukan

Memberi Makan Kaum Miskin Sebagai Pengganti Puasa Orang Lanjut Usia

Orang yang Tidak Mampu Berpuasa

Terapi di Bulan Ramadhan

Berbukanya Musafir

Berbukanya Wanita Hamil dan Wanita yang Menyusui

Onani/Masturbasi dan Bersetubuh di Siang Bulan Ramadhan

Hukum Darah yang Keluar dari Orang yang Sedang Berpuasa

Masih makan dan minum saat fajar karena ia tidak tahu.

Menonton Televisi Bagi yang Berpuasa

Seorang Musafir Tidak Berpuasa Lalu Ia Memaksa Isterinya yang Sedang Berpuasa untuk Berhubungan Badan

Wajib Puasa Bagi Wanita yang Telah Haidh

Bila Seorang Wanita Melanjutkan Puasanya Kendatipun Keluar Darah Haidh

Mengqadha’ Puasa Beberapa Tahun

Menyepelekan Puasa Sejak Pertama Kali Mengalami Haidh

Berbuka Karena Kesibukannya Dalam Bangunan dan Persiapan Nikah

Orang yang Meninggal di Bulan Ramadhan Tidak Wajib Mengqadha Sisa Harinya

Puasa dan Terapi

Sekitar Nadzar Puasa

Bertekad Puasa Tiga Hari (Tgl 13, 14, 15)

Puasa Pada Hari Sabtu

Hukum Puasanya Orang Yang Tidak Shalat Tarawih

Hukum Mencium Bagi yang Berpuasa

Darah yang Merusak Puasa

Hukum Berbekam Bagi yang Berpuasa dan Hukum Keluarnya Darah

Meninggal Pada Bulan Ramadhan

Terlihatnya Hilal (Bulan) Ramadhan Atau Syawwal di Suatu Negara Tidak Mengharuskan Negara-Negara Lain Mengikutinya

Tidur Sepanjang Hari Ketika Puasa

Berkumur Sampai Airnya Masuk ke Tenggorokan

Hukum Menggunakan Minyak Wangi di Siang Bulan Ramadhan

Makan Karena Lupa Ketika Puasa

Banyak Mandi Ketika Puasa

Tidak Mengqadha Puasa Karena Menghawatirkan Bayinya

Laksanakan Puasa Qadha Lebih Dulu

Panjangnya Malam dan Siang Saat Ramadhan

Negara yang Terlambat Terbenamnya Matahari

Anak Kecil Tidak Wajib Puasa Tapi Disuruh Melaksanakannya

Berbuka Berdasarkan Pemberitahuan Penyiar

Puasa Wishal

Hukum “Hidangan Orang Tua”

I’tikaf dan Syaratnya

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh Atau Beberapa Saat Setelahnya

Tanda Subuh Adalah Terbitnya Fajar

Berpedoman Pada Ru’yat (Penglihatan) Biasa

Puasa Berdasarkan Satu Ru’yat (Penglihatan)

Minum Karena Tidak Tahu Sudah Subuh

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Mag Dan Puasa

Jika Seorang Wanita Suci Setelah Subuh, Maka Ia Harus Berpuasa Dan Mengqadha’

Puasa Dan Junub

Puasanya Orang Yang Meninggalkan Shalat. Berpuasa Tapi Tidak Shalat

Bersetubuh Di Siang Hari Ramadhan Ketika Safar

Sahur Setelah Subuh

Minum Setelah Adzan Subuh

Minum Ketika Adzan Subuh

Suntikan Di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah Dari Orang Yang Sedang Berpuasa

Hukum Cuci Darah Bagi Yang Berpuasa

Hukum Menggunakan Krim Kulit

Hukum Menggunakan Inhaler Bagi Yang Berpuasa

Apakah Debu Membatalkan Puasa?

Hukum Orang Yang Puasa Dan Shalat Hanya Pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang Yang Puasa Tapi Tidak Shalat

Menggunakan Siwak Di Bulan Ramadhan

Hukum Bersiwak Bagi Yang Berpuasa Setelah Tergelincirnya Matahari

Apakah Tanggalnya Gigi Geraham Orang Yang Sedang Berpuasa Membatalkan Puasanya?

Hukum Berenang Bagi Orang Yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan Oleh Orang Yang Sedang Berpuasa

Menunda Qadha’ Puasa Hingga Tiba Ramadhan Berikutnya

Menghadiahkan Pahala Puasa Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Orang Yang Meninggal Dengan Menanggung Qadha’ Puasa

Apakah orang yang meninggal dengan menanggung utang qadha’ puasa boleh dipuasakan untuknya (diqadha’kan)?

Hukum Mengqadha Enam Hari Puasa Syawwal

Mengqadha Enam Hari Puasa Ramadhan di Bulan Syawwal, Apakah Mendapat Pahala Puasa Syawwal Enam Hari

Apakah Suami Berhak untuk Melarang Istrinya Berpuasa Sunat

Hukum Puasa Sunnah Bagi Wanita Bersuami

Hukum Zakat Yang Diserahkan Ke Lembaga Zakat Atau Instansi Pemerintah

Wajibnya Zakat Pada Perhiasan Wanita Yang Digunakan Sebagai Pehiasan Atau Dipinjamkan, Baik Berupa Emas Maupun Perak

Wajibnya Zakat Pada Perhiasan Wanita Jika Mencapai Nishab Dan Tidak Diproyeksikan Untuk Perdagangan

Apakah Seorang Wanita Harus Menggabungkan Perhiasan Putri-Putrinya Ketika Hendak Mengeluarkan Zakat Perhiasannya?

Apa Hukum Zakat Perhiasan Yang Dikenakan

Hukum Buka Warung Di Siang Hari Bulan Ramadhan

Lupa Meniatkan Puasa Bulan Syawwal Dari Sejak Malam Hari, Sah Tidak?

BAGAIMANA MENENTUKAN AWAL PUASA

HIKMAH DIWAJIBKAN MENGQADHA PUASA TETAPI TIDAK MENGQADHA SHALAT

BAGAIMANA PUASA YANG BENAR?

NIAT BERBUKA,TAPI BELUM MAKAN DAN MINUM APAKAH MEMBATALKAN PUASA?

beberapa tanda Lailatul Qadr

Puasa Muharram dan 'Asyura

Nilai Sosial Puasa

Apa Yang Lazim Dan Yang Wajib Dilakukan Orang Yang Berpuasa

Tetesan Air Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Berlebihan Dalam Hidangan Buka Puasa

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh Atau Beberapa Saat Setelahnya

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Mag Dan Puasa

Bersetubuh Di Siang Hari Ramadhan Ketika Safar

Suntikan Di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah Dari Orang Yang Sedang Berpuasa

Hukum Berenang Bagi Orang Yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan Oleh Orang Yang Sedang Berpuasa

HUKUM ORANG YANG PUASA TETAPI TIDAK SHOLAT

Meninggal Pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang Yang Mengakhirkan Qadha Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Perbedaan Ru-yah

Shaum (Berpuasa) Berdasarkan Hisab.

Hukum Puasa Bagi Orang Yang Melanjutkan Makan Sahurnya Setelah Adzan?

Hukum Shiam (Puasa) Yang Dilakukan Pada Masa Nifas.

Mengqadha Shiyam (Puasa) Yang Telah Terlupakan Selama Sepuluh Tahun

Bolehkah Membatalkan Shiyam (Puasa) Yang Diqhadha?

Kafarat Bagi Orang Yang Mengumpuli Istrinya Di Siang Hari Bulan Ramadhan

Mengqadha Shiyam Yang Terlupakan Jumlahnya

Beberapa Permasalahan Wanita Dalam Melakukan Shiyam.

Penentuan Hari dan Shiyam (Puasa) Arafah Pada Tiap Negara

Bid’ahkah Puasa 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah ?

Hisab Dijadikan Acuan Dalam Menentukan Awal dan Akhir Ramadhan

Masalah-Masalah Yang Berkaitan Dengan Niat Dalam Melaksanakan Shiyam (Puasa)

Makan Sahur Ketika Fajar Terbit Tanpa Disadari

Air Yang Masuk Ke Tenggorokan Tanpa Sengaja Ketika Berwudhu

KADAR FIDYAH BAGI ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA KARENA TUA ATAU SAKIT

Memakai Obat Mata Dan Telinga Ketika Berpuasa

Permasalahan-Permasalahan Yang Berkaitan Dengan I'tikaf

Apakah Ada Perselisihan Pendapat Tentang Dianjurkannya Puasa Di Sembilan Hari Awal Bulan Dzulhijah

Menyikapi Dua Hadits Yang Bertentanggan Dalam Masalah Puasa 1-9 Dzulhijjah

Hukum Tidak Berpuasa Karena Alasan Pekerjaan

Hukum tetap berpuasa selama masa haidh karena tidak tahu

Menelan Pil Pencegah Haid

Apakah malam lailatul qadar jatuh pada malam ke-27 dari bulan Ramadhan

Hukum mengakhirkan qadha puasa Ramadhan sebelumnya sampai memasuki bulan Ramadhan yang baru?

Orang Yang Meninggal Dengan Menanggung Qadha' Puasa

Antara Berbuka atau Berpuasa Saat Safar (Bepergian)

Jika Terjadi Perbedaan Hari Arafah

Jika Puasa Arafah Jatuh Pada Hari Sabtu..?

Berpuasa Tapi Meninggalkan Shalat

Antusias Ibadah Saat Ramadhan Saja

Kesalahan Sebagian Muda-Mudi Saat Puasa

Apa yang Lazim dan yang Wajib Dilakukan Orang yang Berpuasa?

Tetesan Obat Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh atau Beberapa Saat Setelahnya

Tanda Subuh adalah Terbitnya Fajar

Berpedoman pada Ru'yah [Penglihatan] Semata

Puasa Berdasarkan Satu Ru'yah [Penglihatan]

Minum Karena Tidak Tahu Sudah Subuh

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Maag dan Puasa

Jika Seorang Wanita Suci Setelah Shubuh, maka Ia Harus Berpuasa dan Mengqadha'

Puasa dan Junub

Puasanya Orang yang Meninggalkan Shalat. Berpuasa Tapi Tidak Shalat

Bersetubuh di Siang Hari Ramadhan ketika Safar

Sahur Setelah Subuh

Minum Setelah Adzan Subuh

Minum ketika Adzan Subuh

Suntikan di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah dari Orang yang Sedang Berpuasa

Hukum Cuci Darah bagi yang Berpuasa

Hukum Menggunakan Krim Kulit

Hukum Menggunakan Inhaler bagi yang Berpuasa

Apakah Debu Membatalkan Puasa?

Hukum Orang yang Puasa dan Shalat Hanya pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang yang Puasa Tapi Tidak Shalat

Menggunakan Siwak di Bulan Ramadhan

Hukum Bersiwak bagi yang Berpuasa Setelah Tergelincirnya Matahari

Apakah Tanggalnya Gigi Geraham Orang yang Sedang Berpuasa Membatalkan Puasanya?

Hukum Berenang bagi Orang yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan oleh Orang yang Sedang Berpuasa

Menunda Qadha Puasa Hingga Tiba Ramadhan Berikutnya

Menghadiahkan Pahala Puasa untuk Orang yang Sudah Meninggal

Orang yang Meninggal dengan Menanggung Qadha Puasa

Apa Petunjuk Rasul dan Para Sahabat di Bulan Ramadhan ?

Keadaan Para Sahabat di Musim-musim Kebaikan

Makna Berpuasa Karena Iman dan Mengharap Pahala

Hal-hal yang Hendaknya Dilakukan Orang yang Berpuasa

Sebelum Rakaat Terakhir Shalat Witir Berniat Puasa

Banyak Berbicara Saat Berpuasa


Puasa Asyura Terlewatkan Karena Lupa


Kajian Ramadhan

Menyambut Bulan Ramadhan

Keutamaan Bulan Ramadhan

Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan

Kiat-Kiat Menghidupkan Bulan Ramadhan...!

Panduan Ringkas Puasa Ramadhan

Hikmah dan Manfa'at Puasa

Qiyam Ramadhan

Adab Shalat Tarawih Bagi Wanita

Nuzulul Qur'an Sebagai Peringatan atau Pelajaran

I'tikaf Hukum dan Keutamaanya

Menggapai Lailatul Qadar

Ramadhan Bersama al-Qur'an

Kesalahan-Kesalahan Dalam Bulan Ramadhan (1)

Kesalahan-Kesalahan Dalam Bulan Ramadhan (2)

Zakat Fitrah

Kebahagiaan Bersama Iedul Fithri

Ramadhan Telah Berlalu

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal

Waspada Terhadap Hadits-Hadits Dha'if (Lemah) Seputar Ramadhan


Fatwa Haji & Qurban

Apa hikmah thawaf(disekitar Ka'bah)? Apakah hikmah mencium Hajar Aswad adalah tabarruk (memohon barakah) kepadanya?

Disyari'atkannya menyembelih hewan qurban

Hukum menyembelih hewan qurban dan cara membagikan dagingnya

Mana yang lebih utama, berqurban dengan menyembelih sapi atau domba?

Menyembelih seekor sapi untuk tujuh orang

Seekor unta untuk satu orang

Umur hewan qurban

Hewan Yang Tidak Sah Dijadikan Hewan Qurban

Berqurban dengan harga hewan qurban

Penerima daging hewan qurban

Membagikan hewan qurban kepada orang kafir

Menyembelih sebelum Imam menyembelih

Barang siapa ingin berqurban, maka janganlah mengambil(memotong) rambut dan kukunya

Hukum wanita yang melakukan haji tanpa mahram

Hukum orang yang ingin melakukan haji namun masih memiliki hutang

Mahram Tidak Sanggup Mendampingi Dalam Ibadah Haji

Wanita Yang Mengaku Islam Ingin Menunaikan Haji

Apakah Suami Seorang Perempuan Bisa Menjadi Mahram Bagi Bibi Perempuan Tersebut

Wanita Ingin Haji Didampingi Anak Laki-Lakinya Yang Belum Baligh

Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya

Mahram Wanita Meninggal Pada Saat Ibadah Haji

Izin Suami Untuk Pergi Haji

Hukum Haji Bagi Wanita Tidak Mendapat Izin Dari Suaminya

Biaya Haji Ditanggung Wanita

Mengganti Haji Wanita Tua Lagi Buta

Wanita Haji Bersama Lelaki Yang Bukan Mahram

Wanita Pergi Haji Bersama Lelaki Shalih Yang Disertai Keluarganya

Seorang Wanita Mendatangkan Ibunya Untuk Diajak Pergi Haji

Anak Laki-Laki Yang Sudah Mumayyiz Menjadi Mahram

Wanita Pergi Haji Dengan Harta Suaminya

Wanita Haid Melewati Miqat Dengan Tidak Ihram

Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan

Wanita Niat Haji Tamattu', Kemudian Tidak Memungkinkan Thawaf Dan Sa'i Kemudian Dia Menuju Ke Mina Dan Arafah

Mencium Hajar Aswad Pada Waktu Mulai Thawaf

Wanita Shalat di Belakang Maqam Ibrahim

Wanita Mendaki Shafa dan Marwah

Apakah lari-lari kecil pada tiga putaran pertama dari thawaf qudum khusus bagi laki-laki saja

Apakah Wanita Mempercepat Sa'i Tatkala Berada

Wanita Menyesal Karena Berumrah, Tapi Tidak Men-ziarahi Makam Rasul

Wanita Mencium Hajar Aswad

Wanita Keluar Dari Muzdalifah

Wanita Mencukur Rambut Pada Saat Haji Dan Umrah

Bentuk Pakaian Ihram Bagi Wanita

Wanita Telah Menyelesaikan Semua Manasik Haji Kecuali Melempar Jumrah Karena Punya Anak Kecil

Wakil Dalam Melempar Jumrah

Wanita Telah Selesai Dari Seluruh Manasik Kecuali Menggunting Rambut

Thawaf Ifadhah Diganti Dengan Thawaf Wada'

Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit Saat Ihram

Melaksanakan Ibadah Haji Tanpa Ihram

Menggauli Istri Disaat Ibadah Haji

Menggauli Istri Setelah Tahallul Awal

Wanita Haid Tinggal di Jeddah Sebelum Thawaf Ifadhah dan Thawaf Wada' Setelah Suci Digauli Suaminya

Wanita Meletakkan Kayu atau Pengikat Untuk Mengangkat Jilbab Dari Wajahnya

Rambut Kepala Rontok Dengan Sendirinya

Wanita Pulang ke Negerinya Sebelum Thawaf Ifadhah

Pakaian Ihram Wanita Dan Hukum Mengenakan Cadar dan Sarung Tangan

Hukum Sarung Tangan Dan Kaos Kaki Saat Ihram

Hukum Mengenakan Purdah Dan Masker Saat Ihram

Hukum Membuka Wajah Dan Telapak Tangan

Menggauli Istri Setelah Selesai Ihram

Hukum Ihram Disaat Haid

Wanita Berihram Dari Miqat Sebelum Suci

Wanita Ihram Bersama Suaminya Dalam Keadaan Haid dan Tatkala Ia Telah Suci, Ia Umrah Sendirian

Wanita Dalam Kondisi Haid Dan Nifas Saat Akan Ihram

Ihram Dari Sail Dalam Keadaan Haid Lalu Pergi ke Jeddah dan Setelah Suci Menyempurnakan Ibadah Haji

Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan Ibadah Haji

Fadhilah Ibadah Haji Itu Sangat Besar

Tidak Wajib Melakukan Ibadah Haji Kecuali Orang Yang Mampu

Suatu Masalah Penting Bagi Orang Yang Thawaf

Setiap Orang Dari Anda Wajib Bayar Fidyah

Anda Mempunyai Dua Pilihan

Tidak Apa-Apa Istirahat Sejenak Di Waktu Thawaf

Shalat Sunnat Dua Rakaat Thawaf Boleh Di Lakukan Di Setiap Masjid

Hajinya Orang Yang Meninggalkan Shalat

Berihram Dengan Dua Haji Atau Dua Umrah Tidak Boleh?

Perempuan Haid Sebelum Melaksanakan Thawaf Ifadhah Dan Tidak Bisa Menunggu Hingga Suci

Hukum Melontar Dengan Kerikil Bekas Pakai

Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Oleh Orang Yang Berkesempatan Menunaikan Ibadah Haji?

Ketaatan-Ketaatan Itu Mempunyai Ciri Yang Tampak Pada Pelakunya

Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke Kampung Halamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji

Perempuan Telah Berniat Padahal Ia Sedang Haid Atau Nifas

Menghajikan Orang Tua (Ayah) Dengan Harta Yang Telah Diwasiatkan

Melaksanakan Haji Dibiayai Suatu Yayasan

Menunaikan Ibadah Haji Dengan Hutang Atau Kredit

Pakain Berjahit Yang Dilarang Adalah Jahitannya Yang Meliputi Seluruh Tubuh

Mendahulukan Sa’i Daripada Thawaf

Cukur Rambut Itu Gugur Bagi Orang Yang Berkepala Botak (Tidak Berambut)

Harus Melakukan Thawaf Wada’ (Perpisahan) Jika Kepulangannya Tertunda Di Mekkah

Hukum Melontar Jumroh Aqabah Di Malam Hari

Sanggahan Terhadap Orang Yang Berpendapat Bahwa Jeddah Adalah Miqat

Ini Termasuk Sunnah Yang Dilupakan

Tutuplah Kepala Anda... Anda Wajib Bayar Fidyah

Sa’i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji

Nabi Tidak Pernah Menentukan Do’a Khusus Untuk Thawaf

Tidak Ada Kewajiban Bagi Anda

Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir

Inilah Hari-Hari Tasyriq

Ini Adalah Maksiat Besar

Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji Atau Umrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya

Keteladanan Itu Ada Pada Rasulullah

Saat Thawaf atau Sa'i Afdhalnya Adalah Menyibukkan Diri Dengan Dzikir

Hukumnya Berbeda, Tergantung Kepada Perbedaan jenis Iddah

Anda Wajib Bertobat Kepada Allah Dan Mengulangi Thawaf

Anda Wajib Menundukkan Pandangan

Thawaf Wada’ Itu Adalah Nusuk Wajib

Tersentuh Tubuh Wanita Tidak Membatalkan Thawaf

Tidak Boleh Bagi Jama’ah Haji Keluar Ke Jeddah Pada Hari ‘Idul Adha

Bagi Orang Yang Sehat Tidak Boleh Mewakilkan Di Dalam Melontar Jumroh

Jama’ah Haji Pergi Ke Jeddah

Seputar Sa’i Dan Thawaf

Hukum Melontar Jumroh Pada Hari-Hari Tasyriq Sekaligus

Tidak Mabit Di Muzdalifah Apakah Mewajibkan Hadyu?

Waktu Melontar Jumroh ‘Aqabah

Menghadiahkan Pahala Amal Seperti Thawaf

Hak Allah Lebih Penting Daripada Hak Suami

Larangan-Larangan Ihram

Menggunakan Pil Pencegah Haid Untuk Ibadah Haji

Hikmah Di Balik Mencium Hajar Aswad

Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka’bah Dan Menujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau

Kepergian Wanita Untuk Haji Atau Umrah Tanpa Didampingi Mahramnya

An-Nusuk dan Macam-macamnya

Kepergian Wanita Untuk Haji Atau Umrah Tanpa Didampingi Mahramnya

Hukum Ibadah Haji

Hukum Ibadah Umrah

Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji Itu Segera, Ataukah Dapat Ditunda

Syarat Wajib Haji dan Umrah

Syarat Ijza’ (Tertunaikannya Kewajiban) di Dalam Melaksanakan Ibadah Haji

Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji

Apa yang Harus Dipersiapkan Oleh Seorang Muslim untuk Menunaikan Haji dan Umrah?

Mempersiapkan Diri Dengan Taqwa

Waktu Musim Haji

Hukum Melakukan Ihram Haji Sebelum Ketentuan Waktunya Tiba

Penjelasan Tentang Miqat Haji (Tempat-tempat Berihram)

Hukum Berihram Sebelum Sampai di Tempat Ihram (Miqat)

Hukum Orang yang Melalui Miqat Dengan Tidak Berihram

Perbedaan Antara Ihram Sebagai Kewajiban dan Ihram Sebagai Rukun Haji

Hukum Melafalkan Niat di Saat Berihram

Tata Cara Berihramnya Orang yang Datang ke Mekkah Melalui Udara

Tata Cara Melakukan Ibadah Haji

Rukun Umrah

Rukun Haji

Hukum Meninggalkan Salah Satu Rukun Haji atau Umrah

Kewajiban-kewajiban Haji

Hukum Mengabaikan Salah Satu dari Kewajiban Haji atau Umrah

Cara Menunaikan Haji Qiran

Hukum Melakukan Umrah Sesudah Beribadah Haji

Hukum Berpindah Niat dari Satu Bentuk Ibadah Haji ke Bentuk Ibdah Haji yang Lain

Hukum dan Ketentuan-ketentuan Mewakilkan Kepada Orang Lain di Dalam Menunaikan Haji

Syarat Seorang Pengganti Dalam Menunaikan Ibadah Haji

Mencari Uang Dengan Cara Menghajikan Orang Lain yang Niatnya Hanya Mencari Uang Semata

Apakah Orang yang Mengerjakan Haji untuk Orang Lain Mendapat Pahala Sebagian Amalan Haji?

Arti Mewakili Sebagian Amalan Haji

Mengkiaskan Perwakilan Dalam Melontar Kepada Amalan/ Manasik Haji Lainnya

Tidak Mampu Menyempurnakan Salah Satu Manasik, Apa yang Harus Dilakukan?

Hukum Orang yang Wafat di Saat Sedang Ihram Menunaikan Manasik

Cara Bersyarat Jika Tak mampu Menyempurnakan Amalan Haji

Kalimat Bersyarat

Pantangan Ihram

Hukum Meletakkan Sesuatu yang Menempel di Kepala Orang yang Sedang Ihram

Perbedaan Antara Niqab dengan Burqa’

Bagaimana Cara Wanita yang Sedang Berihram Menutup Wajahnya di Hadapan Laki-Laki

Haji Yang Bagaimana Yang Dapat Menghapus Dosa Itu?

Berkurban Untuk Mayit, Bolehkah?

Mengucapkan NIAT Ketika BERQURBAN

Menyembelih Kurban Bagi Seorang Yang Melaksanakan Haji Untuk Orang Lain

Tuntunan Melaksanakan Ibadah Haji

Manusia Berhaji Sebelum Kedatangan Islam

Hukum Berkurban dan Berserikat dalam Berkurban

Mengulangi Haji dan Umrah


Kurban Satu Ekor Kambing untuk Dua Orang Saudara Sekandung dalam Satu Rumah

Apabila Hari Arafah Berbeda

 
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info@alsofwah.or.id | website: www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh dicopy & diperbanyak dengan syarat mencantumkan sumber: http://alsofwah.or.id serta tidak untuk komersil.