Dianjurkan menjenguk orang sakit, dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim,
ÎóãúÓñ ÊóÌöÈõ áöáúãõÓúáöãö Úóáóì ÃóÎöíúåö – æÐßÑ ãäåÇ : ÚöíóÇÏóÉõ ÇáãóÑöíúÖö
Saat menjenguk orang sakit, dianjurkan menanyakan kondisi orang sakit. Apabila menjenguk orang sakit, Nabi shallallohu 'alaihi wasallam biasa mendekatinya, lalu menanyakan kondisinya.
Menjenguk orang sakit dianjurkan setiap dua hari sekali, atau tiga hari sekali, kecuali bila yang bersangkutan memang senang dijenguk setiap hari. Tidak duduk lama-lama dekat orang sakit, kecuali bila dia memang menyukainya.
Dianjurkan mengucapkan kepada orang sakit,
áÇóÈóÃúÓó Úóáóíúßó ØóåõæúÑñ Åöäú ÔÇóÁó Çááåõ
Berusaha menenangkan hatinya, mendoakannya agar lekas sembuh, meruqyahnya dengan al-Quran terutama sekali surat al-Faatihah, surat al-Ikhlas dan al-Mu’awwidzatain (al-Falaq dan an-Naas).
Bagi orang sakit, disunnahkan hal-hal berikut: Memberi wasiat atau berpesan terkait dengan hartanya untuk fi sabilillah. Ia juga harus berpesan untuk dibayarkan hutang-hutangnya, dikembalikan titipan atau amanah orang yang ada dalam hartanya. Ini dianjurkan, bahkan bagi orang yang masih sehat, berdasarkan sabda Nabi shallallohu 'alaihi wasallam,
ãÇó ÍóÞøõ ÇöãúÑöÆò ãõÓúáöãò áóåõ ÔóíúÁñ íõæúÕöí Èöåö íóÈöíúÊõ áóíúáóÊóíúäö ÅöáÇøó æóæóÕöíøóÊõåõ ãóßúÊõæÈóÉñ ÚöäúÏóåõ
Orang yang sakit hendaknya berbaik sangka kepada Allah. Karena Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi,
ÃóäÇó ÚöäúÏó Ùóäøö ÚóÈúÏöí Èöí
Bagi orang yang datang menjenguk orang sakit, dianjurkan untuk memotivasinya agar senantiasa berharap rahmat Allah, menguatkan sisi harapan daripada sisi ketakutan. Adapun di saat sehat, rasa berharap dan rasa takut harus berimbang. Karena orang yang didominasi rasa takut, pasti akan mudah putus asa. Sementara orang yang didominasi rasa berharap, akan terjebak pada rasa aman terhadap siksa Allah.
Sakaratul Maut
Kalau orang sakit sudah mengalami sekarat, dianjurkan untuk dibimbing membaca Laa Ilaaha Illallah (ditalqinkan), berdasarkan sabda Nabi shallallohu 'alaihi wasallam,
áóÞøöäõæÇ ãóæúÊÇóßõãú áÇóÅöáåó ÅöáÇøóÇááåõ
Tujuannya adalah agar orang sakit meninggal dunia dengan kalimat tauhid, sehingga kalimat tauhid itu menjadi ucapan terakhirnya. Dari Mu’adz diriwayatkan hadits secara marfu’,
ãóäú ßÇóäó ÂÎöÑõ ßóáÇóãöåö áÇóÅöáåó ÅöáÇøó Çááåõ ÏóÎóáó ÇáÌóäøóÉó
Talqin atau bimbingan itu hendaknya dilakukan dengan santun, tidak boleh terlalu sering agar ia tidak merasa kepayahan dalam kondisinya yang sedemikian rupa. Disunnahkan untuk menghadapkannya ke kiblat. Wallahu a’lam.
(Izzudin Karimi)