Artikel Hadits : HADITS LEMAH DAN PALSU SEPUTAR RAJAB Jumat, 02 Juli 10 Inilah beberapa hadits yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab, yang tidak ada satu pun di dalamnya hadits yang tsabit (benar/shahih), sebagaimana dikatakan oleh sebagian besar ahli ilmu. Akan tetapi, sangat disayangkan banyak sekali kaum muslimin yang meriwayatkan hadits-hadits yang dusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, padahal Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengancam orang-orang yang berdusta atas nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan ancaman yang sangat keras yaitu, untuk mempersiapkan tempat duduknya di Neraka. Demikian juga orang-orang yang meriwayatkan hadits dha’if sedangkan dia tahu kedha’ifannya maka dia termasuk salah seorang dari pendusta. Dan di antara hadits-hadits tersebut adalah:
Hadits-hadits dha’if (lemah) seputar bulan Rajab
Hadits pertama: Åä Ýì ÇáÌäÉ äåÑ íÞÇá áå ÑÌÈ ãÇÄå ÃÔÏ ÈíÇÖðÇ ãä ÇááÈä æÃÍáì ãä ÇáÚÓá ãä ÕÇã íæãðÇ ãä ÑÌÈ ÓÞÇå Çááå ãä Ðáß ÇáäåÑ .
“ Sesungguhnya di Surga ada sungai yang diberi nama Rajab, airnya lebih putih dari susu dan lebih manis dari madu. Barang siapa berpuasa satu hari dari Rajab, Allah akan memberinya minum darisungai tersebut.”
Diriwayatkan oleh al-Baihaqi di Syu’abul Iman (3/368 no hadits. 3800), diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban di adh-Dhu’afaa’ (2/234), ad-Dailami (1/2/281) sebagaimana di dalam kitab adh-Dha’ifah karya al-Albani (4/371 no. hadits 1898), al-Ashbahani di kitab at-Targhiib wa at-Tarhiib (2/746), dan Rafi’i dari jalur al-Kholil bin ‘Abdul Jabbar al-Qozwaini dalam kitab Fadhail Rajab wa Sya’ban wa Ramadhan (1/165)
Hadits kedua: " Ãä ÑÓæá Çááå -Õáì Çááå Úáíå æÓáã- áã íÕã ÈÚÏ ÑãÖÇä ÅáÇ ÑÌÈðÇ æÔÚÈÇä ".“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak berpuasa sama sekali setelah Ramadhan kecuali Rajab dan Sya’ban.”
Ibnu Hajar (salah seorang ulama madzhab Syafi’iyah) rahimahullah, Imam al-Baihaqi rahimahullah berkata –lalu beliau membawakan hadits di atas- dan berkata:”Itu adalah hadits munkar karena adanya Yusuf bin ‘Athiyah, dia adalah lemah sekali (dha’if jiddan). Lihat kitab ”Tabyiinul ‘Ujab” hal 12.
Hadits ketiga: ßÇä ÅÐÇ ÏÎá ÑÌÈ ÞÇá Çááåã ÈÇÑß áäÇ Ýí ÑÌÈ æÔÚÈÇä¡ æÈáÛäÇ ÑãÖÇä). æßÇä ÅÐÇ ßÇäÊ áíáÉ ÇáÌãÚÉ ÞÇá : åÐå áíáÉ ÛÑÇÁ æíæã ÃÒåÑ) (ÇáÈíåÞí¡ æÇÈä ÚÓÇßÑ)Úä ÃäÓ– ÑÖí Çááå Úäå -. “Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apanila memasuki bulan Rajab membaca:” Ya Allah berkahilah kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan.” Dan apabila melam jum’at (pada bulan itu), beliau bersabda:”Ini adalah malam yang indah dan hari yang bersinar.”
Hadits Dha’if berdasarkan tahqiq/penelitian Syaikh al-Albani rahimahullah, lihat kitab Dha’if al-Jami’.
Imam an-Nawawi rahimahullah mendhai’ifkan hadits ini sebagaimana dalam kitab al-Adzkar. Adz-Dzahabi rahimahullah juga mendha’ifkannya sebagaimana dalam kitab al-Mi’zan (mizanul I’tidal) 3/96.
Hadits keempat: Õæã Ãæá íæã ãä ÑÌÈ ßÝÇÑÉ ËáÇË Óäíä¡ æÇáËÇäí ßÝÇÑÉ ÓäÊíä¡ æÇáËÇáË ßÝÇÑÉ ÓäÉ¡ Ëã ßá íæã ÔåÑÇ) (ÃÈæ ãÍãÏ ÇáÎáÇá Ýí ÝÖÇÆá ÑÌÈ) Úä ÇÈä ÚÈÇÓ– ÑÖí Çááå ÚäåãÇ -. ”Berpuasa di hari pertama bulan Rajab adalah penebus (dosa) selama tiga tahun, di hari kedua adalah penebus dua tahun dan di hari ketiga adalah penebus satu tahun, kemudian setiap satu hari (setelah itu) penebus satu bulan.” Diriwayatkan oleh Muhammad al-Khalal dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu'anhuma.
Hadits dha’if. Lihat Dha’if al’Jami’ no.3500 oleh Syaikh al-Albani rahimahullah.
Beberapa hadits palsu seputar Rajab
Hadits pertama: “ ÑÌÈ ÔåÑ Çááå ÇáÃÕã¡ ãä ÕÇã ãä ÑÌÈ íæãðÇ ÅíãÇäðÇ æÇÍÊöÓÇÈðǺ ÇÓÊæÌÈ ÑÖæÇä Çááå ÇáÃßÈÑ”. “Rajab adalah bulan Allah al-asham, barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab karena keimanan dan mengharap pahala, maka pasti mendapatkan keridhaan Allah yang Mahabesar.”
Lihat kitab ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 17, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 439 hadits no.1260.
Hadits kedua: " ãä ÕÇã ËáÇËÉ ÃíÇã ãä ÑÌÈ ßÊÈ Çááå áå ÕíÇã ÔåÑ¡ æãä ÕÇã ÓÈÚÉ ÃíÇã ÃÛáÞ Úäå ÓÈÚÉ ÃÈæÇÈ ãä ÇáäÇÑ". “Siapa saja yang berpuasa tiga hari di bulan Rajab, Allah tuliskan baginya (pahala) puasa satu bulan, dan siapa saja yang berpuasa tujuh harim, ditutup untuknya tujuh pintu dari Neraka.”
Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/206), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 18, “al-laali al-Mashnu’ah” karya as-Suyuthi (2/115) dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 100 hadits no.228.
Hadits ketiga: " ÝÖá ÑÌÈ Úáì ÓÇÆÑ ÇáÔåæÑ ßÝÖá ÇáÞÑÂä Úáì ÓÇÆÑ ÇáÃÐßÇÑ ". “Keutamaan bulan Rajab dibandingkan bulan-bulan lain seperti keutamaan al-Qur’an dibandingkan dzikir-dzikir yang lain.”
Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata setelah menyebutkan hadits tersebut: ”Dan para perawi sanad ini adalah tsiqah (terpercaya) kecuali as-Saqathi, maka dia adalah cacat, dan dia terkenal sebagai pemalsu hadits.” lihat ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 17.
Hadits keempat: " ãä Õáì ÇáãÛÑÈ Ýí Ãæá áíáÉ ãä ÑÌÈ Ëã Õáì ÈÚÏåÇ ÚÔÑíä ÑßÚÉ íÞÑà Ýí ßá ÑßÚÉ ÈÝÇÊÍÉ ÇáßÊÇÈ¡ æÞá åæ Çááå ÃÍÏ ãÑÉ¡ æíÓáã Ýíåä ÚÔÑ ÊÓáíãÇÊ¡ ÃÊÏÑæä ãÇ ËæÇÈå¿ ÞÇá: ÍÝÙå Çááå Ýí äÝÓå æÃåáå æãÇáå ææáÏå¡ æÃÌíÑ ãä ÚÐÇÈ ÇáÞÈÑ¡ æÌÇÒ ÇáÕÑÇØ ßÇáÈÑÞ ÈÛíÑ ÍÓÇÈ æáÇ ÚÐÇÈ ".
“Barang siapa yang shalat maghrib pada malam pertama bulan Rajab kemudian setelah itu shalat 20 raka’at, dia membaca di setiap raka’at surat al-Fatihah dan Qul huwallahu ahad sekali, dan salam di dalam shalat tersebut sepuluh kali salam. Tahukah kalian apa pahalanya?” Beliau bersabda:”Allah akan menjaga jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya, dilindungi dari siksa kubur dan dia akan melewati sirath tnapa hisab dan adzab seperti kilat.”
Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/123), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 20, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47 hadits no.144.
Hadits kelima: " ãä ÕÇã ãä ÑÌÈ æÕáì Ýíå ÃÑÈÚ ÑßÚÇÊ ... áã íãÊ ÍÊì íÑì ãÞÚÏå ãä ÇáÌäÉ Ãæ íõÑì áå " “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Rajab dan shalat di dalamnya 4 raka’at…tidak akan mati sebelum melihat tempat duduknya di Surga atau diperlihatkan kepadanya.”
Hadits maudhu’/palsu. Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/124), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 21, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47 hadits no.145.
Hadits keenam: " ÑÌÈ ÔåÑ Çááå¡ æÔÚÈÇä ÔåÑí¡ æÑãÖÇä ÔåÑ ÃãÊí ... æáßä áÇ ÊÛÝáæÇ Úä Ãæá áíáÉ ÌãÚÉ ãä ÑÌȺ ÝÅäåÇ áíáÉ ÊÓãíåÇ ÇáãáÇÆßÉ ÇáÑÛÇÆÈ¡ æÐáß Ãäå ÅÐÇ ãÖì ËáË Çááíá áÇ íÈÞì ãáß ãÞÑÈ Ýí ÌãíÚ ÇáÓãÇæÇÊ æÇáÃÑÖ ÅáÇ æíÌÊãÚæä Ýí ÇáßÚÈÉ æÍæÇáíåÇ¡ ÝíØáÚ Çááå -ÚÒ æÌá- Úáíåã ÇØáÇÚÉ ÝíÞæá: ãáÇÆßÊí Óáæäí ãÇ ÔÆÊã¡ ÝíÞæáæä: íÇ ÑÈäÇ ÍÇÌÊäÇ Åáíß Ãä ÊÛÝÑ áÕæã ÑÌÈ¡ ÝíÞæá Çááå -ÚÒ æÌá-: ÞÏ ÝÚáÊ Ðáß. Ëã ÞÇá -Õáì Çááå Úáíå æÓáã-: æãÇ ãä ÃÍÏ íÕæã íæã ÇáÎãíÓ Ãæ ÎãíÓ Ýí ÑÌÈ¡ Ëã íÕáí ÝíãÇ ÈÚÏ Èíä ÇáÚÔÇÁ æÇáÚÊãÉ¡ íÚäí áíáÉ ÇáÌãÚÉ ËäÊí ÚÔÑÉ ÑßÚÉ ... " ÅáÎ. ”Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku….Akan tetapi janganlah kalian lupa/lalai dengan jum’at pertama di bulan Rajab. Maka sesungguhnya dia adalah malam yang diberi nama oleh Malaikat “ar-Raghaaib”. Hal itu apabila telah berlau sepertiga malam, tidak tinggal malaikat muqarrab (yang dekat dengan Allah) di seluruh langit dan bumi kecuali mereka berkumpul di Ka’bah dan sekitarnya, maka Allah nampak kepada mereka seraya berfirman:” Wahai Malaikat-Ku mintalah kalian kepada-Ku apa yang kalian inginkan.”Maka mereka berkata:”Wahai Rabb kami hajat kami kepada-Mu adalah supaya Engkau mengampuni (orang yang) puasa Rajab” Maka Allah berfirman:”Aku telah melakukannya”. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Tidak seorang pun berpuasa hari kamis atau kamis di bulan Rajab, lalu shalat antara maghrib dan isya, yakni malam jum’at 12 raka’at……sampai akhir hadits.
Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/124-126), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 22-24, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 47-50 hadits no.146.
Hadits ketujuh: " ãä Õáì áíáÉ ÇáäÕÝ ãä ÑÌÈ ÃÑÈÚ ÚÔÑÉ ÑßÚÉ¡ íÞÑà Ýí ßá ÑßÚÉ ÇáÍãÏ ãÑÉ¡ æÞá åæ Çááå ÃÍÏ ÚÔÑíä ãÑÉ". ”Siapa saja yang shalat pada malam nishfu (pertengahan) Rajab empat belas raka’at, dia membaca di setiap raka’at al-Fatihah satu kali dan Qul Huwa Allahu Ahad 21 kali…”
Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/126), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 25, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 50 hadits no.147.
Hadits kedelapan: " Åä ÔåÑ ÑÌÈ ÔåÑ ÚÙíã¡ ãä ÕÇã ãäå íæãðÇ ßÊÈ Çááå áå Õæã ÃáÝ ÓäÉ ... " ÅáÎ. ”Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, siapa saja yang berpuasa satu haru di dalamnya, Allah menulis/menetapkan untuknya puasa seribu tahun….sampai akhir hadits.”
Hadits maudhu’/palsu.Lihat kitab “al-Maudhu’at” karya Ibnul Jauzi (2/206-207), ” Tabyiinul ‘Ujab” hal 26, dan “al-Fawaaid al-Majmu’ah” karya asy-Syaukani hal. 101 hadits no.289.
Hadits kesembilan: ÎãÓ áíÇá áÇ ÊÑÏ Ýíåä ÇáÏÚæÉ Ãæá áíáÉ ãä ÑÌÈ ¡ æáíáÉ ÇáäÕÝ ãä ÔÚÈÇä¡ æáíáÉ ÇáÌãÚÉ¡ æáíáÉ ÇáÝØÑ¡ æáíáÉ ÇáäÍÑ) (ÇÈä ÚÓÇßÑ) Úä ÃÈí ÃãÇãÉ – ÑÖí Çááå Úäå -. ”Lima malam yang do’a tidak ditolak pada malam-malam itu : melam pertama bulan Rajab, malam nishfu Sya’ban, malam jum’at, malam ’iedul fithri, dan malam Qurban (‘iedhul adha)” (riwayat Ibnu ‘Asakir dari Abu Umamah radhiyallahu 'anhu)
[b[]Hadits Palsu. berdsarkan penelitian Syaikh al-Albani rahimahullah, lihat kitab Dha’if al-Jami’ no.2852 dan Silsilah adh-Dha’ifah 3/649 no.1452
Dan masih banyak hadits-hadits dha’if maupun palsu yang bertebaran di tengah-tengah kaum Muslimin tentang bulan Rajab, yang hendaknya setiap muslim berhati-hati dan waspada dengan hadits-hadits tersebut. Wallahu A’lam
Tidak boleh mengkhususkan ibadah tertentu di bulan Rajab.
Berdasarkan keterangan yang telah lalu, maka dapat disimpulkan bahwasanya menkhususkan ibadah-ibadah tertentu pada bulan Rajab tidak diperbolehkan, bahkan hal itu termasuk perbuatan Bid’ah. Hal itu karena hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan bulan Rajab adalah dha’if ataupun palsu.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani asy-Syafi’i rahimahullah: [áã íÑÏ Ýí ÝÖá ÔåÑ ÑÌÈ¡ æáÇ Ýí ÕíÇãå¡ æáÇ Ýí ÕíÇã ÔíÁ ãäå ãÚíä¡ æáÇ Ýí ÞíÇã áíáÉ ãÎÕæÕÉ Ýíå.. ÍÏíË ÕÍíÍ íÕáÍ ááÍÌÉ¡ æÞÏ ÓÈÞäí Åáì ÇáÌÒã ÈÐáß ÇáÅãÇã ÃÈæ ÅÓãÇÚíá ÇáåÑæí ÇáÍÇÝÙ¡ ÑæíäÇå Úäå ÈÅÓäÇÏ ÕÍíÍ¡ æßÐáß ÑæíäÇå Úä ÛíÑå]. ÇåÜ . ”Tidak warid (datang riwayat) tentang keutamaan bulan Rajab, tidak pula tentang puasanya, atau puasa pada hari tertentu di dalamnya dan tidak pula shalat malam pada malam tertentu di dalamnya, satu hadits shahih pun yang bisa dijadikan hujah/dalil, dan telah mendahuluiku berkeyakinan demikian secara pasti Imam Abu Ismail al-Harawi al-Hafizh, kami meriwayatkan perkataan beliau (al-Harawi) dengan sanad yang shahih.”(Lihat kitab Tabyiin al-Ujab fiimaa Warada fii Fadhli Rajab karya Ibnu Hajar rahimahullah hal 6-7)
Fahilatu Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya:”Apa hukum mengkhususkan bulan Rajab dengan ‘umrah atau puasa atau amalan shalih lain? Dan apakah Rajab memiliki keutamaan khusus dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya?
Beliau rahimahullah menjawab :”Bulan Rajab tidak memiliki keistimewaan dibandingkan bulan-bulan haram lainnya, dan tidak diperbolehkan mengkhususkannya dengan ‘umrah, puasa. Shalat, dan membaca al-Qur’an. Akan tetapi dia seperti bulan-bulan haram yang lainnyam dan semua hadits-hadits yang datang tentang keutamaan shalat di dalamnya atau puasa di dalamnya, maka itu adalah Dha’if (lemah), tidak dibangun di atasnya hukum hukum syari’i
(Sumber: Disarikan dan diterjemahkan dariÃÍÇÏíË ÖÚíÝÉ æãæÖæÚÉ Ýí ÝÖá ÔåÑ ÑÌÈ dari http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?p=78902. Oleh Abu Yusuf Sujono)
Hit : 1 |
Index Hadits | kirim ke teman | Versi cetak |
Bagikan
| Index Penjelasan Hadits |
|