Artikel Keluarga Sakinah Hanya Untuk Pasutri 2 Senin, 06 Agustus 12
Sesudah suami istri merengkuh kenikmatan surga yang halalan thayyiba, keduanya diwajibkan mandi besar atau mandi junub, namun sayangnya masih ada suami istri yang tidak memahmi perkara mandi yang selalu dibutuhkannya, tidak mengerti tata caranya yang dicontohkan oleh Rasulullah, dari sini maka penulis menurunkan bagaimana Rasulullah mandi yang diikuti dengan beberapa masalah yang bermanfaat insya Allah.
Aisyah berkata, “Apabila Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam mandi junub, beliau memulai dengan membasuh kedua tangannya, kemudian beliau menuangkan dengan tangan kanannya ke tangan kirinya lalu beliau membasuh kelaminnya, kemudian beliau berwudhu, kemudian beliau mengambil air lalu memasukkan jari-jarinya ke dasar rambut, kemudian beliau menuangkan air ke kepala tiga kali, kemudian beliau mengguyurkan air ke seluruh tubuh, kemudian beliau membasuh kedua kakinya.” (Muttafaq alaihi).
Dari hadits ini kita mengetahui mandi Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam.
1- Membasuh kedua tangan tiga kali, karena keduanya merupakan alat, tentu sebelumnya berniat dalam hati mengangkat hadats besar.
2- Membersihkan kelamin dengan tangan kiri dan sesudahnya mencucinya dengan bersih.
3- Berwudhu sempurna, atau berwudhu kecuali membasuh kedua kaki, yang terakhir ini bisa diakhirkan, berdasarkan hadits Maimunah tentang mandi Nabi shallallohu 'alaihi wasallam yang menyebutkan wudhu kecuali membasuh kedua kaki, lalu dia berkata, “Kemudian beliau menyingkir dari tempatnya lalu membasuh kedua kakinya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.
4- Meratakan air ke kulit kepala tiga kali dengan memulai bagian kepala yang kanan dan menyeling-nyeling rambut dengan jari-jari.
5- Meratakan air ke seluruh tubuh dengan memulai bagian kanan tubuh. Wallahu a’lam.
Suami dan istri patut tahu bahwa dalam masalah mandi ini terdapat anggapan-anggapan yang tidak berdasar, namun umum dianggap demikian, di antaranya:
Meyakini harus kencing sebelum mandi
Dengan alasan sisa mani yang ada dalam saluran tidak akan keluar tanpa didorong oleh kencing. Jadi dia mandi sementara air maninya belum keluar dengan tuntas maka mandinya tidak sah. Ini keliru, alasan yang mengada-ada, tidak berdasar, karena dalam hadits-hadits tentang mandi junub, Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam tidak mengharuskan kencing sebelum mandi.
Mengharuskan mengumpulkan rambut rontok atau kuku yang dipotong pada saat junub dan pada saat mandi rambut dan kuku tersebut harus dicuci
Tidak berdasar, karena dalam hadits-hadits tentang mandi junub Nabi shallallohu 'alaihi wasallam tidak menyebutkannya dan Allah tidak lupa, di samping itu junub terkait dengan badan saja.
tidak termasuk kuku dan rambut seperti najisnya bangkai hanya terkait dengan tubuh tidak termasuk kuku dan rambut.
Tidak berwudhu sebelum mandi junub
Ini tidak sesuai dengan cara mandi Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam. Aisyah berkata, “Apabila Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam mandi junub, beliau membasuh kedua tangannya tiga kali dan berwudhu dengan wudhu untuk shalat…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Seandainya dia mandi tanpa berwudhu terlebih dahulu mandinya tetap sah, akan tetapi mengikuti Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam adalah lebih baik.
Mengharuskan membuka ikatan rambut bagi wanita untuk mandi
Tidak wajib dan tidak harus berdasarkan hadits Ummu Salamah berkata, “Ya Rasulullah, aku mengikat gulungan rambutku, apakah aku harus membukanya untuk mandi haid dan junub?” Nabi shallallohu 'alaihi wasallam menjawab, “Tidak, cukup bagimu mengguyurkan air tiga kali ke kepalamu kemudian meratakan air ke seluruh tubuhmu maka kamu pun suci.” Diriwayatkan oleh Muslim.
Berwudhu sesudah mandi
Siapa yang sudah mandi junub, walaupun sebelum mandi tidak berwudhu, maka tidak perlu lagi mandi sesudahnya, karenanya mandi mengangkat hadats besar yang secara otomatis mengangkat hadats kecil, kecuali bila sebelum mandi selesai terjadi hadats, maka mandi diteruskan lalu di akhirnya berwudhu.
Aisyah berkata, “Rasulullah tidak wudhu sesudah mandi junub.” Dalam riwayat lain, “Beliau mandi dan shalat dua rakaat, aku tak melihat beliau berwudhu sesudah mandi.” Hadits shahih li ghairihi, diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ahmad.
Tambahan Faidah
Bila seorang istri dalam keadaan junub, kemudian dia haid sebelum dia mandi, bagaimana? Jawabannya, tidak harus mandi junub, akan tetapi cukup mandi sesudah suci haid untuk junub dan haid sekaligus, satu mandi untuk dua sebab. Termasuk dalam hal ini bila terjadi hubungan suami istri dua kali yang di antaranya tidak diselingi dengan mandi, maka dua kali junub ini diangkat cukup dengan sekali mandi saja.
Di bulan puasa, di mana hubungan suami istri hanya dihalalkan di malam hari, mandi junub bisa dilakukan oleh suami dan istri sekalipun fajar sudah terbit dan hal ini tidak menghalangi sahnya puasa, karena perkara seperti ini dilakukan oleh Rasulullah. Dari Aisyah dan Ummi Salamah bahwa Rasulullah mendapati fajar dalam keadaan junub kemudian beliau mandi dan berpuasa. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Wallahu a'lam.
Hit : 3713 | Index | kirim ke teman | versi cetak |
Bagikan
Artikel lainnya:
|