Artikel : Analisa Islam - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits - NULL,

Jajak Pendapat Tentang Poligami
oleh : Abu Muthiah

Anak-Anak Kita dalam Bencana

Apa yang akan kita katakan kepada wanita yang menuangkan penderitaanya ke dalam hati anaknya sejak pertama kali pertengkaran antara dia dan suaminya. Dan tidak memperdulikan perpecahan dan pertengkaran dengan ayahnya terjadi di hadapan mereka, tidak memperdulikan perasaan mereka. Hingga musnahlah segala keindahan yang selalu dijaga oleh anak tentang ayahnya. Goyanglah potret di hadapannya, hingga tidak kembali kegembiraan dengan kepulangan ayahnya ke rumah. Karena keberadaanya hanya akan membawa awan mendung bagi mereka, yang akan bergemuruh, menyambar, menyakiti dan melumatkannya.

Ini seorang gadis berumur 10 tahun yang telah dibuat letih oleh kesedihan atas meninggalnya sang ayah. Ia telah memilih sudut rumah sebagai tempat ratapannya, untuk melepaskan kenangan dalam waktu yang panjang. Menyendiri dari keluarganya, meninggalkan bangku sekolah, melepaskan tangisnya. Seandainya engkau mengetahui hai ! wanita yang memilih jalan perceraian dari suami dan menyakitinya, bahwa tangisan ini bukan sekedar tangisan perpisahan dengan ayahnya, akan tetapi tangisan ini merupakan penyesalan, mengapa membenci ayahnya di hari-hari hidupnya. Inilah kisah yang diceritakannya dengan jujur kepada kita:

Sahabatku telah menghadapi berbagai kepayahan, ia melihat ibunya menuntut perceraian dari ayahnya yang menikah lagi tanpa sepengetahuan darinya. Dan tidak henti-hentinya ibunya mengharapkan perceraian itu terjadi, hingga ayahnya menyambut permintaan ibunya dan akan menyelesaikannya dengan mudah. Kehidupannya pun berbalik, berganti dengan kehidupan yang paling buruk yang pernah dia alami hingga ia tumbuh besar. Sebelumnya ia tinggal bersama ibunya dalam kegelisahan sampai ia pun membenci ayahnya dengan kebencian yang dalam dan mengharapkan kematianya. Dan tidak berlangsung lama datang kepada mereka berdua kabar kematian ayahnya. Maka seketika itu ia mengetahui arti dari keberadaan seorang ayah dalam hidupnya. Bagaimana mungkin saya membencinya sedang ia adalah bagian dariku. Semua kegalauan ini berkumpul menjadi satu dalam hatinya, hingga sampai keadaannya seperti sekarang.

Syaikh Holid ibn Ali Syayi’ telah memberi komentar seputar masalah ini, beliau berkata: Kita telah sepakat bahwa mencela dalam perceraian tidak dibolehkan kapan saja dan di mana saja.Hal ini hanya akan mengundang kebencian yang silih berganti, tipu daya, jerat dan kekalutan antara suami istri. Dengan demikian kita mengetahui bahwa anak yang tumbuh dalam kondisi yang tidak sehat seperti itu, akan berpengaruh terhadap kejiwaan dan perilakunya di masa mendatang.

Pengaruh ini akan menimpa mereka ketika perpisahan antara suami istri terjadi. Perceraian merupakan satu bencana besar bagi keluarga yang mempunyai andil besar terhadap kecenderungan anak untuk berbuat kriminal. Seorang istri harus mengetahui bahwa kebersamaan sang suami dalam pendidikan anak merupakan jaminan utama bagi kesehatan jiwa anak. Pendidikan ayah menjadikan mereka dalam kebahagiaan yang dalam. Karena keberadaan seorang ayah di tengah-tengah anaknya memberikan kehangatan belas kasih dan sayang, ini apabila kita mengharapkan pendidikan yang seimbang bagi anak-anak kita.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=indexanalisa&id=1§ion=an001