Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Mengingkari Perjanjian

Jumat, 01 Desember 23
**

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, penutup para Nabi dan imam para Rasul dan atas keluarganya serta para sahabatnya secara menyeluruh.

Saudara, saudariku,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Wa ba’du,

Keanehan kisah tentang Bani Israil yang langka tidak akan pernah habis dan keganjilannya tidak pernah berhenti. Saat Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah berhijrah ke Madinah al-Munawwarah, beliau menemukan orang-orang Yahudi di dalamnya, beliau mengulurkan tangannya, memulai kebaikan terhadap mereka. Menjanjikan kebebasan melaksanakan keyakinan, ibadah dan tata cara beragama mereka.


áóßõãú Ïöíäõßõãú æóáöíó Ïöíäö [ÇáßÇÝÑæä : 6]


“Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku.” (al-Kafirun : 6)

Beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-membangun agama dan akidah keimanan di dalam hati pengikutnya tanpa ada paksaan. Orang-orang Yahudi boleh melakukan kebiasaan dan syi’ar-syiar agama mereka sebagaimana mereka kehendaki tanpa risih dengan nabi dan orang-orang beriman yang bersama beliau, bila mereka (Yahudi) memang orang-orang yang adil.

Sebenarnya mereka mampu untuk menetapi perjanjian ini sehingga mereka bisa hidup damai bersama Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dan orang-orang beriman yang bersama beliau. Akan tetapi tabiat tercela, kebiasaan ingkar janji, tabiat ngotot, perilaku kera dan babi telah menguasai mereka. Apabila mereka belum menemukan kesempatan yang tepat untuk melanggar, mereka tetap menjaga nilai penepatan janji dan mengawal kesepakatan. Akan tetapi apabila mereka merasa ada kesempatan, mereka segera menggunakan kesempatan itu sebagai peluang untuk mengingkari perjanjian dengan pihak yang telah mengikat janji dengan mereka, pihak yang mempercayai mereka, pihak yang menerima mereka menjadi salah satu pihak dalam perjanjian bersamanya.

Demikian kondisi mereka selama lima tahun, tidak bisa menemukan kesempatan untuk melanggar perjanjian, hingga kemudian terjadi perang Khandaq atau perang Ahzab.

Kaum musyrikin berduyun-duyun menyerang Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dan orang-orang yang beriman bersamanya. Yang diharapkan dari orang-orang Yahudi adalah kesetiaan mereka terhadap perjanjian, memperkuat kaum Muslimin di Madinah, berdiri disebelah kaum Muslimin, menjaga punggung mereka dan kosekwensi-konsekwensi perjanjian lainnya, karena telah saatnya untuk membuktikan. Akan tetapi yang terjadi adalah mereka mengingkari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dan orang-orang yang beriman bersama beliau dan menohok mereka dari arah belakang dalam posisi yang brutal, digambarkan oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -dalam firman-Nya,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÐúßõÑõæÇ äöÚúãóÉó Çááøóåö Úóáóíúßõãú ÅöÐú ÌóÇÁóÊúßõãú ÌõäõæÏñ ÝóÃóÑúÓóáúäóÇ Úóáóíúåöãú ÑöíÍðÇ æóÌõäõæÏðÇ áóãú ÊóÑóæúåóÇ æóßóÇäó Çááøóåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÈóÕöíÑðÇ (9) ÅöÐú ÌóÇÁõæßõãú ãöäú ÝóæúÞößõãú æóãöäú ÃóÓúÝóáó ãöäúßõãú æóÅöÐú ÒóÇÛóÊö ÇáúÃóÈúÕóÇÑõ æóÈóáóÛóÊö ÇáúÞõáõæÈõ ÇáúÍóäóÇÌöÑó æóÊóÙõäøõæäó ÈöÇááøóåö ÇáÙøõäõæäóÇ (10) åõäóÇáößó ÇÈúÊõáöíó ÇáúãõÄúãöäõæäó æóÒõáúÒöáõæÇ ÒöáúÒóÇáðÇ ÔóÏöíÏðÇ (11) [ÇáÃÍÒÇÈ : 9 - 11]


Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Di situlah diuji orang-orang Mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.” (Al-Ahzab : 9-11)

Dalam posisi yang krusial dan brutal ini, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- mendapat manfaat dari kekejaman yang silih berganti dan para sahabat beliau yang jujur mendapat manfaat pula. Meski karena pelaggaran perjanjian tersebut menyebabkan mereka terkepung di antara tindasan yang menyakitkan antara orang-orang Yahudi dan tentara musuh, meski kaum Muslimin terjepit di antara rahang catut, akan tetapi kekejaman ini melahirkan empat hal yang tidak mungkin dihasilkan apabila kondisi biasa saja. Kalaulah bukan karena peristiwa brutal ini, kaum Muslimin tidak mendapatkan empat manfaat berikut :

Pertama : Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menerangkan bahwa tentara kaum Muslimin terbelah menjadi dua; (pertama) yang jujur dan (kedua) munafik. Dalam kondisi senang, kemunafikan mereka tertutupi dan dengan mudah mereka mengucapkan syahadat tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-adalah utusan Allah, dan mudah bagi mereka untuk mendirikan shalat meski dengan malas-malasan. Mudah bagi mereka untuk turut dalam shaf kaum Muslimin di dalam masjid di belakang Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Tidak ada ujian bagi mereka yang mengharuskan mereka menampakkan hakikat mereka yang sebenarnya. Ketika tiba masa susah ini, mereka melihat bahwa rasa aman bisa mereka dapatkan dalam kondisi ini di antaranya dengan cara turut berkorban dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, maka tampaklah kemunafikan mereka, dan segeralah mereka melarikan diri setelah berkata,


ãóÇ æóÚóÏóäóÇ Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ ÅöáøóÇ ÛõÑõæÑðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 12]


“Allah dan RasulNya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” (al-Ahzab : 12)

Mari kita baca surat al-Ahzab bersama-sama. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÅöÐú íóÞõæáõ ÇáúãõäóÇÝöÞõæäó æóÇáøóÐöíäó Ýöí ÞõáõæÈöåöãú ãóÑóÖñ ãóÇ æóÚóÏóäóÇ Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ ÅöáøóÇ ÛõÑõæÑðÇ (12) æóÅöÐú ÞóÇáóÊú ØóÇÆöÝóÉñ ãöäúåõãú íóÇ Ãóåúáó íóËúÑöÈó áóÇ ãõÞóÇãó áóßõãú ÝóÇÑúÌöÚõæÇ æóíóÓúÊóÃúÐöäõ ÝóÑöíÞñ ãöäúåõãõ ÇáäøóÈöíøó íóÞõæáõæäó Åöäøó ÈõíõæÊóäóÇ ÚóæúÑóÉñ æóãóÇ åöíó ÈöÚóæúÑóÉò Åöäú íõÑöíÏõæäó ÅöáøóÇ ÝöÑóÇÑðÇ (13) æóáóæú ÏõÎöáóÊú Úóáóíúåöãú ãöäú ÃóÞúØóÇÑöåóÇ Ëõãøó ÓõÆöáõæÇ ÇáúÝöÊúäóÉó áóÂÊóæúåóÇ æóãóÇ ÊóáóÈøóËõæÇ ÈöåóÇ ÅöáøóÇ íóÓöíÑðÇ (14) [ÇáÃÍÒÇÈ : 12 - 14]


“Dan (ingatlah) ketika orang-orang Munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam hatinya berkata, “Allah dan RasulNya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.” Dan (ingatlah) ketika segolongan di antara mereka berkata, “Hai penduduk Yatsrib (Madinah), tidak ada tempat bagimu, maka kembalilah kamu. “ Dan sebagian di antara mereka meminta izin kepada Nabi (untuk kembali pulang) dengan berkata, ‘Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).” Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari. Kalau (Yatsrib) diserang dari segala penjuru, kemudian diminta kepada mereka supaya murtad, niscaya mereka mengerjakannya; dan mereka tiada akan menunda untuk murtad itu melainkan dalam waktu yang singkat.” (al-Ahzab : 12-14)

Inilah tingkah mereka saat dalam naungan kesusahan. Adapun sebelum terjadi masa kesusahan ini mereka berusaha menetapi perjanjian bahwa mereka beriman secara pasti dan yakin. Itulah firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tentang mereka,


æóáóÞóÏú ßóÇäõæÇ ÚóÇåóÏõæÇ Çááøóåó ãöäú ÞóÈúáõ áóÇ íõæóáøõæäó ÇáúÃóÏúÈóÇÑó æóßóÇäó ÚóåúÏõ Çááøóåö ãóÓúÆõæáðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 15]


Dan sesungguhnya mereka sebelum itu telah berjanji kepada Allah, ‘Mereka tidak akan berbalik ke belakang (mudur).” Dan adalah perjanjian dengan Allah akan diminta pertanggungan jawabnya.” (al-Ahzab : 15).

Maka Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pun memberikan kepada mereka sebuah pelajaran yang tidak mungkin mereka lupakan,


Þõáú áóäú íóäúÝóÚóßõãõ ÇáúÝöÑóÇÑõ Åöäú ÝóÑóÑúÊõãú ãöäó ÇáúãóæúÊö Ãóæö ÇáúÞóÊúáö æóÅöÐðÇ áóÇ ÊõãóÊøóÚõæäó ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ (16) Þõáú ãóäú ÐóÇ ÇáøóÐöí íóÚúÕöãõßõãú ãöäó Çááøóåö Åöäú ÃóÑóÇÏó Èößõãú ÓõæÁðÇ Ãóæú ÃóÑóÇÏó Èößõãú ÑóÍúãóÉð æóáóÇ íóÌöÏõæäó áóåõãú ãöäú Ïõæäö Çááøóåö æóáöíøðÇ æóáóÇ äóÕöíÑðÇ (17) [ÇáÃÍÒÇÈ : 16 ¡ 17]


Katakanlah, “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu lari dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja. “ Katakanlah, “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu.” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allah.” (al-Ahzab : 16-17)

Kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menerangkan bahwa Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengetahui apa yang ada dalam diri mereka dan dalam hati mereka,


ÞóÏú íóÚúáóãõ Çááøóåõ ÇáúãõÚóæøöÞöíäó ãöäúßõãú æóÇáúÞóÇÆöáöíäó áöÅöÎúæóÇäöåöãú åóáõãøó ÅöáóíúäóÇ æóáóÇ íóÃúÊõæäó ÇáúÈóÃúÓó ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 18]


Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya.” Marilah kepada kami.” Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar.” (al-Ahzab : 18)

Perkenankan saya wahai saudara dan saudariku untuk sedikit demi sedikit membahas gambaran dalam al-Qur’an tentang perang Ahzab, agar surat ini memperjelas posisi orang-orang munafik, karena kita akan membutuhkannya nanti saat kita melihat ke surat al-Hasyr dan saat kita membahas tentang Yahudi dari Bani Nadhir agar kita paham hubungan antara orang-orang munafik ini dengan orang-orang Yahudi.


ÞóÏú íóÚúáóãõ Çááøóåõ ÇáúãõÚóæøöÞöíäó ãöäúßõãú æóÇáúÞóÇÆöáöíäó áöÅöÎúæóÇäöåöãú åóáõãøó ÅöáóíúäóÇ


Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi di antara kamu dan orang-orang yang berkata kepada saudara-saudaranya.” Marilah kepada kami.” (al-Ahzab : 18)

Marilah kepada kami, jangan pergi berperang. Mereka menghalang-halangi dari peperangan karena mereka menganggap hanya ada kehidupan dunia ini saja dan mereka tidak akan merasakan salah satu dari dua kebaikan.


æóáóÇ íóÃúÊõæäó ÇáúÈóÃúÓó ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ ÃóÔöÍøóÉð Úóáóíúßõãú ÝóÅöÐóÇ ÌóÇÁó ÇáúÎóæúÝõ ÑóÃóíúÊóåõãú íóäúÙõÑõæäó Åöáóíúßó ÊóÏõæÑõ ÃóÚúíõäõåõãú ßóÇáøóÐöí íõÛúÔóì Úóáóíúåö ãöäó ÇáúãóæúÊö


Dan mereka tidak mendatangi peperangan melainkan sebentar. Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati.” (al-Ahzab : 18-19)

Demikianlah sikap mereka dalam menghadapi masa susah,


ÝóÅöÐóÇ ÐóåóÈó ÇáúÎóæúÝõ ÓóáóÞõæßõãú ÈöÃóáúÓöäóÉò ÍöÏóÇÏò ÃóÔöÍøóÉð Úóáóì ÇáúÎóíúÑö


Dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat kebaikan.” (al-Ahzab : 19)

Karena itulah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menganggap mereka tidak beriman, meski mereka secara zhahir mengaku beriman,


ÃõæáóÆößó áóãú íõÄúãöäõæÇ ÝóÃóÍúÈóØó Çááøóåõ ÃóÚúãóÇáóåõãú æóßóÇäó Ðóáößó Úóáóì Çááøóåö íóÓöíÑðÇ


Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (al-Ahzab : 19)

Tatkala Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengirimkan angin, malaikat dan tentara yang tak terlihat menghadapi tentara ahzab, dan mereka akhirnya lari tunggang langgang, maka tinggallah orang-orang munafik dalam kondisi sangat ketakutan.


íóÍúÓóÈõæäó ÇáúÃóÍúÒóÇÈó áóãú íóÐúåóÈõæÇ æóÅöäú íóÃúÊö ÇáúÃóÍúÒóÇÈõ íóæóÏøõæÇ áóæú Ãóäøóåõãú ÈóÇÏõæäó Ýöí ÇáúÃóÚúÑóÇÈö


Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan yang bersekutu itu belum pergi; dan jika golongan-golongan yang bersekutu itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Baduwi.’ (al-Ahzab : 20)

Mereka mengharap saat itu mereka berada di dusun-dusun pelosok yang jauh dari Madinah.


íóÓúÃóáõæäó Úóäú ÃóäúÈóÇÆößõãú æóáóæú ßóÇäõæÇ Ýöíßõãú ãóÇ ÞóÇÊóáõæÇ ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ


Sambil menanya-nanyakan tentang berita-beritamu. Dan sekiranya mereka berada bersama kamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja. (al-Ahzab : 20)

Sesungguhnya Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-adalah seorang teladan yang baik, contoh dari manusia yang sempurna,


áóÞóÏú ßóÇäó áóßõãú Ýöí ÑóÓõæáö Çááøóåö ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ áöãóäú ßóÇäó íóÑúÌõæ Çááøóåó æóÇáúíóæúãó ÇáúÂÎöÑó æóÐóßóÑó Çááøóåó ßóËöíÑðÇ


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab : 21)

Demikianlah posisi orang-orang munafik.

Lalu bagaimana posisi orang-orang yang beriman, digambarkan oleh firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóáóãøóÇ ÑóÃóì ÇáúãõÄúãöäõæäó ÇáúÃóÍúÒóÇÈó ÞóÇáõæÇ åóÐóÇ ãóÇ æóÚóÏóäóÇ Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ æóÕóÏóÞó Çááøóåõ æóÑóÓõæáõåõ æóãóÇ ÒóÇÏóåõãú ÅöáøóÇ ÅöíãóÇäðÇ æóÊóÓúáöíãðÇ


Dan tatkala orang-orang Mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan RasulNya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan RasulNya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (al-Ahzab : 22)

Telah turun wahyu tentang Anas bin An-Nadhr dan orang-orang semisalnya dari golongan yang tetap bertahan pada perang Uhud. Surat al-Ahzab menyebutkan mereka dalam perang Ahzab agar menjadi tauladan dan contoh. Ia bertahan tidak lari hingga mati syahid, sementara di tubuhnya terdapat delapan puluh lebih tebasan pedang, tidak satupun yang berada di punggungnya. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman tentang mereka,


ãöäó ÇáúãõÄúãöäöíäó ÑöÌóÇáñ ÕóÏóÞõæÇ ãóÇ ÚóÇåóÏõæÇ Çááøóåó Úóáóíúåö Ýóãöäúåõãú ãóäú ÞóÖóì äóÍúÈóåõ æóãöäúåõãú ãóäú íóäúÊóÙöÑõ æóãóÇ ÈóÏøóáõæÇ ÊóÈúÏöíáðÇ (23) áöíóÌúÒöíó Çááøóåõ ÇáÕøóÇÏöÞöíäó ÈöÕöÏúÞöåöãú æóíõÚóÐøöÈó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó Åöäú ÔóÇÁó Ãóæú íóÊõæÈó Úóáóíúåöãú Åöäøó Çááøóåó ßóÇäó ÛóÝõæÑðÇ ÑóÍöíãðÇ (24)


Di antara orang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya), supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendakiNya, atau menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab : 23-24)

Inilah manfaat pertama, yaitu terbongkarnya kaum munafikin dari kaum Mukminin setelah sebelumnya mereka menyatu sehingga tidak diketahui mana yang jujur dan mana yang dusta.

Manfaat kedua,


æóÑóÏøó Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÈöÛóíúÙöåöãú áóãú íóäóÇáõæÇ ÎóíúÑðÇ æóßóÝóì Çááøóåõ ÇáúãõÄúãöäöíäó ÇáúÞöÊóÇáó æóßóÇäó Çááøóåõ ÞóæöíøðÇ ÚóÒöíÒðÇ


“Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apa pun. Dan Allah menghindarkan orang-orang Mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Mahakuat lagi Maha Perkasa.” (al-Ahzab : 25)

Manfaat ketiga, yaitu, yang berkaitan dengan serial pembahasan kita ini,


æóÃóäúÒóáó ÇáøóÐöíäó ÙóÇåóÑõæåõãú ãöäú Ãóåúáö ÇáúßöÊóÇÈö ãöäú ÕóíóÇÕöíåöãú


Dan Dia menurunkan orang-orang Ahli Kitab (Bani Quraidhah) yang membantu golongan-golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka. “ (al-Ahzab : 26)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menurunkan Yahudi dari Bani Qaraidhah dari benteng-benteng mereka setelah mereka mengingkari perjanjian dan setelah mereka menolong golongan kafir melawan golongan Mukmin.


æóÞóÐóÝó Ýöí ÞõáõæÈöåöãõ ÇáÑøõÚúÈó ÝóÑöíÞðÇ ÊóÞúÊõáõæäó æóÊóÃúÓöÑõæäó ÝóÑöíÞðÇ


Dan Dia memasukkan rasa takut ke dalam hati mereka. Sebagian mereka kamu bunuh dan sebagian yang lain kamu tawan (al-Ahzab : 26)

Manfaat keempat, kebangkitan ekonomi.


æóÃóæúÑóËóßõãú ÃóÑúÖóåõãú æóÏöíóÇÑóåõãú æóÃóãúæóÇáóåõãú æóÃóÑúÖðÇ áóãú ÊóØóÆõæåóÇ æóßóÇäó Çááøóåõ Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑðÇ


Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah-tanah, rumah-rumah, dan harta benda mereka, dan (begitu pula) tanah yang belum kamu injak. Dan adalah Allah Maha kuasa terhadap segala sesuatu.” (al-Ahzab : 27)

Inilah lembaran al-Qur’an baru yang menjelaskan kepada kita pengingkaran Bani Israil terhadap perjanjian dan kesempatan mereka saat terjadi krisis dengan cara menusuk dari belakang sebagai bentuk dari egoisme dan tabiat buruk mereka.

Segala puji bagi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang telah menyatakan akan mengutus kepada mereka hingga hari Kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka seburuk-buruk azab.

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

(Redaksi)

Sumber :

Al-Yahud Fi al-Qur’an al-Karim, Syaikh Shalah Abu Ismail, hal. 136-145



Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1050