Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Kaum yang Fasik

Jumat, 15 Desember 23
**

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-penutup para Nabi dan imam para rasul dan atas keluarganya serta para sahabatnya secara menyeluruh.

Saudara, saudariku

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Wa ba’du.

Di hadapan saya sekarang ayat kedua belas dan setelahnya dari surat al-Maidah, agar kita mengerti lembaran-lembaran Bani Israil dalam al-Qur’an al-Majid.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóáóÞóÏú ÃóÎóÐó Çááøóåõ ãöíËóÇÞó Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíáó æóÈóÚóËúäóÇ ãöäúåõãõ ÇËúäóíú ÚóÔóÑó äóÞöíÈðÇ


“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka dua belas orang pemimpin.” (al-Maidah : 12)

Setiap kelompok diambil seorang yang berbicara atas nama kelompoknya.


æóÞóÇáó Çááøóåõ Åöäøöí ãóÚóßõãú


Dan Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku beserta kalian.” (al-Maidah : 12)

Kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- adalah kemuliaan yang tidak ada lagi yang lebih mulia darinya, keutamaan yang tidak ada bandingannya dan kekuatan yang tidak terkalahkan. Akan tetapi kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- ini ada syarat-syaratnya.

Bagi kita, dalam agama yang dibawa Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó -,


Åöäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ æóÇáøóÐöíäó åõãú ãõÍúÓöäõæäó [ÇáäÍá : 128]


Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (an-Nahl : 128)

Setiap orang yang bertakwa mendapat kesenangan dengan kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, setiap orang yang berbuat baik mendapat kesenangan dengan kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Dan barang siapa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bersamanya, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menganugerahkan kepadanya,


Åöäú íóäúÕõÑúßõãõ Çááøóåõ ÝóáóÇ ÛóÇáöÈó áóßõãú æóÅöäú íóÎúÐõáúßõãú Ýóãóäú ÐóÇ ÇáøóÐöí íóäúÕõÑõßõãú ãöäú ÈóÚúÏöåö æóÚóáóì Çááøóåö ÝóáúíóÊóæóßøóáö ÇáúãõÄúãöäõæäó [Âá ÚãÑÇä : 160]


“Jika Allah menolong kalian, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kalian; dan jika Allah membiarkan kalian (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kalian (selain) dari Allah sesudah itu.” (Ali Imran : 160)

Demikian pula Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman kepada Bani Israil,


Åöäøöí ãóÚóßõãú áóÆöäú ÃóÞóãúÊõãõ ÇáÕøóáóÇÉó æóÂÊóíúÊõãõ ÇáÒøóßóÇÉó æóÂãóäúÊõãú ÈöÑõÓõáöí æóÚóÒøóÑúÊõãõæåõãú æóÃóÞúÑóÖúÊõãõ Çááøóåó ÞóÑúÖðÇ ÍóÓóäðÇ áóÃõßóÝøöÑóäøó Úóäúßõãú ÓóíøöÆóÇÊößõãú æóáóÃõÏúÎöáóäøóßõãú ÌóäøóÇÊò ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ Ýóãóäú ßóÝóÑó ÈóÚúÏó Ðóáößó ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö


”Sesungguhnya Aku beserta kalian, sesungguhnya jika kalian mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasulKu dan kalian bantu mereka dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosa kalian. Dan sesungguhnya kalian akan Kumasukkan ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Maka barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah itu, sasungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (al-Maidah : 12)

Kebersamaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan mereka tergantung kepada lima syarat –dengan berbaik sangka- Yahudi adalah manusia yang paling memusuhi kita, bahwa mereka tidak sampai pada derajat mampu menepati janji terhadap Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


áóÆöäú ÃóÞóãúÊõãõ ÇáÕøóáóÇÉó


Sesungguhnya jika kalian mendirikan shalat (al-Maidah : 12)

Ternyata mereka merobohkan Masjid al-Aqsha.


æóÂÊóíúÊõãõ ÇáÒøóßóÇÉó


Dan menunaikan zakat (al-Maidah : 12)

Mereka adalah contoh terbaik dalam masalah kebakhilan


æóÂãóäúÊõãú ÈöÑõÓõáöí


Serta beriman kepada rasul-rasul-Ku (al-Maidah : 12)

Mereka mengingkari Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-dan selain keduanya, mengingkari Injil, al-Qur’an dan selain keduanya.


æóÚóÒøóÑúÊõãõæåõãú


Dan kalian bantu mereka (al-Maidah : 12)

Maksudnya mendahulukan mereka dan memuliakan mereka. Justru mereka berkata terhadap al-Masih sebagaimana yang mereka katakan, membunuh para Nabi tanpa hak dan membunuh orang-orang yang mengajak mereka kepada keadilan.


æóÃóÞúÑóÖúÊõãõ Çááøóåó ÞóÑúÖðÇ ÍóÓóäðÇ


Dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik (al-Maidah : 12)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-melaknat Yahudi yang mengira Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-miskin, minta pinjaman. Mereka salah. Sebenarnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengajak untuk berinfak dengan cara yang paling tepat, seakan-akan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berkata, “Sesungguhnya sedekah kalian yang sampai ke tangan orang fakir, sampai ke tangan Rabb kalian terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan orang fakir.”

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memaklumkan bahwa Dia-lah yang bertanggung jawab atas pemberian balasan dan pahala, dan mengajak bersedekah dengan ungkapan yang paling dalam, diucapkan oleh Dzat Yang Mahakaya dan Maha Terpuji, dengan ungkapan,


æóÃóÞúÑóÖúÊõãõ Çááøóåó ÞóÑúÖðÇ ÍóÓóäðÇ


Dan kalian pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik (al-Maidah : 12)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjanjikan mereka kebersamaanNya, menjanjikan menghapus kesalahan-kesalahan mereka, menjanjikan mereka masuk Surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai. Adakah yang lebih nikmat dari janji-janji ini ? Akan tetapi dasar mereka adalah pengikut hawa nafsu dan budak kemauan dan tawanan syahwat.

Bagaimana mereka terangkat ke perjanjian dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-? Bagaimana mereka menjaga perjanjian antara mereka dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-? Sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengancam mereka dengan siksaan, setelah memberi janji kepada mereka.


Ýóãóäú ßóÝóÑó ÈóÚúÏó Ðóáößó ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö


Maka barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus (al-Maidah : 12)

Meski demikian, mereka tetap saja ingkar.

Lalu bagaimana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memperlakukan mereka ? Kita lihat dalam surat al-Maidah, di mana Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÝóÈöãóÇ äóÞúÖöåöãú ãöíËóÇÞóåõãú áóÚóäøóÇåõãú


(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya. Kami laknat mereka (al-Maidah : 13)

Maksud laknat di sini adalah terusir dari rahmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.


æóÌóÚóáúäóÇ ÞõáõæÈóåõãú ÞóÇÓöíóÉð


Dan Kami jadikan hati mereka keras membatu (al-Maidah : 13)

Karena yang bisa melunakkan hati bukanlah berkubang dalam keinginan, syahwat dan nafsu, akan tetapi yang bisa melunakkan hati adalah menjaga hubungan dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, menepati janji dengan penuh kegembiraan dan menerima ancaman siksaan dengan rasa takut. Akan tetapi mereka sama sekali tidak begitu. Ketika mendengar janji kenikmatan atau ancaman siksaan dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, mereka menganggap kalam Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak ada artinya. Mereka suka merubah perkataan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dari tempat-tempatnya.


æóäóÓõæÇ ÍóÙøðÇ ãöãøóÇ ÐõßøöÑõæÇ Èöåö


“Dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya.” (al-Maidah : 13)

Penggunaan kalimat ÍóÙøðÇ (sebagian) di sini memberi arti banyak, bukan sedikit. Memang penggunaan nakirah bisa berarti sedikit, bisa berarti banyak, bisa berarti pengagungan, bisa berarti penistaan. Runutan kalimat dan embel-embelah yang bisa memastikan makna nakirah. Yang kita bahas sekarang, sebuah kalimat yang runutannya tidak memberi makna lain selain bahwa lafazh ÍóÙøðÇ di sini menunjukkan banyaknya apa yang telah mereka lupakan dari kalam Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.


æóäóÓõæÇ ÍóÙøðÇ ãöãøóÇ ÐõßøöÑõæÇ Èöåö


“Dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya.” (al-Maidah : 13)

Kalau tidak demikian, maka tiada artinya ancaman ilahi yang menanti mereka yang berupa tempat kembali yang buruk.

Kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengabarkan kepada rasulNya bahwa mereka adalah ahli khianat, karena orang yang berani berkhianat kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan mengingkari janji-Nya, tidak bisa diharapkan akan menepati janji mereka terhadap makhluk.


æóáóÇ ÊóÒóÇáõ ÊóØøóáöÚõ Úóáóì ÎóÇÆöäóÉò ãöäúåõãú


“Dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka.” (al-Maidah : 13)

Meski demikian, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tetap berbuat adil terhadap orang-orang yang menepati janji di antara mereka,


ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ ãöäúåõãú ÝóÇÚúÝõ Úóäúåõãú æóÇÕúÝóÍú Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÍúÓöäöíäó


“Kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (al-Maidah : 13)

Kemudian surat al-Maidah menggabungkan antara Yahudi dengan orang-orang Nasrani dalam suatu kalimat yang mereka ucapkan, tanpa disertai dalil dan merupakan salah satu dosa besar.


æóÞóÇáóÊö ÇáúíóåõæÏõ æóÇáäøóÕóÇÑóì äóÍúäõ ÃóÈúäóÇÁõ Çááøóåö æóÃóÍöÈøóÇÄõåõ


”Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” (al-Maidah : 18)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak beranak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak menyukai orang-orang yang mengingkari janji, munafik, suka bertikai, penindas dan suka berbuat jahat. Sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-suka dengan orang-orang yang berbuat baik, orang-orang yang sabar, yang bertakwa dan beriman. Sementara orang-orang Yahudi sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat ini, sedikit maupun banyak. Tidak pula dekat ataupun jauh darinya. Karena itulah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menjawab mereka,


Þõáú Ýóáöãó íõÚóÐøöÈõßõãú ÈöÐõäõæÈößõãú


“Katakanlah, ‘Maka mengapa Allah menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian.” ? (al-Maidah : 18)

Jika kalian adalah anakNya, jika kalian adalah kesayanganNya, lalu kenapa Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menyiksa kalian karena dosa-dosa kalian ?


Èóáú ÃóäúÊõãú ÈóÔóÑñ ãöãøóäú ÎóáóÞó


“Tetapi kalian adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang diciptakanNya.” (al-Maidah : 18)

Kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengalihkan perhatian mereka kepada kenikmatan yang agung untuk mereka dan untuk semesta alam, yaitu seorang rasul, Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. FirmanNya,


íóÇ Ãóåúáó ÇáúßöÊóÇÈö ÞóÏú ÌóÇÁóßõãú ÑóÓõæáõäóÇ íõÈóíøöäõ áóßõãú Úóáóì ÝóÊúÑóÉò ãöäó ÇáÑøõÓõáö


“Hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepada kalian Rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepada kalian ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul.” (al-Maidah : 19)

Supaya tidak ada seseorang yang mengaku tidak mengetahui sama sekali tentang kedatangan pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, agar jiwanya tidak terus dalam kesesatan, kerusakan dan kejahatan. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÝóÞóÏú ÌóÇÁóßõãú ÈóÔöíÑñ æóäóÐöíÑñ æóÇááøóåõ Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑñ


“Sesungguhnya telah datang kepada kalian pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (al-Maidah : 19)

Wahai saudara dan saudariku,

Saya ingin lebih memperjelas untuk memiliki akidah Islam, kalimat dalam Kitabullah, dalam surat al-Maidah ayat 20 dan seterusnya,


æóÅöÐú ÞóÇáó ãõæÓóì áöÞóæúãöåö íóÇ Þóæúãö ÇÐúßõÑõæÇ äöÚúãóÉó Çááøóåö Úóáóíúßõãú ÅöÐú ÌóÚóáó Ýöíßõãú ÃóäúÈöíóÇÁó æóÌóÚóáóßõãú ãõáõæßðÇ æóÂÊóÇßõãú ãóÇ áóãú íõÄúÊö ÃóÍóÏðÇ ãöäó ÇáúÚóÇáóãöíäó


“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antara kalian, dan dijadikanNya kalian orang-orang merdeka, dan diberikanNya kepada kalian apa yang belum pernah diberikanNya kepada seorang pun di antara umat-umat yang lain.” (al-Maidah : 20)

Akan tetapi mereka tidak ingat nikmat-nikmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kepada mereka, tidak ingat kenabian para nabi-nabi, tidak menyucikan risalah para utusan serta tidak mensyukuri nikmat keteguhan dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menyeru mereka agar masuk tanah suci yang telah dijanjikan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-untuk mereka. Tanah suci ini dijanjikan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- untuk mereka saat mereka dijanjikannya apabila mereka menepati janji-janji dengan Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.Akan tetapi mereka adalah ahli ingkar janji, tidak pernah menepati janjinya kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-..

Apakah mereka masih mendapatkan janji ini, padahal mereka sendiri yang telah menjatuhkan diri dari tingkatan penepatan janji terhadap Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-.menuju kehancuran yang mempertuhankan hawa nafsu dan rela bersama setan ? Musa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-berkata,


íóÇ Þóæúãö ÇÏúÎõáõæÇ ÇáúÃóÑúÖó ÇáúãõÞóÏøóÓóÉó ÇáøóÊöí ßóÊóÈó Çááøóåõ áóßõãú æóáóÇ ÊóÑúÊóÏøõæÇ Úóáóì ÃóÏúÈóÇÑößõãú ÝóÊóäúÞóáöÈõæÇ ÎóÇÓöÑöíäó


“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena kalian takut kepada musuh), maka kalian menjadi orang-orang yang merugi.” (al-Maidah : 21)

Akan tetapi mereka adalah kaum penakut,


ÞóÇáõæÇ íóÇ ãõæÓóì Åöäøó ÝöíåóÇ ÞóæúãðÇ ÌóÈøóÇÑöíäó æóÅöäøóÇ áóäú äóÏúÎõáóåóÇ ÍóÊøóì íóÎúÑõÌõæÇ ãöäúåóÇ ÝóÅöäú íóÎúÑõÌõæÇ ãöäúåóÇ ÝóÅöäøóÇ ÏóÇÎöáõæäó . ÞóÇáó ÑóÌõáóÇäö ãöäó ÇáøóÐöíäó íóÎóÇÝõæäó ÃóäúÚóãó Çááøóåõ ÚóáóíúåöãóÇ ÇÏúÎõáõæÇ Úóáóíúåöãõ ÇáúÈóÇÈó ÝóÅöÐóÇ ÏóÎóáúÊõãõæåõ ÝóÅöäøóßõãú ÛóÇáöÈõæäó æóÚóáóì Çááøóåö ÝóÊóæóßøóáõæÇ Åöäú ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíäó


Mereka berkata, “Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar daripadanya. Jika mereka keluar daripadanya, pasti kami akan memasukinya.” Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya, “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu. Maka bila kalian memasukinya niscaya kalian akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (al-Maidah : 22-23).

Akan tetapi rasa takut telah menyelimuti dan mengikat diri mereka,


ÞóÇáõæÇ íóÇ ãõæÓóì ÅöäøóÇ áóäú äóÏúÎõáóåóÇ ÃóÈóÏðÇ ãóÇ ÏóÇãõæÇ ÝöíåóÇ ÝóÇÐúåóÈú ÃóäúÊó æóÑóÈøõßó ÝóÞóÇÊöáóÇ ÅöäøóÇ åóÇåõäóÇ ÞóÇÚöÏõæäó


Mereka berkata, “Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Rabbmu, dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja.” (al-Maidah : 24)

Karena itulah Musa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-mengadu kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


ÞóÇáó ÑóÈøö Åöäøöí áóÇ Ãóãúáößõ ÅöáøóÇ äóÝúÓöí æóÃóÎöí


Berkata Musa, “Ya Rabbku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku.” (al-Maidah : 25)

Kemudian dia minta agar dipisahkan dengan mereka,


ÝóÇÝúÑõÞú ÈóíúäóäóÇ æóÈóíúäó ÇáúÞóæúãö ÇáúÝóÇÓöÞöíäó


Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu (al-Maidah : 25)

Maka Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengabulkan permintaannya,


ÞóÇáó ÝóÅöäøóåóÇ ãõÍóÑøóãóÉñ Úóáóíúåöãú ÃóÑúÈóÚöíäó ÓóäóÉð íóÊöíåõæäó Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÝóáóÇ ÊóÃúÓó Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúÝóÇÓöÞöíäó


Allah berfirman, “(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.” (al-Maidah : 26)

Wahai saudaraku,

Inilah musuh kalian di bumi yang diberkahi, yang diduduki dengan cara zalim dan menindas. Dan inilah sejarah kelam mereka. Dan akibat yang baik hanya untuk orang-orang yang bertakwa, maka isilah hati dengan makna ini dan isilah dada dengan al-Qur’an serta kembalilah ke jalan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang lurus.

Sesungguhnya pertolongan tergantung kepada kejujuran untuk kembali kepada kitab Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, Wallahu Waliyyut taufik.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

(Redaksi)

Sumber :

Al-Yahud Fi al-Qur’an al-Karim, Syaikh Shalah Abu Ismail, hal. 167-177


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1052