**
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-penutup para nabi dan imam para rasul dan atas keluarganya serta para sahabatnya secara menyeluruh.
Saudara, saudariku,
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Wa ba’du,
Kerjasama antara orang-orang Nasrani dengan Yahudi dalam melawan kita, kaum Muslimin, adalah perkara yang mengherankan. Karena kalaupun ada kerjasama dari Nasrani dengan salah satu dari dua kelompok (Muslim dan Yahudi), harusnya orang-orang Nasrani justru bekerjasama dengan kita. Bukan saja karena kita adalah pemenang hak atas bumi yang penuh berkah ; Palerstina, Masjid al-Aqsha, tapi juga karena dari sisi religi kita beriman kepada Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- dan injil, sementara orang-orang Yahudi tidak menganggap Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- sebagai Nabi maupun rasul, dan tidak menganggap Injil sebagai Kitab Suci. Jika Nasrani berada di antara dua kelompok yang saling berlawanan, yaitu, Yahudi dan Muslim, dengan dasar logika keadilan harusnya mereka berdiri di sisi kita. Dengan dasar kecenderungan kepada tanah suci mereka juga seharusnya Nasrani berdiri bersama kita.
Akan tetapi tampak bahwa kepentingan politik telah melupakan orang-orang Nasrani terhadap agama mereka di Amerika, Inggris dan Prancis.
Bagi saya, ini seperti pembukaan untuk pembahasan tentang Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- di dalam Kitabullah, dan pembahasan ini saya harapkan diletakkan oleh orang-orang Nasrani di salah satu timbangan, sementara di sisi timbangan lainnya ada pembahasan tentang perlakuan Yahudi terhadap Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-.
Sebenarnya Nasrani adalah saudara kita dalam kemanusiaan. Mungkin ikatan ini telah terputus karena kerancuan akidah dari sisi mereka. Sementara dari sisi kita, kita beriman kepada Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- dan Injil sebagaimana telah kita sebutkan. Saya katakan, ini bukanlah upaya untuk mendekatkan diri kepada seseorang, akan tetapi ini adalah bentuk kepatuhan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – dan upaya untuk lebih memahami makna keimanan, karena dengan nikmat dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – kita tidak membedakan salah satu dari para rasul Allah, sebagaimana diajarkan oleh al-Qur’an.
Al-Qur’an membahas tentang Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- dan menerangkan kepada kita bahwa ia diciptakan dari seorang ibu tanpa ayah agar pandangan logis kita menjadi sempurna. Adam-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-diciptakan tanpa ayah dan Ibu, dan dia adalah tiupan ruh dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Tidak ada seorang pun yang mengatakan Adam-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-sebagai Tuhan atas dasar bahwa dia dari ruh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah berfirman kepada malaikat-Nya,
Åöäøöí ÎóÇáöÞñ ÈóÔóÑðÇ ãöäú Øöíäò (71) ÝóÅöÐóÇ ÓóæøóíúÊõåõ æóäóÝóÎúÊõ Ýöíåö ãöäú ÑõæÍöí ÝóÞóÚõæÇ áóåõ ÓóÇÌöÏöíäó (72) [Õ : 71 ¡ 72]
Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaaan)Ku; maka hendaklah kalian tersungkur dengan sujud kepadanya.’ (Shad : 71-72)
Hawa adalah seorang wanita yang diciptakan dari seorang lelaki, yaitu Adam-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-, tanpa mempunyai seorang ibu. Tinggalah sekarang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menciptakan seorang lelaki dari seorang wanita, tanpa mempunyai ayah, dan menciptakan manusia dari proses pernikahan antara lelaki dan wanita. Pembagian yang masuk akal ini tidak mengharuskan adanya jenis kelima. Yang ada pada kita sekarang adalah manusia tanpa mempunyai ayah dan ibu, wanita dari seorang lelaki tanpa ibu, lelaki dari seorang ibu tanpa mempunyai ayah, dan manusia hasil dari pernikahan antara lelaki dan perempuan.
Kemudian kehendak ilahi yang tinggi ikut serta dalam memilih satu dari berbagai macam penciptakan keturunan ini, yang memperjelas kepada kita bahwa itu semua mungkin terjadi, agar Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menjadikan pilihanNya sebagai sunnah dalam kehidupan ini.
Kemudian al-Qur’an membahas tentang Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- dengan logika yang jelas,
Åöäøó ãóËóáó ÚöíÓóì ÚöäúÏó Çááøóåö ßóãóËóáö ÂÏóãó ÎóáóÞóåõ ãöäú ÊõÑóÇÈò Ëõãøó ÞóÇáó áóåõ ßõäú Ýóíóßõæäõ [Âá ÚãÑÇä : 59]
Sesungguhnya permisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” (seorang manusia) maka jadilah ia (Ali Imran : 59)
Atas dasar ini kita lihat bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah memuliakan Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- dan ibunya dengan kemuliaan yang sangat besar. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- bersaksi untuk Maryam bahwa dia adalah wanita yang dimuliakan.
ßõáøóãóÇ ÏóÎóáó ÚóáóíúåóÇ ÒóßóÑöíøóÇ ÇáúãöÍúÑóÇÈó æóÌóÏó ÚöäúÏóåóÇ ÑöÒúÞðÇ ÞóÇáó íóÇ ãóÑúíóãõ Ãóäøóì áóßö åóÐóÇ ÞóÇáóÊú åõæó ãöäú ÚöäúÏö Çááøóåö Åöäøó Çááøóåó íóÑúÒõÞõ ãóäú íóÔóÇÁõ ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò [Âá ÚãÑÇä : 37]
Setiap kali Zakariya masuk untuk menemui Maryam di Mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakaria berkata, “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini ?” Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab.” (Ali Imran : 37)
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah bersaksi untuk Maryam, bahkan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì--lah yang membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjadikannya dalam pengasuhan seorang Nabi yang mulia, yaitu, Zakaria-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- membicarakannya saat ia masih berupa janin, dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- membicarakannya saat ia dilahirkan. Saat masih bayi, ibunya berkata,
ÅöÐú ÞóÇáóÊö ÇãúÑóÃóÊõ ÚöãúÑóÇäó ÑóÈøö Åöäøöí äóÐóÑúÊõ áóßó ãóÇ Ýöí ÈóØúäöí ãõÍóÑøóÑðÇ ÝóÊóÞóÈøóáú ãöäøöí Åöäøóßó ÃóäúÊó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ [Âá ÚãÑÇä : 35]
“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ali Imran : 35)
Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- membicarakannya sesaat setelah dilahirkan,
ÝóáóãøóÇ æóÖóÚóÊúåóÇ ÞóÇáóÊú ÑóÈøö Åöäøöí æóÖóÚúÊõåóÇ ÃõäúËóì æóÇááøóåõ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ æóÖóÚóÊú æóáóíúÓó ÇáÐøóßóÑõ ßóÇáúÃõäúËóì æóÅöäøöí ÓóãøóíúÊõåóÇ ãóÑúíóãó æóÅöäøöí ÃõÚöíÐõåóÇ Èößó æóÐõÑøöíøóÊóåóÇ ãöäó ÇáÔøóíúØóÇäö ÇáÑøóÌöíãö [Âá ÚãÑÇä : 36]
“Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu ; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.” (Ali Imran : 36)
Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-membicarakannya sebagaimana kami sebutkan sebelumnya, saat ia masih masih dalam masa pertumbuhan di tangan Zakaria-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-. Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-membicarakannya melalui malaikat yang menyerunya,
æóÅöÐú ÞóÇáóÊö ÇáúãóáóÇÆößóÉõ íóÇ ãóÑúíóãõ Åöäøó Çááøóåó ÇÕúØóÝóÇßö æóØóåøóÑóßö æóÇÕúØóÝóÇßö Úóáóì äöÓóÇÁö ÇáúÚóÇáóãöíäó [Âá ÚãÑÇä : 42]
Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas seluruh wanita di dunia (yang semasa dengan kamu).” (Ali Imran : 42)
Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- juga membicarakannya saat ia mendapat kabar gembira,
ÅöÐú ÞóÇáóÊö ÇáúãóáóÇÆößóÉõ íóÇ ãóÑúíóãõ Åöäøó Çááøóåó íõÈóÔøöÑõßö ÈößóáöãóÉò ãöäúåõ ÇÓúãõåõ ÇáúãóÓöíÍõ ÚöíÓóì ÇÈúäõ ãóÑúíóãó æóÌöíåðÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ æóÇáúÂÎöÑóÉö æóãöäó ÇáúãõÞóÑøóÈöíäó . æóíõßóáøöãõ ÇáäøóÇÓó Ýöí ÇáúãóåúÏö æóßóåúáðÇ æóãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíäó
“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripadaNya, namanya al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh. (Ali Imran : 45-46)
Sampai akhir dari ayat-ayat bayyinat ini. Maka bagi kita, Maryam adalah wanita yang dimuliakan, namun bagi orang Yahudi, Maryam sama sekali tidak menikmati kemuliaan ini. Bahkan mereka telah menuduh Maryam dengan tuduhan yang keji, berzina. Setiap tuduhan yang ditujukan oleh Yahudi kepada Maryam adalah celaan terhadap kemuliaan Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-. Adapun bagi kita wahai orang-orang Muslim, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mencipatakan Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-dengan cara sedemikian ini, karena dua hal ; agar menjadi bukti bagi manusia. Bukti yang nyata bagi manusia bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kuasa untuk menciptakan sesuatu dengan sebab-sebab yang biasa, atau tanpa sebab-sebab seperti biasa. Ini satu sisi. Sisi kedua, agar menjadi rahmat dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bagi orang-orang yang mengimani seruannya sebagai Nabi. Setiap Nabi adalah rahmat bagi orang yang beriman kepadanya.
Pada hakekatnya kerasulannya, Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- adalah utusan dari sisi Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-untuk membawa risalah tertentu, bukan kepada manusia semuanya, tapi hanya kepada Bani Israil saja. Itulah yang dikatakannya sendiri, “Aku diutus kepada kelompok Bani Israil yang tersesat.” Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman dalam surat Ali Imran,
ÞóÇáóÊú ÑóÈøö Ãóäøóì íóßõæäõ áöí æóáóÏñ æóáóãú íóãúÓóÓúäöí ÈóÔóÑñ ÞóÇáó ßóÐóáößö Çááøóåõ íóÎúáõÞõ ãóÇ íóÔóÇÁõ ÅöÐóÇ ÞóÖóì ÃóãúÑðÇ ÝóÅöäøóãóÇ íóÞõæáõ áóåõ ßõäú Ýóíóßõæäõ (47) æóíõÚóáøöãõåõ ÇáúßöÊóÇÈó æóÇáúÍößúãóÉó æóÇáÊøóæúÑóÇÉó æóÇáúÅöäúÌöíáó (48) æóÑóÓõæáðÇ Åöáóì Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíáó Ãóäøöí ÞóÏú ÌöÆúÊõßõãú ÈöÂíóÉò ãöäú ÑóÈøößõãú Ãóäøöí ÃóÎúáõÞõ áóßõãú ãöäó ÇáØøöíäö ßóåóíúÆóÉö ÇáØøóíúÑö ÝóÃóäúÝõÎõ Ýöíåö Ýóíóßõæäõ ØóíúÑðÇ ÈöÅöÐúäö Çááøóåö æóÃõÈúÑöÆõ ÇáúÃóßúãóåó æóÇáúÃóÈúÑóÕó æóÃõÍúíöí ÇáúãóæúÊóì ÈöÅöÐúäö Çááøóåö æóÃõäóÈøöÆõßõãú ÈöãóÇ ÊóÃúßõáõæäó æóãóÇ ÊóÏøóÎöÑõæäó Ýöí ÈõíõæÊößõãú Åöäøó Ýöí Ðóáößó áóÂíóÉð áóßõãú Åöäú ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíäó (49) æóãõÕóÏøöÞðÇ áöãóÇ Èóíúäó íóÏóíøó ãöäó ÇáÊøóæúÑóÇÉö æóáöÃõÍöáøó áóßõãú ÈóÚúÖó ÇáøóÐöí ÍõÑøöãó Úóáóíúßõãú æóÌöÆúÊõßõãú ÈöÂíóÉò ãöäú ÑóÈøößõãú ÝóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó æóÃóØöíÚõæäö (50) Åöäøó Çááøóåó ÑóÈøöí æóÑóÈøõßõãú ÝóÇÚúÈõÏõæåõ åóÐóÇ ÕöÑóÇØñ ãõÓúÊóÞöíãñ (51) [Âá ÚãÑÇä : 47 - 51]
Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku ?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah !” Maka jadilah sesuatu itu.
Dan Dia (Allah) mengajarkan kepadanya (Isa) Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.
Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), “Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.
Dan sebagai seorang yang membenarkan Taurat datang sebelumku, dan agar aku menghalalkan bagi kamu sebagian dari yang telah diharamkan untukmu. Dan aku datang kepadamu membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus. (Ali Imran : 47-51)
Tapi apa sikap Bani Israil terhadap Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- ?
Sikap mereka sungguh mengherankan. Meski dengan adanya berbagai mukjizat ini, mereka tetap mendustakannya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,
ÝóáóãøóÇ ÃóÍóÓøó ÚöíÓóì ãöäúåõãõ ÇáúßõÝúÑó ÞóÇáó ãóäú ÃóäúÕóÇÑöí Åöáóì Çááøóåö ÞóÇáó ÇáúÍóæóÇÑöíøõæäó äóÍúäõ ÃóäúÕóÇÑõ Çááøóåö ÂãóäøóÇ ÈöÇááøóåö æóÇÔúåóÏú ÈöÃóäøóÇ ãõÓúáöãõæäó. ÑóÈøóäóÇ ÂãóäøóÇ ÈöãóÇ ÃóäúÒóáúÊó æóÇÊøóÈóÚúäóÇ ÇáÑøóÓõæáó ÝóÇßúÊõÈúäóÇ ãóÚó ÇáÔøóÇåöÏöíäó
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah.” ? Para Hawariyyin (sahabat setia) menjawab, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah ; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaaan Allah) (Ali Imran : 52-53)
Mereka membuat tipu daya terhadapnya (Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-). Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah menceritakan tentang mereka dalam firman-Nya,
æóãóßóÑõæÇ æóãóßóÑó Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÎóíúÑõ ÇáúãóÇßöÑöíäó
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ali Imran : 54)
Beginilah sikap Bani Israil terhadap Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-. Menuduhnya bahwa ia adalah seorang penyihir sebagaimana disebutkan dalam surat ash-Shaff,
æóÅöÐú ÞóÇáó ÚöíÓóì ÇÈúäõ ãóÑúíóãó íóÇ Èóäöí ÅöÓúÑóÇÆöíáó Åöäøöí ÑóÓõæáõ Çááøóåö Åöáóíúßõãú ãõÕóÏøöÞðÇ áöãóÇ Èóíúäó íóÏóíøó ãöäó ÇáÊøóæúÑóÇÉö æóãõÈóÔøöÑðÇ ÈöÑóÓõæáò íóÃúÊöí ãöäú ÈóÚúÏöí ÇÓúãõåõ ÃóÍúãóÏõ ÝóáóãøóÇ ÌóÇÁóåõãú ÈöÇáúÈóíøöäóÇÊö ÞóÇáõæÇ åóÐóÇ ÓöÍúÑñ ãõÈöíäñ
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil ! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaff : 6)
Inilah pula sikap mereka terhadap Musa Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-, dan inilah pula sikap mereka terhadap penutup para Nabi, (yaitu, Nabi kita Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-),
ÝóáóãøóÇ ÌóÇÁóåõãú ÈöÇáúÈóíøöäóÇÊö ÞóÇáõæÇ åóÐóÇ ÓöÍúÑñ ãõÈöíäñ . æóãóäú ÃóÙúáóãõ ãöãøóäö ÇÝúÊóÑóì Úóáóì Çááøóåö ÇáúßóÐöÈó æóåõæó íõÏúÚóì Åöáóì ÇáúÅöÓúáóÇãö æóÇááøóåõ áóÇ íóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáÙøóÇáöãöíäó . íõÑöíÏõæäó áöíõØúÝöÆõæÇ äõæÑó Çááøóåö ÈöÃóÝúæóÇåöåöãú æóÇááøóåõ ãõÊöãøõ äõæÑöåö æóáóæú ßóÑöåó ÇáúßóÇÝöÑõæäó
Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengadakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada agama Islam. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci.” (Ash-Shaff : 6-8)
Yang ingin saya sampaikan dari uraian di atas, bahwa kita beriman kepada kitab yang menjelaskan berbagai warna kemuliaan kepada Maryam dan Isa- Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-, sementara Yahudi berdiri pada posisi yang berlawanan dengan itu semua, baik terhadap Maryam maupun terhadap Isa Isa-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-. Semua sikap mereka kurang ajar, semua sikap mereka jahat dan ingkar dengan pengingkaran yang nyata.
Maka seharusnya orang-orang Nasrani bersikap sesuai dengan kenyataan ini. Seharusnya –berdasarkan logika akal-orang-orang Nasrani berdiri bersama dengan orang-orang Arab Palestina. Akan tetapi sungguh mengherankan bahwa negara-negara Nasrani mengingkari akidah mereka sendiri, mengingkari logika akal, justru mengambil posisi sedemikian rupa, dengan menggunakan hak veto untuk membela yang zhalim, untuk membela kesesatan dan membela permusuhan. Kita akan selalu melihat hal ini dengan kekuatan cahaya kebenaran dan sinar keadilan atas sikap ini, hingga Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- membuka hati untuk bisa memahami logika yang lurus ini.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(Redaksi)
Sumber :
Al-Yahud Fi al-Qur’an al-Karim, Syaikh Shalah Abu Ismail, hal. 232-241.