Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Maha Memberi Balasan

Jumat, 26 Juli 24
***

Ini adalah nama yang tsabit bagi Allah azza wa jalla di dalam sunnah Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Imam Ahmad meriwayatkan di dalam al-Musnad, Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah, Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, dan lain-lain dari Jabir bin Abdillah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-ia berkata,


ÈóáóÛóäöí ÍóÏöíúËñ Úóäú ÑóÌõáò ÓóãöÚóåõ ãöäú ÑóÓõæúáö Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ÝóÇÔúÊóÑóíúÊõ ÈóÚöíúÑðÇ Ëõãøó ÔóÏóÏúÊõ Úóáóíúåö ÑóÍúáöí ÝóÓöÑúÊõ Åöáóíúåö ÔóåúÑðÇ ÍóÊøóì ÞóÏöãúÊõ ÇáÔøóÇãó ÝóÅöÐóÇ ÚóÈúÏõ Çááåö Èúäõ ÃõäóíúÓò ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ ÝóÞóÇáó áöáúÈóæøóÇÈö Þõáú áóåõ : ÌÇÈÑñ Úóáóì ÇáúÈóÇÈö ÝóÞóÇáó : ÇÈúäõ ÚóÈúÏö Çááåö ¿ ÝóÞõáúÊõ : äóÚóãú ÝóÎóÑóÌó íóØóÃõ ËóæúÈóåõ ÝóÇÚúÊóäóÞóäöí æóÇÞúÊóäóÞúÊõåõ ÝóÞõáúÊõ : ÍóÏöíúËðÇ ÈóáóÛóäöí Úóäúßó Ãóäøóßó ÓóãöÚúÊóåõ ãä ÑóÓõæúáö Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó Ýöí ÇáúÞöÕóÇÕö ÝóÎóÔöíúÊõ Ãóäú ÊóãõæúÊó Ãóæú ÃóãõæúÊó ÞóÈúáó ÃóÓúãóÚóåõ ÞóÇáó : ÓóãöÚúÊõ ÑóÓõæúáó Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó íÞæá : íõÍúÔóÑõ ÇáäøóÇÓõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö –Ãóæú ÞóÇáó : ÇóáúÚöÈóÇÏõ- ÚõÑóÇÉð ÛõÑúáðÇ ÈõåúãðÇ ÞóÇáó : ÞõáúäóÇ æóãóÇ ÈõåúãðÇ ¿ ÞóÇáó áóíúÓó ãóÚóåõãú ÔóíúÁñ Ëõãøó íõäóÇÏöíúåöãú ÈöÕóæúÊò íóÓúãóÚõåõ ãóäú ÈóÚõÏó ßóãóÇ íóÓúãóÚõåõ ãóäú ÞóÑõÈó : ÃóäóÇ Çáúãóáößõ ÃóäóÇ ÇóáÏøóíøóÇäõ, áóÇ íóäúÈóÛöí áöÃóÍóÏò ãöäú Ãóåúáö ÇáäøóÇÑö Ãóäú íõÏúÎöáóåõ ÇáäøóÇÑó æóáóåõ ÚöäúÏó ÃóÍóÏò ãöäú Ãóåúáö ÇáúÌóäøóÉö ÍóÞøñ ÃõÞöÕøóåõ ãöäúåõ, æóáóÇ íóäúÈóÛöí áöÃóÍóÏò ãöäú Ãóåúáö ÇáúÌóäøóÉö Ãóäú íõÏúÎóáó ÇáúÌóäøóÉó æóáöÃóÍóÏò ãöäú Ãóåúáö ÇáäøóÇÑö Úóäúåõ ÍóÞøñ ÍóÊøóì ÃõÞöÕøóåõ ãöäúåõ ÍóÊøóì ÇóááøõØúãóÉõ, ÞóÇáó : ÞõáúäóÇ : ßóíúÝó æóÅöäøóãóÇ äóÃúÊöí Çááåó ÚóÒøó æóÌóáøó ÚõÑóÇÉð ÛõÑúáðÇ ÈõåúãðÇ ¿ ÞóÇáó : ÈöÇáúÍóÓóäóÇÊö æóÇáÓøóíøöÆóÇÊö



æóÒóÇÏó ÇáúÍóÇßöãõ : æóÊóáóÇ ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó : Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú áóÇ Ùõáúãó Çáúíóæúãó [ÛÇÝÑ : 17]


Telah sampai kepadaku sebuah cerita tentang seorang yang mendengar hadis dari Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, maka aku membeli seekor unta dan aku ikat pelana di atasnya, kemudian aku melakukan perjalanan kepadanya selama sebulan hingga sampai ke negeri Syam, dan ternyata orang itu adalah Abdullah bin Unais-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-. Lalu Jabir berkata kepada penjaga pintu : Katakan kepadanya, ‘Jabir ada di depan pintu.’ Abdullah bin Unais bertanya : (Jabir) bin Abdillah ? Aku berkata kepadanya : ‘Iya’, lalu ia (Abdullah bin Unais) keluar dengan mengenakan bajunya, kemudian dia memelukku dan aku pun memeluknya. Aku berkata : Ada sebuah hadis seputar Qishash darimu yang sampai kepadaku bahwasanya engkau mendengarnya langsung dari Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, maka itu aku khawatir engkau atau aku meninggal dunia sebelum aku sempat mendengar hadis tersebut darimu. Ia berkata : Aku mendengar Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, bersabda, “Pada hari Kiamat manusia-atau beliau bersabda : hamba-hamba-akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tanpa dikhitan, dan buhman. Jabir bertanya : Apa makna buhman ? Ia menjawab : ‘Mereka tidak membawa suatu apa pun.’ Kemudian Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menyeru mereka dengan suara yang dapat didengar oleh orang yang jauh sebagaimana didengar oleh orang yang dekat, Aku adalah Maha Menguasai lagi Maha Memberi balasan. Tidak sepatutnya bagi seorang pun dari penghuni Neraka untuk masuk Neraka sementara itu dia memiliki hak pada seseorang dari penduduk Surga hingga Aku mengqishashnya, dan tidak sepatutnya pula bagi seorang pun dari penghuni Surga untuk masuk Surga sementara seorang dari penduduk Neraka memiliki hak atasnya hingga Aku mengqishashnya, meskipun itu hanya sekedar tamparan sekali saja.’

Jabir berkata : Kami bertanya : Bagaimana itu terjadi sementara kita datang kepada Allah azza wa jalla dalam keadaan telanjang, tanpa dikhitan, dan tanpa membawa sesuatu apa pun ? Ia menjawab : Yaitu dengan kebaikan dan keburukan.”

Al-Hakim menambahkan :

Lalu Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- membaca firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berikut,


Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú áóÇ Ùõáúãó Çáúíóæúãó [ÛÇÝÑ : 17]


Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini.” (Ghafir : 17) [1]

Ad-Dayyan artinya adalah Yang Maha Memberi balasan lagi Maha Menghisab. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan mengumpulkan generasi pertama hingga terakhir pada hari Kiamat dalam keadaan telanjang tanpa mengenakan sehelai pun pakaian, telanjang kaki tanpa alas kaki, dalam keadaan belum dikhitan, dan tanpa membawa sedikit pun dari perbendaharaan dunia, kemudian Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memberikan balasan kepada mereka dan menghisab mereka atas segala yang telah mereka suguhkan di kehidupan dunia mereka yang berupa amalan-amalan, apabila amalan tersebut baik, maka balasannya juga baik, tetapi apabila buruk, maka akan buruk pula balasannya.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú áóÇ Ùõáúãó Çáúíóæúãó Åöäøó Çááøóåó ÓóÑöíÚõ ÇáúÍöÓóÇÈö


Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.” (Ghafir : 17)

Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


æóäóÖóÚõ ÇáúãóæóÇÒöíäó ÇáúÞöÓúØó áöíóæúãö ÇáúÞöíóÇãóÉö ÝóáóÇ ÊõÙúáóãõ äóÝúÓñ ÔóíúÆðÇ æóÅöäú ßóÇäó ãöËúÞóÇáó ÍóÈøóÉò ãöäú ÎóÑúÏóáò ÃóÊóíúäóÇ ÈöåóÇ æóßóÝóì ÈöäóÇ ÍóÇÓöÈöíäó [ÇáÃäÈíÇÁ : 47]


Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan.” (al-Anbiya : 47)


Ýóãóäú íóÚúãóáú ãöËúÞóÇáó ÐóÑøóÉò ÎóíúÑðÇ íóÑóåõ (7) æóãóäú íóÚúãóáú ãöËúÞóÇáó ÐóÑøóÉò ÔóÑøðÇ íóÑóåõ (8) [ÇáÒáÒáÉ : 7 ¡ 8]


Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (az-Zalzalah : 7-8)


Åöäøó Çááøóåó áóÇ íóÙúáöãõ ãöËúÞóÇáó ÐóÑøóÉò æóÅöäú Êóßõ ÍóÓóäóÉð íõÖóÇÚöÝúåóÇ æóíõÄúÊö ãöäú áóÏõäúåõ ÃóÌúÑðÇ ÚóÙöíãðÇ [ÇáäÓÇÁ : 40]


Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walau pun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan sebesar zarah, niscaya Allah akan melipat gandakan dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.” (an-Nisa : 30)


íóæúãó ÊóÌöÏõ ßõáøõ äóÝúÓò ãóÇ ÚóãöáóÊú ãöäú ÎóíúÑò ãõÍúÖóÑðÇ æóãóÇ ÚóãöáóÊú ãöäú ÓõæÁò ÊóæóÏøõ áóæú Ãóäøó ÈóíúäóåóÇ æóÈóíúäóåõ ÃóãóÏðÇ ÈóÚöíÏðÇ æóíõÍóÐøöÑõßõãõ Çááøóåõ äóÝúÓóåõ æóÇááøóåõ ÑóÁõæÝñ ÈöÇáúÚöÈóÇÏö [Âá ÚãÑÇä : 30]


Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakanya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri(siksa)-Nya. Dan Allah sangat penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” (Ali Imran : 30)

Hari Kiamat dinamakan juga yaumuddin (hari pembalasan), sebab hari tersebut adalah hari pembalasan dari hisab. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ãóÇáößö íóæúãö ÇáÏøöíäö [ÇáÝÇÊÍÉ : 4]


Pemilik hari pembalasan (al-Fatihah : 4)

Yaitu Yang Maha Menguasai hari pembalasan dan hisab terhadap amalan-amalan. Hal tersebut ditunjukkan pula oleh firman-Nya,


íóæúãóÆöÐò íõæóÝøöíåöãõ Çááøóåõ Ïöíäóåõãõ ÇáúÍóÞøó [ÇáäæÑ : 25]


Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya. (an-Nur : 25)

Yakni, hisab mereka. Selain itu, firman-Nya,


Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóì ßõáøõ äóÝúÓò ÈöãóÇ ßóÓóÈóÊú [ÛÇÝÑ : 17]


Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya.” (Ghafir : 17)

Dan firman-Nya,


Çáúíóæúãó ÊõÌúÒóæúäó ãóÇ ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó [ÇáÌÇËíÉ : 28]


Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (al-Jatsiyah : 28)

Dan firman-Nya,


ÃóÅöäøóÇ áóãóÏöíäõæäó [ÇáÕÇÝÇÊ : 53]


Apakah sesungguhnya kita benar-benar (akan dibangkitkan) untuk diberi pembalasan ? “ (Ash-Shaffat : 53)

Maksudnya, mereka akan diberikan balasan dan dihisab.

Apabila orang yang berakal mengetahui bahwa Rabb Ta’ala Maha Memberi balasan, hari Kiamat adalah hari pembalasan dan hisab, dan ia akan berjumpa dengan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pada hari itu tidak diragukan lagi dan ia pada hari itu pula akan mendapatkan seluruh amalan-amalannya diperlihatkan, yang baik maupun yang buruk, yang bagus maupun yang jelek, maka sesungguhnya ia akan memperhitungkan hisabnya untuk hari itu dan mempersiapkan bekalnya untuk menyambutnya.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam kitab Az-Zuhd [2] dari Abu Qilabah ia berkata bahwa Abu Darda-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-berkata : “Kebajikan itu tidak akan usang dan perbuatan dosa tidak akan dilupakan, sementara Allah Maha Memberi balasan tidak pernah tidur, maka jadilah orang sesukamu, sebagaimana engkau berhutang, pasti engkau akan membayarnya.”

Oleh karena itu, orang cerdik adalah orang yang mau mengevaluasi dan mengintrospeksi diri selama ia berada di dunia sebagai tempat beramal. Sedangkan orang lemah adalah menyia-nyiakan dirinya lepas dalam kesesatan dan mengekor kepada hawa nafsunya hingga penyesalan datang kepadanya.

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dalam kitabnya Mahasin An-Nafs [3] dari khalifah ar-Rasyid Umar bin al-Khaththab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya beliau berkata, “Introspeksilah diri-diri kalian sebelum kalian dihisab (dihitung amalannya) dan hitunglah amalan kalian sebelum kalian dihitung. Karena sesungguhnya akan lebih ringan bagi kalian hisab tersebut esok hari dengan mengintrokpeksi diri kalian sekarang. Berhiaslah untuk menyongsong hari besar ditampakkannya amalan. Pada waktu itu, kalian akan dihadapkan kepada Rabb, tiada sesuatu pun dari kalian yang tersembunyi bagi-Nya.”

Tidakkah orang zhalim lagi aniaya mengingat kedahsyatan hari ini, kengerian dari perhitungan amal dan ucapan Allah Maha Menghisab pada hari itu, “Tidak sepatutnya bagi seorang pun dari penghuni Neraka untuk masuk Neraka sementara itu ia memiliki hak pada seorang dari penduduk Surga hingga Aku mengqishashnya. Dan tidak sepatutnya pula bagi seorang pun dari penghuni Surga untuk masuk Surga sementara seorang dari penghuni Neraka memiliki hak atasnya hingga aku mengqishashnya, meskipun itu hanya sekedar tamparan sekali saja.”

Ketika para shahabat-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõãú-bertanya bagaimana keadaan hisab pada hari itu, sementara seluruh manusia datang kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dalam keadaan tidak berpakaian, belum dikhitan, dan tanpa membawa sesuatu apa pun, beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menjawab, “Yaitu dengan kebaikan dan keburukan. “ Maksudnya, bahwasanya Dia -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengambil kebaikan orang yang zhalim untuk orang yang dizhalimi. Apabila ia tidak memiliki kebaikan lagi, maka keburukan orang yang dizhalimi akan diambil dan ditimpakan kepada orang yang zhalim itu, kemudian ia dilemparkan ke api Neraka. Sebagaimana dalam hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


« ÃóÊóÏúÑõæäó ãóÇ ÇáúãõÝúáöÓõ ». ÞóÇáõæÇ ÇáúãõÝúáöÓõ ÝöíäóÇ ãóäú áÇó ÏöÑúåóãó áóåõ æóáÇó ãóÊóÇÚó. ÝóÞóÇáó « Åöäøó ÇáúãõÝúáöÓó ãöäú ÃõãøóÊöì íóÃúÊöì íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÈöÕóáÇóÉò æóÕöíóÇãò æóÒóßóÇÉò æóíóÃúÊöì ÞóÏú ÔóÊóãó åóÐóÇ æóÞóÐóÝó åóÐóÇ æóÃóßóáó ãóÇáó åóÐóÇ æóÓóÝóßó Ïóãó åóÐóÇ æóÖóÑóÈó åóÐóÇ ÝóíõÚúØóì åóÐóÇ ãöäú ÍóÓóäóÇÊöåö æóåóÐóÇ ãöäú ÍóÓóäóÇÊöåö ÝóÅöäú ÝóäöíóÊú ÍóÓóäóÇÊõåõ ÞóÈúáó Ãóäú íõÞúÖóì ãóÇ Úóáóíúåö ÃõÎöÐó ãöäú ÎóØóÇíóÇåõãú ÝóØõÑöÍóÊú Úóáóíúåö Ëõãøó ØõÑöÍó Ýöì ÇáäøóÇÑö »


“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para shahabat menjawab : Orang bangkrut menurut kami adalah yang tidak memiliki uang dirham dan tidak pula harta benda. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Dia datang, tetapi pernah mencela ini, menuduh ini, makan harta orang ini, menumpahkan darah orang ini, dan memukul yang ini. Oleh karena itu, orang ini diberi dari kebaikannya dan yang ini pula diberi dari kebaikannya. Kemudian apabila kebaikan yang ia miliki habis sebelum selesai tanggungannya, maka kesalahan-kesalahan orang-orang itu akan diambil dan ditimpakan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke dalam api Neraka.” (HR. Muslim) [4]

Diriwayatkan juga dari hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwasanya Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


« áóÊõÄóÏøõäøó ÇáúÍõÞõæÞó Åöáóì ÃóåúáöåóÇ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÍóÊøóì íõÞóÇÏó áöáÔøóÇÉö ÇáúÌóáúÍóÇÁö ãöäó ÇáÔøóÇÉö ÇáúÞóÑúäóÇÁö »


Sungguh seluruh hak akan disampaikan kepada pemiliknya pada hari Kiamat, sampai-sampai kambing bertanduk yang pernah menanduk kambing lain yang tidak memiliki tanduk akan ikut pula diqishash.” [5]

Seorang penyair berkata seputar hal ini,


ÃóãóÇ æóÇááåö Åöäøó ÇáÙøõáúãó áõæúãñ æóãóÇ ÒóÇáó ÇáúãõÓöíúÁõ åõæó ÇáÙøóáõæúãõ
Åöáóì ÏóíøóÇäó íóæúãó ÇáÏøöíúäö äóãúÖöí æóÚöäúÏó Çááåö ÊóÌúÊóãöÚõ ÇáúÎõÕõæãõ


Ketahuilah, demi Allah, sesungguhnya kezhaliman adalah tercela

Senantiasa orang yang berbuat buruk disebut penganiaya

Hanya kepada Maha Penghisab di hari pembalasan, kita berjalan

Di sisi Allah seluruh yang bermusuhan akan dikumpulkan

Di antara kesempurnaan pemberian balasan Rabb -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- pada hari itu adalah bahwasanya pada hari itu, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan datang sendiri untuk memutuskan perkara di antara hamba-hamba-Nya. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman, ]


æóÌóÇÁó ÑóÈøõßó æóÇáúãóáóßõ ÕóÝøðÇ ÕóÝøðÇ (22) æóÌöíÁó íóæúãóÆöÐò ÈöÌóåóäøóãó íóæúãóÆöÐò íóÊóÐóßøóÑõ ÇáúÅöäúÓóÇäõ æóÃóäøóì áóåõ ÇáÐøößúÑóì (23) íóÞõæáõ íóÇ áóíúÊóäöí ÞóÏøóãúÊõ áöÍóíóÇÊöí (24)


Dan datanglah Rabbmu; sedang malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam ; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan : “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shaleh) untuk hidupku ini.” (al-Fajr : 22-24)

Oleh karena itu, renungkanlah wahai hamba pada hari yang agung itu, ingatlah bahwa Rabb -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- Maha Memberi balasan dan bahwasanya seluruh hak pada hari itu akan diberikan kepada pemiliknya, dan bahwasanya di sana pada hari itu tidak ada apa-apa, kecuali kebaikan dan keburukan.


ÊóÐóßøóÑú íóæúãó ÊóÃúÊöí Çááåó ÝóÑúÏðÇ æóÞóÏú äõÕöÈóÊú ãóæóÇÒöíúäõ ÇáúÞóÖóÇÁö
æóåõÊößóÊö ÇáÓøõÊõæúÑõ Úóäö ÇáúãóÚóÇÕöí æóÌóÇÁó ÇáÐøóäúÈõ ãõäúßóÔöÝó ÇáúÛöØóÇÁö


Ingatlah, hari ketika engkau datang kepada Allah sendirian

Sementara itu, semua timbangan keputusan telah dipancangkan

Dan penutup segala maksiat telah disingkap

Dan dosa datang dalam keadaan tanpa penutup

Ya Allah, lindungilah kami dari kehinaan di hari penyesalan, dari dibongkarnya keburukan pada hari Kiamat, yaitu hari yang tidak akan dapat bermanfaat harta benda dan anak keturunan, kecuali orang yang datang kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dengan hati yang selamat.

Amin

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :

Fikih Asmaul Husna, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad al-Badr-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì.

Catatan :

[1] HR. Ahmad, juz 3, hlm. 495, al-Bukhari di kitab Al-Adab Al-Mufrad, no. 970, Ibnu Abi Ashim dalam As-Sunnah, no. 514, al-Hakim, juz 2, hlm. 437, dan lain-lain dari jalan al-Qasim bin Abdul Wahid Al-Makki, dari Muhammad bin Aqil, bahwa dia mendengar Jabir bin Abdillah berkata, lalu dia menyebutkan hadis tersebut. Isnadnya hasan. Abdullah bin Muhammad bin Aqil adalah rawi yang diperselisihkan, tetapi hadisnya hasan. Sedangkan Al-Qasim bin Abdul Wahid al-Makki diriwayatkan oleh banyak ulama dan disebutkan pula oleh Ibnu Hibban dalam kitab Ats-Tsiqat, juz 7, hlm. 337, tetapi ia tidak mencelanya. Al-Hafizh Al-Mundziri menyandarkannya dalam At-Targhib wa At-Tarhib kepada Ahmad dan ia menghasankan sanadnya. Demikian juga dihasankan oleh al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa Ar-Tarhib, no. 3608, dan di Zhilal Al-Jannah Fi Takhrij As-Sunnah Libni Abi Ashim. Hadis ini juga memiliki isnad yang lain, dikeluarkan oleh ath-Thabrani dalam Musnad Asy-Syamiyin, no. 156, dari jalan Al-Hajjaj bin Dinar, dari Muhammad bin Al-Munkadir, dari Jabir dengan lafazh tersebut secara panjang lebar. Al-Hafizh berkata dalam kitab al-Fath, juz 1, hlm. 174 : Dan sanadnya shalih (baik).

[2] Nomer 764, dan para rawinya tsiqah, tetapi sanadnya terputus.

[3] Nomor 2.

[4] Nomor 2581.

[5] Shahih Muslim, nomor 2572.


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1077