Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Orang-orang Yang Dimurkai atau Diadzab

Rabu, 03 Maret 04

Ada orang-orang yang dimurkai Allah dan ada pula orang-orang yang akan diadzab karena perbuatan-perbuatan maksiatnya. Berikut ini beberapa golongan orang-orang yang perbuatan-nya mengakibatkan murka Allah ataupun diturunkannya adzab atau amalnya tidak diterima.

Berbagai adzab

Dalam sejarah nabi-nabi ada kaum-kaum atau masyarakat yang mendatangkan murka Allah karena kekafiran mereka, mendustakan agama yang dibawa oleh nabi yang diutus untuk memberi petunjuk kepada mereka, karena sombong, zhalim, dan sebagainya.

  • Kaum Tsamud dihancurkan dengan petir, dan kaum 'Ad dihancurkan dengan angin dingin sangat kencang. (lihat QS Al-Haaqqah/69: 4,5,6).

  • Iblis dilaknat oleh Allah dan dikeluarkan dari surga karena tidak mau mengikuti perintah Allah, untuk bersujud kepada Adam AS. ( lihat Al-Hijr/ 15: 34-35).

  • Kaum Nabi Nuh shallallahu 'alaihi wasallam diadzab dengan air bah/banjir yang meneng-gelamkan karena kekafiran mereka, hingga anak Nabi Nuh 'alaihissalam sendiri pun tenggelam karena termasuk kafir. (lihat QS Huud/11: 41,42,43).

  • Kaum Nabi Hud 'alaihissalam mendustakan Nabinya, maka mereka dibinasakan oleh Allah. (lihat As-Syu'ara'/ 26: 139).

  • Kaum Nabi Shaleh 'alaihissalam angkuh, kafir, dan menyembelih unta yang tidak boleh diganggu, maka diadzab dengan gempa yang dahsyat. (Lihat Al-A'raaf/ 7:77, 78).

  • Kaum Nabi Luth 'alaihissalam yang kafir termasuk juga isterinya, dan mereka yang homoseks diadzab Allah dengan buminya dibalik, serta dihujani batu panas. ( lihat Huud/ 11: 82-83).

  • Fir'aun dan wadyabalanya yang kafir telah diberi bala' berupa taufan, belalang, kutu, kodok, dan darah; kemudian minta agar dimohonkan oleh Nabi Musa 'alaihissalam untuk dilepaskan dari adzab itu. Setelah dilepaskan oleh Allah adzabnya lalu mereka kafir lagi, maka Allah tenggelamkan mereka di laut. (Lihat Al-A'raaf/ 7:133, 134, 135, 136).

  • Kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan tangan-tangan manusia. ( lihat Ar-Ruum/ 30: 41).

  • Kaum Nabi Syu'aib 'alaihissalam di Madyan diadzab dengan gempa hingga jadi mayat-mayat yang bergelimpangan karena kekafiran mereka dan curang dalam menakar dan menimbang. (lihat QS Al-A'raaf: 85-93).

  • Qarun yang kaya raya lagi sombong dan berbuat aniaya maka diadzab Allah dengan dibenamkan ke bumi beserta harta bendanya. (lihat QS Al-Qashash/ 28: 76-82).

Adzab dan Murka Allah

Siksaan-siksaan, adzab, bala', dan murka Allah terhadap Ummat Islam pun akan terjadi apabila manusia Muslim itu telah melakukan kemaksiatan yang nyata. Siksaan itu di antaranya seperti hadits berikut ini:

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menghadap pada kami dan bersabda: "Wahai sekalian orang-orang Muhajirin, lima cobaan apabila menimpa kalian (maka tidak ada kebaikannya, atau kalian akan tertimpa macam-macam adzab seperti yang akan disebutkan ini) dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak menjumpainya".

  • Tidaklah kekejian (zina) tampak nyata di suatu kaum sama sekali, hingga mereka berterang-terangan dengannya, kecuali akan tersebar di kalangan mereka wabah penyakit dan penyakit-penyakit yang belum pernah berlangsung di kalangan orang-orang yang mendahului mereka yang telah berlalu (meninggal).

  • Dan tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan diadzab dengan paceklik dan sulitnya bahan kebutuhan dan dhalimnya penguasa atas mereka.

  • Dan tidaklah mereka mencegah (atau tidak mau membayar) zakat harta-harta mereka kecuali mereka dicegah akan turunnya hujan dari langit, dan seandainya tidak karena adanya binatang-binatang ternak pasti mereka tidak dihujani.

  • Dan tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji RasulNya (yang berlangsung antara mereka dan orang-orang yang jadi musuh) kecuali Allah menguasakan musuh atas mereka dari orang selain mereka, lalu mereka (musuh itu) mengambil sebagian apa-apa yang di tangan mereka.

  • Dan selama pemimpin-pemimpin mereka tidak menghukumi dengan kitab Allah, dan mereka memilih-milih dari apa-apa yang telah Allah turunkan niscaya Allah akan menjadikan saling berkeras-kerasan di antara mereka. (HR Ibnu Majah, dalam Az-Zawaaid disebutkan: baik untuk diamalkan).

Siksa berat atas yang kejam dan ahli maksiat

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dua macam manusia dari ahli neraka yang aku belum melihatnya sekarang, yaitu: (pertama) kaum yang membawa cemeti-cemeti seperti ekor-ekor sapi, mereka memukul manusia dengannya; dan (kedua) wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, berjalan dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk onta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga bahkan tidak akan mendapat wanginya, dan sungguh wangi surga telah tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR Muslim, dan Ahmad dari Abi Hurairah, Shahih).

Masyarakat menuju murka Allah

Ancaman bagi orang yang keras, kejam, dan dhalim tak berperikemanu-siaan. Itu semua menuju kepada kemur-kaan Allah. Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits: "Sesungguhnya ada suatu kaum yang dulunya mereka itu orang-orang yang lemah dan melarat, mereka diserang oleh orang-orang perkasa dan sengit, lalu Allah memenangkan orang-orang yang lemah itu (mengalahkan) atas orang-orang yang perkasa, lalu kaum lemah (yang kemudian dimenangkan oleh Allah) itu memperlakukan musuh mereka, lantas mempekerjakan dan menguasai mereka, maka menjadikan Allah marah terhadap mereka (yang sok kuasa itu) sampai hari qiyamat." (HR Ahmad, isnadnya hasan).

Artinya, mereka yang lemah itu ketika mereka menguasai yang kuat lalu menganiayanya, lantas mempekerjakannya dalam hal yang tidak pantas untuknya. Mereka (yang lemah kemudian jadi penguasa) itu menjadikan Allah marah atas mereka dengan sebab kedhaliman ini. (Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, hal 309, penjelasan ayat 190 surat Al-Baqarah).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Ada tiga macam orang yang shalatnya tidak diangkat sejengkal pun di atas kepala mereka (tidak diterima). Yaitu (pertama) laki-laki yang memimpin suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya. (Kedua) perempuan yang tidur malam sedang suaminya dalam keadaan marah kepadanya. (Ketiga), dua saudara yang memutuskan hubungan kekeluargaan." (HR Ibnu Majah, dengan sanad hasan).

Ancaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang hampir serupa ditandaskan pula:
"Apabila zina dan riba telah tampak terang-terangan di suatu desa maka sungguh mereka telah menempatkan diri mereka pada adzab Allah." (HR At-Thabrani dan al-Hakim dari Ibnu Abbas, shahih).

Tidak menggubris agama

Pasangan dari pelanggaran yang mengikuti syahwat faraj dan syahwat perut serta hawa nafsu itu adalah meninggalkan perhatian terhadap agama. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun mengancamnya: "Apabila kalian (ummat Islam) berjual beli 'inah (satu jenis jual beli yang hukumnya riba), dan mengikuti ekor-ekor sapi (senang beternak), dan senang dengan pertanian, dan meninggalkan jihad; maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kalian, kehinaan itu tidak dicabut (oleh Allah) kecuali kalau kalian kembali kepada agama kalian." (HR. Abu Daud dari Ibnu Umar, dan riwayat Al-Bukhari).

Kalau dibiarkan, maka adzab Allah akan menimpa kepada seluruhnya. Termasuk pula orang-orang yang baik, walaupun nantinya di akherat mendapat ampunan dan keridaan Allah . Namun bala' yang menimpa di dunia akan mengenai kesemuanya. Sebagaimana dinyatakan dalam Hadits:

"Jika maksiat-maksiat telah merajalela di dalam ummatku maka Allah meratakan adzab dari sisi-Nya kepada mereka. Lalu aku (Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) bertanya: Wahai Rasulallah, apakah pada hari itu tidak ada (lagi) orang-orang shaleh/ baik? Beliau menjawab: Masih ada. Aku bertanya: Lalu bagaimana mereka berbuat? Beliau menjawab: Mereka ditimpa musibah-musibah yang menimpa para manusia, kemudian mereka akan mendapatkan ampunan dan keridhoan dari Allah". (HR Ahmad dari Ummu Salamah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam VI/ 304 atau no.26122, Al-Haitsami mengatakan, hadits ini rijalnya shahih).

Mudah-mudahan kita mampu menghindari aneka maksiat dan tidak menyetujui atau mendukung apalagi membiarkan kemaksiatan. Semoga kita bisa kembali kepada diinullah secara konsekuen dan istiqamah, sehingga murka Allah dan siksaNya akan dicabut dan tidak menimpa kepada kita. Amien. (Dept. Ilmiah).

Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir, Faidhul Qadir Syarh Al-Jami' As-Shaghir, dan kitab lainnya.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=69