Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

al-Husain bin ‘Ali , semoga Alloh meridhoi keduanya

Rabu, 02 April 14

Kaum muslimin, rahimakumullah.

Tokoh yang ingin kita bahas pada edisi kali ini adalah HUSAIN BIN ‘ALI, salah seorang cucu Rosululloh shallallohu 'alaihi wasallam.

Nama dan Nasabnya

Beliau adalah Al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thaalib bin ‘Abdil-Manaf bin Qushay Al-Qurasyiy Al-Hasyimiy. Kedua orang tuanya adalah ‘Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kelahirannya

Beliau dilahirkan pada tanggal 5 Sya’ban tahun keempat Hijriyah, (Al-Bidaayah wan-Nihaayah (VIII/149).

Kedudukannya

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda :


åõãóÇ ÑóíúÍóÇäóÊóÇíó ãöäó ÇáÏõøäúíóÇ. ÑæÇå ÇáÈÎÇÑí

“Keduanya (Al-Hasan dan Al-Husain) adalah dua buah tangkai bungaku di dunia.” [HR. al-Bukhari)

Jabir radliyallahu ‘anhu yang ketika melihat Al-Husain bin ‘Ali masuk ke dalam masjid mengatakan,


ãä ÃÍÈ Ãä íäÙÑ Åáì ÓíÏ ÔÈÇÈ Ãåá ÇáÌäÉ¡ ÝáíäÙÑ Åáì åÐÇ. ÓãÚÊå ãä ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã

“Barangsiapa yang ingin melihat seorang sayyid (pemuka) dari para pemuda ahli Surga, maka lihatlah ini (yakni : Al-Husain radliyallaahu ‘anhu). Saya mendengar hal itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”. (Siyaru A’laamin-Nubalaa’, III/282)

Ummu Salamah radliyallaahu ‘anhaa berkata,


Åä ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã Ìáá ÚáíÇ æÝÇØãÉ æÇÈäíåãÇ ÈßÓÇÁ¡ Ëã ÞÇá: Çóááóøåõãóø åóÄõáóÇÁö Ãóåúáõ ÈóíúÊö ÈöäúÊöí æóÍóÇãóÊöí¡ Çóááóøåõãóø ÃóÐúåöÈú Úäúåõãõ ÇáÑöøÌúÓó æóØóåöøÑúåõãú ÊóØúåöíúÑÇð. ÝóÞõáúÊõ : íóÇ ÑóÓõæúáó Çááå¡ ÃóäóÇ ãöäúåõãú ¿ ÞóÇáó : Åöäóøßö Åöáóì ÎóíúÑò

“Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyelimuti ’Ali, Fathimah, serta kedua anaknya (Al-Hasan dan Al-Husain) dengan sebuah selimut, kemudian beliau berdoa : “Ya Allah, mereka adalah ahlu bait putriku dan kesayanganku. Ya Allah, hilangkanlah kotoran dari mereka, dan sucikanlah mereka dengan sesuci-sucinya”. Aku (Ummu Salamah) bertanya : “Apakah aku termasuk mereka ?”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya engkau menuju kebaikan”. (Siyaru A’laamin-Nubalaa’, III/283)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,


ÍõÓóíúäñ ãöäöøíú æóÃóäóÇ ãöäú ÍõÓóíúäò¡ ÃóÍóÈóø Çááåõ ãóäú ÃóÍóÈóø ÍõÓóíúäÇð¡ ÍõÓóíúäñ ÓöÈúØñ ãöäó ÇáúÃóÓúÈóÇØö.

”Husain termasuk bagian dariku dan aku termasuk bagian darinya. Allah akan mencintai siapa saja yang mencintai Husain. Dan Husain adalah satu umat di antara umat-umat yang lain dalam kebaikannya.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Beberapa Sifatnya

Secara fisik, Al-Husain radliyallaahu ’anhu lebih mirip dengan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pada bagian dada sampai kaki, sementara Al-Hasan radliyallaahu ’anhu lebih mirip dengan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pada wajahnya. (al-Bidaayah wan-Nihaayah, VIII/150)

’Ubaidullah bin Ziyaad berkata,


ãÇ ÑÃÊ ãËá åÐÇ ÍÓäÇ¡ ÝÞáÊ áå: Åäå ßÇä ãä ÃÔÈååã ÈÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã

”Aku belum pernah melihat orang setampan ini”. Anas bin Malik (yang ketika itu ada di hadapannya) mengatakan kepada ’Ubaidullah bin Ziyaad, ”Husain radliyallaahu ’anhu termasuk orang yang paling mirip dengan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.” (HR. At-Tirmidzi)

Sa’d bin ’Amr berkata,


Ãä ÇáÍÓä ÞÇá ááÍÓíä: æÏÏÊ Ãä áí ÈÚÖ ÔÏÉ ÞáÈß¡ ÝíÞæá ÇáÍÓíä: æÃäÇ æÏÏÊ Ãä áí ÈÚÖ ãÇ ÈÓØ ãä áÓÇäß

”Bahwasannya Al-Hasan pernah berkata kepada Al-Husain : ’Betapa ingin aku memiliki sebagian keteguhan hatimu’. Lalu Al-Husain menjawab, ’Dan betapa ingin aku memiliki sebagian kelembutan lidahmu”(Siyaru A’laamin-Nubalaa’ (III/287).

Wafatnya

Para ulama berselisih pendapat tentang kapan Al-Husain radliyallaahu ’anhu wafat. Tetapi Adz-Dzahabi di dalam Siyaru A’laamin-Nubalaa’ (III/318), Ibnu Katsir di dalam Al-Bidaayah wan-Nihaayah (VIII/172) dan Ibnu Hajar Al-’Asqalani di dalam Tahdziibut-Tahdziib (II/356) lebih menguatkan bahwa wafatnya pada hari ’Asyura bulan Muharram tahun 61 H.

Beliau wafat dengan sebab dibunuh. Dan jauh hari sebelum Al-Husain terbunuh, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah menceritakan bahwa Al-Husain akan wafat dalam keadaan terbunuh. Adz-Dzahabi rahimahullah membawakan beberapa riwayat tentang itu, di antaranya dari ’Ali, ia berkata,


ÏÎáÊ Úáì ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÐÇÊ íæã¡ æÚíäÇå ÊÝíÖÇä¡ ÝÞÇá: " ÞÇã ãä ÚäÏí ÌÈÑíá¡ ÝÍÏËäí Ãä ÇáÍÓíä íÞÊá¡ æÞÇá: åá áß Ãä ÃÔãß ãä ÊÑÈÊå ¿ ÞáÊ: äÚã. ÝãÏ íÏå¡ ÝÞÈÖ ÞÈÖÉ ãä ÊÑÇÈ. ÞÇá: ÝÃÚØÇäíåÇ¡ Ýáã Ããáß Úíäí

”Aku datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam ketika kedua mata beliau bercucuran air mata. Lalu beliau bersabda , ’Jibril baru saja datang, ia menceritakan kepadaku bahwa Al-Husain kelak akan mati dibunuh. Kemudian Jibril berkata, ’Apakah engkau ingin aku ciumkan kepadamu bau tanahnya?’. Aku menjawab : ’Ya’. Jibril pun lalu menjulurkan tangannya, ia menggenggam tanah satu genggaman. Lalu ia memberikannya kepadaku. Oleh karena itulah aku tidak kuasa menahan air mataku.”(HR. Ahmad)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah memberikan komentar tentang terbunuhnya Al-Husain radliyallaahu ’anhu seraya mengatakan, ”Ketika Al-Husain bin ’Ali radliyalaahu ’anhuma terbunuh pada hari ’Asyura, yang dilakukan oleh sekelompok orang zhalim yang melampaui batas dan dengan demikian berarti Allah ta’ala telah memuliakan Al-Husain untuk memperoleh kematian sebagai syahid, sebagaimana Allah ta’ala juga telah memuliakan Ahlul Bait-nya yang lain dengan mati syahid, seperti halnya Allah ta’ala telah memuliakan Hamzah, Ja’far, ayahnya yaitu ’Ali, dan lain-lain dengan mati syahid. Dan mati syahid inilah salah satu cara Allah ta’ala untuk meninggikan kedudukan serta derajat Al-Husain radliyallaahu ’anhu dan saudaranya, yaitu Al-Hasan radliyallaahu ’anhu, menjadi pemuka para pemuda ahli surga.” ( Majmu’ Al-Fataawaa, XXV/302).

Kematian al-Husain menyebabkan fitnah besar di tengah kaum muslimin.

Peristiwa itu mengakibatkan terjadinya keburukan di tengah manusia. Sehingga muncullah kelompok yang jahil (bodoh) lagi zhalim, kelompok yang kafir lagi munafik atau sesat lagi melampaui batas, menampakkan loyalitas semu kepada ahlul bait dan menjadikan hari Asyuro sebagai hari berkabung, kesedihan dan ratapan. Pada hari itu mereka menampakkan syi'ar jahiliah seperti menampar-nampar wajah, mencabik-cabik pakaian dan berbelasungkawa dengan cara jahiliah.

Perbuatan mereka itu menyelisihi syari'at Allah. Yang diperintahkan Allah dan rasul-Nya ketika tertimpa musibah yaitu bersabar, mengembalikannya kepada Allah dan mengharap balasan pahala, sebagaimana yang Allah ta’ala firmankan, yang artinya, "Dan kabarkanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (Qs.al Baqoroh : 155-157).

Di dalam hadits shahih Nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,


áóíúÓó ãöäøóÇ ãóäú áóØóãó ÇáúÎõÏõæÏó¡ æóÔóÞøó ÇáúÌõíõæÈó¡ æóÏóÚóÇ ÈöÏóÚúæóì ÇáúÌóÇåöáöíøóÉö

"Bukanlah dari (ajaran) kami siapa yang menampar-nampar wajah, mencabik-cabik pakaian dan berdoa dengan doa jahiliah (ketika ditimpa musibah)." (HR.al-Bukhori)

Kaum muslimin, rahimakumulloh

Apa yang mereka lakukan tersebut di atas, mereka menganggapnya bahkan menyakininya sebagai salah satu cara pendekatan diri kepada Allah ta’ala dan dapat menghapus seluruh dosa mereka yang terjadi pada tahun sebelumnya. Mereka tidak sadar kalau apa yang mereka lakukan jusru mengharuskan penolakan dan menjauhkan mereka dari rahmat Allah ta’ala. Sangat benar yang Allah ta’ala firmankan dalam kitab-Nya, yang artinya,

"Maka Apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? Maka Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat." (Qs.Faathir:8) (Al-Bid'ah al-Hauliah, Abdullah at-Tuwaijri ). Wallohu a'lam
Semoga Alloh memberikan hidayah kepada kita dan mereka.Aamiin (Redaksi)

Sumber : Disarikan dari berbagai sumber.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=741