Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Mendulang Cinta Allah (bag.1)

Rabu, 20 Mei 15

Rasa cinta –yang ada di dalam hati seorang- terhadap orang lain terlebih kepada pasangan hidupnya merupakan bagian dari tanda kekuasaan Allah dan sekaligus merupakan anugerah Allah yang sangat besar. Betapa tidak, sementara rasa cinta itu menjadi jembatan penyeberangan menuju ketenteraman, ketenangan dan kebahagiaan hidup. Oleh karenanya, tak seorang pun-menurut dugaan penulis- yang tidak menginginkan untuk meraih cinta orang lain, apatah lagi pasangan hidupnya atau anak dan orang tuanya. Hal demikian itu, karena mereka menyadari alangkah tidak nyamannya kehidupan jiwa tanpa adanya rasa cinta dan kasih sayang. Namun, betapa banyak orang lupa atau tidak menyadari atau bahkan tidak mengetahui bahwa cinta sesamanya akan pudar bahkan hilang seiring berjalannya waktu, cinta sesama terbatas manfaatnya hanya selama hidupnya di dunia manakala cintanya tersebut dibangun bukan di atas kecintaan kepada Rabbnya, Allah. Sungguh jauh berbeda halnya dengan cinta Allah kepada hambaNya, cinta dan kemanfaatannya tidak hanya sebatas di dunia namun di akhirat pula. Ini menunjukkan betapa agungnya cinta Allah. Bila demikian ini halnya, bagaimanakah cara agar kita mendulang cintaNya ? inilah pertanyaan penting-menurut hemat penulis- yang jawabannya akan Anda temukan dalam tulisan berikut ini dan satu edisi mendatang, insya Allah.

Cinta Allah kepada HambaNya
Para ulama mengatakan, ‘kecintaan Allah kepada hambaNya adalah kehendak diriNya untuk hambaNya agar sang hamba mendapatkan kebaikan, hidayah dan berbagai kenikmatan serta rahmatNya (al-Minhaj, 16/183)

Hal ini merupakan bagian dari aqidah atau keyakinan seorang yang beriman kepadaNya. Keyakinannya tersebut didasarkan pada informasi yang valid


Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó Úóäú ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÞóÇáó ÅöÐóÇ ÃóÍóÈøó Çááøóåõ ÇáúÚóÈúÏó äóÇÏóì ÌöÈúÑöíáó Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÝõáóÇäðÇ ÝóÃóÍúÈöÈúåõ ÝóíõÍöÈøõåõ ÌöÈúÑöíáõ ÝóíõäóÇÏöí ÌöÈúÑöíáõ Ýöí Ãóåúáö ÇáÓøóãóÇÁö Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÝõáóÇäðÇ ÝóÃóÍöÈøõæåõ ÝóíõÍöÈøõåõ Ãóåúáõ ÇáÓøóãóÇÁö Ëõãøó íõæÖóÚõ áóåõ ÇáúÞóÈõæáõ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö


Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda, jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril dan berfirman,’ sesungguhnya Allah mencintai fulan, oleh karena itu cintailah si fulan. Maka, Jibrilpun mencintai si fulan. Lalu, Jibril berseru ke penduduk langit, ‘ sesungguhnya Allah mencintai fulan, oleh karena itu hendaklah kalian mencintai fulan. Maka, penduduk langit pun mencintai si fulan. Kemudian, diletakkan untuk si fulan tersebut penerimaan di muka bumi (HR. al-Bukhari, no. 3209),

yakni, hati para hamba (dari kalangan penduduk bumi yang beriman) menerimanya, mencintainya, condong kepadanya dan meridhainya. (Umdatul Qari’ Syarah Shahih al-Bukhari, 32/223) Dan, ia pun akan senantiasa disebut-sebut akan kebaikannya serta mendapatkan sanjungan yang baik pula. (lihat, Tahqiq dan Ta’liq Dr. Mushthafa Diib al-Bagha Terhadap Shahih al-Bukhari, hadis no. 3037)

Pembaca yang budiman, Hadis di atas mengisyaratkan bahkan menegaskan bahwa Allah memiliki rasa cinta kepada hambaNya yang dikehendakiNya. Namun, tentu saja sifat kecintaan Allah ini berbeda dengan sifat kecintaan hambaNya. Karena, Dia menegaskan dalam firmanNya,


áóíúÓó ßóãöËúáöåö ÔóíúÁñ æóåõæó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÈóÕöíÑõ


Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat (Qs. asy Syuura : 11)

Faedah CintaNya
Pembaca yang budiman, kecintaan Allah kepada hambaNya memberikan banyak faedah, di antaranya ;

1. Mendatangkan kecintaan penduduk langit dan bumi
sebagaimana hadis Abu Hurairah yang lalu.

2. Mendatangkan penjagaan Allah terhadap hati orang yang dicintaiNya.
Rasulullah bersabda,


ÅöÐóÇ ÃóÍóÈøó Çááåõ ÚóÈúÏðÇ ÍóãóÇåõ ÇáÏøõäúíóÇ ßóãóÇ íóÙöáøõ ÃóÍóÏõßõãú íóÍúãöí ÓóÞöíúãóåõ ÇáúãóÇÁó


Bila Allah mencintai seorang hamba niscaya Dia memeliharanya dari dunia, seperti halnya salah seorang di antara kalian yang selalu saja menjaga orang yang tengah sakit (dari pengaruh buruk) air (HR. at Tirmidzi, no. 2036)

Yang dimaksud dengan sabda beliau, “Memeliharanya dari dunia”, yakni, Allah membuat sebuah penghalang antara diri orang tersebut dan kenikmatan dunia (yang menipu) beserta syahwat-syahwatnya. Dia menjaga dan melindunginya dari terkotori oleh kemilau dan keindahannya agar hatinya tidak sakit oleh karenanya, tidak sakit oleh karena kecintaannya dan tidak sakit oleh karena upayanya untuk meraihnya serta tidak pula sakit oleh karena kesukaan dan kesenangannya terhadap dunia dan kebenciannya terhadap akhirat (Faidhul Qodir Syarah al-jami’ ash Shaghir, 1/246)

3. Mendatangkan keimanan yang murni
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan dari Nabi, beliau bersabda,


Åöäøó Çááåó ÞóÓøóãó Èóíúäóßõãú ÃóÎúáóÇÞóßõãú ßóãóÇ ÞóÓøóãó Èóíúäóßõãú ÃóÑúÒóöÇÞóßõãú æó Åöäøó Çááåó íõÚúØöí ÇáúãóÇáó ãóäú íõÍöÈøõ æó ãóäú áóÇ íõÍöÈøõ æó áóÇ íõÚúØöí ÇáúÅöíúãóÇäó ÅöáøóÇ ãóäú íõÍöÈøõ æó ÅöÐóÇ ÃóÍóÈøó Çááåõ ÚóÈúÏðÇ ÃóÚúØóÇåõ ÇáúÅöíúãóÇäó


Sesungguhnya Allah membagi akhlaq-akhlaq kalian di antara kalian sebagaimana Dia membagi rizki kalian. Dan, sesungguhnya Allah memberikan harta kepada orang yang Dia cintai dan orang yang tidak Dia cintai, sementara Dia tidak memberikan keimanan melainkan kepada orang yang dicintaiNya. Bila Allah mencintai seorang hamba, niscaya Dia akan memberikan keimanan kepadanya (HR. al-Hakim di dalam al-Mustadrak, no. 95)

Beberapa Tips untuk Mendulang CintaNya

Pembaca yang budiman, itulah 3 di antara sekian banyak faedah dari cinta Allah kepada hambaNya. Ini tidak berarti bahwa faedah dari cintaNya hanya 3 hal ini saja. Meski hanya 3 hal yang disebutkan di sini, mudah-mudahan cukup mewakili untuk menunjukkan betapa agung dan besarnya faedah kecintaan Allah tersebut, yang tentunya hal ini semakin memotivasi kita untuk berusaha mendulang kecintaanNya.

Ada beberapa tips yang bisa diusahakan oleh seorang hamba untuk dapat mendulang cintaNya. Tips-tips ini telah diisyaratkan atau telah disebutkan di banyak teks-teks al-Qur’an maupun al-Hadis. Namun, dalam tulisan ini hanya beberapa saja yang akan disebutkan di antaranya, yaitu :

a. Bertakwa kepada Allah
Yaitu dengan, mentaatiNya tidak bermaksiat/menentang perintahNya, mensyukuri nikmatNya tidak mengingkarinya, dan dengan mengingatNya tidak melupakanNya. Dengan melakukan hal tersebut, niscaya seseorang akan mendulang cintaNya.
Allah berfirman,


Èóáóì ãóäú ÃóæúÝóì ÈöÚóåúÏöåö æóÇÊøóÞóì ÝóÅöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÊøóÞöíäó


(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.(Qs. Ali Imran : 76)

b. Bersabar
Yaitu bersabar dalam menghadapi musibah yang menyakitkan, bersabar dalam melakukan ketaatan dan sabar dari meninggalkan kemaksiatan. Bila mana seseorang melakukan hal ini, niscaya seseorang akan mendulang cinta Allah. Allah berfirman,


æóßóÃóíøöäú ãöäú äóÈöíøò ÞóÇÊóáó ãóÚóåõ ÑöÈøöíøõæäó ßóËöíÑñ ÝóãóÇ æóåóäõæÇ áöãóÇ ÃóÕóÇÈóåõãú Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö æóãóÇ ÖóÚõÝõæÇ æóãóÇ ÇÓúÊóßóÇäõæÇ æóÇááøóåõ íõÍöÈøõ ÇáÕøóÇÈöÑöíäó


Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Qs. Ali Imran : 146)

c. Banyak bertaubat dan Mensucikan diri
Yakni, bertaubat dan memohon ampun kepada Allah dari dosa dan membersihkan diri dari najis dan kotoran, termasuk kotoran yang bersifat maknawi seperti dosa dan kemaksiatan.
Allah berfirman,


Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáÊøóæøóÇÈöíäó æóíõÍöÈøõ ÇáúãõÊóØóåøöÑöíäó


Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. (Qs. al-Baqarah : 222)

d. Berlaku Adil
Yakni, berlaku adil dalam memutuskan perkara, adil dalam bersikap, adil dalam menilai, adil dalam pemberian hak, adil dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya. Dan seterusnya.
Allah berfirman,


æóÅöäú ÍóßóãúÊó ÝóÇÍúßõãú Èóíúäóåõãú ÈöÇáúÞöÓúØö Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÞúÓöØöíäó


Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. (Qs. al-Maidah : 42) (silakan, lihat juga firmanNya dalam Qs. al-Hujurat : 9 dan Qs. al-Mumtahanah : 8)

e. Bertawakkal kepada Allah
Yakni, bersungguh-sungguh dalam bersandar kepada Allah untuk mendapatkan kemaslahatan serta mencegah kemudharatan, baik menyangkut urusan dunia maupun urusan akhirat.
Allah berfirman,


ÝóÅöÐóÇ ÚóÒóãúÊó ÝóÊóæóßøóáú Úóáóì Çááøóåö Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÊóæóßøöáöíäó


Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Qs. Ali Imran : 159)

f. Berlaku Ihsan
Yakni, berlaku baik kepada Allah dengan mengikhlashkan amal ibadah hanya untukNya semata dan berlaku baik kepada makhluq dengan memberikan manfaat kepada mereka dengan berbagai bentuk dan ragamnya.
Allah berfirman,


æóÃóäúÝöÞõæÇ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö æóáóÇ ÊõáúÞõæÇ ÈöÃóíúÏöíßõãú Åöáóì ÇáÊøóåúáõßóÉö æóÃóÍúÓöäõæÇ Åöäøó Çááøóåó íõÍöÈøõ ÇáúãõÍúÓöäöíäó


Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs. al-Baqarah : 195) (silakan, lihat juga firmanNya dalam Qs. Ali Imran : 134 dan 148)

Pembaca yang budiman, demikianlah beberapa tips untuk mendulang cinta Allah yang ingin penulis sebutkan dalam tulisan ini. Mudah-mudahan bermanfaat. Tips yang lainnya, insya Allah akan penulis sebutkan dalam tulisan edisi mendatang. Akhir kata, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita. Aamiin. Wallahu a’lam bish Shawab (Redaksi)

Referensi :
1.Al-Qur’an al-Karim
2.Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj, Imam an-Nawawi
3.Faidhul Qadir Syarh al-Jami’ ash-Shaghir, Abdurrauf al-Munawi
4.Umdatul Qari’ Syarh Shahih al-Bukhari, Badruddin al-‘Aini, dll.


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=781