Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Api Cinta

Kamis, 07 Februari 19

Setiap musibah terdapat karunia

Begitulah kalimat yang pas untuk menggambarkan kisah berikut.

Abu Bakar Ash-Shiddiq sebelum masuk Islam sangat dihormati oleh kaumnya karena kemuliaan akhlaknya. Ketika dakwah Islam masih dilakukan secara rahasia dan pemeluknya masih sedikit, beliau meminta izin kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam untuk berdakwah secara terang-terangan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak setuju. Kaum muslimin dalam keadaan lemah dan jumlah mereka masih sedikit, belum saatnya untuk berdakwah secara terang-terangan. Abu Bakar terus meminta izin akhirnya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengizinkannya.

Segera beliau ke Masjidil Haram diikuti oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat lainnya. Abu Bakar berkhutbah mengajak masyarakat untuk masuk Islam. Sekonyong-koyong orang-orang musyrikin mengeroyok kaum muslimin. Utbah bin Rabi’ah memukul dengan sandal dan tangan, ia juga menendang dan menginjak tubuh Abu Bakar. Wajah beliau bersimbah darah. Hampir-hampir hidung beliau rata dengan wajahnya. Beliau pun pingsan dan digotong pulang oleh kerabatnya dari Bani Taim. Dalam keadaan koma, Abu Bakar tak sadarkan diri beberapa jam lamanya. Para kerabatnya dari Bani Taim meskipun mereka musyrikin dan belum masuk Islam, mereka marah. Mereka segera mendatangi Ka’bah dan mengumumkan, “Jika dalam peristiwa ini Abu Bakar meninggal, maka kami akan membunuh ‘Utbah bin Rabi’ah.”

Ibu dan anggota keluarganya cemas, setelah sekian lama barulah beliau sadarkan diri. Kata-kata pertama yang keluar dari lisannya, “Bagaimana keadaan Rasulullah ?”

Abu Bakar tidak mengeluh, tidak merintih dan tidak memikirkan dirinya. Cintanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikannya lebih mengutamakan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dari dirinya sendiri. Orang-orang di sekitarnya menegurnya, karena setelah beliau pingsan lama antara hidup dan mati, namun begitu sadar yang pertama kali beliau tanyakan adalah bagaimana keadaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Akhirnya ayah Abu Bakar dan kaumnya meninggalkan tempat itu dengan hati yang kesal.

Ayah Abu Bakar berpesan kepada istrinya agar memberikan makan dan minum untuk anaknya. Tinggallah mereka berdua, Abu Bakar yang dalam keadaan sakit terluka dan ibunya yang sangat mencintai anak laki-laki satu-satunya yang masih hidup. Ibunda cemas sekali kalau-kalau Abu Bakar meninggal menyusul saudara-saudara laki-laki lainnya.

“Bagaimana keadaan Rasulullah ?” tanya Abu Bakar kepada sang ibu.

“Ibu tidak tahu bagaimana keadaan temanmu itu”

Kembali Abu Bakar berkta, “Tolong ibu tanyakan kepada Fathimah binti Khathab”.

Ibunda segara pergi ke rumah Fathimah binti Khathab, Fathimah lalu menjenguk Abu Bakar dan kaget melihat keadaan Abu Bakar yang babak belur. Fathimah geram dan berdoa agar Allah membalas menghukum kaum musyrikin yang telah menyakiti Abu Bakar.

Abu Bakar bertanya kepada Fathimah, “bagaimana keadaan Rasulullah ?” Fathimah ragu menjawab karena ada ibu Abu Bakar disampingnya yang belum masuk Islam. Abu Bakar mengatakan, “Jangan khawatir, beliau aman.”

Fatimah menjawab, “Rasul baik-baik saja”. Abu Bakar tanya lagi, “Dimana beliau sekarang ?” Fatimah menjawab, “Sekarang ada di Darul Arqam”.

Abu Bakar ingin menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibunya menginginkan agar Abu Bakar makan dan minum untuk menguatkan badannya dan agar sakitnya tidak semakin parah. Abu Bakar menolak makan dan minum , beliau bersumpah tidak akan makan dan minum sampai berjumpa langsung dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ibunya menyerah melihat kemauan keras anaknya. Setelah keadaan sudah aman, akhirnya ibu Abu Bakar dan Fathimah mengantarkan Abu Bakar berjumpa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di Darul Arqam.

Abu Bakar gembira melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selamat dan segera menghampiri untuk memeluk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang memandang Abu Bakar dengan sedih, segera dihibur oleh Abu Bakar bahwa lukanya hanya dibagian wajah saja. Abu Bakar tidak ingin Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam cemas memikirkannya. Abu Bakar memohon kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Ya Rasulullah, tolong dakwahi ibu saya, ia sangat baik kepada anaknya. Doakan ibu saya agar Allah memberinya hidayah dengan masuk Islam semoga bisa selamat dari azab Neraka”.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendakwahi ibu Abu Bakar Umul Khair dan mendoakannya agar masuk Islam. Alhamdulillah, Allah lapangkan dada Umul Khair yang langsung mengikrarkan dua kalimat syahadat masuk Islam.

Masya Allah, Abu Bakar Ash-Shiddiq gigih sekali dalam berdakwah. Selama di Makkah, melalui beliau ada 30 orang yang masuk Islam. Di antara mereka, Utsman bin Affan, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidilah, Abu Ubaidah Ibnul Jarrah, Utsman bin Madz’un dan lainnya. Baru beberapa hari masuk Islam sudah aktif berdakwah menyampaikan kebenaran.

Begitulah seharusnya semangat setiap muslim untuk menyebarkan kebaikan dan tidak membatasi ilmu pada dirinya sendiri. Benar, tidak dibolehkan kita berdakwah tanpa ilmu karena dakwah tanpa ilmu kerusakannya lebih besar. Dakwah tanpa ilmu bukannya membangun tapi meruntuhkan. Hendaknya kita menyampaikan apa yang kita ketahui. Kita menjadi perantara antara ahli ilmu dengan masyarakat, mengajak mereka hadir di majelis ilmu, meminjamkan buku atau kaset, mengirim artikel yang bermanfaat lewat media sosial watsApp atau lainnya.

Barangsiapa yang menunjukkan kebaikan kepada seseorang maka dia mendapatkan pahala seperti pahala pelakunya.

Bayangkan betapa besar ganjaran Abu Bakar dengan masuk Islamnya para sahabat dengan sebab beliau. Abu Ubaidah Ibnul Jarrah membebaskan Syam. Sa’ad bin Abi Waqqash membebaskan Iraq dan meruntuhkan
Imperium Persia.

Abu Bakar melihat kebenaran, meyakini kebenaran dan hidup membela kebenaran. Beliau berjuang dengan mengorbankan hartanya dan siap menyerahkan jiwanya di jalan Allah. Beliau membebaskan para budak bahkan telah membebaskan dirinya terlebih dahulu dari diperbudak oleh hawa nafsu atau diperbudak oleh harta.

Ibu Abu Bakar akhirnya masuk Islam. Karena peristiwa penyerangan kaum musyrikin terhadap kaum muslimin di Masjidil Haram menyebabkan Hamzah paman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk Islam. Beberapa hari setelah kejadian pemukulan terhadap Abu Bakar, Umar bin Khathab masuk Islam.

Abu Bakar mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bukan karena ada keuntungan dunia yang diharapkan. Ia mencintai Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mengharapkan ridha Allah. Kepribadian Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan kemuliaan akhlaknya menjadi magnet bagi siapa saja yang berhati bersih untuk mencintainya.

Di antara faktor kecintaan sahabat kepada Rasulullah adalah sifat-sifat kepemimpinan beliau yang adil dan bijaksana. Seorang pemimpin yang baik jika ia berhasil memimpin ruh sebelum jasmani, memahami perasaan dan mengerti kejiwaan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin yang ideal jika ia rela begadang, lelah dan lapar agar orang-orang yang dipimpinnya dapat tidur nyenyak, nyaman dan kenyang. Ia gembira jika orang yang dipimpinnya gembira, ia sedih jika mereka sedih. Seorang yang egois dan mementingkan diri sendiri tidak layak untuk menjadi pemimpin. Seorang yang berakhlak buruk tidak pantas untuk menjadi pemimpin.

Akhirnya, semoga Allah memperbagus akhlak dan hati kita. Aamiin

Ya, Allah ! berilah taufik kepada kami untuk berakhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat memberikan taufiq kepada akhlak yang terbaik itu kecuali Engkau. Palingkanlah kami dari akhlak yang buruk, tidak ada yang dapat memalingkan kami dari akhlak yang buruk melainkan Engkau.

Ya, Allah ! Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hati kami untuk tetap berada di atas agama-Mu.

Ya, Allah !, Wahai Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami untuk mentaati-Mu. Aamiin.

Wallahu a’lam (Redaksi)

Sumber :
Dinukil dari "Abu Bakar Ash-Shiddiq; Kepemimpinan dan Kelembutan Pembela Nabi", karya al-Ustadz Fariq Gasim Anuz -semoga Allah menjaganya-, hal. 35-40.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=813