Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Pada Keduanya Ada Kebaikan

Rabu, 27 Februari 19

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÇáãÄãä ÇáÞæí¡ ÎíÑñ æÃÍÈ Åáì Çááå ãä ÇáãÄãä ÇáÖÚíÝ¡ æÝí ßáøò ÎíÑñ¡ ÇÍúÑöÕú Úáì ãÇ íäÝÚß¡ æÇÓúÊóÚöäú ÈÇááå æáÇ ÊóÚúÌöÒú¡ æÅä ÃÕÇÈß ÔíÁ¡ ÝáÇ ÊÞá áæ Ãäí ÝÚáÊ ßÇä ßÐÇ æßÐÇ¡ æáßä Þá ÞóÏóÑõ Çááå æãÇ ÔÇÁ ÝÚá¡ ÝÅä áæ ÊÝÊÍ Úãá ÇáÔíØÇä


Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan. Bersegeralah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah di dalam melakukannya dan janganlah merasa lemah. Jika sesuatu menimpamu, maka jaganlah kamu mengatakan, ‘Seandainya aku melakukannya, niscaya akan begini dan begitu,’ akan tetapi ucapkanlah Qadarullahi Wa Maa Sya-a fa-‘ala, (inilah ketentuan dari Allah, dan Dia melakukan apa yang dikehendakiNya), karena kata “seandainya” dapat membuka tipu daya setan. (HR. Muslim, no. 2664).

Agama Islam mendidik pemeluknya untuk selalu mencintai yang lainnya, menghormati mereka dan menghargai segala karya mereka. Jika orang lain melakukan amal dengan baik, tidak selayaknya bagi seorang muslim meremehkan mereka atau tidak memperhatikan hak-hak mereka. Berdasarkan hal itu, maka jika kita melihat sebuah kebaikan sekecil apa pun, maka kita harus selalu menghargainya dan memanfaatkannya.

Inilah zhahir hadits tersebut, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengungkapkan kekuatan dan kelemahan iman pada setiap individu di dalam umat Islam, lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa seorang mukmin yang kuat lebih baik daripada seorang mukmin yang lemah, akan tetapi Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menafikan kebaikan yang ada pada seorang mukmin yang lemah secara mutlak, bahkan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda “dan pada keduanya ada kebaikan.”

Imam an-Nawawi berkata, “Maknanya adalah keduanya, yaitu yang kuat dan yang lemah ada kebaikannya, kerena keduanya berserikat di dalam keimanan, walaupun orang yang lemah melakukan ibadah tidak lebih baik daripada orang yang kuat.”

Sesungguhnya kebaikan ada di dalam individu setiap umat Islam, dan meremehkan yang lainnya hanya karena keadaannya yang kuat adalah sebuah ciri bahwa dia tidak memahami dengan benar hadits ini, bahkan penghinaan yang dilakukan olehnya timbul dari sikapnya yang sombong dan kesombongan sangat tidak layak ada di dalam diri seorang mukmin, karena kesombongan tersebut dapat menghalangi seorang muslim untuk masuk ke dalam Surga. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


áÇ íóÏúÎõáõ ÇáúÌóäóøÉó ãóäú ßóÇäó Ýöí ÞóáúÈöåö ãöËúÞóÇáõ ÐóÑóøÉò ãöäú ßöÈúÑò


Tidak akan masuk Surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan walaupun sebesar atom.

Seorang bertanya, “(Bagaimana jika) seseorang suka memakai baju dan sandal yang bagus ?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


Åöäøó Çááøóåó Ìóãöíáñ íõÍöÈøõ ÇáúÌóãóÇáó¡ ÇáúßöÈúÑõ ÈóØóÑõ ÇáúÍóÞøö¡ æóÛóãúØõ ÇáäøóÇÓö


Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).

Sebagaimana Islam mengajarkan kita berterima kasih kepada orang yang telah melakukan perbuatan baik kepada kita, maka Islam pun menganjurkan kita untuk selalu mendorong orang yang memiliki kebaikan sekecil apa pun kebaikan itu agar dia memperbanyak
kebaikan tersebut dan berwasiat untuk melanjutkannya, dan jika kita menemukan sebuah kesalahan pada diri sebagian mereka, maka kita harus memperbaikinya dengan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti hatinya.

Marilah kita tengok bimbingan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang penuh dengan kelembutan dan kasih sayang kepada ‘Abdullah bin Umar ketika ia mengisahkan mimpi pada suatu malam. Diriwayatkan dari Salim dari ayahnya, ia berkata, “Pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setiap orang yang bermimpi menceritakan mimpinya kepada Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu aku sangat berharap untuk mimpi agar aku dapat menceritakannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Pada waktu itu aku masih muda, dan aku pernah tidur di masjid di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka aku melihat dalam mimpiku dua Malaikat membawaku pergi ke Neraka, ternyata Neraka tersebut dibangun bagaikan bangunan sebuah sumur, ia memiliki dua tanduk dan di dalamnya ada orang-orang yang aku kenal. Aku berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari (siksa) Neraka.”

Ia (Abdullah bin Umar) berkata, “Lalu aku bertemu lagi dengan Malaikat yang lainnya seraya berkata kepadaku, “Engkau tidak perlu takut.”

Kemudian aku menceritakan mimpi tersebut kepada Hafshah, dan ia pun menceritakannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah seandainya dia senantiasa melaksanakan shalat malam.’ Setelah itu ia tidak pernah tidur malam kecuali sedikit saja. “(HR. al-Bukhari dn Muslim).

Demikianlah sebuah bimbingan dan cara memperbaiki orang lain, tidak dengan kekerasan dan sikap yang melukai hati orang lain, akan tetapi dengan sebuah ungkapan yang indah dan baik. Jika seseorang mendapatkan sebuah kebaikan di dalam dirinya, maka dia harus bersyukur atas kebaikan itu dengan tambah taat dan memuji Allah ‘Azza wa Jalla yang telah memberikan pertolongan kepadanya, karunia tersebut tidak menjadikannya sombong sehingga merendahkan orang yang ada di bawahnya. Diungkapkan dalam sebuah hadits bahwa seseorang menganggap dirinya baik sedangkan seseorang yang ia kenal tidak demikian, lalu ia berkata, “Allah tidak akan mengampuninya.” Ternyata orang yang ia katakan itu diampuni oleh Allah sedangkan ia masuk ke dalam Neraka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


Ãóäøó ÑóÌõáðÇ ÞóÇáó: æóÇááåö áóÇ íóÛúÝöÑõ Çááåõ áöÝõáóÇäò ¡ æóÅöäøó Çááåó ÊóÚóÇáóì ÞóÇáó: ãóäú ÐóÇ ÇáøóÐöí íóÊóÃóáøóì Úóáóíøó Ãóäú áóÇ ÃóÛúÝöÑó áöÝõáóÇäò¡ ÝóÅöäøöí ÞóÏú ÛóÝóÑúÊõ áöÝõáóÇäò ¡ æóÃóÍúÈóØúÊõ Úóãóáóßó


Sesungguhnya seseorang berkata, ”Demi Allah, Allah tidak akan pernah mengampuni si fulan.” Dan sesungguhnya Allah berfirman, “Siapakah yang telah bersumpah atas Nama-Ku bahwa Aku tidak akan mengampuni si fulan, maka sungguh Aku telah mengampuninya (orang yang dikatakan olehnya) dan Aku telah menghapuskan amalmu.” (HR. Muslim).

Karena itu merupakan hal yang sepatutunya atas setiap muslim agar berfikir dulu sebelum berbicara, terkadang seseorang mengatakan sesuatu yang tidak seberapa tetapi telah menghancurkan masa depan akhiratnya dengan menjerumuskannya ke dalam Neraka. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


Åäøó ÇáúÚóÈúÏó áóíóÊóßóáøóãõ ÈöÇáßóáöãÉö ãöäú ÑöÖúæóÇäö Çááøóåö ÊóÚóÇáì ãóÇ íõáÞöí áåóÇ ÈóÇáðÇ íóÑúÝóÚõåõ Çááøóå ÈåóÇ ÏóÑóÌÇÊò¡ æóÅäøó ÇáúÚÈúÏó áóíóÊóßáøóãõ ÈÇáúßóáöãóÉö ãöäú ÓóÎóØö Çááøóåö ÊóÚÇáì áÇ íõáúÞí áåóÇ ÈóÇáðÇ íåöæí ÈåóÇ Ýí Ìóåóäøóã


Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai oleh Allah, dengan tidak menyadarinya bahwa dengannya Allah mengangkat derajat orang tersebut. Dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, dengan tidak menyadari bahwa kalimat tersebut akan melemparkannya ke dalam api Neraka. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Karena itu selayaknya seorang muslim itu adalah seorang yang lemah lembut, mengungkapkan kata-kata dengan penuh ketenangan, kerendahan hati, bersabar dan tidak merasa besar di hadapan orang lain, juga tidak berbuat sombong dan angkuh, hal ini merupakan pengamalan terhadap sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,


Åä Çááå ÃæÍì Åáíóø Ãä ÊæÇÖÚæÇ ÍÊì áÇ íÝÎÑ ÃÍÏñ Úáì ÃÍÏò¡ æáÇ íÈÛí ÃÍÏñ Úáì ÃÍÏò


Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian semua saling berendah hati hingga salah satu di antara kalian tidak berlaku sombong di hadapan yang lainnya dan tidak berbuat aniaya kepadanya. (HR. Muslim).

Barangsiapa yang di dalam hatinya ada keimanan walaupun sebesar atom, maka di dalamnya ada kebaikan, dan tidak layak bagi seorang muslim apabila ia memandangnya dengan pandangan yang merendahkan. Bahkan seharusnya ia mengajak kepada kebaikan dengan cara yang paling baik dan memohonkan taufiq kepada Allah ‘Azza wa Jalla baginya.

Seorang muslim harus memanfaatkan kebaikan yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya sebaik mungkin, dia mengembangkannya dan berusaha untuk menambahnya, jika seseorang suka memberikan bantuan kepada yang lain, maka dia harus mengembangkan kemampuannya itu sehingga dia benar-benar dapat memberikan pelayanan kepada orang lain, dan jika dia adalah orang yang menyukai ilmu dan ia pun memiliki kemampuan untuk mencarinya walaupun hanya satu bidang saja, maka dia pun harus mengembangkan kemampuannya tersebut. Dan sesungguhnya kedua orang tersebut ada dalam kebaikan.

Sebuah pelajaran juga bagi para pengajar, para ibu dan ayah, perhatikanlah kebaikan yang telah Allah karuniakan kepada orang-orang yang ada di bawah tanggung jawab mereka agar mereka benar-benar dapat memanfaatkan kebaikan yang telah Allah karuniakan kepada mereka, walaupun hal tersebut tidak memiliki kedudukan yang berarti di mata mereka. Menjaga perbedaan yang ada di antara murid murid dan anak-anak adalah sesuatu yang sangat penting di dalam sebuah pendidikan, contohnya : jika seorang anak memiliki kemampuan menghafal, maka kita harus benar-benar memanfaatkan kemampuan tersebut di dalam menghafal al-Qur’an, al-Hadis dan yang lainnya. Begitu pula seorang anak putri yang memiliki keterampilan, maka kita harus mengembangkannya. Tidak selayaknya kita mengatakan bahwa menghafal tidaklah penting yang penting adalah faham, karena sikap tersebut telah menghancurkan kemampuan seorang anak, dan tidak selayaknya pula kita mengatakan bahwa keterampilan rumah tangga adalah masalah yang tidak penting, dengan ini kita berarti menghilangkan kebaikan yang dimilikinya.

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa memberi kita taufik dan hidayah-Nya, sehingga perangai kita semakin baik setiap harinya dan pandai menghargai kebaikan setiap orang, serta tidak meremehkan kebaikan sekecil apapun yang ada pada diri orang lain. Aamiin.

(Redaksi)

Sumber :
Haditsu al-Mukmin al-Qawiy Khaurun Wa Ahabbu Ilallah, Dr. Falih bin Muhammad bin Falih ash-Shughayyir (e.id, 59-71 dengan ringkasan).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=818