Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

ÇáÑøóÒøóÇÞõ – ÇáÑøóÇÒöÞ ( Yang Maha Memberi Rezeki)

Jumat, 19 Juli 19

Nama “ar-Razzaaq” disebutkan dalam al-Qur’an al-Karim pada beberapa tempat, Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


Åöäóø Çááóøåó åõæó ÇáÑóøÒóøÇÞõ Ðõæ ÇáúÞõæóøÉö ÇáúãóÊöíäõ


”Sungguh Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Qs. Adz Dzariyat: 58).


æóٱááóøåõ ÎóíúÑõ ٱáÑóøٰÒöÞöíäó


”Dan Allah Pemberi rezeki yang terbaik.” (Qs. Al-Jumu’ah: 11).


æóÅöäóø ٱááóøåó áóåõæó ÎóíúÑõ ٱáÑóøٰÒöÞöíäó


”Dan sesungguhnya Allah adalah pemberi rezeki yang terbaik. (Qs. Al-Hajj: 58).


æóÇÑúÒõÞúäóÇ æóÃóäúÊó ÎóíúÑõ ÇáÑóøÇÒöÞöíäó


”Berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (Qs. Al- Maidah: 114).
Allah ‘Azza wa Jalla adalah “ar-Razzaaq” yaitu yang memberikan rezeki kepada hamba-hamba-Nya dan yang menjamin setiap jiwa akan kebutuhan makannya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, (artinya), “Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (Qs. Huud : 6).
“Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu.” (Qs. Al-Ankabut : 60).
“Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki).” (Qs. Al-Isra : 30).

Allah ‘Azza wa Jalla pun telah memperingatkan hamba-hambaNya dalam beberapa ayat al-Qur’an bahwa Dia sajalah yang menjamin makan dan rezeki bagi mereka. Peringatan tersebut dalam al-Qur’an ada pada dua keadaan, yaitu keadaan memberikan karunia dan kebaikan serta keadaan ketika menyeru kepada ketaatan, kebaikan, dan kebajikan.

Contoh yang pertama, firman Allah ‘Azza wa Jalla, “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Qs. Al-Isra’: 70).

Adapun contoh yang kedua, maka al-Qur’an memperbanyak dari peringatan Allah ini kepada hamba-hambaNya untuk menyeru mereka taat dan beribadah kepadaNya, Di antaranya firman Allah ‘Azza wa Jalla ketika memerintah mereka untuk bertauhid kepadaNya, (artinya) “Hai manusia, sembahlah Rabbmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (Qs. Al-Baqarah : 21-22).
Dan firman Allah ketika membatalkan kesyirikan, “Hai manusia! Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan dari bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)?” (Qs. Al-Fathir : 3).
Dan firman-Nya ketika memerintah untuk bersyukur kepadaNya, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (Qs. Al-Baqarah: 172).
Dan firmanNya ketika menjelaskan pengaruh takwa kepadaNya, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangkasangkanya.” (Qs. Ath-Thalaq : 2-3).
Dan firmanNya dalam memberikan pahala bagi keimanan dan amal shalih, “Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh, bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.” (Qs. Al-Hajj : 50).
Selian itu, firmanNya ketika menganjurkan untuk berusaha mencari rezeki yang halal, “Maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (Qs. Al-Mulk : 15) dan ayat-ayat semisal ini sangat banyak.

Macam-macam Rezeki Allah ‘Azza wa Jalla bagi Hamba-Nya.

Rezeki Allah ‘Azza wa Jalla bagi hambaNya ada dua macam,
1. Rezeki yang umum yang mencakup orang yang baik dan jelek, yang mukmin dan kafir, yang pertama dan yang terakhir, yaitu rezeki badan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


æóãóÇ ãöäú ÏóÇÈóøÉò Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ÅöáóøÇ Úóáóì Çááóøåö ÑöÒúÞõåóÇ


“Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya.” (Qs. Huud: 6).
Kalau Allah ‘Azza wa Jalla memberi rezeki dan anak keturunan kepada orang kafir dan melapangkannya bukan berarti Allah ‘Azza wa Jalla meridhainya. Allah memberikan dunia kepada siapa yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, (artinya), “Dan mereka berkata, ‘kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak(daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diazab.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendakiNya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam Surga).” (Qs. Saba : 35-37).
“Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (Qs. Al-Mukminun : 55-56).
“Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan bantuan dari kemurahan Rabbmu. Dan kemurahan Rabbmu tidak dapat dihalangi. Perlihatkanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.” (Qs. Al-Isra’ : 20-21).

Bukan berarti banyaknya pemberian Allah kepada manusia di dunia sebagai dalil akan karamah (kehormatan) seorang hamba di sisi Allah, sebagaimana sedikitnya pemberian bukan dalil akan kehinaan seorang manusia di sisiNya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, (11 artinya), “Adapun manusia apabila Allah mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Rabbku telah memuliakanku. Namun bila Allah mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata,”Rabbku telah menghinaku. “Sekali-kali tidak (demikian) !” (Qs. Al-Fajr : 15-17).
Maksudnya, bukan setiap orang yang Aku beri nikmat di dunia dia mulia di sisi-Ku, dan tidak setiap orang yang Aku sedikitkan rezekinya, dia hina menurut-Ku. Sesungguhnya kekayaan dan kemiskinan, keluasan dan kesempitan dalah ujian dan cobaan dari Allah, agar Dia mengetahui siapa yang bersyukur dari yang kufur, yang sabar dari yang murka.

2. Rezeki khusus, yaitu rezeki hati dan siramannya berupa ilmu, iman, dan rezeki halal yang dapat memperbaiki agama seorang hamba.
Ini khusus bagi orang-orang yang beriman sesuai dengan tingkatan keimanan mereka, sesuai dengan ketentuan hikmah dan rahmat-Nya. Dan Allah ‘Azza wa Jalla menyempurnakan kemuliaan-Nya bagi mereka dan menganugerahkan kepada mereka Surga yang penuh dengan kenikmatan pada hari Kiamat. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, (artinya), “Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang shaleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam Surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.” (Qs. Ath-Thalaq : 11).
“Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari perhitungan. Sungguh ini adalah rezeki dari Kami yang tidak ada habis-habisnya.” (Qs. Shaad : 53-54).
Allah ‘Azza wa Jalla memperingatkan hamba-hambaNya dari menyibukkan diri dengan rezeki dunia yang fana dan melalaikan dari akhirat yang kekal abadi. Allah berfirman, artinya, “Apa yang ada sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (Qs. An- Nahl : 96).
“Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (Qs. Al-A’la : 16-17).

Seorang yang berakal sehat tidak disibukkan dengan rezeki dunia meskipun melimpah ruah dan lupa dari tujuan penciptaannya yaitu mengikhlaskan ibadah kepadaNya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, artinya, “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Qs. Adz-Dzariyat : 56-58).

Bahkan Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan hal tersebut sebagai jalan untuk meraih keridhaan-Nya dan menggapai surga-Nya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, artinya, “Yaitu surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh Rabb Yang Maha Pengasih kepada hamba-hambaNya, sekalipun (surga itu) tidak tampak. Sungguh, (janji Allah) itu pasti ditepati. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna, kecuali (ucapan) salam. Dan di dalamnya bagi mereka ada rezeki pagi dan petang. Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (Qs. Maryam : 61-63).

Semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kita hamba-hambaNya yang bertakwa dan Dia ‘Azza wa Jalla mewariskan kepada kita (dengan karunia dan nikmat-nikmatNya) Surga yang penuh dengan kenikmatan, sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha mengabulkan. Aamiin.

(Redaksi)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=832