Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Awal Persinggahan Akhirat

Jumat, 19 Juni 20

Ketika Anda terlahir, itulah awal persinggahan Anda di alam dunia. Anda tinggal di dunia untuk sementara hingga ajal tiba menjemput Anda.
Sedangkan awal persinggahan Anda di Akhirat adalah ketika Anda meninggal dunia, dimasukkan ke dalam kubur.
Ibnu Majah di dalam kitab Sunan-nya meriwayatkan dari Hani bin Utsman. Ia menyatakan, "Jika Utsman bin Affan –semoga Allah meridhainya- berdiri di atas kubur, maka ia menangis sehingga membasahi jenggotnya. Ia ditanya, 'Anda mengingat Surga dan Neraka, tapi Anda tidak menangis, dan Anda menangis karena mengingat ini?' Ia menjawab, Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- bersabda,


Åöäøó ÇáúÞóÈúÑó Ãóæøóáõ ãóäóÇÒöáö ÇúáÂÎöÑóÉö . ÝóÅöäú äóÌóÇ ãöäúåõ ÝóãóÇ ÈóÚúÏóåõ ÃóíúÓóÑó ãöäúåõ . æóÅöäú áóãú íóäúÌõ ãöäúåõ ÝóãóÇ ÈóÚúÏóåõ ÃóÔóÏøõ ãöäúåõ


"Kubur adalah awal persinggahan akhirat. Jika seseorang selamat darinya, maka sesudahnya lebih mudah darinya. Sebaliknya, jika tidak selamat darinya, maka sesudahnya lebih berat darinya."

Razin -semoga Allah merahmatinya- mengatakan, "Aku pernah mendengar Utsman mengucapkan sebuah bait syair di atas kubur:


ÝóÅöäú ÊóäúÌõ ãöäúåóÇ ÊóäúÌõ ãöäú Ðöíú ÚóÙöíúãóÉò
æó ÅöáøóÇ ÝóÅöäøöí áóÇ ÅöÎóÇáóßó äóÇÌöíðÇ


Jika kamu selamat darinya, kamu selamat dari yang lebih besar
Jika tidak, selamanya kamu tidak akan selamat


Ya, Allah! Ya, As-Salam (Dzat yang Maha Selamat)! Kepada-Mu kami memohon keselamatan dan perlindungan.

Tempat Penantian Kebangkitan

Saudaraku…Sebagaimana kehidupan Anda di dunia sementara, Anda menanti tibanya ajal yang menjemput Anda dan Anda pun tidak tahu kapankah datangnya. Maka, demikian pula Anda di dalam kubur nantinya, Anda tinggal sementara di dalamnya, Anda menanti saat tibanya hari kebangkitan. Dan, selama Anda di alam barzah, alam yang berbeda dengan alam dunia, Anda tidak memiliki lagi kesempatan untuk beramal shaleh meski sedikit saja. Andai kata Anda mengangankan kembali ke alam dunia untuk sekedar beramal shaleh meski sedikit saja, niscaya Anda tidak bisa.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


ÍóÊøóì ÅöÐóÇ ÌóÇÁó ÃóÍóÏóåõãõ ÇáúãóæúÊõ ÞóÇáó ÑóÈøö ÇÑúÌöÚõæúäö . áóÚóáøöí ÃóÚúãóáõ ÕóÇáöÍðÇ ÝöíúãóÇ ÊóÑóßúÊõ ßóáøóÇ ÅöäøóåóÇ ßóáöãóÉñ åõæó ÞóÇÆöáõåóÇ æóãöäú æóÑóÇÆöåöãú ÈóÑúÒóÎñ Åöáóì íóæúãö íõÈúÚóËõæúäó


“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata : "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. al-Mukminun: 99-100).

Sampai Kapankah Penantian Ini?

Lalu, sampai kapankah Anda menanti di dalam kubur untuk dibangkitkan? Sampai waktu yang dikehendaki Allah ‘Azza Wa Jalla. Itulah jawabannya. Dia Dzat yang menciptakan Anda dan Dzat yang mematikan Anda, berfirman,


ÞõÊöáó ÇáúÅöäúÓóÇäõ ãóÇ ÃóßúÝóÑóåõ . ãöäú Ãóíøö ÔóíúÁò ÎóáóÞóåõ . ãöäú äõØúÝóÉò ÎóáóÞóåõ ÝóÞóÏøóÑóåõ . Ëõãøó ÇáÓøóÈöíáó íóÓøóÑóåõ . Ëõãøó ÃóãóÇÊóåõ ÝóÃóÞúÈóÑóåõ . Ëõãøó ÅöÐóÇ ÔóÇÁó ÃóäúÔóÑóåõ


“Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya? Dari apakah Allah menciptakannya? Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya. Kemudian Dia memudahkan jalannya. Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur. Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali.” (QS. 'Abasa: 17-22).

Bersiaplah!

Oleh karena itu, bersiaplah untuk menghadapi masa penantian di awal persinggahan akhirat yang Anda tidak tahu berapakah lamanya Anda bakal berada di sana. Sebagaimana yang dipesankan Rasul-Nya.

al-Barra mengatakan, "Kami bersama Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam- mengikuti jenazah (untuk dikuburkan). Beliau menangis dan aku pun menangis hingga tanah menjadi basah (karena air mata). Kemudian beliau bersabda,


íóÇ ÅöÎúæóÇäöí áöãöËúáö åóÐóÇ ÝóÃóÚöÏøõæúÇ


"Wahai saudara-saudaraku, bersiaplah untuk hal seperti ini." (HR. Ibnu Majah).

Saat Telapak Tanganmu Kosong

Wahai manusia, manakah harta benda yang telah kamu kumpulkan dan kamu siapkan untuk kedahsyatan dan teror tersebut? Telapak tanganmu pada saat kematian menjadi kosong. Boleh jadi, dahulu kamu kaya dan terhormat. Ketika itu, saat kematianmu, kamu menjadi hina dan fakir. Lalu bagaimana kamu sekarang (selagi hidup), wahai orang yang menggadai dosa-dosanya? Kamu mengetahui jalan yang lurus tapi kamu kurang peduli untuk membawa perbekalan untuk perjalanan jauhmu dan pemberhentianmu yang sulit dan berat.
Atau tidakkah kamu tahu, wahai orang yang terpedaya, bahwa perjalanan harus ditempuh menuju hari yang sangat menakutkan. Tidak bermanfaat bagimu alasan ini dan itu, tetapi kamu ditanya dihadapkan di hadapan Penguasa yang Yang memberikan balasan: Apa yang dilakukan oleh kedua tangan, apa yang dilakukan oleh kedua kaki, apa yang diucapkan oleh lisan, dan apa yang dilakukan oleh anggota badan. Jika Allah merahmatimu, maka kamu menuju Surga dan jika tidak, maka kamu menuju Neraka.

Wahai orang yang lalai terhadap keadaan tersebut, sampai berapakah kealpaan ini?

Apakah kamu mengira bahwa masalahnya kecil dan kamu menyangka bahwa masalahnya remeh?

Kamu mengira bahwa keadaanmu akan bermanfaat bagimu ketika tiba ajalmu, hartamu akan menyelamatkanmu ketika amal-amalmu membinasakanmu, penyesalanmu mencukupimu ketika telapak kakimu tergelincir, atau familimu akan berbelas kasih kepadamu ketika kamu merasa merugi. Sekali-kali tidak. Demi Allah, buruk sekali persangkaanmu, dan kamu pasti akan mengetahui.

Kamu tidak puas dengan rizki ala kadarnya, kamu tidak menghindari yang haram, kamu tidak mendengarkan nasehat-nasehat, dan kamu tidak takut dengan ancaman.

Kebiasaanmu memperturutkan hawa nafsu dan bertindak semena-mena. Kamu senang bermegah-megahan dengan harta yang kamu miliki dan kamu tidak ingat apa yang ada di hadapanmu.
Wahai orang yang tidur dalam kealpaan dan ketidaksadaran, sampai seberapa jauhkah kelalaian ini?

Apakah kamu menyangka bahwa kamu akan dibiarkan percuma dan kelak tidak akan dihisab, ataukah kamu menyangka bahwa kematian bisa menerima suap?

Sekali-kali tidak! Demi Allah, harta dan anak-anak tidak akan membelamu dari kematian. Tidak ada yang bermanfaat bagi ahli kubur kecuali amal yang baik.

Maka, beruntunglah bagi siapa yang mendengar dan memahami, merealisasikan apa yang diakuinya, mencegah diri dari hawa nafsu, dan ia tahu bahwa orang yang beruntung adalah siapa yang menyesali dirinya.


æóÃóäú áóíúÓó áöáúÅöäúÓóÇäö ÅöáøóÇ ãóÇ ÓóÚóì . æóÃóäøó ÓóÚúíóåõ ÓóæúÝó íõÑóì. Ëõãøó íõÌúÒóÇåõ ÇáúÌóÒóÇÁó ÇáúÃóæúÝóì


“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS. An-Najm: 39-41).

Maka, bangunlah dari ketidaksadaran ini, dan jadikan amal shaleh sebagai persiapanmu. Jangan mengharapkan kedudukan (derajat) kaum yang berbakti, sedangkan kamu melakukan dosa-dosa dan melakukan amalan kaum pendurhaka. Tetapi perbanyaklah amal shaleh dan senantiasa merasa diawasi oleh Allah, Tuhan langit dan bumi, dalam kesendirianmu. Janganlah kamu ditipu oleh angan-angan hingga kamu tidak beramal. Ataukah kamu tidak mendengar sabda Rasulullah -shallallahu 'alaihi wasallam-, di mana beliau bersabda,


íóÇ ÅöÎúæóÇäöí áöãöËúáö åóÐóÇ ÝóÃóÚöÏøõæúÇ


"Wahai saudara-saudaraku, bersiaplah untuk hal seperti ini."

Atau tidakkah kamu mendengar Tuhan yang telah menciptakanmu dan menyempurnakan ciptaanmu berfirman,


æóÊóÒóæøóÏõæúÇ ÝóÅöäøó ÎóíúÑó ÇáÒøóÇÏö ÇáÊøóÞúæóì æóÇÊøóÞõæúäö íóÇ Ãõæúáöí ÇáúÃóáúÈóÇÈö


“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa, dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197).
Mereka bersyair:


ÊóÒóæøóÏú ãöäú ãóÚóÇÔößó áöáúãóÚóÇÏö æó Þõãú áöáøóåö æó ÇÚúãóáú ÎóíúÑó ÒóÇÏö
æó áóÇ ÊóÌúãóÚú ãöäó ÇáÏøõäúíóÇ ßóËöíúÑÇð ÝóÅöäøó ÇáúãóÇáó íõÌúãóÚõ áöáäøóÝóÇÏö
ÃóÊóÑúÖóì Ãóäú Êóßõæúäó ÑóÝöíúÞó Þóæúãò áóåóãú ÒóÇÏñ æóÃóäúÊó ÈöÛóíúÑö ÒóÇÏö¿


Berbekallah dari kehidupan duniamu untuk akhiratmu
Laksanakanlah hak Allah dan kerjakanlah
Itulah sebaik-baik perbekalan
Jangan kumpulkan banyak-banyak dari dunia ini
Sebab harta itu dikumpulkan untuk lenyap
Apakah kamu rela menjadi teman suatu kaum yang memiliki perbekalan
Sedangkan kamu tanpa perbekalan


Penyair yang lain mengatakan:


ÅöÐóÇ ÃóäúÊó áóãú ÊóÑúÍöáú ÈöÒóÇÏò ãöäó ÇáÊøõÞóì æó áóÇÞóíúÊó ÈóÚúÏó ÇáúãóæúÊö ãóäú ÞóÏú ÊóÒóæøóÏóÇ
äóÏöãúÊó Úóáóì Ãóäú áóÇ Êóßõæúäó ßóãöËúáöåö æó Ãóäøóßó áóãú ÊóÑúÕóÏú ßóãóÇ ßóÇäó ÃóÑúÕóÏóÇ


Jika kamu tidak pergi membawa perbekalan berupa takwa
Dan kamu berjumpa sesudah kematian dengan orang yang membawa perbekalan
Maka kamu akan menyesal mengapa tidak sepertinya
Dan tidak bersiap sebagaimana mereka bersiap


Penyair yang lain berkata :


ÇóáúãóæúÊõ ÈóÍúÑñ ØóÇÝöÍñ ãóæúÌöåñ ÊóÐúåóÈõ Ýöíúåö ÍöíúáóÉõ ÇáÓøóÇÈöÍö
íóÇäóÝúÓõ Åöäøöí ÞóÇÆöáñ ÝóÇÓúãóÚöí ãóÞóÇáóÉó ãöäú ãõÔúÝöÞò äóÇÕöÍò
áóÇ íóäúÝóÚõ ÇúÅö äúÓóÇäõ Ýöí ÞóÈúÑöåö ÛóíúÑõ ÇáÊøõÞóì æó ÇáúÚóãóáö ÇáÕøóÇáöÍö


Kematian adalah lautan yang bergulung-gulung ombaknya
Di dalamnya hilang upaya orang yang berenang
Wahai jiwa, aku berkata-kata ; dengarlah!
Ucapan dari orang yang berbelas kasih lagi menasehati
Tidak ada yang bermanfaat bagi manusia dalam kuburnya selain ketakwaan dan amal shaleh.


Penyair yang lainnya mengatakan :


ÃóÓúáóãóäöí ÇúáÃóåúáõ ÈöÈóØúäö ÇáËøóÑóì æó ÇäúÕóÑöÝõæúÇ Úóäøöí ÝóíóÇ æóÍúÔóÊóÇ
æó ÛóÇÏóÑõæúäöí ãóÚúÏõãÇð íóÇÆöÓÇð ãóÇ ÈöíóÏöí Çáúíóæúãó ÅöáøóÇ ÇáúÈõßóÇ
æó ßõáøõ ãóÇ ßóÇäó ßóÃóäú áóãú íóßõäú æó ßõáøõ ãóÇ ÍóÐóÑóÊúåõ ÞóÏú ÃóÊóì
æó ÐóÇ ßõãõ ÇáúãóÌúãõæúÚõ æó ÇáúãõÞúÊóäöì ÞóÏú ÕóÇÑó Ýöí ßóÝöí ãöËúáó ÇáúåöÈóÇ
æó áóãú ÃóÌöÏú áöí ãõÄóäøóÓÇð åóÇ åõäóÇ ÛóíúÑó ÝõÌõæúÑò ãõæúÈöÞò Ãóæú ÈóÞóÇ
Ýóáóæú ÊóÑóÇäöí æó ÊóÑóì ÍóÇáóÊöí ÈóßóíúÊó áöí íóÇ ÕóÇÍó ãöãøóÇ ÊóÑóì


Keluargaku menyerahkan diriku kepada perut bumi
Mereka meninggalkan diriku ; duhai sepinya !
Mereka meninggalkanku dalam penderitaan
Tidak ada di tanganku saat ini kecuali tangisan
Segala yang pernah ada seperti tidak pernah ada
Dan segala yang aku takuti telah datang
Betapa banyak yang dikumpulkan dan diinginkan
Di telapak tanganku telah menjadi seperti debu
Aku tidak mempunyai teman di sini
Selain kedurhakaan yang membinasakan
Sekiranya kamu melihatku dan melihat keadaanku
Kamu pasti berteriak menangis untukku, terhadap apa yang dilihatnya


Penyair lainnya berkata :


æó áóÏóÊúßó ÅöÐú æóáóÏóÊúßó Ãõãøõßó ÈóÇßöíÇð æó ÇáúÞóæúãõ Íóæúáößó íóÖúÍóßõæúäó ÓõÑõæúÑÇð
ÝóÇÚúãóáú áöíóæúãò Ãóäú Êóßõæúäó ÅöÐóÇ ÈóßõæúÇ Ýöí íóæúãö ãóæúÊößó ÖóÇÍößÇð ãóÓúÑõæúÑðÇ


Tatkala dilahirkan ibumu, kamu dilahirkan dalam keadaan menangis
Sedangkan kaum di sekitarmu tertawa karena gembira
Maka beramallah untuk suatu hari, ketika mereka menangis pada hari kematianmu
Sedangkan kamu tertawa gembira


Diriwayatkan dari Muhammad al-Qarsyi bahwa ia mengatakan, "Aku mendengar syaikh kami mengatakan, "Wahai manusia, aku menasehati kalian dan berbelas kasih kepada kalian. Beramallah kalian di malam yang gelap untuk kubur yang gelap, berpuasalah di hari yang panas sebelum hari Kebangkitan, berhajilah agar kalian terbebas dari perkara-perkara yang besar, dan bersedekahlah karena takut pada hari yang sangat sulit."

Yazid ar-Raqqasyi mengatakan, "Wahai orang yang terkubur dalam kuburnya, yang seorang diri dalam kuburnya, yang berkawan dalam perut bumi dengan amal-amalnya. Duhai merindingnya! Dengan amal-amalmu yang manakah kamu bergembira, dan dengan perbuatan-perbuatan yang manakah kamu senang." Kemudian ia menangis, sehingga air matanya membasahi serbannya. Ia mengatakan, "Ia bergembira –demi Allah- dengan amal-amalnya yang shaleh, dan ia senang –demi Allah- dengan saudara-saudara yang membantunya untuk mentaati Allah. "

Apa yang dikatakannya, "Ia bergembira –demi Allah- dengan amal-amalnya yang shaleh", terisyaratkan dalam sebuah hadits, bahwa ketika seorang mukmin meninggal dunia untuk menuju negeri Akhirat, dikatakan kepadanya,


ÝóÃóÝúÑöÔõæúåõ ãöäú ÇáúÌóäøóÉö æóÃóáúÈöÓõæúåõ ãöäó ÇáúÌóäøóÉö æóÇÝúÊóÍõæúÇ áóåõ ÈóÇÈðÇ Åöáóì ÇáúÌóäøóÉö ÞóÇáó ÝóíóÃúÊöíúåö ãöäú ÑóæúÍöåóÇ æóØöíúÈöåóÇ æóíõÝúÓóÍõ áóåõ Ýöí ÞóÈúÑöåö ãóÏøó ÈóÕóÑöåö ÞóÇáó æóíóÃúÊöíúåö ÑóÌõáñ ÍóÓóäõ ÇáúæóÌúåö ÍóÓóäõ ÇáËøöíóÇÈö ØóíøöÈõ ÇáÑøöíúÍö ÝóíóÞõæúáõ ÃóÈúÔöÑú ÈöÇáøóÐöí íóÓõÑøõßó åóÐóÇ íóæúãõßó ÇáøóÐöí ßõäúÊó ÊõæúÚóÏõ ÝóíóÞõæúáõ áóåõ ãóäú ÃóäúÊó ÝóæóÌúåõßó ÇáúæóÌúåõ íóÌöíÁõ ÈöÇáúÎóíúÑö ÝóíóÞõæúáõ ÃóäóÇ Úóãóáõßó ÇáÕøóÇáöÍõ ÝóíóÞõæúáõ ÑóÈøö ÃóÞöãú ÇáÓøóÇÚóÉó ÍóÊøóì ÃóÑúÌöÚó Åöáóì Ãóåúáöí æóãóÇáöí


Hamparkanlah untuknya (permadani) dari Surga, pakaikanlah untuknya (pakaian) dari Surga, dan bukakanlah baginya pintu yang menuju Surga.' Maka sampailah kepadanya aroma dan keindahan Surga, dan kuburpun dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Kemudian datang kepadanya seorang lelaki yang berwajah tanpan, pakaiannya bagus dan aromanya wangi sembari berkata, 'Bergembiralah dengan sesuatu yang telah menyenangkanmu, ini adalah hari yang dahulu kamu dijanjikan.'Ia pun (si orang mukmin tersebut) bertanya, 'Siapakah kamu, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan ?' Ia menjawab, 'Aku adalah amal shalihmu.' Akhirnya ia (orang mukmin) berkata, 'Wahai Tuhanku, tegakkanlah Kiamat agar aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku." (HR. Ahmad, no. 18534). Wallahu A'lam.

(Redaksi)

Referensi:
1. Al-Musnad, Imam Ahmad bin Hanbal
2. At-Tadzkirah Fii Ahwali al-Mauta Wa Umuri al-Akhirah, Imam al-Qurthubi
3. Sunan Ibnu Majah, Muhammad bin Yazid al-Qazwaini

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=861