Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Sebab Diterimanya Amal

Jumat, 25 Nopember 22

**

Sesungguhnya seorang mukmin yang melakukan ketaatan kepada Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -membawa dua maksud dalam setiap amal ibadah yang wajib atau pun yang sunnah.

Yang pertama adalah maksud untuk melaksanakan perintah Allah-ÚóÒøóæóÌóáøó, mentaati Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pada apa yang diperintahkan-Nya dan dianjurkan-Nya berupa ibadah-ibadah. Bagaimana ibadah itu dapat dilakukannya sebaik mungkin, agar ia termasuk orang yang terbaik amalnya. Bagaimana ia mengikhlaskan hanya untuk Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dalam melakukan amalnya, bagaimana ia mengikhlaskan hanya untuk Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dalam melakukan ibadah-ibadahnya, sehingga ia tidak mengharap balasan dan terima kasih dari seorang pun. Ia melakukan hal tersebut hanya mencari wajah Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan amal yang dilakukannya tersebut sesuai petunjuk Rasul-Nya-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-.

Maka, apabila Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- memberikan taufik kepadanya untuk melaksankan amal ini, lalu ia pun dapat meraih maksud yang pertama ini, niscaya hatinya akan menjadi tenang dengan harapan besar akan mendapatkan maksud yang kedua, yaitu, diterimanya amalnya. Maksud kedua ini tidaklah lebih sedikit menyibukkan hati seorang Mukmin dari maksudnya yang pertama.

Ali bin Abi Thalib-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-mengatakan, ‘Hendaklah perkara diterimanya amal lebih manjadi perhatian kalian daripada amal itu sendiri. Apakah kalian belum pernah mendengar Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – berfirman,


ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (al-Maidah : 27)

Dan tidaklah mengherankan –wahai orang-orang yang beriman- karena apa nilai amal itu tanpa adanya penerimaannya ; sesungguhnya hal itu bagaikan debu yang beterbangan.

Wahai hamba-hamba Allah !

Diterimanya amal oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-merupakan harapan yang sangat tinggi. Karena, diterimanya amal itu merupakan kunci pemberian dan karunia dari Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Penerimaan Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- atas amal shaleh yang Anda lakukan merupakan jalan yang dengannya Anda akan memperoleh berbagai bentuk kebahagiaan. Kapan seorang hamba termasuk orang-orang yang diterima (amalnya), niscaya di sisi Allah ia termasuk orang-orang yang beruntung.

Abu Darda-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-mengatakan, ‘Sungguh, ketika aku dapat merasa yakin bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- telah menerima satu shalat dariku lebih aku cintai daripada dunia beserta segala isinya, sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (al-Maidah : 27)’.

Wahai hamba-hamba Allah !

Perhatian seorang mukmin terhadap diterimanya amal yang dilakukannya merupakan sunnah yang tetap berjalan. Hal tersebut termasuk perkara yang telah berjalan pada orang-orang yang terkemuka di dunia dan para pemimpinnya dari kalangan para Nabi dan para Rasul serta orang-orang setelah mereka yang menempuh jalan mereka dari kalangan para siddiqin, para syuhada dan orang-orang yang shaleh.

Wahai orang-orang yang beriman !
Khalilurrahman, Ibrahim dan anaknya Ismail keduanya meninggikan pondasi Ka’bah sebagai penunaian perintah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, sementara hati keduanya penuh rasa takut (kalau amal keduanya tidak diterima oleh Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-) dan lisan mereka memohon agar Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menerima amal mereka. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÅöÐú íóÑúÝóÚõ ÅöÈúÑóÇåöíãõ ÇáúÞóæóÇÚöÏó ãöäó ÇáúÈóíúÊö æóÅöÓúãóÇÚöíáõ ÑóÈøóäóÇ ÊóÞóÈøóáú ãöäøóÇ Åöäøóßó ÃóäúÊó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ [ÇáÈÞÑÉ : 127]


(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Baqarah : 127)

Dan ini, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-kala beliau menyembelih hewan kurbannya mengatakan,


ÈöÓúãö Çááåö Çóááøóåõãøó ÊóÞóÈøóáú ãöäú ãõÍóãøóÏò æóÂáö ãõÍõãøóÏò


Dengan (menyebut) nama Allah. Ya Allah ! Terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad.

Dan beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- (juga) memohon kepada Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- agar diterima taubat-Nya, seraya mengatakan,


ÑóÈøö ÊóÞóÈøóáú ÊóæúÈóÊöí


Wahai Rabbku ! Terimalah taubatku.

Wahai orang-orang yang beriman !

Sesungguhnya diterimanya amal shaleh itu ada sebab-sebabnya yang diharapkan besertanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga akan memberikan kelebihan kepada hamba-Nya berupa diterimanya usahanya ; karena sesungguhnya rabb kita Maha Pengampun, Maha Mensyukuri.

Wahai hamba-hamba Allah !

Allah- ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjelaskan sebab yang bersifat global untuk diterimanya amal-amal itu seraya mengatakan,


ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (al-Maidah : 27)

Sementara perincian mengenai sebab ini datang keterangannya di dalam kitab Allah–ÚóÒøó æóÌóáøó- dan di dalam sunnah Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Maka, ibadah kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan diterima kecuali dari orang yang bertakwa, sementara tidak ada takwa melainkan dengan adanya iman yang benar dan keikhlasan yang kokoh. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóãóÇ ãóäóÚóåõãú Ãóäú ÊõÞúÈóáó ãöäúåõãú äóÝóÞóÇÊõåõãú ÅöáøóÇ Ãóäøóåõãú ßóÝóÑõæÇ ÈöÇááøóåö æóÈöÑóÓõæáöåö [ÇáÊæÈÉ : 54]


Tidak ada yang menghalangi infak mereka untuk diterima kecuali karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang kufur kepada Allah dan Rasul-Nya...(at-Taubah : 54)

Dan, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman tentang amal-amal orang kafir,


æóÞóÏöãúäóÇ Åöáóì ãóÇ ÚóãöáõæÇ ãöäú Úóãóáò ÝóÌóÚóáúäóÇåõ åóÈóÇÁð ãóäúËõæÑðÇ [ÇáÝÑÞÇä : 23]


Kami perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan (al-Furqan : 23)

Maka, suatu amalan yang tidak dibarengi iman kepada Allah, niscaya amal tersebut sia-sia belaka.

Di dalam ash-Shahih dari hadis ‘Aisyah - ÑóÖöíó Çóááøóåõ ÊóÚóÇáóì ÚóäúåóÇ -, ia mengatakan (kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-), ‘Wahai Rasulullah ! Ibnu Jud’an, dulu di masa Jahiliyah ia menyambung hubungan silaturahim, memberi makan orang-orang miskin, apakah hal tersebut akan memberikan manfaat kepadanya ? Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menjawab,


« áÇó íóäúÝóÚõåõ Åöäøóåõ áóãú íóÞõáú íóæúãðÇ ÑóÈøö ÇÛúÝöÑú áöì ÎóØöíÆóÊöì íóæúãó ÇáÏøöíäö ».


Tidak akan memberikan manfaat kepadanya. Karena, ia belum pernah mengatakan pada suatu hari, ‘wahai rabbku ! Ampunilah kesalahanku pada hari pembalasan. (HR. Muslim)

Maka, oleh karena amalnya tidak dilandasi dengan iman, maka bagaimana ia akan memperoleh manfaatnya di hadapan rabb semesta alam. Suatu amalan di mana kesyirikan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-terjadi di dalamnya merupakan amalan yang dicari dengannya selain wajah-Nya –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- amalan tersebut akan sia-sia belaka dan pelakunya merugi.

Sungguh, Allah –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- telah berfirman di dalam hadis al-ilahi(hadis qudsi)


«ÃóäóÇ ÃóÛúäóì ÇáÔøõÑóßóÇÁö Úóäö ÇáÔøöÑúßö¡ ãóäú Úóãöáó ÚóãóáðÇ ÃóÔúÑóßó Ýöíúåö ãóÚöíó ÊóÑóßúÊõåõ æÔöÑúßóåõ»


Aku paling tidak butuh terhadap sekutu. Barang siapa melakukan amalan sementara ia menyekutukan-Ku di dalamnya, niscaya Aku meninggalkannya dan sekutunya (HR. Muslim)

Wahai hamba-hamba Allah !

Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak akan menerima suatu amalan melainkan dari orang-orang yang bertakwa. Dan tidak ada takwa melainkan dengan mengikuti penghulu para Rasul - ÕóáóæóÇÊõ Çóááøóåö æóÓóáóÇãóåõ Úóáóíúå-, tidak ada takwa melainkan dengan berpegang teguh dengan petunjuk Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- dan berjalan di atas sunnahnya.


áóÞóÏú ßóÇäó áóßõãú Ýöí ÑóÓõæáö Çááøóåö ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ [ÇáÃÍÒÇÈ : 21]


Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu (al-Ahzab : 21)

Dan sungguh beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-telah bersabda,


«ãóäú Úóãöáó ÚóãóáðÇ áóíúÓó Úóáóíúåö ÃóãúÑõäóÇ Ýóåõæó ÑóÏøñ»


Barang siapa melakukan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amal tersebut tertolak.
Yakni, tidak diterima.

Wahai orang-orang yang beriman !

Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak akan menerima suatu amalan melainkan dari orang-orang yang bertakwa. Dan tidak ada takwa melainkan dengan birrul walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua), dzikrullah (mengingat Allah), bersyukur kepada-Nya dan memperbagus ibadah kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- - berfirman,


æóæóÕøóíúäóÇ ÇáúÅöäúÓóÇäó ÈöæóÇáöÏóíúåö ÅöÍúÓóÇäðÇ ÍóãóáóÊúåõ Ãõãøõåõ ßõÑúåðÇ æóæóÖóÚóÊúåõ ßõÑúåðÇ [ÇáÃÍÞÇÝ : 15]


Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula) ... (al-Ahqaf : 15)

Kemudian, Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- - berfirman setelah menyebutkan seluruh amal shaleh,


ÃõæáóÆößó ÇáøóÐöíäó äóÊóÞóÈøóáõ Úóäúåõãú ÃóÍúÓóäó ãóÇ ÚóãöáõæÇ æóäóÊóÌóÇæóÒõ Úóäú ÓóíøöÆóÇÊöåöãú [ÇáÃÍÞÇÝ : 16]


Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal terbaiknya yang telah mereka kerjakan, Kami maafkan kesalahan-kesalahannya ... (al-Ahqaf : 16)

Maka, kebaikan seseorang dalam menunaikan hak Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, hak kedua orang tuanya, dan hak makhluk, serta kesibukan dirinya dengan kebaikan termasuk hal yang mewajibkan diterimanya amal.

Wahai hamba-hamba Allah !

Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak akan menerima amalan kecil atau besar, amalan fardhu atau pun sunnah melainkan dari orang-orang yang bertakwa. Dan tidak ada ketakwaan melainkan dengan rasa takut Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan menolak amal yang dilakukan hamba-Nya, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak menerimanya. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman menyifati sebagian wali-Nya,


Åöäøó ÇáøóÐöíäó åõãú ãöäú ÎóÔúíóÉö ÑóÈøöåöãú ãõÔúÝöÞõæäó (57) æóÇáøóÐöíäó åõãú ÈöÂíóÇÊö ÑóÈøöåöãú íõÄúãöäõæäó (58) æóÇáøóÐöíäó åõãú ÈöÑóÈøöåöãú áóÇ íõÔúÑößõæäó (59)æóÇáøóÐöíäó íõÄúÊõæäó ãóÇ ÂÊóæúÇ æóÞõáõæÈõåõãú æóÌöáóÉñ Ãóäøóåõãú Åöáóì ÑóÈøöåöãú ÑóÇÌöÚõæäó (60) ÃõæáóÆößó íõÓóÇÑöÚõæäó Ýöí ÇáúÎóíúÑóÇÊö æóåõãú áóåóÇ ÓóÇÈöÞõæäó (61)


Sesungguhnya orang-orang yang sangat berhati-hati karena takut (azab) Tuhannya, orang-orang yang beriman dengan tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya, orang-orang yang tidak mempersekutukan Tuhannya, dan orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya. Mereka itu bersegera dalam (melakukan) kebaikan-kebaikan dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya. (al-Mukminun : 57-61)

‘Aisyah-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ-bertanya kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- tentang ayat ini seraya mengatakan,


æóÇáøóÐöíäó íõÄúÊõæäó ãóÇ ÂÊóæúÇ æóÞõáõæÈõåõãú æóÌöáóÉñ


‘dan orang-orang yang melakukan (kebaikan) yang telah mereka kerjakan dengan hati penuh rasa takut.’

Apakah mereka adalah orang-orang yang meminum khamer dan mencuri ?

Beliau pun menjawab,


áóÇ íóÇ ÇöÈúäóÉó ÇáÕøöÏøöíúÞö! æóáóßöäøóåõãú ÇáøóÐöíúäó íóÕõæúãõæúäó æóíõÕóáøõæúäó æóíóÊóÕóÏøóÞõæúäó æóåóãõ íóÎóÇÝõæúäó Ãäú áóÇ íõÞÈóáó ãöäúåõãú ÃõæáóÆößó ÇáøóÐöíúäó íõÓóÇÑöÚõæúäó Ýöí ÇáúÎóíúÑóÇÊö»


‘Bukan, wahai putri ash-Shiddiq ! Akan tetapi mereka itu adalah orang-orang yang berpuasa, shalat, dan bersedekah, sedang mereka takut tidak akan dirima (amalnya) dari mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegera dalam (melakukan) kebaikan-kebaikan. (HR. at-Tirmidzi)

Semoga Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjadikan saya dan Anda sekalian termasuk golongan mereka. Mereka sangat berhati-hati karena takut (azab) Tuhannya, padahal mereka sedemikian baik dalam beramal, sedemikian baik keimanannya, sedemikian banyak amal shaleh yang mereka lakukan. Meskipun demikian, mereka khawatir amal mereka tersebut tidak akan diterima-Nya. Maka, demi Allah, mereka telah menggabungkan antara tindakan baik dan rasa takut, sementara selain mereka telah menggabungkan antara tindakan buruk dan rasa aman.

Wahai hamba-hamba Allah !

Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan menerima amal melainkan dari orang yang bertakwa, dan tidak ada ketakwaan kepada Allah melainkan dengan berbaik sangka kepada-Nya. Sesungguhnya Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-sesuai dengan prasangka hamba-Nya kepada-Nya. Sebagaimana datang keterangan mengenai hal tersebut di dalam hadis al-Ilahi (hadis qudsi). Maka dari itu, perbaguslah oleh kalian persangkaan kepada Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Lakukanlah kebaikan dan perbaguslah persangkaan kepada Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, berharaplah kepada-Nya, perbesarlah harapan kalian terhadap apa-apa yang ada di sisi-Nya. Sesungguhnya rabb kita Maha Pengampun, Maha Mensyukuri, Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyantun, Maha Penyayang, Pemilik karunia dan kebaikan, Dia–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memberikan balasan yang banyak terhadap amal yang sedikit.
Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó–bersabda dalam hadis yang diriwayatkannya dari rabbnya,


«ãóäú ÊóÞóÑøóÈó Åöáóíøó ÔöÈúÑðÇ ÊóÞóÑøóÈúÊõ Åöáóíúåö ÐöÑóÇÚðÇ æóãóäú ÊóÞóÑøóÈó Åöáóíøó ÐöÑóÇÚðÇ ÊóÞóÑøóÈúÊõ Åöáóíúåö ÈóÇÚðÇ æóãóäú ÃóÊóÇäöí íóãúÔöí ÃóÊóíúÊõåõ åóÑúæóáóÉð»


Barang siapa mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta. Dan barang siapa mendekatkan diri kepada-ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Dan barang siapa mendatangi-Ku dengan berjalan, niscaya Aku akan mendatanginya dengan bergegas (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Wahai hamba-hamba Allah !

Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan menerima amalan melainkan dari orang-orang yang bertakwa, dan tidak ada ketakwaan kepada Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-melainkan dengan meminta dan berdoa kepada-Nya agar amal yang dilakukan diterima-Nya.

Maka, siapakah orangnya yang berdoa (dengan doa ini)


ÑóÈøö ÇÌúÚóáúäöí ãõÞöíãó ÇáÕøóáóÇÉö æóãöäú ÐõÑøöíøóÊöí ÑóÈøóäóÇ æóÊóÞóÈøóáú ÏõÚóÇÁö [ÅÈÑÇåíã : 40]


Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (Ibrahim : 40)

(Dia adalah Ibrahim-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-Khalilurrahman)

Sementara itu, istri Imran bernazar terkait dengan apa yang tengah dikandung dalam perutnya seraya mengatakan,


ÑóÈøö Åöäøöí äóÐóÑúÊõ áóßó ãóÇ Ýöí ÈóØúäöí ãõÍóÑøóÑðÇ ÝóÊóÞóÈøóáú ãöäøöí Åöäøóßó ÃóäúÊó ÇáÓøóãöíÚõ ÇáúÚóáöíãõ [Âá ÚãÑÇä : 35]


“Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitulmaqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Ali Imran : 35)

Karena itu, bila seorang Mukmin diberi taufiq dapat beramal shaleh, baik amalan wajib atau pun amalan sunnah, baik yang dilakukannya secara sembunyi-sembunyi maupun yang dilakukannya secara terang-terangan, hendaknya ia mengeluh kepada Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan bersungguh-sungguh dalam meminta kepada-Nya agar diterima-Nya. Karena sesungguhnya keberuntungan itu terletak pada diterimanya amal tersebut oleh rabb semesta alam.


ÑóÈøóäóÇ ÊóÞúÈóá ãöäøóÇ Åöäøóßó ÃóäúÊó ÇóáÓøóãöíÚõ ÇóáúÚóáöíãõ¡


Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Wahai hamba-hamba Allah !

Ketahuilah –wahai orang-orang yang beriman- bahwa perkara diterimanya amalan itu merupakan perkara gaib, tak seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali berdasarkan wahyu dari rabb semesta alam. Maka, tidak ada jalan untuk memastikan diterimanya sesuatu dari amal, baik kecil atau pun besar.

Ibnu Mas’ud –ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – mengatakan, “Sungguh, jika aku tahu bahwa Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menerima dariku suatu amal-yakni, amal shaleh- lebih aku sukai daripada aku memiliki emas sepenuh bumi.” (Tarikh Dimasyq, 3/698)

Dan ini, Ibnu Umar –ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – mengatakan kepada anaknya setelah bersedekah dengan satu dinar. Setelah anaknya mengatakan kepadanya, ‘Semoga Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menerima darimu wahai ayahku,’ ia mengatakan, ‘Duhai anakku ! Andai aku tahu bahwa Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menerima dariku satu sujud saja atau sedekah satu dirham saja maka hal yang paling aku sukai adalah kematian, tahukah kamu dari siapakah Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- akan menerima amal itu ?


ÅöäøóãóÇ íóÊóÞóÈøóáõ Çááøóåõ ãöäó ÇáúãõÊøóÞöíäó [ÇáãÇÆÏÉ : 27]


“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang-orang yang bertakwa.” (al-Maidah : 27)

Wahai orang-orang yang beriman ! Hamba-hamba Allah.

Seorang mukmin yang jujur itu melakukan amal-amal shaleh, yang bersifat fardhu dan yang bersifat sunnah, menyibukkan diri dengan berbagai bentuk ketaatan, bersegera kepada mengerjakan hal-hal fardhu dan hal-hal yang wajib, melengkapinya dengan ketaatan-ketaatan yang bersifat sunnah, ia berharap dari Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- agar Dia –ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengaruniakan kepadanya penerimaan yang baik. Ia pun mencari kabar gembira-kabar gembira yang akan menjadikan diterimanya amal. Sungguh, telah datang di dalam nash-nash kitab dan sunnah yang mengandung tanda-tanda yang diharapkan bersamanya seorang mukmin akan tarmasuk golongan orang-orang yang diterima (amalnya). Ya Allah ! Jadikanlah kami termasuk orang-orang yang diterima (amalnya), wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.

Wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya termasuk kabar gembira akan diterimanya amal dan tanda-tandanya yang mana seorang mukmin bergembira karenanya dan semakin besar harapannya bahwa Allah akan menerima amalnya adalah seorang mukmin diberi taufik untuk menyibukkan diri dengan amal shaleh ; karena kebaikan itu menuntun kepada saudaranya dan kebaikan itu bertambah dengan kebaikan. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóãóäú íóÞúÊóÑöÝú ÍóÓóäóÉð äóÒöÏú áóåõ ÝöíåóÇ ÍõÓúäðÇ [ÇáÔæÑì : 23]


Siapa mengerjakan kebaikan, akan Kami tambahkan kebaikan baginya. (asy-Syura : 23)

Ya Allah ! Jadikanlah kami termasuk golongan mereka.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


æóíóÒöíÏõ Çááøóåõ ÇáøóÐöíäó ÇåúÊóÏóæúÇ åõÏðì [ãÑíã : 76]


Allah akan menambah petunjuk kepada orang-orang yang telah mendapat petunjuk. (Maryam : 76)

Ya Allah ! Bimbimbinglah kami ke jalan yang lurus.

Wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya termasuk kabar gembira diterimanya amal dan tanda-tandanya adalah seseorang tidak takjub terhadap amalnya sebetapapun besar amal tersebut dalam pandangan matanya, dan ia pun mempersaksikan karunia Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kepadanya. Sungguh, kalaulah bukan (pertolongan dan karunia) Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, ia tidak akan dapat melakukan amal tersebut. Demi Allah, kalaulah bukan karena Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- niscaya kita tidak akan mendapatkan petunjuk, kita tidak akan dapat bersedekah, dan kita tidak akan dapat melaksanakan shalat. Dengan demikian, sesungguhnya merupakan kenikmatan dari Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kepada Anda ketika Dia–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- memberikan taufik kepada Anda untuk beramal shaleh. Maka, makmurkanlah hati Anda dengan makna ini.

Wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya termasuk kabar gembira diterimanya amal dan tanda-tandanya adalah Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- meletakkan kecintaan terhadap seorang hamba di hati manusia, dan juga meletakkan baginya penerimaan (manusia) dan penyebuatan yang baik (di tengah-tengah mereka) tanpa sebab dan tidak pula karena nasab dirinya di tengah-tengah mereka. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


Åöäøó ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö ÓóíóÌúÚóáõ áóåõãõ ÇáÑøóÍúãóäõ æõÏøðÇ [ãÑíã : 96]


Sesungguhnya bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa cinta (dalam hati) mereka. (Maryam : 96)

Yakni, Dia–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- akan menjadikan bagi mereka rasa cinta dan penerimaan di hati manusia tanpa sebab, bukan karena kemaslahatan duniawi yang ingin mereka peroleh dan bukan pula karena hubungan nasab dan sebab-sebab lainnya. Tetapi seperti sabda Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-mengatakan kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah ! Apa pendapat Anda mengenai seorang lelaki yang melakukan suatu amal kebaikan sedangkan orang-orang memujinya ? Beliau pun bersabda,


« Êöáúßó ÚóÇÌöáõ ÈõÔúÑóì ÇáúãõÄúãöäö »


Itu adalah kabar gembira bagi seorang mukmin yang disegerakan. (HR. Muslim)

Wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya termasuk kabar gembira diterimanya amal dan tanda-tandanya adalah apa yang didapati seseorang di dalam hatinya berupa kenangan dan kelapangan. Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÃóáóÇ ÈöÐößúÑö Çááøóåö ÊóØúãóÆöäøõ ÇáúÞõáõæÈõ [ÇáÑÚÏ : 28]


Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (ar-Ra’d : 28)


æóáóäóÌúÒöíóäøó ÇáøóÐöíäó ÕóÈóÑõæÇ ÃóÌúÑóåõãú ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó [ÇáäÍá : 96]


Kami pasti akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang selalu mereka kerjakan. (an-Nahl : 96)


ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð [ÇáäÍá : 97]


Siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dia seorang mukmin, sungguh, Kami pasti akan berikan kepadanya kehidupan yang baik (an-Nahl : 97)

Wahai hamba-hamba Allah !

Sesungguhnya termasuk kabar gembira diterimanya amal dan tanda-tandanya adalah bertawasulnya seorang hamba kepada rabbnya dengan amalnya, lalu ia mendapatkan pengijabahannya, seperti yang terjadi pada tiga orang yang terperangkap di dalam gua, lalu batu besar menutup mulut gua itu, maka masing-masing orang dari ketiga orang tersebut meminta kepada Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan bertawasul dengan amal yang diharapkan bahwa amal tersebut telah dilakukannya murni semata-mata karena Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Lantas, setiap orang dari mereka mengatakan,


"Çááøóåõãøó Åöäú ßõäúÊõ ÝóÚóáúÊõ ÇÈúÊöÛóÇÁó æóÌúåößó¡ ÝóÇÝúÑõÌú ÚóäøóÇ ãóÇ äóÍúäõ Ýöíåö "


“Ya Allah ! Jika aku telah melakukan itu karena mencari wajah-Mu, maka mudahkanlah kami dari kesukaran yang sedang kami hadapi ini.”

Lalu Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengijabah permohonan mereka dan Allah–ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pun menyingkap kesukaran yang tengah menimpa mereka. Maka, hal itu menunjukkan bahwa amal mereka tersebut diterima.

Ya Allah ! Terimalah kami termasuk golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh. Jadikanlah kami termasuk wali-wali-Mu, yaitu orang-orang yang bertakwa. Palingkanlah dari kami setiap kejelekan dan keburukan. Wahai rabb semesta alam.
Amin

Wallahu A’lam
(Redaksi)

Sumber :
‘Asbabu Qabuli al-‘Amal Wa ‘Alamatuhu, Prof. Dr. Khalid bin Abdullah al-Mushlih-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì-.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=999