Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Banyak Berbicara Saat Berpuasa
Kamis, 06 April 23

**

Soal :

Penanya mengatakan,

Seseorang tengah berpuasa, sementara ia banyak berbicara di majlisnya dengan pembicaraan yang tidak ada faedahnya, apakah puasanya benar (sah) ataukah tidak ?

Jawab :

Syaikh-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab,

Puasanya benar (sah), akan tetapi hendaknya orang yang tengah berpuasa itu mengisi waktu puasanya tersebut dengan berbagai ketaatan berupa shalat, membaca al-Qur’an, dzikir dan lain sebagainya.
Adapun perkataan sia-sia, maka hal tersebut merupakan kerugian atas manusia, baik ia tengah berpuasa atau pun tidak sedang berpuasa, berdasarkan sabda Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


ãóäú ßóÇäó íõÄúãöäõ ÈöÇááøóåö æóÇáúíóæúãö ÇáúÂÎöÑö ÝóáúíóÞõáú ÎóíúÑðÇ Ãóæú áöíóÕúãõÊú


Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam [1]

Dan perkataan sia-sia seringkali ditemani oleh perkataan yang diharamkan berupa ghibah (gunjingan) atau celaan atau hinaan terhadap orang lain, atau yang lainnya. Oleh karena itu, maka seyogyanya bagi orang yang berakal itu menjaga lisannya dari segala sesuatu yang tidak ada faedahnya di dalamnya, baik tengah berpuasa ataupun tengah tidak berpuasa.

Wallahu A’lam

Sumber :

Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, 7/182 (Soal No. 3771)

Catatan :

[1] HR. al-Bukhari : kitab ar-Riqaq, bab Hifzhi al-Lisan, no. (6475), dan Muslim : kitab al-Iman, bab : al-Hatstsu ‘Ala Ikrami al-Jar Wa adh-Dhaif, Wa Luzumu ash-Shamtu Illa ‘an al-Khair Wa Kaunu Dzalika Kulluhu Min al-Iman, no (47)




Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1931