Artikel : Fiqih - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

SHALAT RAWATIB

Senin, 25 Januari 10


Rawatib adalah jamak dari ratibah yang berarti sesuatu yang rutin. Yang dimaksud dengannya adalah shalat yang mengiringi shalat fardhu, disebut rawatib karena ia mengiringi shalat fardhu secara rutin.

Rawatib Muakkad

Yang muakkad darinya adalah sepuluh rakaat. Abdullah bin Umar berkata, “Aku menghafal dari Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam sepuluh rakaat, dua rakaat qabla Zhuhur dan dua rakaat ba’da Zhuhur, dua rakaat ba’da Maghrib di rumahnya, dua rakaat ba’da Isya` di rumahnya dan dua rakaat qabla Shubuh.” Sebelum Shubuh Ibnu Umar tidak masuk ke rumah Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam, namun dia berkata, “Hafshah binti Umar menyampaikan kepadaku bahwa jika muadzin mengumandangkan adzan Fajar maka beliau shalat dua rakaat.” Muttafaq alaihi.

Ada yang berkata, dua belas rakaat berdasarkan hadits Ummu Habibah binti Abu Sufyan berkata, aku mendengar Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,


ãóÇ ãöäú ÚóÈúÏò ãõÓúáöãò íõÕóáðöí ááå Ýöí ßõáø íóæúãò ËöäúÊóí ÚóÔúÑóÉó ÑóßúÚóÉ ÊóØóæøõÚðÇ ÛóíúÑó ÝóÑöíúÖóÉ ÅöáøóÇ Èóäóì Çááå áóåõ ÈóíúÊðÇ Ýöí ÇáÌóäøóÉ


Tidak ada seorang hamba muslim shalat karena Allah setiap harinya dua belas rakaat sunnah bukan fardhu kecuali Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di surga.” Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, an-Nasa`i dan at-Tirmidzi, dan at-Tirmidzi menambahkan,


ÃóÑúÈóÚðÇ ÞóÈúáó ÇáÙõåúÑö æóÑóßúÚóÊóíúäö ÈóÚúÏóåóÇ æóÑóßúÚóÊóíúäö ÈóÚúÏó ÇáãóÛúÑöÈö æóÑóßúÚÊóíúäö ÈóÚúÏó ÇáÚöÔóÇÁö æóÑóßúÚóÊóíúäö ÞóÈúáó ÕóáÇÉö ÇáÛóÏóÇÉö


Empat rakaat sebelum Zhuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib, dua rakaat sesudah Isya` dan dua rakaat sebelum Shubuh.” Syaikh al-Albani menshahihkannya dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 579.

Rawatib paling muakkad

Dari sepuluh atau dua belas rakaat di atas berikut masing-masing waktunya, yang paling muakkad adalah dua rakaat qabliyah Shubuh. Dua rakaat ini selalu Nabi shallallohu 'alaihi wasallam jaga dalam segala kondisi termasuk ketika sedang safar.

Dari Aisyah dari Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda,


ÑóßúÚóÊóÇ ÇáÝóÌúÑö ÎóíúÑñ ãöäó ÇáÏõäúíóÇ æóãóÇ ÝöíåóÇ


Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik daripada dunia beserta semua isinya.” Diriwayatkan oleh Muslim dan at-Tirmidzi.

Aisyah berkata, “Tidak ada shalat sunnah yang lebih disiplin dilakukan oleh Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam selain dua rakaat sebelum Shalat Shubuh.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Sunnah bacaan dalam shalat ini adalah surat al-Ikhlas dengan surat al-Kafirun setelah al-Fatihah, hal ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan ath-Thabrani dari Ibnu Umar. Al-Albani berkata dalam Shahih at-Targhib wat Tarhib no. 583, “Hasan lighairihi.”

Rawatib Ghairu Muakkad

Yang ghairu muakkad adalah selain sepuluh atau dua belas rakaat di atas berikut masing-masing waktunya, kecuali ba’da Shubuh dan ba’da Ashar, karena terdapat larangan untuk melakukan shalat di dua waktu terakhir ini.

Qabliyah Ashar, dari Ibnu Umar dari Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Semoga Allah merahmati seseorang yang shalat (sunnah rawatib) empat rakaat sebelum Ashar.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan at-Tirmidzi. Al-Albani menyatakannya hasan.

Qabliyah Maghrib, dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Shalatlah sebelum Maghrib.” Beliau mengucapkannya tiga kali, pada kali ketiga beliau menambah, “Bagi yang ingin.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Qabliyah Isya`, dari Abdullah bin Mughaffal bahwa Nabi shallallohu 'alaihi wasallam bersabda, “Di antara dua adzan ada shalat.” Beliau mengucapkannya tiga kali, pada kali ketiga beliau menambah, “Bagi yang ingin.” Diriwayatkan oleh Jama’ah.
(Izzudin Karimi)
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfiqih&id=166