Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Perilaku Istri Yang Mengandung Laknat

Senin, 29 Juli 19

Islam sangat menjaga keharmonisan rumah tangga, karena dengan keutuhan dan harmonisnya rumah tangga, akan terbentuk pula tatanan kehidupan masyarakat yang stabil, tenteram dan damai. Karena hal inilah, islam telah mengatur berbagai hak dan kewajiban suami dan istri.

Begitu besarnya kewajiban yang dipikul suami dalam memimpin dan membimbing istri, sebanding pula dengan hak suami untuk ditaati istri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan betapa besarnya hak suami, hingga beliau bersabda:


áóæú ßõäúÊõ ÂãöÑðÇ ÃóÍóÏðÇ Ãóäú íóÓúÌõÏó áöÃóÍóÏò áóÃóãóÑúÊõ ÇáúãóÑúÃóÉó Ãóäú ÊóÓúÌõÏó áöÒóæúÌöåóÇ


“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku akan memerintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya.” (HR. At-Tirmidzi no. 1159 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Namun, ternyata banyak perilaku sebagian istri yang menyalahi hak suami yang begitu besar, hingga akhirnya perbuatan tersebut dilaknat oleh malaikat, atau bahkan terlarang masuk surga dan terancam dengan neraka. Beragam perilaku terlarang tersebut di antaranya adalah:

1. Menolak ajakan suami untuk bercinta
Di antara hak terbesar suami terhadap istri adalah bersenang-senang dengannya, agar kebutuhan biologis suami terpenuhi. Jika istri menolak ajakan ini, maka ia tidak menunaikan kewajiban terbesarnya, dan suami tidak terpenuhi kebutuhan biologisnya, sehingga suami sulit untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluannya, yang akhirnya bisa terjerumus pada perbuatan yang dilarang syariat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÅöÐóÇ ÏóÚóÇ ÇáÑøóÌõáõ ÇãúÑóÃóÊóåõ Åöáóì ÝöÑóÇÔöåö ÝóÃóÈóÊú ÝóÈóÇÊó ÛóÖúÈóÇäó ÚóáóíúåóÇ áóÚóäóÊúåóÇ ÇáúãóáóÇÆößóÉõ ÍóÊøóì ÊõÕúÈöÍó


“Jika seorang suami mengajak istrinya menuju ranjangnya (untuk berhubungan intim), lalu ia enggan, hingga suaminya bermalam dalam kondisi marah kepadanya, maka ia dilaknat malaikat hingga pagi hari.” (HR. Bukhari no. 3237, Muslim no. 1436, dan Abu Dawud no. 2141, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).

Saat menjelaskan hadits ini, Imam An-Nawawi berkata, “Hadits ini menjadi dalil atas haramnya menolak ajakan suami ke ranjangnya tanpa udzur (alasan) syar’i. Dan haidh bukanlah udzur dalam bersenang-senang, karena suami memiliki hak bersenang-senang dengan istri di atas kain sarung. Sedangkan makna hadits, `laknat akan terus menyertainya` yaitu hingga hilang kemaksiatan tadi, baik dengan terbitnya fajar dan tidak butuhnya suami terhadap istri (dalam berhubungan intim), atau dengan taubatnya istri dan kembalinya ia ke ranjang suami.” (Syarh Shahih Muslim, 10/7).

2. Meminta cerai tanpa alasan syar’i
Perceraian merupakan pintu menuju kehancuran rumah tangga, dengan hancurnya rumah tangga akan rusak pula tatanan masyarakat, anak-anak merekalah yang akan menjadi korban pertamanya.

Maka dari itu, islam mencegah sebisa mungkin pintu ini terbuka. Istri yang meminta cerai tanpa adanya alasan syar’i, pada hakekatnya ia ingin merusak keharmonisan rumah tangga dan tatanan masyarakat. Tidaklah mengherankan, wanita yang berperilaku demikian akan dihukum dengan berat,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÃóíøõãóÇ ÇãúÑóÃóÉò ÓóÃóáóÊú ÒóæúÌóåóÇ ØóáóÇÞðÇ Ýöí ÛóíúÑö ãóÇ ÈóÃúÓò ÝóÍóÑóÇãñ ÚóáóíúåóÇ ÑóÇÆöÍóÉõ ÇáúÌóäøóÉö


“Wanita manapun yang meminta cerai kepada suaminya tanpa ada alasan syar’i, maka baunya surga haram baginya.” (HR. Abu Dawud 2226, At-Tirmidzi 1187, dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu).

3. Tabarruj
Istri shalihah berdandan hanya untuk suaminya saja, dan tidak melakukan tabarruj (bersolek atau membuka aurat untuk selain mahramnya). Allah Subhanahu wa Ta’ala telah melarang tabarruj dalam firmannya:


æóÞóÑúäó Ýöí ÈõíõæÊößõäøó æóáóÇ ÊóÈóÑøóÌúäó ÊóÈóÑøõÌó ÇáúÌóÇåöáöíøóÉö ÇáúÃõæáóì


“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33).

Wanita yang melakukan tabarruj di hadapan selain mahramnya, atau istri bertabarruj selain untuk suaminya, terancam tidak akan masuk surga, sebagaimana hadits berikut,


Úóä ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó ÞóÇáó: ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ÕöäúÝóÇäö ãöäú Ãóåúáö ÇáäøóÇÑö áóãú ÃóÑóåõãóÇ: Þóæúãñ ãóÚóåõãú ÓöíóÇØñ ßóÃóÐúäóÇÈö ÇáúÈóÞóÑö íóÖúÑöÈõæäó ÈöåóÇ ÇáäøóÇÓó¡ æóäöÓóÇÁñ ßóÇÓöíóÇÊñ ÚóÇÑöíóÇÊñ ãõãöíáóÇÊñ ãóÇÆöáóÇÊñ ÑõÁõæÓõåõäøó ßóÃóÓúäöãóÉö ÇáúÈõÎúÊö ÇáúãóÇÆöáóÉö áóÇ íóÏúÎõáúäó ÇáúÌóäøóÉó æóáóÇ íóÌöÏúäó ÑöíÍóåóÇ æóÅöäøó ÑöíÍóåóÇ áóíõæÌóÏõ ãöäú ãóÓöíÑóÉö ßóÐóÇ æóßóÐóÇ


”Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua golongan dari ahli neraka yang aku belum melihatnya; Suatu kaum yang memiliki cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia. Dan para wanita yang berpakaian tetapi telanjang, miring dan berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak masuk surga, dan tidak mendapatkan wanginya, dan sungguh harumnya surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

Sungguh ironis, fenomena ini begitu merebak di masyarakat kita, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kaum wanita dan memberi petunjuk kepada mereka.

4. Tidak mensyukuri kebaikan suami
Begitu besar pengorbanan suami kepada istri, hingga selayaknya istri berterima kasih kepada suami. Manakala istri tidak bersyukur, apalagi mengingkari pemberian suaminya, maka ia akan terancam dengan neraka. Bahkan, hal inilah yang menjadi sebab terbesar kaum wanita terjerumus ke dalam neraka. Sejenak, mari kita renungkan hadits berikut:


Úóäú ÃóÈöí ÓóÚöíÏò ÇáÎõÏúÑöíøö¡ ÞóÇáó: ÎóÑóÌó ÑóÓõæáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó Ýöí ÃóÖúÍóì Ãóæú ÝöØúÑò Åöáóì ÇáãõÕóáøóì¡ ÝóãóÑøó Úóáóì ÇáäøöÓóÇÁö¡ ÝóÞóÇáó: íóÇ ãóÚúÔóÑó ÇáäøöÓóÇÁö ÊóÕóÏøóÞúäó ÝóÅöäøöí ÃõÑöíÊõßõäøó ÃóßúËóÑó Ãóåúáö ÇáäøóÇÑö¡ ÝóÞõáúäó: æóÈöãó íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö¿ ÞóÇáó: ÊõßúËöÑúäó ÇááøóÚúäó¡ æóÊóßúÝõÑúäó ÇáÚóÔöíÑó ....


”Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar ke tempat shalat pada Idul Adha atau Idul Fithri, kemudian beliau melewati para wanita, lalu bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah! Sungguh aku melihat kalian adalah kebanyakan penghuni neraka.” Mereka bertanya, “Mengapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak melaknat dan mengingkari kebaikan suami…” (HR. Bukhari no. 304, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu).

Itulah beragam perilaku istri yang mengundang laknat Malaikat, atau mengandung ancaman dengan neraka. Mari kita jaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, dengan masing-masing pihak menunaikan kewajiban yang telah diembankan kepadanya. Semoga kita terhindar dari perilaku istri yang buruk, dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan kepada kita kehidupan rumah tangga yang harmonis, serta melimpahkan kebaikan di dunia dan akhirat. Aamiin. Wallahu A’lam. (Abu Hasan Agus Dwiyanto, Lc., M.P.I).

Referensi:

1. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, Imam An-Nawawi.
2. Ahkam Nusyuz Az-Zaujah fi Asy-Syari’ah Al-Islamiyyah, Mu’tashim Abdurrahman Muhammad Manshur, dll.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=396