Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Maraih Puncak Kemuliaan

Selasa, 22 Oktober 19

Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


íõÞóÇáõ áöÕóÇÍöÈö ÇáúÞõÑúÂäö ÇÞúÑóÃú æóÇÑúÊóÞö æóÑóÊøöáú ßóãóÇ ßõäúÊó ÊõÑóÊøöáõ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÝóÅöäøó ãóäúÒöáóßó ÚöäúÏó ÂÎöÑö ÂíóÉò ÊóÞúÑóÄõåóÇ


“Dikatakan kepada ahlul Qur’an (pada hari Kiamat), ‘Bacalah (al-Qur’an) dan naiklah (ke derajat Surga), bacalah dengan tartil sebagaimana engkau mentartilkannya di dunia, sesungguhnya kedudukanmu (di Surga) sesuai dengan akhir ayat yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud no. 1317. Syaikh al-Albani berkata bahwa sanadnya hasan shahih).

Penjelasan hadits
Setiap kita menginginkan kemuliaan, hanya saja banyak dari kita yang salah ketika memahami dan mencari kemuliaan tersebut, orang-orang memahami bahwa kemuliaan adalah kemuliaan dunia semata. Al-Qur’an dan sunnah telah memberikan solusi terbaik untuk meraih kemuliaan, baik kemuliaan dunia ataupun kemuliaan akhirat. Sesungguhnya orang yang dapat meraih puncak kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang bertakwa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Åöäøó ÃóßúÑóãóßõãú ÚöäúÏó Çááøóåö ÃóÊúÞóÇßõãú Åöäøó Çááøóåó Úóáöíãñ ÎóÈöíÑñ


“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13).

Solusi meraih kemuliaan
Banyak cara yang digariskan al-Qur’an untuk menuju kemuliaan yang hakiki, diantaranya adalah menjadi Ahlul Qur’an. Orang-orang yang punya perhatian istimewa terhadap al-Qur’an akan diberi kemuliaan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


Åöäøó Çááåó íóÑúÝóÚõ ÈöåóÐóÇ ÇáúßöÊóÇÈö ÃóÞúæóÇãðÇ æóíóÖóÚõ Èöåö ÂÎóÑöíúäó


“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum disebabkan karena Al-Qur’an dan merendahkan dengannya pula beberapa kaum yang lain.” (HR. Muslim no. 1849).

Siapakah yang disebut dengan ahlul Qur’an?
Yang dimaksud dengan ahlul Qur’an yang dijanjikan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang-orang yang rajin membaca al-Qur’an, menghafal, mentadabburi dan mengamalkannya. Jadi, untuk menjadi ahlul Qur’an tidak hanya membacanya tetapi tidak tahu makna dan tidak mengamalkannya, melainkan harus selalu membaca, mengetahui maknanya dan mengamalkannya.

Macam-macam ahlul Qur’an
Ahlul Qur’an ada dua macam, yaitu:
Pertama: Orang yang rajin membaca al-Qur’an, menghafal dan mengamalkannya.
Kedua: Orang yang rajin membaca al-Qur’an, mengamalkan, tetapi tidak menghafalnya.
Adapun yang mendapat keistimewaan seperti dalam hadits di atas adalah kelompok ahlul Qur’an yang pertama, yaitu rajin membaca al-Qur’an, menghafal dan mengamalkannya. Adapun orang yang rajin membaca al-Qur’an, mengamalkan tetapi tidak hafal hanya akan mendapatkan syafaat darinya tidak seperti kelompok ahlul Qur’an yang pertama.

Kemuliaan ahlul Qur’an di dunia
1. Ahlul Qur’an adalah sebaik-baik hamba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÎóíúÑõßõãú ãóäú ÊóÚóáøóãó ÇáúÞõÑúÂäó æóÚóáøóãóåõ


“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur’an atau mengajarkannya.” (HR. al-Bukhari no. 5027).
2. Nama mereka disebut-sebut oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas langit tujuh di hadapan penduduk langit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


æóãóÇ ÇÌúÊóãóÚó Þóæúãñ Ýöí ÈóíúÊò ãöäú ÈõíõæÊö Çááøóåö íóÊúáõæäó ßöÊóÇÈó Çááøóåö æóíóÊóÏóÇÑóÓõæäóåõ Èóíúäóåõãú ÅöáøóÇ äóÒóáóÊú Úóáóíúåöãú ÇáÓøóßöíäóÉõ æóÛóÔöíóÊúåõãú ÇáÑøóÍúãóÉõ æóÍóÝøóÊúåõãú ÇáúãóáóÇÆößóÉõ æóÐóßóÑóåõãú Çááøóåõ Ýöíãóäú ÚöäúÏóåõ


“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu dari rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling mempelajari satu dengan yang lain, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, rahmat Allah meliputi mereka, para malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut nama mereka di hadapan makhluk sekelilingnya (penduduk langit).” (HR. Muslim no. 2699).
3. Ahlul Qur’an adalah hamba istimewa Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


Åöäøó áöáøóåö Ãóåúáöíäó ãöäú ÇáäøóÇÓö ÞóÇáõæÇ íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö ãóäú åõãú ÞóÇáó åõãú Ãóåúáõ ÇáúÞõÑúÂäö Ãóåúáõ Çááøóåö æóÎóÇÕøóÊõåõ


“’Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia,’ Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah mereka?’ Beliau menjawab, ‘Mereka adalah ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan hamba istimewaNya.” (HR. Ibnu Majah no. 215).
4. Ahlul Qur’an adalah hamba yang selalu dibimbing oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÝóÃóÈúÔöÑõæÇ ¡ ÝóÅöäøó åóÐóÇ ÇáúÞõÑúÂäó ØóÑúÝõåõ ÈöíóÏö Çááåö æóØóÑóÝõåõ ÈöÃóíúÏöíßõãú ¡ ÝóÊóãóÓøóßõæÇ Èöåö ÝóÅöäøóßõãú áóäú ÊóåúáößõæÇ æóáóäú ÊóÖöáøõæÇ ÈóÚúÏóåõ ÃóÈóÏðÇ


“Bergembiralah, sesungguhnya al-Qur’an ini ujungnya di tangan Allah dan ujung (yang satu lagi) di tangan kalian, maka peganglah ia erat-erat, niscaya kalian tidak akan celaka dan tidak pula tersesat setelahnya selamanya.” (HR. Al-Bazzar no. 1539. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini shahih).

Kemuliaan ahlul Qur’an di Akhirat:
1. Ahlul Qur’an akan masuk Surga dan disuruh menentukan derajatnya sendiri dengan cara membaca al-Qur’an.
Hal ini sebagaimana hadits yang telah disebutkan di awal. Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
“Tingkatan derajat Surga dibuat sesuai dengan jumlah ayat-ayat al-Qur’an, barangsiapa yang membaca sepertiga al-Qur’an maka ia berada di sepertiga dari derajat yang ada di surga, dan barangsiapa yang membaca setengah al-Qur’an maka ia berada di setengah dari derajat yang ada di Surga, dan barangsiapa yang membaca seluruh al-Qur’an maka ia berada di derajat yang
tinggi di Surga, dan tidaklah ada seorangpun yang berada di atasnya melainkan seorang Nabi, orang yang jujur (dalam berkata dan berbuat) dan orang yang mati syahid.” (Lihat Syarhu Shahiihil Bukhaari, Ibnu Baththal, 10/257).
2. Ahlul Qur’an akan mendapat syafaat dari al-Qur’an.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÇÞúÑóÄõæÇ ÇáúÞõÑúÂäó ¡ ÝóÅöäøóåõ íóÃúÊöí íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÔóÝöíÚÇð áÃóÕúÍóÇÈöåö


“Bacalah al-Qur’an, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafaat kepada pelakunya.” (HR. Muslim no. 804).
3. Ahlul Qur’an akan diberi pakaian dan mahkota kemuliaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


íóÌöíÁõ ÇáúÞõÑúÂäõ íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÝóíóÞõæáõ: íóÇ ÑóÈøö Íóáøöåö ÝóíõáúÈóÓõ ÊóÇÌó ÇáúßóÑóÇãóÉö¡ Ëõãøó íóÞõæáõ: íóÇ ÑóÈøö ÒöÏúåõ ÝóíõáúÈóÓõ ÍõáøóÉó ÇáúßóÑóÇãóÉö¡ Ëõãøó íóÞõæáõ: íóÇ ÑóÈøö ÇÑúÖó Úóäúåõ ÝóíóÑúÖóì Úóäúåõ¡ ÝóíõÞóÇáõ áóåõ: ÇÞúÑóÃú æóÇÑúÞó æóÊõÒóÇÏõ Èößõáøö ÂíóÉò ÍóÓóäóÉð


“Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat dan berkata (kepada ahlul Qur’an), ‘Wahai Rabb-ku, berilah ia pakaian,’ lalu ia diberi mahkota kemuliaan, lalu ia berkata lagi, ‘Wahai Rabb-ku, tambahlah lagi,’ kemudian ia diberi baju kemuliaan, lalu ia berkata lagi, ‘Wahai Rabbku, ridhailah dia,’ lalu Allah meridhainya. Kemudian dikatakan kepadanya, ‘Bacalah (al-Qur’an) dan naiklah (ke derajat Surga), dan setiap satu ayat dia diberi tambahan satu kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi no. 2915). (Abu Sa’ad Muhammad Farid, Lc.)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=403