Artikel : Hadits - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Belajar Mendaki

Jumat, 07 Februari 20

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÇáúíóÏõ ÇáúÚõáúíóÇ ÎóíúÑñ ãöäú ÇáúíóÏö ÇáÓøõÝúáóì æóÇÈúÏóÃú Èöãóäú ÊóÚõæáõ æóÎóíúÑõ ÇáÕøóÏóÞóÉö Úóä ÙóåúÑö Ûöäðì æóãóäú íóÓúÊóÚúÝöÝú íõÚöÝøóåõ Çááøóåõ æóãóäú íóÓúÊóÛúäö íõÛúäöåö Çááøóåõ


“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Mulailah (memberi nafkah) dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu, dan sebaik-baik sedekah ialah ketika merasa cukup (dengan sisa harta setelah sedekah). Barangsiapa menjaga harga dirinya, maka Allah jaga untuknya (harga dirinya), dan barangsiapa merasa cukup, maka Allah semakin perkaya dirinya.” (HR. al-Bukhari, no. 1427 dan Muslim, no. 1034).

SEBAIK-BAIK SEDEKAH

Maksud tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ialah orang yang bersedekah lebih baik daripada orang yang meminta sedekah, sebagaimana ditunjukkan dalam redaksi al-Bukhari no. 1429.

Dalam redaksi al-Bukhari no. 1426 lafazh ‘Mulailah memberi nafkah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu’ disebutkan setelah lafazh ‘Sebaik-baik sedekah ialah ketika merasa cukup’ dan ini lebih berkesesuaian.

al-Khattabi berkata, “...Dan makna sebaik-baik sedekah ialah apa yang dikeluarkan oleh manusia dari hartanya, setelah ia menyisihkan sebagian hartanya yang dirasa cukup (untuk menunaikan yang wajib), oleh karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda setelahnya, ‘Mulailah memberi nafkah dari orang-orang yang menjadi tanggunganmu’.” (Lihat Fathu al-Bari, 4/255-256. Cet. Dar Thayyibah).

Sehingga sedekah terbaik ialah sedekah dengan seluruh harta kita, setelah kita menyisihkan terlebih dahulu nafkah wajib untuk anggota keluarga kita, dan tanggungan yang lain semisal membayar hutang. Sebagaimana Umar radhiyallahu ‘anhu menyedekahkan separuh hartanya, dan menyisihkan separuh yang lain untuk nafkah keluarganya. Atau yang lebih baik daripada itu, yakni bersedekah dengan seluruh hartanya semacam Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, dan hanya menyisakan bagi keluarganya ketawakkalan dan kesabaran. (Lihat HR. Abu Dawud, no. 1678 dan at-Tirmidzi, no. 3675).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


áóæú ßóÇäó áöí ãöËúáõ ÃõÍõÏò ÐóåóÈðÇ ãóÇ íóÓõÑøõäöí Ãóäú áóÇ íóãõÑøó Úóáóíøó ËóáóÇËñ æóÚöäúÏöí ãöäúåõ ÔóíúÁñ ÅöáøóÇ ÔóíúÁñ ÃõÑúÕöÏõåõ áöÏóíúäò


“Andaikata aku memiliki emas sebesar Uhud, maka aku senang jika sebelum berlalu dariku tiga malam, (emas itu telah habis disedekahkan) sehingga aku tidak menyisakannya sedikit pun, kecuali apa yang dapat kugunakan untuk membayar hutang.” (HR. al-Bukhari, no. 2389).

TERBAIK BAGI KEBANYAKAN MANUSIA

Karena mayoritas mukmin imannya jauh di bawah iman para sahabat, terlebih iman Abu Bakar dan Umar radhiyallahu ‘anhuma, maka sedekah terbaik bagi mereka ialah sedekah yang masih menyisakan harta bagi diri dan keluarga mereka. Inilah salah satu alasan, kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menasihati salah seorang sahabatnya yang ingin menyedekahkan seluruh hartanya dengan sabda beliau,


ÃóãúÓößú ÈóÚúÖó ãóÇáößó Ýóåõæó ÎóíúÑñ áóßó


“Pegang sebagian hartamu untukmu, itu lebih baik bagimu.” (HR. al-Bukhari no. 4676, 2757 dan Musllim no. 2769).

Dalam hadits lain ketika ditanya tentang sedekah apa yang paling besar pahalanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,


Ãóäú ÊóÕóÏøóÞó æóÃóäúÊó ÕóÍöíÍñ ÔóÍöíÍñ ÊóÎúÔóì ÇáúÝóÞúÑó æóÊóÃúãõáõ ÇáúÛöäóì


“Yakni engkau bersedekah dalam keadaan sehat, merasa bakhil, khawatir menjadi miskin, dan berangan-angan menjadi kaya.” (HR. al-Bukhari no. 1419, 2748 dan Muslim no. 1032).

Ini merupakan ukuran sedekah terbaik bagi kebanyakan manusia, yang masih terfitnah dengan harta dunia.

Sufyan ats-Tsauri rahimahullah berkata, “Dahulu (menyimpan) harta dibenci (oleh para sahabat), namun sekarang harta menjadi perisai bagi kita.” (Lihat Siyar A’lami an-Nubala, 7/241). Karena orang-orang miskin tidak sabar dengan kemiskinan, sehingga peluang berbuat dosa semakin terbuka lebar.

HARGA DIRI TINGGI

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


æóãóäú íóÓúÊóÚúÝöÝú íõÚöÝøóåõ Çááøóåõ æóãóäú íóÓúÊóÛúäö íõÛúäöåö Çááøóåõ


“Barangsiapa menjaga harga dirinya, maka Allah jaga untuknya (harga dirinya), dan barangsiapa merasa cukup, maka Allah akan semakin perkaya dirinya.” (HR. al-Bukhari, no. 1427 dan Muslim, no. 1034).

Syaikh Abdul Qadir al-Jilani berkata, “Jangan kau minta sesuatu pun kepada manusia, karena mereka adalah orang-orang lemah dan fakir, yang tidak memiliki kuasa memberi mudharat ataupun manfaat.” (Lihat Mawa’idh Syaikh Abdil Qadir al-Jilani, hal. 78).

Pantang meminta-minta, berusaha dengan tangan sendiri menjadi kaya. Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ‘anhu hijrah ke Madinah dalam kondisi miskin, dihibahkan untuknya separuh kekayaan saudaranya dari golongan Anshar, namun beliau tolak. Beliau lebih suka memulai bisnis dari nol. “Bisa Anda tunjukkan dimana pasar?” hanya itu satu permintaan beliau. (Lihat HR. al-Bukhari, no. 3937). Dan hasilnya, beliau wafat dengan meninggalkan gunungan emas yang harus dikapak bagi ahli warisnya. (Lihat Mu’jam ash-Shahbah, 4/411).

Kerahkan seluruh potensi yang Anda miliki untuk menghasilkan emas, selama itu halal, lakukan! Jadilah mukmin yang kaya, yang memperkuat agama dengan hartanya.

PANGKAT JUTAWAN

Dalam QS. Fathir ayat 15 Allah Subhanahu wa Ta’ala menafikan sifat fakir bagi diri-Nya, dan menetapkan sifat Maha Kaya.


íóÇÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÃóäúÊõãõ ÇáúÝõÞóÑóÇÁõ Åöáóì Çááøóåö æóÇááøóåõ åõæó ÇáúÛóäöíøõ ÇáúÍóãöíÏõ


“Wahai manusia! Kamulah yang memerlukan Allah; dan Allah Dialah Yang Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji.”

Ini mengindikasikan bahwa kekayaan adalah lebih baik daripada kefakiran, karena kaya terhormat dengan memberi, dan miskin terhina dengan meminta.

Dalam QS. adh-Dhuha ayat 8 Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kekayaan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, setelah sebelumnya beliau miskin.


æóæóÌóÏóßó ÚóÇÆöáðÇ ÝóÃóÛúäóì


“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”

Jika kekayaan tercela secara dzatnya, maka tidak mungkin beliau diberikan kekayaan sesudah kemiskinan.

Orang kaya disebut sebagai pemborong kebaikan, karena mereka bisa melakukan setiap amalan yang dilakukan orang miskin, sebaliknya orang miskin tidak bisa berinfak seperti mereka. Maka cukuplah hal ini dinilai sebagai keutamaan.

FAIDAH MUKMIN MENJADI KAYA

Banyak sekali keutamaan yang diperoleh dari seorang mukmin yang kaya, diantaranya:
a. Fokus ibadah.
b. Terhindar dari kehinaan meminta-minta.
c. Membuka lapangan kerja bagi yang lain.
d. Mendapat kesempatan berinfak.
e. Memperkuat dakwah Islam dan penyebarannya.
f. Menguatkan psikologi kaum muslimin dalam menghadapi orang-orang kafir.
g. Memperkuat pertahanan kaum muslimin.
h. Menopang perekonomian kaum muslimin.
i. Mendapat kenikmatan dunia sebelum akhirat.

BELAJAR MENDAKI

Banyak wasilah untuk menjadi kaya, tentu tidak instan, dan modal utamanya adalah tawakal, usaha keras dan keuletan. Jadikan usaha, jual beli, bisnis sebagai wasilah Anda, karena bisnis adalah jalan paling realistis untuk menjadikan seseorang cepat kaya. Bahkan sepuluh orang terkaya di dunia versi majalah Forbes, semuanya adalah pengusaha.

Jauhkan usaha dari permodalan riba, sebagaimana Anda juga harus menjauhi usaha yang haram, gharar ataupun mengandung riba. Tujuan-tujuan yang benar, tidak lantas menghalalkan segala macam cara. Namun tujuan yang baik, dicapai dengan keberkahan wasilah yang baik. Allahu A’lam. (Abu Ukasyah Sapto B. Arisandi).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihathadits&id=406