Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Jangan Berloyalitas Kepada Non Muslim..!!
Senin, 15 Desember 14

Åöäóø ÇáúÍóãúÏó áöáóøåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåú æóäóÚõæÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóãöäú ÓóíöøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ¡ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáóø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ.

ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáóåó ÅöáÇóø Çááåõ æóÍúÏóåõ áÇó ÔóÑöíúßó áóåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäóø ãõÍóãóøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ

Çóááóøåõãóø Õóáöø Úóáóì ãõÍóãóøÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãóøÏò æÚáì Âáå æÕÍÈå ÃÌãÚíä

íóÇÃóíõøåÇó ÇáóøÐöíúäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊóøÞõæÇ Çááåó ÍóÞóø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäóø ÅöáÇóø æóÃóäÊõãú ãõøÓúáöãõæúäó.

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáäóøÇÓõ ÇÊóøÞõæúÇ ÑóÈóøßõãõ ÇáóøÐöíú ÎóáóÞóßõãú ãöøäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËóø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÂÁð æóÇÊóøÞõæÇ Çááåó ÇáóøÐöíú ÊóÓóÂÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇãó Åöäóø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ.

íóÇ ÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíúäó ÁóÇãóäõæÇ ÇÊóøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ. íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ.

ÃãÇ ÈÚÏ : ÝÅäø ÃÕÏÞ ÇáÍÏíË ßÊÇÈ Çááå æÎíÑ ÇáåÏì åÏì ÇáäÈí  æÔÑ ÇáÃãæÑ ãÍÏËÇÊåÇ æßá ãÍÏËÉ ÈÏÚÉ æßá ÈÏÚÉ ÖáÇáÉ æßá ÖáÇáÉÝí ÇáäÇÑ


Kaum muslimin rahimakumullahu …


Pada kesempatan yang penuh barakah ini, kami wasiatkan kepada diri kami sendiri juga kepada segenap jama’ah kaum muslimin, agar senantiasa bertaqwa kepada Allah. Marilah kita mengindahkan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya, karena semua itu merupakan urgensi dari ketaqwaan. Dengan ketaqwaan, Allah akan memberikan keselamatan di dunia dan di akhirat; di dunia memperoleh kebahagiaan walaupun hidup sederhana, di akhirat memperoleh warisan surga.

Sebagaimana Allah berfirman,



Êáß ÇáÌäÉ ÇáÊí äæÑË ãä äÔÂÁ ãä ÚÈÇÏäÇ ãä ßÇä ÊÞíÇ

"Itulah surga yang akan Kami wariskan pada hamba-hamba Kami yang bertaqwa "(QS. Maryam [19]: 63)

Ma’asyiral muslimin rahimaniy warahimakumullahu

Allah telah memberikan berbagai macam nikmat kepada seluruh makhluk di alam ini terutama kepada hamba-Nya yang beriman, maka hendaknya kita bersyukur pada Allah atas semua nikmat tersebut.

Alloh berfirman,



æóÅöä ÊóÚõÏõøæÇ äöÚúãóÉó Çááåö áÇóÊõÍúÕõæåóÇ

"Jikalau kalian mencoba menghitung nikmat-Ku niscaya kalian tidak mampu menghitungnya. (QS. An-Nahl [16]: 18).

Seandainya lautan di alam dunia ini menjadi tinta, pohon-pohon di permukaan bumi ini dijadikan pena-Nya untuk mencatat nikmat-nikmat Allah Ta’ala, maka takkan cukup untuk mencatatnya.

Dan merupakan nikmat yang paling besar yang diberikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah nikmat Iman dan Islam. Dengan keimanan, seorang dapat mencapai ridha Allah Ta’ala.

Di dalam diri seseorang, keimanan itu dapat berubah-ubah terkadang meningkat, terkadang merosot. Dengan melakukan amalan shalih dan menjalankan perintah Allah, keimanan kita bisa meningkat. Dan dengan pelanggaran syari’at dan berbuat maksiat, keimanan seseorang bisa merosot.

Sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam Mustadrak dengan sanad yang hasan, lihat as-Shahihah 1585:

Åöäø ÇúáÅöíúãóÇäó áóíóÎúáõÞõ ßóãóÇ íóÎúáõÞõ ËóæúÈõ ÃóÍóÏößõãú ÝóÇÓúÃóáõæúÇ Çááåó Ãóäú íõÌóÏøÏó ÇúáÅöíúãóÇäó Ýöí ÞõáõæúÈößõãú



Sesungguhnya keimanan dapat menjadi lekang bagaikan baju yang berubah usang. Karena itu mintalah kepada Allah agar Dia memperbaharui iman dalam hati kalian.

Selain nikmat iman, yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang beriman adalah Alloh Ta’ala memberikan nikmat Islam. Dan agama Islam merupakan agama diridhai.

Alloh Ta’ala berfirman dalam kitab-Nya,



Åöäóø ÇáÏöøíäó ÚöäÏó Çááåö ÇúáÅöÓúáÇóãõ

"Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Alloh hanyalah Islam." (QS. Ali Imran [3]: 19).

Dan sungguh termasuk orang-orang yang merugi siapa pun yang mencari agama selain Islam. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,



æóãóä íóÈúÊóÛö ÛóíúÑó ÇúáÃöÓúáÇóãö ÏöíäðÇ Ýóáóä íõÞúÈóáó ãöäúåõ æóåõæó Ýöí ÇúáÃóÎöÑóÉö ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó

Barangsiapa mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imran [3]: 85).

Kaum muslimin rahimaniy warahimakumullahu ….

Perlu kita sadari bahwa karena kemajuan teknologi yang tidak diimbangi dengan peningkatan keimanan telah merusak moral kaum muslimin. Al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang mestinya menjadi pegangan telah ditinggalkan oleh sebagian besar saudara kita, sebagai gantinya mereka rame-rame menghadapkan wajah dan pikirannya kepada orang-orang barat yang pada umumnya mereka adalah orang-orang kafir.

Islam mendapat tantangan dari berbagai pihak, Yahudi dan Nasrani yang dari awal diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah menyatakan permusuhan kepada Islam, semakin gencar merusak sendi-sendi Islam, sehingga tidak sedikit umat Islam yang tidak tahu akan aqidahnya sendiri. Sebagaimana yang digambarkan dalam al-qur’an.


æóáóäú ÊóÑúÖóì Úóäúßó ÇáúíóåõæÏõ æóáóÇ ÇáäóøÕóÇÑóì ÍóÊóøì ÊóÊóøÈöÚó ãöáóøÊóåõãú [ÇáÈÞÑÉ/120]

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS. Al-Baqarah [2]: 120)

Mereka memasukkan gaya hidup mereka yang rusak dan keropos ke dalam tatanan hidup kaum muslimin yang indah nan damai ini. Dengan propaganda yang bertubi-tubi mereka tanamkan dogma bahwa ajaran Islam ini sudah kuno tak layak untuk direalisasikan di zaman modern ini.

Dan realita yang ada, tak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan kaum muslimin telah mencontoh kehidupan orang-orang kafir.

Atas dasar itulah, saya sebagai khatib berpesan kepada kaum muslimin seluruhnya agar berhati-hati terhadap pemikiran orang kafir dan jauhilah gaya hidup mereka (karena-ed) dengan mengikuti gaya hidup mereka berarti telah bersikap loyal terhadap mereka. Sedangkan berloyalitas kepada orang kafir hukumnya haram. Sebagaimana firman Allah melarang dalam al-Qur’an,



íóÇÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áÇó ÊóÊóøÎöÐõæÇ ÇáúíóåõæÏó æóÇáäóøÕóÇÑóì ÃóæúáöíóÂÁó ÈóÚúÖõåõãú ÃóæúáöíóÂÁõ ÈóÚúÖò æóãóä íóÊóæóáóøåõã ãöøäßõãú ÝóÅöäóøåõ ãöäúåõãú Åöäóø Çááåó áÇóíóåúÏöí ÇáúÞóæúãó ÇáÙóøÇáöãöíäó

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinmu, sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka, sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Maidah [5]: 51).

Dan termasuk pokok-pokok aqidah Islam adalah wajib bagi setiap muslim untuk berloyalitas kepada sesamanya dan memusuhi orang-orang kafir. Maka hendaknya ia mencintai ahli tauhid dengan penuh keikhlasan dan memberikan wala’ (kasih sayang) kepada mereka. Hendaknya membenci ahli syirik dan menegakkan pilar permusuhan terhadap mereka. Dan inilah ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihi salam dan ummatnya. Kita diperintah untuk mencontoh mereka. Sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an,



ÞóÏú ßóÇäóÊú áóßõãú ÃõÓúæóÉñ ÍóÓóäóÉñ Ýöí ÅöÈúÑóÇåöíãó æóÇáóøÐöíäó ãóÚóåõ ÅöÐú ÞóÇáõæÇ áöÞóæúãöåöãú ÅöäóøÇ ÈõÑóÁóÂÄõÇ ãöäßõãú æóãöãóøÇ ÊóÚúÈõÏõæäó ãöä Ïõæäö Çááåö ßóÝóÑúäóÇ Èößõãú æóÈóÏóÇ ÈóíúäóäóÇ æóÈóíúäóßõãõ ÇáúÚóÏóÇæóÉõ æóÇáúÈóÛúÖóÂÁõ ÃóÈóÏðÇ ÍóÊóøì ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááåö æóÍúÏóåõ ÅúáÇóø Þóæúáó ÅöÈúÑóÇåöíãó öáÃóÈöíåö áÃóÓúÊóÛúÝöÑóäóø áóßó æóãóÂÃóãúáößõ áóßó ãöäó Çááåö ãöä ÔóìúÁò ÑóøÈóøäóÇ Úóáóíúßó ÊóæóßóøáúäóÇ æóÅöáóíúßó ÃóäóÈúäóÇ æóÅöáóíúßó ÇáúãóÕöíÑõ

"Sesungguhnya telah ada suri tauladan bagimu pada Ibrahim dan orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiranmu) dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. “Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: “Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu (siksaan) Allah.” Ibrahim berkata: “Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan kepada Engkaulah kami kembali.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 4).

Bahkan Allah Ta’ala melarang orang-orang mu’min berloyalitas terhadap orang kafir walaupun mereka itu orang yang paling dekat. Sebagaimana Allah telah berfirman,



íóÇÃóíõøåóÇ ÇáóøÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ áÇóÊóÊóøÎöÐõæÇ ÁóÇÈóÂÁóßõãú æóÅöÎúæóÇäóßõãú ÃóæúáöíóÂÁó Åöäö ÇÓúÊóÍóÈõøæÇ ÇáúßõÝúÑó Úóáóì ÇúáÅöíãóÇäö æóãóä íóÊóæóáóøåõã ãöøäßõãú ÝóÃõæúáÇóÆößó åõãõ ÇáÙóøÇáöãõæäó

"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menjadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin-pemimpinmu, maka mereka-mereka itulah orang-orang yang zhalim." (QS. At-Taubah [9]: 23).

Allah dengan tegas melarang kita bersikap loyal terhadap orang kafir. Diantara bentuk loyalitas adalah meniru gaya hidup mereka seperti mencukur jenggot, memanjangkan kumis, ikut serta dalam perayaan mereka semisal perayaan natal, valentine, dan hari raya lain yang bukan hari raya Iedul fithri dan Idul Adha, semua itu merupakan tasyabbuh terhadap mereka.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;


ãóäú ÊóÔóÈøåó ÈöÞóæúãò Ýóåõæó ãöäúåõãú



Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut. (HR. Tirmdizi dan Abu Dawud, dikatakan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaul Ghalil: Hasan Shahih 1269)

Berkata Syaikh al-Fauzan: “Maka Allah Ta’ala telah melarang berloyalitas terhadap Yahudi dan Nasrani dan hal tersebut mencakup cinta kepada mereka dalam hati, menolong mereka, membela mereka, berbuat baik dan senang kepada mereka, semua itu termasuk wala’ atau loyalitas terhadap mereka.”

Maka, kita melihat hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan perkataan para ulama menunjukkan haramnya berloyalitas kepada orang orang kafir dalam bentuk apapun lantaran mereka telah mengingkari kebenaran dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Mumtahanah ayat pertama

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÚóÏõæøöí æóÚóÏõæøóßõãú ÃóæúáöíóÇÁó ÊõáúÞõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÞóÏú ßóÝóÑõæÇ ÈöãóÇ ÌóÇÁóßõãú ãöäó ÇáúÍóÞøö íõÎúÑöÌõæäó ÇáÑøóÓõæáó æóÅöíøóÇßõãú Ãóäú ÊõÄúãöäõæÇ ÈöÇááøóåö ÑóÈøößõãú Åöäú ßõäúÊõãú ÎóÑóÌúÊõãú ÌöåóÇÏðÇ Ýöí ÓóÈöíáöí æóÇÈúÊöÛóÇÁó ãóÑúÖóÇÊöí ÊõÓöÑøõæäó Åöáóíúåöãú ÈöÇáúãóæóÏøóÉö æóÃóäóÇ ÃóÚúáóãõ ÈöãóÇ ÃóÎúÝóíúÊõãú æóãóÇ ÃóÚúáóäúÊõãú æóãóäú íóÝúÚóáúåõ ãöäúßõãú ÝóÞóÏú Öóáøó ÓóæóÇÁó ÇáÓøóÈöíáö [ÇáããÊÍäÉ : 1]

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Nabi Muhammad) karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir rasul dan mengusir kamu karena kamu beriman kepada Allah, Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalan-Ku dan mencari ridha-Ku (jangan kamu berbuat demikian), kamu beritakan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

Dengan demikian, berloyalitas terhadap orang kafir –mencakup gaya hidup mereka dan menyerupai ciri khas mereka- hukumnya haram. Maka sepatutnya bagi kaum muslimin untuk merealisasikan pokok-pokok Islam, di antaranya ialah memberikan wala’ (loyalitas) kepada sesama muslim dan bara’ (membenci dan memusuhi) orang-orang kafir.


ÃóÞõæúáõ Þóæúáöí åóÐÇ ÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááåó áöí æóáóßõãú æóáöÓóÇÆöÑö ÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÄúãöäóÇÊö ÝóÇÓúÊóÛúÝöÑõæúåõ Åöäøåõ åõæó ÇáúÛóÝõæúÑõ ÇáÑøÍöíúãõ



Khutbah Kedua

Kaum muslimin rahimakumullahu …
Setelah kita mengetahui uraian pada khutbah pertama, mungkin muncul pertanyaan di benak kita: Kapankah seorang dikatakan berloyalitas kepada orang kafir?

Alangkah baiknya jika kita mengupas, kapan seorang dikatakan berloyalitas terhadap orang kafir. Seorang muslim dikatakan loyal kepada orang kafir jika:

1. Menyerupai mereka dalam hal berpakaian dan berbicara
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


ãä ÊÔÈøå ÈÞæã Ýåæ ãäåã

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari kaum tersebut.

2. Tinggal di negara kafir dan tidak pindah ke negara kaum muslimin untuk menghindar dari agama mereka.
Hijrah dari negara orang kafir merupakan kewajiban, kecuali jika tinggalnya di sana untuk berdakwah atau urusan yang dibenarkan syariat.

3. Safar ke negara mereka dengan tujuan berekreasi

Safar ke negara orang kafir adalah haram kecuali dalam keadaan darurat seperti berobat dan belajar ilmu yang tidak mungkin terpenuhi kecuali harus safar ke negeri mereka. Maka hal ini diperbolehkan sesuai kadar kebutuhannya. Kalau sekiranya ia telah selesai, maka wajib untuk kembali ke negeri kaum muslimin.

4. Membantu mereka untuk mengalahkan kaum muslimin, jika memuji serta membela kaum kafir.

Dan ini merupakan salah satu pembatal Islam dan sebab-sebab kemurtadan. Kita berlindung kepada Alloh dari hal tersebut.

5. Menjadikan mereka teman dekat dan penasehat.

íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÈöØóÇäóÉð ãöäú Ïõæäößõãú áóÇ íóÃúáõæäóßõãú ÎóÈóÇáðÇ æóÏøõæÇ ãóÇ ÚóäöÊøõãú ÞóÏú ÈóÏóÊö ÇáúÈóÛúÖóÇÁõ ãöäú ÃóÝúæóÇåöåöãú æóãóÇ ÊõÎúÝöí ÕõÏõæÑõåõãú ÃóßúÈóÑõ ÞóÏú ÈóíøóäøóÇ áóßõãõ ÇáúÂíóÇÊö Åöäú ßõäúÊõãú ÊóÚúÞöáõæäó [Âá ÚãÑÇä : 118]

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) madharat bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (QS. Ali Imran [3]: 118).

6. Menggunakan kalender mereka, khususnya tanggal yang berkaitan tentang hari raya mereka.
7. Ikut serta dalam merayakan hari raya mereka dan membantu dalam pelaksanaannya serta mengucapkan selamat kepada mereka.
8. Memuji mereka karena keberhasilan dalam bidang teknologi dan merasa kagum dengan akhlaq dan kemahiran mereka tanpa melihat aqidah mereka yang batil dan agama mereka yang rusak.

Sebagaimana Allah berfirman,



æóáÇó ÊóãõÏóøäóø Úóíúäóíúßó Åöáóì ãóÇãóÊóøÚúäóÇ Èöåö ÃóÒúæóÇÌðÇ ãöøäúåõãú ÒóåúÑóÉó ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏõøäúíóÇ áöäóÝúÊöäóåõãú Ýöíåö æóÑöÒúÞõ ÑóÈöøßó ÎóíúÑñ æóÃóÈúÞóì

"Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan golongan-golongan dari mereka sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Rabbmu adalah lebih baik dan lebih kekal." (QS. Thaha [20]: 131).

9) Memberikan nama dengan nama-nama mereka.
10) Memohonkan ampun atas mereka dan mengucapkan “Rahimakumullahu” kepada mereka.

Allah berfirman,



ãóÇßóÇäó áöáäóøÈöíöø æóÇáóøÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ Ãóä íóÓúÊóÛúÝöÑõæÇ áöáúãõÔúÑößöíäó æóáóæú ßóÇäõæÇ Ãõæúáöì ÞõÑúÈóì ãöä ÈóÚúÏö ãóÇÊóÈóíóøäó áóåõãú Ãóäóøåõãú ÃóÕúÍóÇÈõ ÇáúÌóÍöíãö

"Tidak sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, sesudah jelas bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka." jahannam. (QS. At-Taubah [9]: 113).

Akhirnya kita memohon kepada Allah Ta’ala agar dihindarkan dari sikap loyalitas kepada orang-orang kafir. Semoga Alloh memudahkan kita dalam memahami al-Qur’an. Sehingga al-Qur’an menjadi pembela pada hari kiamat kelak, tidak menggugat kita pada kesempatan yang sangat mengerikan itu.


Çááóøåõãóø Õóáöø Úóáóì ãõÍóãóøÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãóøÏò ßóãóÇ ÕóáóøíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäóøßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ
ÑóÈóøäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáóøÐöíúäó ÓóÈóÞõæúäóÇ ÈöÇúáÅöíúãóÇäö æóáÇó ÊóÌúÚóáú Ýöíú ÞõáõæúÈöäóÇ ÛöáÇðø áöøáóøÐöíúäó ÁóÇãóäõæúÇ ÑóÈóøäóÇ Åöäóøßó ÑóÁõæúÝñ ÑóøÍöíúãñ
ÑóÈóøäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏõøäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇáÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäóøÇÑö
æÂÎÑ ÏåæäÇ Ãä ÇáÍãÏ ááå ÑÈø ÇáÚÇáãíä.



[Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi: 9 Tahun VI, Rabi’uts Tsani 1427, Mei 2006]
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=338