Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Perintahkan Keluargamu untuk Shalat !
Kamis, 24 Februari 22
Khutbah : Pertama


Åäøó ÇáúÍóãúÏó áöáøóåö ¡ äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÊõæúÈõ Åöáóíúåö ¡ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøöÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ¡ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáóÇ ãõÖóáøó áóåõ ¡ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáóÇ åóÇÏöíó áóåõ ¡ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÍúÏóåõ áóÇ ÔóÑöíúßó áóåõ ¡ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ ¡ æóÕóÝöíøõåõ æóÎóáöíúáõåõ ¡ æóÃóãöíúäõåñ Úóáóì æóÍúíöåö ¡ æóãõÈóáøöÛõ ÇáäøóÇÓö ÔóÑúÚóåõ ¡ ÝóÕóáóæóÇÊõ Çááåö æóÓóáóÇãõåõ Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúäó .ÃóãøóÇ ÈóÚúÏõ :


Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Bertakwalah kepada Allah, karena sesungguhnya barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjaganya, membimbingnya kepada kebaikan urusan agamanya dan dunianya.
Bertakwa kepada Allah adalah


Úóãóáñ ÈöØóÇÚóÉö Çááåö Úóáóì äõæúÑò ãöäó Çááåö ÑóÌóÇÁó ËóæóÇÈö Çááåö ¡ æóÊóÑúßñ áöãóÚúÕöíóÉö Çááåö Úóáóì äõæúÑò ãöäó Çááåö ÎöíúÝóÉó ÚóÐóÇÈö Çááåö .


Amal ketaatan kepada Allah, berdasarkan cahaya (petunjuk) Allah, karena mengharapkan pahala Allah. Meninggalkan kemaksiatan kepada Allah, berdasarkan cahaya (petunjuk) Allah, karena takut akan adzab Allah.

Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Sebuah perintah ilahi yang mulia dan sebuah arahan rabbaniy nan agung namun kebanyakan manusa tidak memperhatikannya dan justru menyia-nyiakannya, perintah tersebut adalah firman Allah ÊÈÇÑß æÊÚÇáì di akhir-akhir surat Thaha :


æóÃúãõÑú Ãóåúáóßó ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇÕúØóÈöÑú ÚóáóíúåóÇ áóÇ äóÓúÃóáõßó ÑöÒúÞðÇ äóÍúäõ äóÑúÒõÞõßó æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáÊøóÞúæóì [Øå : 132]


Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa (Thaha : 132)

Dan ini-wahai orang-orang yang beriman-merupakan perintah dari Allah kepada nabi-Nya dan makhluk pilihan-Nya Muhammad bin Abdillah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Sedangkan apa yang Allah perintahkan kepada Nabi-Nya -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- maka hal itu merupakan perintah untuk ummatnya, selagi tidak ada dalil yang menunjukkan pengkhususan hal itu untuk beliiau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- sementara itu tidak ada dalil yang mengkhsuskan untuk ini, berdasarkan kesepakatan para ulama. Karena itu, wajib atas setiap ayah dan setiap waliyul amri untuk perhatian dengan perhatian yang besar terhadap anak-anaknya dan terus memantau mereka secara cermat dan teliti dalam urusan shalat yang merupakan rukun Islam paling agung setelah dua kalimat syahadat, setelah dirinya sendiri menjaga shalat, perhatian terhadapnya, sabar dalam mengerjakannya. Sehingga pada dirinya terdapat keteladanan yang baik untuk anak-anaknya, kemudian ia menjadi pemantau bagi anak-anak mereka, memotisi dan mendorong mereka agar melaksanakan shalat dan menjaganya sebagimana hal itu diperintahkan oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -.


æóÃúãõÑú Ãóåúáóßó ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇÕúØóÈöÑú ÚóáóíúåóÇ áóÇ äóÓúÃóáõßó ÑöÒúÞðÇ äóÍúäõ äóÑúÒõÞõßó æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáÊøóÞúæóì [Øå : 132]


Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa (Thaha : 132)

Wahai orang-orang yang beriman...
Dan ayat yang mulia ini menujukkan kepada dua kedudukan nan agung yang haruslah diwujudkan :
Pertama, perhatian seseorang terhadap dirinya sendiri untuk menjaga shalat dan sabar dalam mengerjakannya; Hal demikian itu karena tidak dipungkiri dalam kehidupan ini ada banyak ragam bentuk perkara yang menyibukkan dan memalingkan manusia dari mengerjakan shalat dan menjaganya di sepanjang waktu-waktunya. Ada yang tersibukkan oleh tidur, ada pula yang tersibukkan oleh kemalasan, dan ada pula yang tersibukkan oleh permainan dan hal-hal yang lainnya. Sungguh hal-hal yang menyibukkan itu banyak, sementara perkara shalat ini –wahai hamba-hamba Allah-merupakan perkara yang membutuhkan kepada kesabaran, pembiasaan, pengawasan dan pemantauan hingga seseorang menjadi golongan orang-orang yang istiqamah melaksanakan shalat dan menjaganya.

Adapun yang kedua-wahai hamba-hamba Allah- yaitu perhatian terhadap orang-orang yang dibawah tanggung jawabnya dari kalangan keluarga dan anak-anak untuk mendidik mereka agar menjaga shalat dan memiliki perhatian dengannya, dan pemantauan mereka dalam perkara yang nan agung ini.

Semakna dengan makna ayat yang mulia ini adalah apa yang diriwayatkan oleh imam Abu Dawud di dalam sunannya dari hadis Abdullah bin Amr bin al-Ash-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåðãóÇ – bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó –bersabda,


ãõÑõæÇ ÃóæúáÇóÏóßõãú ÈöÇáÕøóáÇóÉö æóåõãú ÃóÈúäóÇÁõ ÓóÈúÚö Óöäöíäó æóÇÖúÑöÈõæåõãú ÚóáóíúåóÇ æóåõãú ÃóÈúäóÇÁõ ÚóÔúÑö Óöäöíäó æóÝóÑøöÞõæÇ Èóíúäóåõãú Ýöì ÇáúãóÖóÇÌöÚö


Perintahkanlah anak-anak kalian untuk mengerjakan shalat saat mereka telah berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (ketika mereka enggan mengerjakannya) saat mereka telah berusia sepuluh tahun. Dan, pisahkanlah di antara mereka di tempat pembaringannya.

Wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya hal ini merupakan bentuk pemantauan dan pengawasan yang sangat ditekankan sejak usia dini dan termasuk pula bentuk perhatian terhadap anak-anak sejak usia dini dari kehidupan mereka. Maka, semenjak tahun ketujuh, seorang anak diperintahkan untuk mengerjakan shalat, didorong dan dimotivasi untuk mengerjakannya. Dan kala telah berusia sepuluh tahun, jika ia ogah-ogahan mengarjakan shalat, atau mengabaikannya, atau menyia-nyiakannya, maka ia boleh dipukul dengan pukulan yang mendidik bukan pukulan yang menyakitkan, apalagi yang menimbulkan kerusakan.

Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Sesungguhnya kedudukan shalat merupakan kedudukan nan agung, sementara itu, jika orang yang memandang mau melihat, orang yang merenungkan mau memikirkan tentang sebuah fenomena yang merupakan fakta yang terjadi di rumah-rumah banyak orang, niscaya ia mendapati bahwa penyepelean urusan yang satu ini ternyata datang dari sisi para orang tua, di mana seorang ayah, justru ia menyepelekannya, ia tidak menjadi sosok teladan bagi anak-anaknya dalam hal menjaga shalat, sehingga muncullah dari bawahnya anak-anak yang meremehkan shalat dan mengabaikannya. Karena, anak-anak itu tumbuh di atas media yang disemaikan oleh ayah-ayah mereka.

Wahai hamba-hamba Allah !
Tidak ada kejahatan yang dilakukan seorang ayah terhadap anaknya yang semisal dengan menyepelekan urusan shalat. Tindak kejahatan terhadap mereka dalam perkara ini merupakan tindak kejahatan yang sangat besar. Renungkanlah sebuah perkataan yang diungkapkan oleh al-Imam Ibnul Qayyim-ÑóÍöãóåõ Çááåó- di mana beliau -ÑóÍöãóåõ Çááåó- mendorong para ayah terkait dengan persoalan nan besar ini, beliau -ÑóÍöãóåõ Çááåó- mengatakan :


«Ýóãóäú Ãóåúãóáó ÊóÚúáöíúãó æóáóÏöåö ãóÇ íóäúÝóÚõåõ æóÊóÑóßóåõ ÓõÏðì ÝóÞóÏú ÃóÓóÇÁó Åöáóíúåö ÛóÇíóÉó ÇáúÅöÓóÇÁóÉö ¡ æóÃóßúËóÑõ ÇáúÃóæúáóÇÏö ÅöäøóãóÇ ÌóÇÁó ÝóÓóÇÏõåõãú ãöäú ÞöÈóáö ÇúáÂÈóÇÁö æóÅöåúãóÇáöåöãú áóåõãú æóÊóÑúßö ÊóÚúáöíúãöåöãú ÝóÑóÇÆöÖö ÇáÏøöíúäö æóÓõäóäöåö º ÝóÃóÖóÇÚõæúåõãú ÕöÛóÇÑðÇ Ýóáóãú íóäúÊóÝöÚõæúÇ ÈöÃóäúÝõÓöåöãú æóáóãú íóäúÝóÚõæúÇ ÂÈóÇÁóåõãú ßöÈóÇÑðÇ».


Maka, barang siapa mengabaikan perkara mengajari anaknya apa-apa yang memberikan manfaat kepadanya dan meningalkannya begitu saja, sungguh ia telah berlaku buruk kepadanya seburuk-buruknya. Dan, kebanyakan anak-anak itu kerusakan mereka justru datang dari arah para ayah, dan karena ketidakpedulian mereka (para ayah itu) terhadap mereka (anak-anaknya), meninggalkan kewajiban mengajari mereka tentang kewajiban-kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya : mereka menyia-nyiakan anak-anaknya sejak kecil sehingga mereka tidak dapat mengambil manfaat dari diri mereka sendiri dan mereka pun tidak dapat memberikan manfaat kepada ayah-ayah mereka saat telah dewasa.

Iya, wahai hamba-hamba Allah, sesungguhnya hal ini merupakan perkara yang benar-benar sangat bebahaya, yang menuntut seorang ayah agar pertama-tama ia menjadi penasehat untuk dirinya, kemudian menjadi seorang penasehat untuk orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya dari kalangan keluarganya dan anak-anaknya. Mendidik mereka untuk mengerjakan shalat dan meyeru mereka untuk menjaganya dan memiliki perhatian terhadapnya.

Wahai anak yang terbimbing !
Bila Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memuliakanmu dengan seorang ayah yang perhatian terhadapmu dalam perkara shalat ini, di mana ia memotivasimu dan menyemangatimu, maka janganlah engkau merasa terusik oleh ayahmu atau merasa terganggu karena pengawasannya terhadap dirimu. Karena, sejatinya-demi Allah-ia (ayahmu itu) melakukan tindakan untuk menyelamatkan dirimu dari kemurkaan Allah, ia melakukan tindakan untuk menyampaikanmu kepada keridhaan Allah-ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì-karena sesungguhnya Allah tidak ridha terhadapmu kecuali bila engkau menjadi bagian dari orang yang memiliki perhatian terhadap perkara shalat, mengerjakannya dan menjaganya. Dan, renungkanlah sanjungan Allah nan harum kepada NabiNya, Ismail Úóáóíúåö ÇáÕøóáóÇÉõ æóÇáÓøóáóÇãõ berikut ini, Allah Ìóáøó æóÚóáóÇ berfirman,


æóßóÇäó íóÃúãõÑõ Ãóåúáóåõ ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇáÒøóßóÇÉö æóßóÇäó ÚöäúÏó ÑóÈøöåö ãóÑúÖöíøðÇ [ãÑíã : 55]


Dan dia menyuruh keluarganya untuk (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat, dan dia seorang yang diridhai di sisi Tuhannya (Maryam : 55)

Iya, dia seorang yang diridhai di sisi Allah, karena ia telah melakukan sebab yang dengannya akan diperoleh keridhaan Allah Ìóáøó æóÚóáóÇ dan sebab terbesar untuk mendapatkan hal itu adalah perhatian terhadap shalat, melaksakannya dan menjaganya, mendidik anak-anaknya agar menjaganya.

Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Alangkah butuhnya kita agar pada diri-diri kita terdapat karakter orang-orang yang menjaga shalatnya, orang-orang yang senantiasa memantau dan mengawasi anak-anaknya dalam hal penunaian shalat.

Alangkah butuhnya pula kita kepada kejujuran dalam memohon kepada Allah agar Dia-ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì- menjadikan kita dan anak-anak kita termasuk ahli shalat dan menjaganya. Dan, di antara doa yang sangat agung dalam posisi ini adalah doa yang dipanjatkan Ibrahim al-Khalil-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-,


ÑóÈøö ÇÌúÚóáúäöí ãõÞöíãó ÇáÕøóáóÇÉö æóãöäú ÐõÑøöíøóÊöí ÑóÈøóäóÇ æóÊóÞóÈøóáú ÏõÚóÇÁö [ÅÈÑÇåíã : 40]


Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku (Ibrahim : 40)


ÃóÞõæúáõ åóÐóÇ ÇáúÞóæúáö æóÃóÓúÊóÛúÝöÑó Çááåó áöí æóáóßõãú æóáöÓóÇÆöÑö ÇáúãõÓúáöãöíúäó ãöäú ßõáøö ÐóäúÈò ÝóÇÓúÊóÛúÝöÑõæúåõ íóÛúÝöÑú áóßõãú Åöäøóåõ åõæó ÇáúÛóÝõæúÑõ ÇáÑøóÍöíúãö .


Khutbah Kedua :


ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÚóÙöíúãö ÇáúÅöÍúÓóÇäö ¡ æóÇÓöÚö ÇáúÝóÖúáö æóÇáúÌõæúÏö æóÇáúÇöãúÊöäóÇäö ¡ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäú áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÍúÏóåõ áóÇ ÔóÑöíúßó áóåõ ¡ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäøó ãõÍóãøóÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ º Õóáøóì Çááåõ æóÓóáøóãó Úóáóíúåö æóÚóáóì Âáöåö æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúäó .
ÃóãøóÇ ÈóÚúÏõ :


Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Bertakwalah kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- , sadarilah selalu pengawasanNya, dengan kesadaran orang yang mengetahui bahwa Rabbnya mendengarnya dan melihatnya.

Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Imam Malik-ÑóÍöãóåõ Çááåõ- di dalam Muwatha’nya meriwayatkan dari Zaed bin Aslam, dari ayahnya, bahwa Umar bin Khaththab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-biasa mengerjakan shalat malam sebanyak apa yang dikehendaki Allah, ketika sampai di akhir-akhir waktu malam, beliau membangunkan keluarganya agar melakukan shalat, beliau mengatakan kepada mereka (keluarganya) « ÇáÕøóáóÇÉó ÇáÕøóáóÇÉó» (lakukanlah shalat !, lakukanlah shalatlah !). Kemudian, beliau membaca ayat ini,


æóÃúãõÑú Ãóåúáóßó ÈöÇáÕøóáóÇÉö æóÇÕúØóÈöÑú ÚóáóíúåóÇ áóÇ äóÓúÃóáõßó ÑöÒúÞðÇ äóÍúäõ äóÑúÒõÞõßó æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáÊøóÞúæóì [Øå : 132]


Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu. Kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa (Thaha : 132)

Maka, renungkanlah keadaan para salafush shaleh, para pendahulu kita yang baik-semoga Allah merahmati mereka dan meridhai mereka- bersama dengan arahan rabbani nan agung ini, kemudian renungkanlah fakta dan keadaan banyak orang di tengah-tengan kehidupan kita saat ini dalam hal kelalaian mereka dan penyia-nyiaan mereka dan tidak adanya upaya mereka untuk mendidik anak-anak mereka agar mengerjakan shalat dan menjaganya yang merupakan kewajiban nan agung ini !

Wahai orang-orang yang beriman, hamba-hamba Allah !
Kita memohon kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- agar memberikan taufik kepada kita semuanya untuk menjaga shalat ini, dan semoga pula Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memperbaiki anak-anak kita, menjadikan kita dan mereka termasuk orang-orang yang tetap melaksanakan shalat.

Bershalawatlah dan bersalamlah kalian atas Nabi kita Muhammad bin Abdillah sebagaimana yang Allah perintahkan kepada kalian di dalam kitab-Nya,


Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 56]


Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman ! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah dengan penuh penghormatan kepadanya (al-Ahzab : 56)

Sementara Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- telah bersabda,


ãóäú Õóáøóì Úóáóíøó ÕóáóÇÉð Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö ÈöåóÇ ÚóÔúÑðÇ


Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.


Çóááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ ¡ æóÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ .
æóÇÑúÖó Çááøóåõãøó Úóäö ÇáúÎõáóÝóÇÁö ÇáÑøóÇÔöÏöíúäó ÇóÃóÏòÆöãøóÉö ÇáúãóåúÏöíøöíúäó º ÃóÈöí ÈóßúÑò æóÚõãóÑó æóÚõËúãóÇäó æóÚóáöíø ¡ æóÇÑúÖó Çááøóåõãøó Úóäö ÇáÕøóÍóÇÈóÉö ÃóÌúãóÚöíúäó ¡ æóÚóäö ÇáÊøóÇÈöÚöíúäó æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøöíúäö ¡ æóÚóäøóÇ ãóÚóåõãú Èöãóäøößó æóßóÑóãößó æóÅöÍúÓóÇäößó íóÇ ÃóßúÑóãó ÇáúÃóßúÑóãöíúäó .
Çóááøóåõãøó ÃóÚöÒøó ÇúÅöäÓúáóÇãó æóÇáúãõÓúáöãöíúäó ¡ Çóááøóåõãøó ÃóÚöÒøó ÇúÅöÇÓúáóÇãó æóÇáúãðÓúáöãöíúäó ¡ Çóááøóåõãøó ÃóÚöÒøó ÇáúÅöÓúáóÇãó æóÇáúãõÓúáöãöíúäó ¡
Çóááøóåõãøó ÇäúÕõÑú ãóäó äóÕóÑó Ïöíúäóßó æóßöÊóÇÈóßó æóÓõäøóÉó äóÈöíøößó ãõÍóãøóÏò Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó .
Çóááøóåõãøó ÇäúÕõÑú ÅöÎúæóÇäóäóÇ ÇáúãõÓúáöãöíúäó ÇáúãõÓúÊóÖúÚóÝöíúäó Ýöí ßõáøö ãóßóÇäò ¡
Çóááøóåõãøó ßõäú áóåõãú äóÇÕöÑÇð æóãõÚöíúäðÇ æóÍóÇÝöÙÇð æóãõÄóíøöÏðÇ ¡
Çóááøóåõãøó ÇÍúÞöäú ÏöãóÇÁóåõãú æóÇÓúÊõÑú ÚóæúÑóÇÊöåöãú æóÂãöäú ÑóæúÚóÇÊöåöãú ¡
Çóááøóåõãøó æóÇÍúÝöÙúåõãú ÈöãóÇ ÊóÍúÝóÙõ Èöåö ÚöÈóÇÏóßó ÇáÕøóÇáöÍöíúäó ¡
Çóááøóåõãøó æóÚóáóíúßó ÈöÃóÚúÏóÇÁö ÇáÏøöíúäó ÝóÅöäøóåõãú áóÇ õíõÚúÌöÒõæúäóßó ¡
Çóááøóåõãøó ÅöäøóÇ äóÌúÚóáõßó Ýöí äõÍõæúÑöåöãú æóäóÚõæúÐõ Èößó Çóááøóåõãøó ãöäú ÔõÑõæúÑöåöãú .
Çóááøóåõãøó ÂãöäøóÇ Ýöí ÃóæúØóÇäöäóÇ æóÃóÕúáöÍú ÃóÆöãøóÊóäóÇ æóæõáóÇÉó ÃõãõæúÑöäóÇ ¡ æóÇÌúÚóáú æöáóÇíóÊóäóÇ Ýöíúãóäú ÎóÇÝóßó æóÇÊøóÞóÇßó æóÇÊøóÈóÚó ÑöÖóÇßó íóÇ ÑóÈøó ÇáúÚóÇáóãöíúäö .
Çóááøóåõãøó æóÝøöÞú æóáöíøó ÃóãúÑöäóÇ áöÓóÏöíúÏö ÇáúÃóÞúæóÇáö æóÕóÇáöÍö ÇáúÃóÚúãóÇáö íóÇ Íóíøõ íóÇ Þóíøõæúãõ íóÇ ÐóÇ ÇáúÌóáóÇáö æóÇáúÅößúÑóÇöãö .
Çóááøóåõãøó ÂÊö äõÝõæúÓóäóÇ ÊóÞúæóÇåóÇ æóÒößøöåóÇ ÃóäúÊó ÎóíúÑõ ãóäú ÒóßøóÇåóÇ ÃóäúÊó æóáöíøõåóÇ æóãóæúáóÇåóÇ .
Çóááøóåõãøó ÃóÕúáöÍú áóäóÇ ÏöíúäóäóÇ ÇáøóÐöí åõæó ÚöÕúãóÉõ ÃóãúÑöäóÇ ¡ æóÃóÕúáöÍú áóäóÇ ÏõäúíóÇäóÇ ÇáøóÊöí ÝöíúåóÇ ãóÚóÇÔõäóÇ ¡ æóÃóÕúáöÍú áóäóÇ ÂÎöÑóÊóäóÇ ÇáøóÊöí ÝöíúåóÇ ãóÚóÇÏõäóÇ ¡ æóÇÌúÚóáö ÇáúÍóíóÇÉó ÒöíóÇÏóÉð áóäóÇ Ýöí ßõáøö ÎóíúÑò æóÇáúãóæúÊó ÑóÇÍóÉð áóäóÇ ãöäú ßõáøö ÔóÑøò .
ÑóÈøóäóÇ ÇÌúÚóáúäóÇ ãöäú ãõÞöíúãöíúäó ÇáÕøóáóÇÉö æóãöäú ÐõÑøöíøóÇÊöäóÇ íóÇ ÑóÈøó ÇáúÚóÇáóãöíúäó .
Çóááøóåõãøó ÅöäøóÇ äóÓúÃóáõßó ÇáúåõÏóì æóÇáÊøõÞóì æóÇáúÚöÝøóÉó æóÇáúÛöäóì .
Çóááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áóäóÇ ÐóäúÈóäóÇ ßõáøóåõ º ÏöÞøóåõ æóÌöáøóåõ Ãóæøóáóåõ æóÂÎöÑóåõ ¡ ÓöÑøóåõ æóÚóáóäóåõ .
Çóááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöæóÇáöÏöíúäóÇ æöáöáúãõÓúáöãöíúäó æóÇáãúÓõáöãóÇÊö æóÇáúãõÄúãöäöíúäó æóÇáúãõÄúãöäóÇÊö ÇóÃó óÍúíóÇÁö ãöäúåõãú æóÇáúÃóãúæóÇÊö .
ÑóÈøóäóÇ ÅöäøóÇ ÙóáóãúäóÇ ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÅöäú áóãú ÊóÛúÝöÑú áóäóÇ æóÊóÑúÍóãúäóÇ áóäóßõæúäóäøó ãöäó ÇáúÎóÇÓöÑöíúäó .
ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇúáÂóÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö .
ÚóÈóÇÏó Çááåö : ÇõÐúßõÑõæúÇ Çááåó íóÐúßõÑúßõãú ¡ æóÇÔúßõÑõæúåõ Úóáóì äöÚóãöåö íóÒöÏúßõãú ¡ æóáóÐößúÑõ Çááåö ÃóßúÈóÑõ ¡ æóÇááåõ íóÚúáóãõ ãóÇ ÊóÕúäóÚõæúäó .


Wahai hamba-hamba Allah, ingatlah Allah, niscaya Dia mengingat kalian, Bersyukurlah kalian kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya niscaya Dia menambahkan (nikmat-Nya) kepada kalian. Sungguh mengingat Allah adalah perkara yang paling besar. dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatkhutbah&id=343