Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 260

Jumat, 30 Maret 12
æóÅöÐú ÞóÇáó ÅöÈúÑóÇåöíãõ ÑóÈöø ÃóÑöäöí ßóíúÝó ÊõÍúíö ÇáúãóæúÊóì ÞóÇáó Ãóæóáóãú ÊõÄúãöä ÞóÇáó Èóáóì æóáóßöä áöøíóØúãóÆöäóø ÞóáúÈöí ÞóÇáó ÝóÎõÐú ÃóÑúÈóÚóÉð ãöøäó ÇáØóøíúÑö ÝóÕõÑúåõäóø Åöáóíúßó Ëõãóø ÇÌúÚóáú Úóáóì ßõáöø ÌóÈóáò ãöøäúåõäóø ÌõÒúÁðÇ Ëõãóø ÇÏúÚõåõäóø íóÃúÊöíäóßó ÓóÚúíðÇ æóÇÚúáóãú Ãóäóø Çááåó ÚóÒöíÒñ Íóßöíãõõ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati. Allah berfirman, Belum yakinkah kamu? Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)”, Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera. “Dan ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Al-Baqarah: 260)

pada ayat ini Ibrahim 'alaihi sallam berkata seraya memohon kepada Allah agar memperlihatkan untuknya bagaimana Allah menghidupkan yang sudah mati. Maka Allah berfirman kepadanya: “(Ãóæóáóãú ÊõÄúãöä) "Belum yakinkah kamu?" untuk menghilangkan syubhat (keragu-raguan) pada kekasihNya. (Nabi Ibrahim). (ÞóÇáó) "berkata", yaitu Ibahim 'alaihi sallam, (Èóáóì) "Tentu aku telah meyakinkannya" wahai Rabb, sungguh saya telah beriman bahwa Engkau Kuasa atas segala sesuatu, dan Engkau menghidupkan yang telah mati dan Engkau akan membalas semua amal hamba-hamba. Akan tetapi saya ingin agar hatiku tenang dan agar saya sampai kepada derajat keyakinan yang sebenar-benarnya.

Sebagian ahli tafsir seperti Hasan al-Bashri, Aththa al-Hurasani, adh-Dhahak dan Ibnu Juraij, menyebutkan sebab dari permintaan Ibrahim 'alaihi sallam kepada Allah Ta’ala, adalah bahwa Ibrahim melewati bangkai binatang, berkata Ibnu Juraij: “Bangkai keledai di tepi pantai”, berkata Aththa: “Danau Thabariah”. Mereka mengatakan: “Bahwa bangkai tersebut sudah dicabik-cabik oleh binatang darat dan laut, jika air laut pasang, maka datanglah ikan dan hewan laut lainnya, maka mereka memakan sebagian darinya, dan sebagian dari sobekan daging dari bangkai yang terjatuh dari mulut ikan di bawa oleh air (ketempat yang jauh –red), setelah air laut surut, maka datanglah binatang buas, merekapun memakan sebagian darinya, dan sebagian dari sobekan daging dari bangkai yang terjatuh dari mulut binatang buas telah menjadi debu, jika binatang buas pergi, maka datanglah burung, merekapun memakan sebagian darinya, dan sebagian dari sobekan daging dari bangkai yang terjatuh (dari paruh burung) telah di tiup angin (ke tempat yang jauh), ketika Ibrahim melihat kejadian tersebut, maka ia heran karenanya, dan berkata: “Ya Tuhanku sungguh aku telah mengetahui bahwa engkau akan mengumpulkannya(jasad dari bangkai tersebut), maka perlihatkanlah kepadaku bagaimana caramu menghidupkannya, agar aku mengetahuinya”.

Maka Allah menjawab permohonannya sebagai kemuliaan baginya dan rahmat bagi hamba-hambaNya, (ÞóÇáó ÝóÎõÐú ÃóÑúÈóÚóÉð ãöøäó ÇáØóøíúÑö) "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung", dan tidak dijelaskan burung apakah itu. Ayat ini bisa terjadi dengan jenis burung apa pun dan itulah yang dikehendaki, (ÝóÕõÑúåõäóø Åöáóíúßó) "lalu cincanglah semuanya olehmu", artinya, kumpulkanlah dan sembelihlah mereka dan cincanglah mereka. ( Ëõãóø ÇÌúÚóáú Úóáóì ßõáöø ÌóÈóáò ãöøäúåõäóø ÌõÒúÁðÇ Ëõãóø ÇÏúÚõåõäóø íóÃúÊöíäóßó ÓóÚúíðÇ æóÇÚúáóãú Ãóäóø Çááåó ÚóÒöíÒñ Íóßöíãõõ)"Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Mahabijaksana".

Maka nabi Ibrahim melakukan itu, dan ia memisah-misahkan bagian-bagiannya pada beberapa gunung yang ada di sekitarnya lalu ia memanggil mereka dengan nama-nama mereka dan akhirnya mereka kembali kepadanya dengan sangat cepat. Karena kata "ÓóÚúíðÇ" adalah cepat, dan bukanlah yang dimaksudkan burung-burung itu datang dengan berjalan dengan kaki-kaki mereka, akan tetapi mereka datang dengan terbang dalam kondisi hidup yang paling sempurna.

Allah mengkhususkan burung dalam hal itu karena menghidupkan mereka lebih mantap dan lebih jelas dari selain mereka. Demikian juga dalam hal ini Allah menghilangkan semua dugaan yang batil yang terbersit dalam hati orang yang membantah. Maka menjadikan jumlah mereka empat ekor, mencincang-cincang mereka, dan meletakkan setiap bagian itu di atas gunung-gunung, agar hal itu nampak nyata dan jelas hingga dapat disaksikan dari dekat maupun dari jauh, dan menjauhkan potongan-potongan dengan jarak yang banyak agar tidak dikira bahwa hal itu adalah sebuah tindakan tipu daya. Dan Allah juga memerintahkan kepadanya agar memanggil mereka hingga mereka datang dengan segera. Maka ayat ini menjadi bukti-bukti nyata yang paling besar terhadap kesempurnaan kemuliaan Allah dan hikmahNya.

Dalam ayat ini terdapat peringatan bahwa kebangkitan itu menunjukkan keperkasaan Allah, hikmahNya, keagunganNya, luasnya kekuasaanNya, kesempurnaan keadilan dan karuniaNya.

Diantara pelajaran yang berharga dari ayat ini adalah:

1. Sesungguhnya bertawasul dengan rububiyah Allah merupakan adab-adab dalam berdoa, yang mana para rasul bertawasul dengannya.
2. Diperbolehkan bagi seseorang untuk meminta sesuatu yang bisa menambah keyakinannya, ini sesuai firman Allah Ta’ala : (ÃóÑöäöí ßóíúÝó ÊõÍúíö ÇáúãóæúÊóì): “Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Karena ketika seseorang melihatnya langsung maka akan bertambah keyakinananya.
3. Bahwa (Úíä ÇáíÞíä): “Keyakinan yang diperoleh dengan melihat secara langsung” lebih kuat dari pada (ÎÈÑ ÇáíÞíä): “Keyakinan yang diperoleh dari kabar”, ini sesuai firman Allah Ta’ala : (ÃóÑöäöí ßóíúÝó ÊõÍúíö ÇáúãóæúÊóì): “Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Karena Ibrahim 'alaihi sallam telah mempunyai (ÎÈÑ ÇáíÞíä): “Keyakinan yang diperoleh dari kabar” bahwa Allah Mampu untuk melakukan hal tersebut, akan tetapi dia menginginkan (Úíä ÇáíÞíä): “Keyakinan yang diperoleh dengan melihat secara langsung”.

4. Ayat yang mulia ini adalah dalil dari dalil-dalil yang menetapkan perbuatan Allah yang padanya Allah memilih untuk melakukannya atau tidak.

5. Ayat ini menunjukan penetapan keyakinan kehidupan yang kedua (setelah kematian) yaitu dengan dibangkitkannya para makhluk untuk hari perhitungan dan hari pembalasan.

6. Ayat ini menunjukan kesempurnaan kekuasaan dan kemaha mampuan Allah untuk menghidupkan sesuatu yang telah mati.

7. Penetapan akan adanya perkataan Allah subhanahu wata'ala, ini didasarkan pada firmanNya: (ÞóÇáó Ãóæóáóãú ÊõÄúãöä) : “Apakah engkau tidak beriman”.

8. Bahwasanya perkataan Allah Ta’ala berupa huruf-huruf, dan suara yang bisa didengar, ini ditunjukan dengan adanya percakapan antara Allah dan Nabi Ibrahim 'alaihis sallam.

9. Penetapan bertambahnya keimanan di dalam hati, ini didasarkan dari firman Allah: (Èóáóì æóáóßöä áöøíóØúãóÆöäóø ÞóáúÈöí) : “Akan tetapi agar hatiku lebih mantap (dengan imanku)”. Ini sebagai bantahan kepada orang yang mengatakan bahwa iman tidak bertambah dan tidak berkurang.

10. Penetapan dua nama dari nama-nama Allah Ta’ala, yaitu (ÇáÚÒíÒ): “Maha Perkasa”, dan (ÇáÍßíã): “Maha Bijaksana”, dan penetapan dari apa yang terkandung padanya berupa sifat.

[Sumber: Tafsir al-Qur-an al-Karim oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin jilid 3, Tafsir as-Sa'di oleh Syaikh Abdur Rahman bin Nashir as-Sa'di, dan Aisar at-Tafasir oleh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, semoga Allah merahmati ketiganya. Diposting oleh Sufiyani Abu Muhammad Ismail al-Kalimantani]



Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=217