Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Menyisiri Telaga Berkah

Senin, 25 Nopember 19

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãðÇ


“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. al-Ahzab: 56).

MAKNA AYAT

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyanjung Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di sisi para malaikat yang dekat kepadanya, dan para malaikat juga menyanjung Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan mendoakannya. Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya dan mengamalkan syariat-Nya! Bershalawat dan bersalamlah kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai penghormatan dan pengagungan.(1)

MAKNA SHALAWAT

a. Makna shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
Makna shalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah meminta kepada Allah q agar Dia memuji dan mengagungkan beliau di dunia dan akhirat, di dunia dengan memuliakan penyebutan (nama) beliau, memenangkan agama dan mengokohkan syariat Islam yang beliau bawa. Dan di akhirat dengan melipatgandakan pahala kebaikan beliau, memudahkan syafa’at beliau kepada umatnya dan menampakkan keutamaan beliau pada hari Kiamat di hadapan seluruh makhluk.(2)

b. Makna shalawat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya dan Makna Shalawat dari Malaikat kepada MakhlukNya
Makna shalawat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya adalah limpahan rahmat, pengampunan, pujian, kemualian dan keberkahan dari-Nya.(3) Ada juga yang mengartikannya dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengeluarkan hamba-Nya dari kegelapan (kesesatan) menuju cahaya (petunjuk-Nya), sebagaimana dalam firman-Nya:


åõæó ÇáøóÐöí íõÕóáøöí Úóáóíúßõãú æóãóáóÇÆößóÊõåõ áöíõÎúÑöÌóßõãú ãöäó ÇáÙøõáõãóÇÊö Åöáóì ÇáäøõæÑö æóßóÇäó ÈöÇáúãõÄúãöäöíäó ÑóÍöíãðÇ


“Dialah yang bershalawat kepadamu (wahai manusia) dan malaikat-Nya (dengan memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (QS. al-Ahzab: 43).

Diriwayatkan dari Sufyan ats-Tsauriy dan lainnya dari kalangan ahli ilmu, mereka mengatakan, ‘Shalawat dari Allah (maknanya) adalah (agar Allah memberikan) rahmat-Nya. Sedangkan shalawat dari malaikat (maknanya) adalah istighfar (permohonan kepada Allah agar memberikan ampunan kepada hamba-Nya).”(4)

KEUTAMAAN BERSHALAWAT KEPADA NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Adapun beberapa keutamaan atau manfaat dari bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, antara lain adalah:

1. Melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berarti melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Melaksanakan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala berarti taat kepada-Nya. Siapa yang taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala berhak mendapatkan keutamaan, dan di antara keutamaan yang agung baginya adalah akan dimasukkan ke dalam Surga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman-Nya:


æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ íõÏúÎöáúåõ ÌóäøóÇÊò ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ æóãóäú íóÊóæóáøó íõÚóÐøöÈúåõ ÚóÐóÇÈðÇ ÃóáöíãðÇ


“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya; Dia akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; tetapi barang siapa berpaling Dia akan mengazabnya dengan azab yang pedih.” (QS. al-Fath: 17).

Jika demikian, berarti pelakunya mendapatkan kemenangan, sebagaimana yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan:


æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÑóÓõæáóåõ æóíóÎúÔó Çááøóåó æóíóÊøóÞúåö ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúÝóÇÆöÒõæäó


“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. an-Nur: 52).

Mereka akan bersama-sama dengan sebaik-baik teman dari kalangan para Nabi ‘alaihimussalam, para syuhada, para shiddiqiin, dan orang-orang yang shalih, di mana hal tersebut merupakan karunia yang agung yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya, sebagaimana firman-Nya:


æóãóäú íõØöÚö Çááøóåó æóÇáÑøóÓõæáó ÝóÃõæáóÆößó ãóÚó ÇáøóÐöíäó ÃóäúÚóãó Çááøóåõ Úóáóíúåöãú ãöäó ÇáäøóÈöíøöíäó æóÇáÕøöÏøöíÞöíäó æóÇáÔøõåóÏóÇÁö æóÇáÕøóÇáöÍöíäó æóÍóÓõäó ÃõæáóÆößó ÑóÝöíÞðÇ (69) Ðóáößó ÇáúÝóÖúáõ ãöäó Çááøóåö æóßóÝóì ÈöÇááøóåö ÚóáöíãðÇ


“Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para shiddiiqiin (para pecinta kebenaran), para syuhada (orang-orang yang mati syahid), dan orang-orang salih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.” (QS. an-Nisa: 69-70).

2. Bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala akan bershalawat kepada pengucapnya, sebab digugurkannya dosa dan ditinggikannya derajat seseorang di Surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ãóäú Õóáøóì Úóáóíøó ÕóáóÇÉð æóÇÍöÏóÉð Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö ÚóÔúÑó ÕóáóæóÇÊò æóÍõØøóÊú Úóäúåõ ÚóÔúÑõ ÎóØöíÆóÇÊò æóÑõÝöÚóÊú áóåõ ÚóÔúÑõ ÏóÑóÌóÇÊò


“Barangsiapa mengucapkan shalawat kepadaku satu kali niscaya Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat (di surga kelak).” (HR. an-Nasa’i no. 1297).

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan anjuran memperbanyak shalawat tersebut, karena ini merupakan sebab turunnya rahmat, pengampunan dan pahala yang berlipatganda dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.(5)

3. Dengan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam satu kali akan dituliskan untuk pengucapnya 10 kebaikan.
Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ãóäú Õóáøóì Úóáóíøó ãóÑøóÉð æóÇÍöÏóÉð ßõÊöÈó áóåõ ÈöåóÇ ÚóÔúÑõ ÍóÓóäóÇÊò


“Barang siapa bershalawat kepadaku satu kali niscaya akan dituliskan untuknya 10 kebaikan.” (6)

4. Enggan bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika nama beliau disebut merupakan sebab yang akan mengantarkan kepada kerugian atau kecelakaan.
Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Ia meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menaiki mimbar, lalu beliau berujar, “Amin, Amin, Amin.” Ditanyakan kepada beliau, apa gerangan Anda melakukan hal ini ? beliau pun menjawab:


ÞóÇáó áöÜí ÌöÈúÑöíúáõ: ÑóÛöãó ÃóäúÝõ ÚóÈúÏò ÃóÏúÑóßó ÃóÈóæóíúåö Ãóæú ÃóÍóÏóåõãóÇ áóÜãú íõÏúÎöáúåõ ÇáúÌóäøóÉó¡ ÞõáúÊõ: Âãöíúäó¡ Ëõãøó ÞóÇáó: ÑóÛöãó ÃóäúÝõ ÚóÈúÏò ÏóÎóáó Úóáóíúåö ÑóãóÖóÇäõ áóÜãú íõÛúÝóÑú áóåõ¡ ÝóÞõáúÊõ: Âãöíúäó¡ Ëõãøó ÞóÇáó: ÑóÛöãó ÃäúÝõ ÇãúÑöÆò ÐõßöÑúÊó ÚöäúÏóåõ Ýóáóãú íõÕóáøö Úóáíúßó¡ ÝóÞõáúÊõ: Âãöíúäó.


“(Malaikat) Jibril mengatakan kepadaku, ‘Semoga kecelakaan bagi seorang hamba yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya namun tidak menyebabkan dirinya dimasukkan (oleh Allah) ke dalam Surga’. Akupun berujar, ‘Amin’. Kemudian ia (Malaikat Jibril) berkata, ‘Semoga seorang hamba celaka, padahal ramadhan menghampirinya (lalu pergi darinya) sementara dosa-dosanya belum terampunkan.’ Maka akupun mengatakan, Amin’. Kemudian ia (Malaikat Jibril) berkata,’Semoga seseorang celaka, ketika namamu disebut disisinya sedangkan ia tidak bershalawat kepadamu’. Maka akupun mengucapkan, ‘Amin’.” )7(

Pembaca yang budiman, itulah beberapa keutamaan bershalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang dapat penulis sebutkan. Mudah-mudahan hal ini akan semakin memotivasi kita untuk meningkatkan kesungguhan kita untuk banyak bershalawat kepada beliau sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terutama sekali di hari Jum’at, sebagaimana yang dipesankan beliau dalam sabdanya:


ÃóßúËöÑõæúÇ Úóáóíøó ÇáÕøóáóÇÉó íóæúãö ÇáúÌõãúÚóÉö


“Perbanyaklah oleh kalian bershalawat kepadaku pada hari Jum’at.” (8) Wallahu A’lam. (Abu Umair bin Syakir).

Footnote:
(1) Lihat At-Tafsir al-Muyassar, 7/364.
(2) Lihat Fathul Baari, 11/156.
(3) Lihat Zaadul Masiir, 6/398.
(4) Lihat Sunan at-Tirmidzi, 2/355.
(5) Lihat Faidhul Qadiir, 6/169.
(6) HR. Ibnu Hibban di dalam Shahihnya, no. 905.
(7) HR. al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, no. 646.
(8) Lihat Mushannaf Abdurrazzaq no. 5338 dari Abu ‘Imran al-Juniy radhiyallahu ‘anhu dan Musnad asy-Syamiyyiin no.2610 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=319