Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Kebiasaan Orang Bertaqwa

Jumat, 17 Januari 20
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ÌóäøóÇÊò æóÚõíõæäò (15) ÂÎöÐöíäó ãóÇ ÂÊóÇåõãú ÑóÈøõåõãú Åöäøóåõãú ßóÇäõæÇ ÞóÈúáó Ðóáößó ãõÍúÓöäöíäó (16) ßóÇäõæÇ ÞóáöíáÇ ãöäó Çááøóíúáö ãóÇ íóåúÌóÚõæäó (17) æóÈöÇáÃÓúÍóÇÑö åõãú íóÓúÊóÛúÝöÑõæäó (18) æóÝöí ÃóãúæóÇáöåöãú ÍóÞøñ áöáÓøóÇÆöáö æóÇáúãóÍúÑõæãö (19) ÓæÑÉ ÇáÐÇÑíÇÊ: 15-19


“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (Surga) dan mata air-mata air, mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik; mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.” (Qs. adz-Dzariyat : 15-19).

Dalam ayat yang mulia ini, Allah ‘Azza wa Jalla menghabarkan tentang orang-orang yang bertakwa kepadaNya ‘Azza wa Jalla bahwasanya mereka pada hari kembali mereka, mereka akan berada di dalam Surga dan (menikmati) mata air (yang ada di dalamnya). (Tafsir Ibnu Katsir, 4/281). Maka, semoga Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan kita, orang tua kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita dan saudara-saudara kita termasuk golongan mereka itu. Aamiin.

FirmanNya ‘Azza wa Jalla,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ÌóäøóÇÊò æóÚõíõæäò


“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (Surga) dan mata air-mata air.”

Åöäøó bermakna, “Sesungguhnya”, merupakan salah satu huruf yang berfungsi untuk memberikan penegasan. Maka, Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan dan memastikan -dalam ayat ini- bahwa orang-orang yang bertakwa kepadaNya pasti akan berada di dalam Surga kelak di kehidupan akhirat.

Orang yang Bertakwa

Lalu, siapakah mereka orang-orang yang bertakwa kepadaNya itu? Mereka adalah orang-orang yang berbuat baik sewaktu di dunia. Yakni, yang melakukan kebaikan yang diperintahkanNya dan meninggalkan perkara yang dilarangNya, sesuai dengan petunjuk RasulNya, dilandasi dengan keikhlasan dalam hatinya karena Allah ‘Azza wa Jalla semata. Mereka melaksanakan perintah karena Allah ‘Azza wa Jalla dan meninggalkan larangan juga karena Allah ‘Azza wa Jalla. Mereka melakukan perintah mengharapkan pahala dan ridhaNya, dan mereka meninggalkan larangan karena takut azabNya.

Surga itu Banyak dan Bertingkat-tingkat

FirmanNya ‘Azza wa Jalla,


Ýöí ÌóäøóÇÊò æóÚõíõæäò


“(Mereka) berada di dalam taman-taman (Surga) dan mata air-mata air.”

Ungkapan, ÌóäøóÇÊò mengisyaratkan bahwa Surga itu banyak dan bertingkat-tingkat. Dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ibunda Haritsah radhiyallahu ‘anhuma, yang ketika itu kehilangan anaknya karena terbunuh saat peristiwa perang Badar,


ÃóæóÌóäøóÉñ æóÇÍöÏóÉñ åöíó ÅöäøóåóÇ ÌöäóÇäñ ßóËöíÑóÉñ æóÅöäøóåõ Ýöí ÌóäøóÉö ÇáúÝöÑúÏóæúÓö


“Apakah Surga itu hanya satu jumlahnya (sebagaimana persangkaanmu)?, sungguh Surga itu banyak jumlahnya, dan ia (anakmu) berada di Surga Firdaus.” (HR. Al-Bukhari, no. 3982).

Bahkan, Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan dalam firman-Nya,


åõãú ÏóÑóÌóÇÊñ ÚöäúÏó Çááøóåö æóÇááøóåõ ÈóÕöíÑñ ÈöãóÇ íóÚúãóáõæäó


“(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah , dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.” (Qs. Ali Imran: 163). Yakni, para penghuni Surga itu, yang (ketika di dunia) melaksanakan perbuatan yang menjadikan Allah ‘Azza wa Jalla ridha kepadanya, derajat (tingkatan-tingkatan ke atas) mereka berbeda-beda… (at Tafsir al-Muyassar, 1/462).

Takwa Sebab Mendapatkan Surga

Firman Allah ‘Azza wa Jalla,


Åöäøó ÇáúãõÊøóÞöíäó Ýöí ÌóäøóÇÊò æóÚõíõæäò


“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (Surga) dan mata airmata air.”

Ini mengisyaratkan bahwa takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla merupakan sebab mendapatkan Surga.

Syaikh Muhammad al-Amin bin Muhammad al-Mukhtar bin Abdul Qadir al- Janki asy-Syinqithi rahimahullah berkata, “Ketakwaan sebagai sebab (seseorang) masuk Surga yang ditunjukkan oleh ayat yang mulia ini, dijelaskan di dalam ayat yang lainnya di dalam kitab Allah ‘Azza wa Jalla (al-Qur’an), seperti firmanNya,


Êöáúßó ÇáúÌóäóøÉõ ÇáóøÊöí äõæÑöËõ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ ãóäú ßóÇäó ÊóÞöíðøÇ


“Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (Qs. Maryam: 63). (Adh-Waul Bayan Fii Iidhaa-hi al-Qur’an bil Qur’an, 7/439).

FirmanNya ‘Azza wa Jalla,


æóÚõíõæäò


“Dan mata airmata air.”

Yakni, (mereka menikmati) air yang mengalir (yaitu: sungai-sungai yang mengalir) di bawah taman-taman dan istana-istana yang ada di dalam Surga. (Aisir At-Tafaasiir Li Kalaami al-‘Aliy al- Kabiir, 5/156), sebagaimana firmanNya ‘Azza wa Jalla,


áöáøóÐöíäó ÇÊøóÞóæúÇ ÚöäúÏó ÑóÈøöåöãú ÌóäøóÇÊñ ÊóÌúÑöí ãöäú ÊóÍúÊöåóÇ ÇáúÃóäúåóÇÑõ ÎóÇáöÏöíäó ÝöíåóÇ


“Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka Surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya…”(Qs. Ali Imran: 15).

Sungai-sungai yang mengalir tersebut beragam jenisnya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


ãóËóáõ ÇáúÌóäøóÉö ÇáøóÊöí æõÚöÏó ÇáúãõÊøóÞõæäó ÝöíåóÇ ÃóäúåóÇÑñ ãöäú ãóÇÁò ÛóíúÑö ÂÓöäò æóÃóäúåóÇÑñ ãöäú áóÈóäò áóãú íóÊóÛóíøóÑú ØóÚúãõåõ æóÃóäúåóÇÑñ ãöäú ÎóãúÑò áóÐøóÉò áöáÔøóÇÑöÈöíäó æóÃóäúåóÇÑñ ãöäú ÚóÓóáò ãõÕóÝøðì


“Perumpamaan taman Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungai-sungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni.” (Qs. Muhammad: 15).

FirmanNya ‘Azza wa Jalla,


ÂÎöÐöíäó ãóÇ ÂÊóÇåõãú ÑóÈøõåõãú


“Mereka mengambil apa yang diberikan Tuhan kepada mereka.”

Yakni, mereka rela menerima pemberian Allah ‘Azza wa Jalla berupa kemuliaan, kenikmatan-kenikmatan yang tak terhingga dan tak berkesudahan (Shafwatu at-Tafaasiir, ash-Shabuniy, 3/256), sebagaimana firmanNya ‘Azza wa Jalla,


íõÈóÔøöÑõåõãú ÑóÈøõåõãú ÈöÑóÍúãóÉò ãöäúåõ æóÑöÖúæóÇäò æóÌóäøóÇÊò áóåõãú ÝöíåóÇ äóÚöíãñ ãõÞöíãñ


“Tuhan menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridaan dan surga, mereka memperoleh kesenangan yang kekal di dalamnya.” (Qs. At-Taubah: 21).

FirmanNya ‘Azza wa Jalla,


Åöäøóåõãú ßóÇäõæÇ ÞóÈúáó Ðóáößó ãõÍúÓöäöíäó


“Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat baik.”

Yakni, mereka adalah orang-orang yang taat (kepada Allah ‘Azza wa Jalla) semasa hidup di dunia. (Tafsir ath-Thabariy, 22/406).

Di antara bentuk ketaatan mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla sehingga mereka tergolong orang yang bertakwa sehingga masuk Surga dan menikmati segala kenikmatan yang ada di dalamnya yang disediakan Allah ‘Azza wa Jalla untuk mereka, adalah sebagaimana yang Allah ‘Azza wa Jalla firmankan dalam tiga ayat berikutnya, yakni, ayat 17, 18 dan 19.

1. Qiyamullail

Dia ‘Azza wa Jalla berfirman,


ßóÇäõæÇ ÞóáöíáÇ ãöäó Çááøóíúáö ãóÇ íóåúÌóÚõæäó


“Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam.”

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma , yakni, tidaklah ada suatu malam yang melewati mereka melainkan mereka memanfaatkannya (untuk qiyamullail) sekalipun beberapa saat saja. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/281).

Maka, melakukan qiyamullail merupakan amal ketaatan yang istimewa dengan itu seorang hamba tergolong orang yang bertakwa kepada Allah sehingga dimasukkan ke dalam SurgaNya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ÃóíõøåóÇ ÇáäóøÇÓõ ÃóÝúÔæÇ ÇáÓóøáÇãó¡ æóÃóØúÚöãõæÇ ÇáØóøÚóÇãó¡ æóÕóáõøæÇ ÈÇááóøíúá æóÇáäóøÇÓõ äöíÇãñ¡ ÊóÏÎõáõæÇ ÇáÌóäóøÉó ÈöÓóáÇãò


“Wahai manusia!, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali kekerabatan, shalatlah di malam hari kala (kebanyakan) orang tengah terlelap tidur, niscaya kalian masuk Surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, no. 3251).

2. Istighfar pada Akhir-akhir Malam

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


æóÈöÇáÃÓúÍóÇÑö åõãú íóÓúÊóÛúÝöÑõæäó


“Dan pada akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).”

Yakni, pada akhir-akhir malam mendekati terbit fajar mereka memohon ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla dari dosa-dosa yang mereka lakukan. (At-Tafsir al-Muyassar, 9/284).

Istighfar pada akhir-akhir malam juga merupakan amal yang istimewa. Allah ‘Azza wa Jalla memuji pelakunya. Pelakunya termasuk orang yang bertakwa, melakukan tindakan ini merupakan sebab terjauhkan dari azab Allah ‘Azza wa Jalla.

Dalam hadis qudsi yang dikeluarkan Abdurrazzaq dan al-Baihaqi sebagaimana dinukil Imam As-Suyuthi dalam tafsirnya (Lihat, ad Durru al-Mantsur, 4/140), Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (artinya),
‘Sesungguhnya hamba-hambaKu yang paling Aku cintai adalah mereka yang saling mencintai karena Aku, mereka yang memakmurkan masjid-masjidKu, dan mereka yang memohon ampun kepadaKu pada akhir-akhir malam. Mereka itulah yang bila Aku ingin menurunkan azab kepada makhlukKu, lalu Aku ingat mereka, maka Aku palingkan azabKu dari makhlukKu.’”


3. Memberikan Hak Harta kepada Orang yang Membutuhkan

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,


æóÝöí ÃóãúæóÇáöåöãú ÍóÞøñ áöáÓøóÇÆöáö æóÇáúãóÍúÑõæãö


“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta.”

Maknanya, pada harta mereka terdapat hak yang wajib dan yang sunnah untuk orang-orang yang membutuhkan, baik yang meminta-minta kepada orang lain maupun yang tidak minta-minta kepada orang lain karena rasa malu (atau memelihara kehormatan dirinya). (At-Tafsir al-Muyassar, 9/285).

Maka, orang yang melakukan amal ketaatan ini, memberikan hak harta baik yang wajib (seperti : zakat) maupun yang sunnah (seperti : infaq dan sedekah, dalam bentuk pemberian uang atau makanan, dll.) termasuk orang yang bertakwa, berpeluang masuk Surga, dan terhindar dari siksaNya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


ãóäú äóÝøóÓó Úóäú ãõÄúãöäò ßõÑúÈóÉð ãöäú ßõÑóÈö ÇáÏøõäúíóÇ äóÝøóÓó Çááøóåõ Úóäúåõ ßõÑúÈóÉð ãöäú ßõÑóÈö íóæúãö ÇáÞöíóÇãóÉö¡ æóãóäú íóÓøóÑó Úóáóì ãõÚúÓöÑò íóÓøóÑó Çááøóåõ Úóáóíúåö Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ æóÇáÂÎöÑóÉö


“Barang siapa melapangkan suatu kesusahan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melonggarkan satu kesusahannya di akhirat. Barang siapa yang memudahkan urusan orang yang ditimpa kesulitan, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim, no. 2699).

Akhirnya, semoga Allah ‘Azza wa Jalla memberikan taufik kepada kita untuk taat kepadaNya kini, di dunia, -dengan melakukan berbagai bentuk amal ketaatan semisal qiyamullail, beristighfar pada akhir-akhir malam, berzakat, berinfaq atau bersedekah, dll- sehingga kita tergolong orang yang bertakwa yang akan dimasukkan ke dalam SurgaNya dan menikmati pemberianNya esok hari, di kehidupan akhirat kelak. Aamiin. (Redaksi).

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=321