Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Hari Ini Yang Pasti

Senin, 09 Maret 20

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


Çáúíóæúãó äóÎúÊöãõ Úóáóì ÃóÝúæóÇåöåöãú æóÊõßóáøöãõäóÇ ÃóíúÏöíåöãú æóÊóÔúåóÏõ ÃóÑúÌõáõåõãú ÈöãóÇ ßóÇäõæÇ íóßúÓöÈõæäó


“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS. Yasin: 65).

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ini merupakan penjelasan tentang keadaan orang-orang kafir dan orang-orang munafik pada hari Kiamat, ketika mengingkari apa-apa yang mereka lakukan di dunia, mereka bersumpah bahwa mereka tidak melakukannya, maka Allah pun kemudian menutup mulut-mulut mereka dan menjadikan anggota badan mereka dapat berbicara memberikan penuturan dan kesaksian mengenai apa yang dilakukan mereka (selama hidup di dunia). (Lihat: Tafsir al-Qur’an al-Azim, Ibnu Katsir, 3/695).
Dalam hadits yang panjang dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, di dalamnya disebutkan, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selanjutnya,

“Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menemui orang kafir seraya bertanya, ‘Hai fulan, bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikanmu sebagai orang yang terhormat, memberimu jodoh, menundukkan kuda dan unta untukmu, memberimu kesempatan untuk menjadi pemimpin, dan mencukupkanmu dalam kesenangan selama kamu hidup di dunia?’ Orang kafir itu menjawab, ‘Ya, memang benar ya Allah, ya Tuhanku.’ Selanjutnya Allah bertanya lagi, ‘Apakah ketika berada di dunia kamu percaya bahwasanya kamu akan bertemu dengan-Ku di akhirat kelak?’ Orang kafir itu menjawab, ‘Tidak ya Allah, ya Tuhanku.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Sekarang Aku akan membiarkanmu tanpa rahmat-Ku sebagaimana kamu dulu telah melupakan-Ku.’

Setelah itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menemui orang kafir yang lain dan berkata, ‘Hai fulan, bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikanmu sebagai orang yang terhormat, memberimu jodoh, menundukkan kuda dan unta untukmu, memberimu kesempatan untuk menjadi pemimpin, dan mencukupkanmu dalam kesenangan selama kamu hidup di dunia.’ Orang kafir itu menjawab, ‘Ya memang benar ya Allah, ya Tuhanku.’ Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya lagi, ‘Apakah ketika berada di dunia kamu percaya bahwasanya kamu akan bertemu dengan-Ku di akhirat kelak?’ Orang kafir itu menjawab, ‘Tidak ya Allah, ya Tuhanku.’ Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala pun berfirman, ‘Sekarang Aku akan membiarkanmu tanpa rahmat-Ku sebagaimana kamu dulu telah melupakan-Ku.’

Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menemui orang munafik dan bertanya kepadanya seperti pertanyaan yang diajukan kepada orang kafir. Selanjutnya orang munafik itu menjawab, ‘Ya Tuhan, dulu ketika masih di dunia, saya beriman kepada-Mu, kepada kitab-Mu, dan kepada rasul-Mu. Selain itu, saya juga melaksanakan shalat, berpuasa, menunaikan zakat, dan memuji-Mu sebanyak mungkin.’ Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, ‘Tetaplah kamu di sini, karena Kami akan mendatangkan saksi dari pihak Kami untukmu!’ Orang munafik itu bertanya-tanya dalam hati, ‘Siapakah yang akan menjadi saksiku kali ini?’ Tiba-tiba mulut orang munafik itu terkunci. Kemudian diperintahkan kepada paha, daging, dan tulangnya, ‘Bicaralah!’ Tak lama kemudian, paha, daging, dan tulangnya menuturkan segala perbuatannya hingga orang munfik itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Itulah nasib orang munafik yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala. (HR. Muslim, no. 7628).

ORANG-ORANG KAFIR KETIKA DI DUNIA

Orang-orang kafir, ketika hidup di dunia mereka mendustakan Allah dan ayat-ayat-Nya dengan lisan dan tindakan, tidak menyakini kebenaran berita yang disampaikan di dalam kitab-Nya yang di antara isinya adalah bahwa setelah seseorang hidup di dunia dia bakal menjalani kehidupan akhirat, menempuh perjalanan menuju kehidupan sesungguhnya (baca: QS. Al-Ankabut: 64), mulai dari hidup di alam barzah menanti hari kebangkitan (Baca: QS. al-Mukminun: 15-16), dikumpulkan di padang mahsyar (baca: QS. Al-Muthaffifin: 4-6), diperlihatkan catatan amal secara lengkap (baca: QS. Al-Isra: 14), diadili dengan pengadilan yang seadil-adilnya dan diberikan balasan (baca: QS. Ghafir: 17), semua amalnya ditimbang, siapa yang berat timbangan kebaikannya ia bahagia, siapa yang ringan timbangan kebaikannya ia merugi (baca: QS. Al-A’raf: 8-9). Bagi orang yang bakal bahagia dimasukkan ke Surga. Siapa yang akan sengsara dimasukkan ke Neraka (baca: QS. Huud: 106 dan 108). Orang-orang kafir itulah orang-orang yang sengsara (baca: QS. Al-Baqarah: 39), demikian pula orang-orang munafik (baca: QS. An-Nisa: 145). Salah satu sebabnya karena mendustakan kehidupan akhirat yang abadi ini, hari yang pasti akan dijumpai. Mereka menyatakan dengan mulut-mulutnya, sebagaimana yang dihikayatkan dalam firman-Nya:


æóÞóÇáõæÇ Åöäú åöíó ÅöáøóÇ ÍóíóÇÊõäóÇ ÇáÏøõäúíóÇ æóãóÇ äóÍúäõ ÈöãóÈúÚõæËöíäó


“Dan mereka mengatakan, ‘hidup hanyalah di dunia ini, dan kita tidak akan dibangkitkan.’” (QS. Al-An’am: 29).


Åöäú åöíó ÅöáøóÇ ÍóíóÇÊõäóÇ ÇáÏøõäúíóÇ äóãõæÊõ æóäóÍúíóÇ æóãóÇ äóÍúäõ ÈöãóÈúÚõæËöíäó


“(Kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi).” (QS. Al-Mukminun: 37).


æóÞóÇáõæÇ ãóÇ åöíó ÅöáøóÇ ÍóíóÇÊõäóÇ ÇáÏøõäúíóÇ äóãõæÊõ æóäóÍúíóÇ æóãóÇ íõåúáößõäóÇ ÅöáøóÇ ÇáÏøóåúÑõ æóãóÇ áóåõãú ÈöÐóáößó ãöäú Úöáúãò Åöäú åõãú ÅöáøóÇ íóÙõäøõæäó


“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’” (QS. al-Jatsiyah: 24).

Mereka mendustakan kehidupan akhirat yang pasti dan tertipu dengan kehidupan dunia yang fana (baca: QS. al-Jatsiyah: 35).

ORANG-ORANG MUNAFIK KETIKA DI DUNIA

Adapun orang-orang munafik, merekapun berdusta dengan mulut mereka ketika di dunia, mengaku beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir tapi hatinya menyembunyikan kekufuran, mendustakan apa yang diucapkan, mulutnya menampakkan kebaikan sementara hatinya menyembunyikan keburukan. Dengan mulutnya, mereka menimbulkan kerusakan di muka bumi dengan memfitnah, menebarkan berita bohong di tengah-tengah kaum muslimin dan mengadu domba mereka dan lain sebagainya; namun demikian mereka mengaku telah membuat perbaikan. Mencela dan memperolok–olok orang-orang yang beriman merupakan hal biasa. Bermuka dua menjadi cirinya, ketika bersama orang-orang yang beriman, mereka mengaku beriman untuk menipu dan menyelamatkan diri, sementara ketika mereka kembali kepada pemimpin-pemimpin mereka, mereka menampakkan jati diri yang sesungguhnya (baca: QS. Al-Baqarah: 8-20). Itulah kedustaan mulut yang menjadi salah satu tanda kemunafikan dirinya.

KEDUSTAAN DAN KECONGKAKAN KATA

Saudaraku, dari sini kita tahu bahwa salah satu faktor penyebab orang-orang kafir dan munafik demikian itu keadaannya pada hari Kiamat kelak, hari yang pasti kedatangannya, adalah karena kedustaan dan kecongkakan kata. Mereka berkata dengan kata-kata yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka, QS. Yasin ayat 65 mengisyaratkan kepada kita agar menjaga lisan kita dari berkata-kata seperti model perkataan orang-orang kafir dan orang-orang munafik agar kita tidak bernasib sama. Kita harus ekstra hati-hati dalam ucapan kita. Boleh jadi karena ucapan kata inilah seseorang dimasukkan ke dalam Neraka, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:


æóÅöäøó ÇáúÚóÈúÏó áóíóÊóßóáøóãõ ÈöÇáúßóáöãóÉö ãöäú ÓóÎóØö Çááøóåö áóÇ íõáúÞöí áóåóÇ ÈóÇáðÇ íóåúæöí ÈöåóÇ Ýöí Ìóåóäøóãó á


“Dan sungguh ada seorang hamba benar-benar berbicara dengan satu kalimat yang termasuk kemurkaan Allah, dia tidak menganggapnya penting; dengan sebab satu kalimat itu dia terjungkal di dalam Neraka Jahannam.” (HR. Bukhari, no. 6478).

Alangkah indah pesan Imam Asy-Syafi’i rahimahullah kepada kita, “Jika seseorang menghendaki berbicara, maka sebelum berbicara hendaklah ia berfikir; jika jelas nampak maslahatnya, maka ia berbicara; dan jika ragu-ragu, maka tidak berbicara sampai jelas maslahatnya.” (Lihat: Al-Adzkar, Imam an-Nawawi, 2/713).

Wallahu A’lam

(Abu Umair bin Syakir, Lc.)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=323