Artikel : Al-Quran - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Tafsir Surat Ali Imran Ayat 156 - 158

Kamis, 21 Januari 21

Hakikat Ajal dan Kematian

A. TEKS AYAT

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,


íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ áóÇ ÊóßõæäõæÇ ßóÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ æóÞóÇáõæÇ áöÅöÎúæóÇäöåöãú ÅöÐóÇ ÖóÑóÈõæÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö Ãóæú ßóÇäõæÇ ÛõÒøðì áóæú ßóÇäõæÇ ÚöäúÏóäóÇ ãóÇ ãóÇÊõæÇ æóãóÇ ÞõÊöáõæÇ áöíóÌúÚóáó Çááøóåõ Ðóáößó ÍóÓúÑóÉð Ýöí ÞõáõæÈöåöãú æóÇááøóåõ íõÍúíöí æóíõãöíÊõ æóÇááøóåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÈóÕöíÑñ (156) æóáóÆöäú ÞõÊöáúÊõãú Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö Ãóæú ãõÊøõãú áóãóÛúÝöÑóÉñ ãöäó Çááøóåö æóÑóÍúãóÉñ ÎóíúÑñ ãöãøóÇ íóÌúãóÚõæäó (157) æóáóÆöäú ãõÊøõãú Ãóæú ÞõÊöáúÊõãú áóÅöáóì Çááøóåö ÊõÍúÔóÑõæäó (158) Âá ÚãÑÇä



B. TERJEMAHAN

3:156 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang, “Kalau mereka tetap bersama-sama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh.” Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan.

3:157 Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal, tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.

3:158 Dan sungguh jika kamu meninggal atau gugur, tentulah (hanya) kepada Allah saja kamu dikumpulkan.



C. TAFSIR AYAT

Al-Mukhtashar Fit Tafsir:


156. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti RasulNya, janganlah kalian seperti orang-orang kafir dari kalangan orang-orang munafik yang tidak beriman kepada qadha’ dan qadar Allah, dan mereka berkata kepada kerabat mereka manakala para kerabat tersebut melakukan perjalanan untuk mencari rizki atau untuk berperang, lalu mereka mati atau terbunuh, “Seandainya mereka bersama kami, tidak berangkat dan tidak berperang, niscaya mereka tidak akan mati dan tidak akan terbunuh.” Allah menjadikan keyakinan tersebut di dalam hati mereka untuk menambah penyesalan mereka. Hanya Allah semata yang menghidupkan dan mematikan dengan kehendakNya. Takdir Allah tidak dihalangi oleh tetap tinggal dan tidak disegerakan oleh keberangkatan. Dan Allah Maha melihat apa yang kalian perbuat, tidak ada sedikit pun dari amal-amal kalian yang samar bagiNya dan akan membalas kalian atasnya.

157. Jika kalian terbunuh di jalan Allah atau mati, wahai orang-orang Mukmin, niscaya Allah akan mengampuni kalian dengan ampunan yang besar dan merahmati kalian dengan rahmat dariNya, dan itu lebih baik dibandingkan dunia ini dan apa yang dikumpulkan oleh penghuni-penghuni dunia berupa kesenangan yang sesaat.

158. Jika kalian mati dalam keadaan apa pun atau kalian terbunuh di jalan Allah, maka hanya kepada Allah semata kalian semuanya akan dikembalikan, agar Dia membalas kalian atas amal-amal perbuatan kalian.

Faidah dari ayat-ayat di atas:

1. Ajal para hamba sudah ditetapkan dan ditentukan, keberanian tidak dapat menyegerakannya, ketakutan dan ambisi juga tidak dapat menundanya.

2. Di antara Sunnah Allah Ta’ala yang berlaku adalah menguji hamba-hambaNya untuk membedakan mana yang buruk dan mana yang baik.

3. Di antara kedudukan yang paling agung dan paling mulia di sisi Allah adalah kedudukan orang-orang yang mati syahid di jalanNya.


TAFSIR AS-SA’DI:

(156) Allah Ta’ala melarang hamba-hambaNya yang beriman untuk menyerupai orang-orang kafir yang tidak beriman kepada Rabb mereka, tidak pula kepada Qadha’ dan QadarNya, dari kalangan munafik dan selainnya. Allah melarang mereka dari menyerupai orang-orang tersebut dalam segala hal, dan khususnya pada perkara ini, di mana mereka berkata kepada saudara-saudara mereka seagama atau sedarah, ÅöÐóÇ ÖóÑóÈõæÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö "apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi," maksudnya, bepergian untuk berdagang, Ãóæú ßóÇäõæÇ ÛõÒøðì "atau mereka berperang," maksudnya, melakukan perjalanan perang, kemudian di antara mereka ada yang terbunuh atau mati, maka mereka menentang qadar dan berkata, áóæú ßóÇäõæÇ ÚöäúÏóäóÇ ãóÇ ãóÇÊõæÇ æóãóÇ ÞõÊöáõæÇ "Kalau mereka tetap bersama-sama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Ini merupakan dusta dari mereka, karena Allah Ta’ala telah berfirman,


Þõáú áóæú ßõäúÊõãú Ýöí ÈõíõæÊößõãú áóÈóÑóÒó ÇáøóÐöíäó ßõÊöÈó Úóáóíúåöãõ ÇáúÞóÊúáõ Åöáóì ãóÖóÇÌöÚöåöãú


“Katakanlah, ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh’.” (QS. Ali Imran: 154).

Akan tetapi pendustaan ini tidaklah berguna bagi mereka, hanya saja Allah menjadikan perkataan dan keyakinan tersebut sebagai suatu ungkapan penyesalan dalam hati mereka, yang akhirnya justru menambah musibah mereka. Sedangkan kaum Mukminin, mereka mengetahui bahwa itu semua adalah ketentuan Allah, sehingga mereka meyakininya dan menerimanya lalu Allah memberikan petunjuk bagi hati mereka, meneguhkannya, dan meringankan bagi mereka musibah tersebut.

Allah berfirman menjawab mereka, æóÇááøóåõ íõÍúíöí æóíõãöíÊõ "Allah menghidupkan dan mematikan," maksudnya, Dialah yang Esa dalam hal tersebut sehingga suatu tindakan kewaspadaan tidak akan berguna di hadapan takdir. æóÇááøóåõ ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ÈóÕöíÑñ "Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan," maka Allah akan membalas kalian atas perbuatan dan pendustaan kalian.

(157) Kemudian Allah Ta’ala mengabarkan bahwa terbunuh di jalanNya atau mati padaNya, bukanlah suatu kekurangan maupun sesuatu yang harus dikhawatirkan, namun hal itu adalah suatu perkara yang seharusnya menjadi sesuatu yang diperlombakan oleh orang-orang yang berlomba, karena merupakan sebab yang menghasilkan dan menyampaikan kepada ampunan Allah dan rahmatNya. Dan hal itu adalah lebih baik daripada sesuatu yang dikumpulkan oleh penghuni dunia berupa harta dunia.

(158) Dan bahwa makhluk itu, bila meninggal atau terbunuh dengan kondisi apa pun itu, maka sesungguhnya tempat kembali mereka hanyalah kepada Allah dan tempat bersandar mereka hanyalah kepadaNya. Lalu Allah akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, maka ke mana pun pelarian itu, kecuali pasti kepada Allah saja. Dan tidaklah ada tempat berpegang bagi makhluk kecuali dengan berpegang teguh dengan tali agama Allah.

REFERENSI:

1. Tafsir Al-Qur’an (1) Surat: Al-Fatihah – Ali Imran, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Darul Haq, Jakarta, Cet. VII, Sya’ban 1436 H / Juni 2015 M.
2. Tafsir Al-Qur’an Terjemah al-Mukhtashar fi at-Tafsir, Para Pakar Tafsir, Darul Haq, Jakarta.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatquran&id=341