Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Pasangan Serasi
Jumat, 31 Januari 14


Ketika Islam menyinari Makkah dengan cahayanya, Utsman bin Affan termasuk ke dalam rombongan orang-orang angkatan pertama yang mengambil cahayanya.

Utsman mengetahui bahwa Muhammad bin Abdullah menikahkan putrinya Ruqayyah dengan sepupunya Utbah bin Abu Lahab, dia sangat menyesal karena orang lain mendahuluinya, dia gagal meraih akhlaknya yang luhur dan keluarganya yang terpandang. Maka dia pulang kepada keluarganya dalam keadaan berduka.

Utsman bertemu dengan bibi dari ibunya Su’da binti Kuraiz, seorang wanita berakal lagi tegas dan berumur lanjut, maka bibinya ini meringankan beban Utsman. Bibinya menyampaikan berita gembira tentang kedatangan seorang Nabi yang membuang penyembahan terhadap berhala dan mengajak kepada penyembahan kepada Allah yang Esa sebagai pemilik pembalasan.

Bibinya mendorongnya untuk mengikuti agama Nabi tersebut dan menggugah semangatnya bahwa dia akan mendapat apa yang dia cari di sisinya. Utsman pun masuk Islam di tangan Abu Bakar ash-Shiddiq.

Sampai hari itu tidak seorang pun dari kaum Nabi shallallohu 'alaihi wasallam, Bani Hasyim yang beriman kepada beliau, hanya saja di antara mereka belum ada yang memusuhinya selain pamannya Abu Lahab.

Abu Lahab dengan istrinya Ummu Jamil termasuk orang Quraisy yang paling keras permusuhannya terhadap Nabi shallallohu 'alaihi wasallam, paling berat gangguannya terhadap beliau dan siksaannya. Maka Allah menurunkan firmanNya tentangnya dan istrinya,yang artinya, “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah baginya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.

Turunnya ayat ini menambah kebencian Abu Lahab terhadap Nabi shallallohu 'alaihi wasallam, permusuhannya dan istrinya terhadap Nabi shallallohu 'alaihi wasallam dan kaum muslimin semakin meningkat, maka suami istri ini memerintahkan anaknya Utbah untuk mentalak istrinya Ruqayyah binti Muhammad, maka Utbah mentalaknya untuk membalas dendam terhadap bapaknya. Hal sama dilakukan oleh Utaibah saudara Utbah dengan mentalak Ummu Kultsum binti Rasulullah.

Utsman bin Affan begitu bahagia manakala dia mendengar Ruqayyah ditalak, maka dia langsung melamarnya kepada Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam dan Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam pun menikahkannya dengannya. Ibunya Khadijah binti Khuwailid mempersipakan Ruqayyah untuknya.

Utsman termasuk laki-laki Quraisy yang berwajah rupawan dan istrinya Ruqayyah menyainginya dalam hal yang sama, sehingga ketika keduanya disatukan dalam akad perkawinan, ada yang berkata,

Pasangan terbaik yang dilihat oleh manusia
Adalah Ruqayyah dan suaminya Utsman.

Selanjutnya keluarga ini tidak luput dari siksaan orang-orang Quraisy karena keislaman mereka, maka Utsman memutuskan hijrah membawa keluarganya ke Habasyah setelah Rasulullah mengizinkannya. Keluarga pertama yang berhijrah sesudah Luth.

Utsman dan istrinya tidak tinggal lama di Habasyah seperti yang dilakukan oleh orang-orang muhajirin yang lainnya, kerinduannya dan kerinduan istrinya kepada Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam selalu menggelayuti mereka berdua, kerinduan mereka ke Makkah sedemikian mendalam.

Maka keduanya memutuskan untuk pulang dan tinggal di Makkah sampai Allah Ta'ala memberi izin kepada NabiNya dan orang-orang beriman untuk berhijrah ke Madinah, maka keduanya pun berangkat ke sana.

Waktu perang Badar tiba, Utsman bersiap untuk berangkat, tetapi istrinya Ruqayyah sedang sakit, dia memerlukan pendamping, karena itu Rasulullah memerintahkan Utsman agar mendampingi istrinya dan merawatnya. Rasulullah menjanjikan pahala dan saham harta rampasan yang sama dengan orang yang ikut kepadanya.

Akhirnya Ruqayyah wafat, Utsamah yang mendampingi Utsman dalam merawat istrinya berkata, “Berita gembira kemenangan perang Badar datang saat kami meratakan tanah pada kubur Ruqayyah.”

Dari pernikahan ini lahir Abdullah bin Utsman yang wafat pada tahun 3 hijriyah setahun sesudah ibunya Ruqayyah dalam usia 6 tahun.

Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam menghibur Utsman bin Affan atas musibahnya dan menikahkannya dengan putrinya yang kedua yaitu Ummu Kultsum.

Pernikahan Utsman bin Affan dengan putri kedua Rasulullah shallallohu 'alaihi wasallam ini merupakan keutamaan yang tidak diraih oleh siapa pun. Sejarah kenabian tidak pernah mencatat seorang laki-laki menikahi dua putri seorang Nabi selain Utsman bin Affan. Karena inilah Utsman digelari Dzun Nurain.

Pernikahan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum, Said bin al-Musayyib berkata, “Utsman menduda sesudah wafat Ruqayyah dan Hafshah binti Umar menjanda sesudah wafat suaminya. Umar bertemu dengan Utsman dan berkata, “Adakah kamu berminat kepada Hafshah?” Utsman tidak menjawab karena mendengar Rasulullah menyebutnya. Maka Umar melapor kepada Rasulullah dan beliau berkata, “Ada yang lebih baik, maukah kamu? Aku yang menikahi Hafhsah dan aku menikahkan Utsman seseorang yang lebih baik dari Hafshah, Ummu Kultsum.”

Keluarga bahagia ini berlangsung hingga bulan Sya’ban tahun 9 hijriyah saat Ummu Kultsum sakit dan akhirnya wafat. Utsman kembali berduka, tetapi dia mendapatkan hiburan mendalam dari mertua yang menyintainya, “Utsman, seandainya aku punya putri ketiga, niscaya aku menikahkannya denganmu.” Keutamaan yang tidak akan pernah tersaingi oleh siapa pun. Selamat untuk Abu Abdullah Utsman Dzun Nurain. Selamat untuk keluarganya yang samara. Semoga Allah meridhai mereka semuanya dan mengumpulkan kita bersama rombongan mereka. Amin.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php?pilih=lihatsakinah&id=362