Artikel : Tarikh - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

KISAH NABI SYU’AIB

Selasa, 19 Nopember 13

Allah telah menceritakan kisah Nabi Syau’aib Alaihis Salam serta mengutusnya ke penduduk negeri Madyan, dimana selain mereka musyrik; mereka juga berlaku curang dalam masalah timbangan dan takaran, melakukan penipuan dalam transaksi jual beli dan mengurangi takaran barang mereka yang menjadi hak orang lain. Nabi Syau’aib Alaihis Salam menyeru mereka agar mengesakan Allah dan melarang mereka menyekutukan-Nya, memerintahkan mereka agar berlaku adil dalam transaksi, melarang mereka berlaku curang dalam transaksi, mengingatkan mereka akan kebaikan yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka dan rezki yang bermacam-macam; sehingga mereka tidak perlu berbuat zhalim terhadap manusia lainnya serta menakut-nakuti mereka dengan adzab yang akan ditimpakan kepada mereka di dunia; sebelum mereka menerima adzab akhirat.

Mereka menjawab seruannya sambil mengolok-oloknya, mengusirnya dan mengejeknya, seraya berkata,

íóÇ ÔõÚóíúÈõ ÃóÕóáóÇÊõßó ÊóÃúãõÑõßó Ãóäú äóÊúÑõßó ãóÇ íóÚúÈõÏõ ÂÈóÇÄõäóÇ Ãóæú Ãóäú äóÝúÚóáó Ýöí ÃóãúæóÇáöäóÇ ãóÇ äóÔóÇÁõ Åöäøóßó áóÃóäúÊó ÇáúÍóáöíãõ ÇáÑøóÔöíÏõ [åæÏ : 87]


“Hai Syu'aib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal.” (Hud: 87).
Yakni kami akan tetap berpegang teguh pada ibadah yang telah dilakukan nenek moyang kami dan kami akan tetap melaksanakan transaksi yang kami kehendaki dalam urusan harta kami, dimana kami tidak akan tunduk di bawah kendali perintah Allah dan para rasul-Nya.

Nabi Syu’aib Alaihis Salam berkata kepada mereka,

íóÇ Þóæúãö ÃóÑóÃóíúÊõãú Åöäú ßõäúÊõ Úóáóì ÈóíøöäóÉò ãöäú ÑóÈøöí æóÑóÒóÞóäöí ãöäúåõ ÑöÒúÞðÇ ÍóÓóäðÇ [åæÏ : 88]


“Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah aku menyalahi perintah-Nya)?” (Hud: 88).
Yakni Allah telah memberikan kekayaan kepadaku

æóãóÇ ÃõÑöíÏõ Ãóäú ÃõÎóÇáöÝóßõãú Åöáóì ãóÇ ÃóäúåóÇßõãú Úóäúåõ [åæÏ : 88]


“Dan aku tidak berkehendak mengerjakan apa yang aku larang kamu daripadanya.” (Hud: 88). Yakni tidaklah aku melarangmu dari transaksi yang curang dan menzhalimi manusia yang lain di dalamnya; kecuali aku merupakan orang yang pertama kali meninggalkannya, meskipun Allah memberiku rezki yang lapang dan aku perlu melakukan transaksi, tetapi aku mengaitkannya dengan ketaatan kepada Rabbku, dan tidaklah aku melaksanakan perbuatanku dan tugasku kepadamu melainkan untuk kebaikan, yakni memperbaiki keadaanmu baik dalam urusan agama maupun urusan dunia sekemampuanku.

æóãóÇ ÊóæúÝöíÞöí ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö Úóáóíúåö ÊóæóßøóáúÊõ æóÅöáóíúåö ÃõäöíÈõ [åæÏ : 88]


“Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.” (Hud: 88).

Nabi Syu’aib Alaihis Salam menakut-nakuti mereka dengan adzab yang menimpa umat-umat yang jaraknya tidak jauh dari mereka baik dari segi waktu maupun tempat kejadiannya, seraya berkata,

æóíóÇ Þóæúãö áóÇ íóÌúÑöãóäøóßõãú ÔöÞóÇÞöí Ãóäú íõÕöíÈóßõãú ãöËúáõ ãóÇ ÃóÕóÇÈó Þóæúãó äõæÍò Ãóæú Þóæúãó åõæÏò Ãóæú Þóæúãó ÕóÇáöÍò æóãóÇ Þóæúãõ áõæØò ãöäúßõãú ÈöÈóÚöíÏò [åæÏ : 89]


“Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa adzab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Shalih, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu.” (Hud: 89).

Nabi Syu’aib Alaihis Salam memerintahkan mereka supaya bertaubat dan menganjurkan mereka agar melakukannya, seraya berkata,

æóÇÓúÊóÛúÝöÑõæÇ ÑóÈøóßõãú Ëõãøó ÊõæÈõæÇ Åöáóíúåö Åöäøó ÑóÈøöí ÑóÍöíãñ æóÏõæÏñ [åæÏ : 90]


“Dan mohonlah ampun kepada Rabbmu kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesengguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.” (Hud: 90). Tetapi hal itu tidak mendatangkan manfaat pada mereka.

Mereka menjawab,

íóÇ ÔõÚóíúÈõ ãóÇ äóÝúÞóåõ ßóËöíÑðÇ ãöãøóÇ ÊóÞõæáõ [åæÏ : 91]


“Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu.” (Hud: 91). Hal itu disebabkan keingkaran serta kebencian mereka terhadap kebenaran,

æóÅöäøóÇ áóäóÑóÇßó ÝöíäóÇ ÖóÚöíÝðÇ æóáóæúáóÇ ÑóåúØõßó áóÑóÌóãúäóÇßó æóãóÇ ÃóäúÊó ÚóáóíúäóÇ ÈöÚóÒöíÒò [åæÏ : 91]


“dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu tentulah kami telah merajam kamu, sedang kamupun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami.” (Hud: 91).
Nabi Syu'aib Alaihis Salam menjawab,

íóÇ Þóæúãö ÃóÑóåúØöí ÃóÚóÒøõ Úóáóíúßõãú ãöäó Çááøóåö æóÇÊøóÎóÐúÊõãõæåõ æóÑóÇÁóßõãú ÙöåúÑöíøðÇ Åöäøó ÑóÈøöí ÈöãóÇ ÊóÚúãóáõæäó ãõÍöíØñ [åæÏ : 92]


“Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu Sesungguhnya (pengetahuan) Rabbku meliputi apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 92).

Ketika Nabi Syu’aib Alaihis Salam menyaksikan kesewenang-wenangan serta kelaliman mereka, maka ia pun berkata,“Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa adzab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah adzab (Rabb), sesungguhnya akupun menunggu bersama kamu.” Dan tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengan dia dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zhalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka bergelimpangan di tempat tinggalnya.” (Hud: 93-94).

Kemudian Allah mengirim angin yang panas yang menerpa tubuh mereka; dan hampir saja mereka jatuh pingsan karena tidak tahan oleh panasnya. Dalam keadaan demikian, kemudian Allah mengirim awan yang sangat dingin menaungi mereka, dan mereka memanggil-manggil orang-orang yang tidak ternaungi agar bernaung di bawah naungannya. Setelah mereka berkumpul dan bernaung di bawah naungannya; maka Allah menyalakan api serta membakar mereka; sehingga mereka menjadi orang-orang yang hangus terbakar, disiksa, dicela dan dikutuk sepanjang masa.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihattarikh&id=284