Artikel Quran : Lafazh (င) Selasa, 25 Desember 12 Di dalam al-Qur'an Lafazh ((င dalam pengabaran tentang Dzat Allah dan sifat-sifat-Nya datang (disebutkan) dengan jumlah yang banyak. Para Ahli Nahwu (tata bahasa Arab) dan selainnya berbeda pendapat dalam masalah, apakah ia menunjukkan Inqitha' (terputus) atau tidak.
Pendapat Pertama:Ia (Kaana) memberikan faidah Inqitha', karena ia adalah fi'il (kata kerja), yang mengisyaratkan tajaddud (sesuatu yang terus berulang kembali)
Pendapat Kedua: Tidak memberikan faidah tersebut, akan tetapi ia menunjukkan makna kontinyu (rutin) dan terus-menerus. Dan pendapat ini dinyatakan oleh Ibnu Mu'thi rahimahullah secara tegas (pasti) dalam kitab Alfiyah-nya ketika beliau mengucapkan:
æó ßóÇäó áöáúãóÇÖöíú ÇáÐöíú ãóÇ ÇäúÞóØóÚóÇ
Ar-Raghib rahimahullah berkata dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
... æóßóÇäó ÇáÔóøíúØóÇäõ áöÑóÈöøåö ßóÝõæÑðÇ {27}
"… Dan syaitan itu adalah sangat kafir kepada Rabbnya." (QS. Al-Israa': 27)
"Dia (Allah) subhanahu wata'ala mengingatkan (hamba-Nya) dengan firman-Nya:(င) dengan artian bahwa ia (Syetan) semenjak diciptakan terus-menerus dalam sifat kufur.
Pendapat Ketiga: Ia adalah ungkapan tentang keberadaan sesuatu di zaman yang lalu namun tidak jelas/pasti (samar). Dan di dalamnya tidak ada dalil yang menunjukkan ketiadaan sesuatu yang telah lalu, dan tidak pula keterputusan sesuatu yang datang setelahnya. Di antaranya adalah firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
...æóßóÇäó Çááåõ ÛóÝõæÑðÇ ÑóøÍöíãðÇ{50}
"…Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzaab: 50)
Pendapat ini dikatakan oleh Az-Zamakhsyari rahimahullah dalam firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala
ßõäÊõãú ÎóíúÑó ÃõãóøÉò ÃõÎúÑöÌóÊú áöáäóøÇÓö ... {110}
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..." (QS. Ali 'Imraan: 110). Ketika beliau menafsirkan ayat ini dalam tafsir beliau al-Kasysyaaf.
Ibnu 'Athiyah menyebutkan dalam surat al-Fath bahwa ia (င) ketika berada dalam konteks sifat Allah maka tidak menunjukkan zaman.
Dan yang benar dari pendapat-pendapat ini adalah perkataan az-Zamakhsyari, bahwasanya ia memberikan faidah keterkaitan (bersambungnya) kalimat setelahnya (setelah Kaana) dengan zaman lampau, tidak yang lain, dan ia sendiri tidak menunjukkan keterputusan makna tersebut atau keberadaannya. Akan tetapi jika kalimat tersebut memberikan salah satu dari kedua faidah tersebut, maka hal itu berasal dari dalil lain.
Dan kepada makna inilah, dibawa (diarahkan) lafazh (င) di dalam al-Qur'an yang berupa pemberitaan Allah tentang sifat-sifat-Nya dan selainnya dalam jumlah yang banyak. Seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
... æóßóÇäó Çááåõ ÓóãöíÚðÇ ÚóáöíãðÇ {148}
"…Dan Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "(QS. An-Nisaa': 148)
æóÅöä íóÊóÝóÑóøÞóÇ íõÛúäö Çááåõ ßõáÇðø ãöøä ÓóÚóÊöåö æóßóÇäó Çááåõ æóÇÓöÚðÇ ÍóßöíãðÇ {130}
"…Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana. "(QS. An-Nisaa': 130)
… æóßóÇäó Çááåõ ÛóÝõæÑðÇ ÑóøÍöíãðÇ {59}
"…Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzaab: 59)
... æóßõäóøÇ Èößõáöø ÔóìúÁò ÚóÇáöãöíäó {81}
"…Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Anbiyaa': 81)
…æóßõäóøÇ áöÍõßúãöåöãú ÔóÇåöÏöíäó {78}
"…Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu." (QS. Al-Anbiyaa': 78)
Dan ketika Allah mengabarkan dengan lafazh tersebut (dalam al-Qur'an) sifat-sifat manusia maka yang dimaksud adalah peringatan bahwa sifat-sifat tersebut ada pada mereka sebagai insting (naluri), dan watak yang tertanam pada jiwa manusia. Seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
... æóßóÇäó ÇúáÅöäÓóÇäõ ÚóÌõæáÇð {11}
"...Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa." (QS. Al-Israa': 11)
Dan firman-Nya:
… Åöäóøåõ ßóÇäó ÙóáõæãðÇ ÌóåõæáÇð {72}
"… Sesungguhnya ia (manusia) itu amat zalim dan amat bodoh." (QS. Al-Ahzaab: 72)
Abu Bakr ar-Razi rahimahullah telah memeriksa (meneliti) penggunaan lafazh င dalam al-Qur'an, dan beliau rahimahullah mengambil kesimpulan penggunaan lafazh tersebut, lalu berkata:" င dalam al-Qur'an ada lima bentuk (makna)."
Pertama: Bermakna azali dan abadi,seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
… æóßóÇäó Çááåõ ÚóáöíãðÇ ÍóßöíãðÇ {170}
"… Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. "(QS. An-Nisaa': 170)
Kedua:Bermakna sesuatu yang terputus, seperti firman-Nya:
æóßóÇäó Ýöí ÇáúãóÏöíäóÉö ÊöÓúÚóÉõ ÑóåúØò ... {48}
"Dan adalah di kota itu, sembilan orang laki-laki…." (QS. An-Naml: 48)
Dan ini adalah makna asal dari makna-makna lafazh ini. Sebagaimana engkau katakan:
ßÇä ÒíÏ ÕÇáÍÇ Ãæ ÝÞíÑÇ Ãæ ãÑíÖÇ Ãæ äÍæå
"Dahulu Zaid adalah seorang yang shalih, atau faqir, atau sakit atau yang semisalnya.
Ketiga: Menunjukkan makna al-Haal (sekarang), seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
ßõäÊõãú ÎóíúÑó ÃõãóøÉò ÃõÎúÑöÌóÊú áöáäóøÇÓö … {110{
" Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia..." (QS. Ali 'Imraan: 110).
Dan firman-Nya:
... Åöäóø ÇáÕóøáÇóÉó ßóÇäóÊú Úóáóì ÇáúãõÄúãöäöíäó ßöÊóÇÈðÇ ãóøæúÞõæÊðÇ {103}
" Sesungguhnya shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. …" (QS. An-Nisaa': 103)
Keempat: Menunjukkan masa yang akan datang, seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
… æóíóÎóÇÝõæäó íóæúãðÇ ßóÇäó ÔóÑõøåõ ãõÓúÊóØöíÑðÇ {7}
" …Dan mereka takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana." (QS. Al-Insaan: 7)
Kelima: Menunjukkan makna menjadi (berubah menjadi), seperti dalam firman-Nya:
…æóßóÇäó ãöäó ÇáßóÇÝöÑöíäó {34}
" …Dan ia menjadi golongan orang-orang yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)
Dan lafazh ßÇä juga datang dalam kalimat nafyi (negatif), dan dalam kondisi seperti ini maksudnya adalah penafian (peniadaan) benarnya berita tersebut, bukan penafian terjadinya berita tersebut. Oleh sebab itu maknanya ditafsirkan menjadi ãÇ ÕÍ æ ãÇ ÇÓÊÞÇã (tidak benar dan tidak sepatutnya/sepantasnya), seperti firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
ãóÇßóÇäó áöäóÈöíòø Ãóä íóøßõæäó áóåõ ÃóÓúÑóì ÍóÊóøì íõËúÎöäó Ýíö ÇúáÃóÑúÖö ...{67}
" Tidak sepatutnya, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia memiliki kekuatan (kokoh) di muka Bumi..." (QS. Al-Anfaal: 67)
Dan firman-Nya:
ãóÇßóÇäó áöáúãõÔúÑößöíäó Ãóä íóÚúãõÑõæÇ ãóÓóÇÌöÏó Çááåö…{17}
" Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, ..." (QS. At-Taubah: 17)
Dan firman-Nya:
... ãóøÇíóßõæäõ áóäóÂ Ãóä äóøÊóßóáóøãó ÈöåóÐóÇ ... {16}
" …Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini…" (QS. An-Nuur: 16)
(Sumber:ãÈÇÍË Ýí Úáæã ÇáÞÑÂä karya Syaikh Manna’ al-Qaththaan rahimahullah, cet. Maktab al-Ma’arif, Riyadh hal. 214-216. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Hit : 1 |
Index Quran |
Beritahu Teman |
versi cetak |
Bagikan
| Index Pengantar Ilmu Tafsir dan Quran |
|