Artikel Quran : Lafazh (ßÇÏ) Selasa, 19 Februari 13 Para ulama dalam lafazh ini terbagi menjadi beberapa madzhab (pendapat):
Pertama: Bahwasanya ia seperti fi'il-fi'il (kata kerja-kata kerja) yang lain, baik dalam nafyi (meniadakan/negatif) atau itsbat (menetapkan/positif). Maka itsbatnya (penetapannya) adalah istbat (penetapan) dan nafyinya (peniadaannya) adalah nafyi (peniadaan), karena maknanya adalah hampir. Maka makna ßÇÏ íÝÚá maknanya adalah hampir melakukan (mendekati waktu melakukan sesuatu). Dan makna ãÇ ßÇÏ íÝÚá adalah tidak mendekatinya. Maka khabarnya selalu manfi (sesuatu yang dinafikan/negatif). Akan tetapi nafyi (peniadaan/negatif) dalam kalimat mutsbat (penetapan/positif) dipahami dari maknanya, karena pengabaran dengan dekatnya (hampir terjadinya) sesuatu menunjukkan tidak terjadinya hal tersebut menurut 'urf (kebiasaan), karena kalau tidak demikian niscaya sesuatu tersebut tidak dikabarkan dengan kata "hampir".
Adapun jika ia (ßÇÏ) tersebut manfiyah (dinafikan/negatif), maka jika ditiadakan (dinafikan) "kedekatan/hampir terjadinya" suatu perbuatan, maka hal itu secara akal menunjukkan tidak terjadinya perbuatan tersebut. Yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
...ÅöÐóÂ ÃóÎúÑóÌó íóÏóåõ áóãú íóßóÏú íóÑóÇåóÇ ... {40}
"… Apabila dia mengeluarkan tangannya, hampir-hampir dia tiada dapat melihatnya, …" (QS. An-Nuur: 40)
Oleh sebab itu kata áóãú íóßóÏú íóÑóÇåóÇ (hampir-hampir dia tiada dapat melihatnya) lebih fasih (lebih terang) maknanya dibandingkan perkataan áóãú íóÑóåóÇ (tidak melihatnya), karena seseorang yang tidak melihat sesuatu terkadang hampir (mendekati) melihatnya.
Kedua: Bahwasanya ia berbeda dengan fi'il-fi'il (kata kerja-kata kerja) yang lain, baik dalam nafyi maupun itsbat. Maka itsbatnya (penetapannya) adalah nafyi (peniadaan) dan nafyinya (peniadaannya) adalah itsbat (penetapan). Oleh karena itu mereka (para ulama) berkata:"Sesungguhnya ia (ßÇÏ) jika diitsbatkan (ditetapkan/positif) bermakna nafyi, dan jika dinafikan (ditiadakan/negatif) bermakna itsbat."
Maka jika dikatakan:ßÇÏ íÝÚá maknanya adalah belum melakukannya, dalilnya (buktinya) adalah firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
æóÅöä ßóÇÏõæÇ áóíóÝúÊöäõæäóßó ...{73}
" Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu (Nabi)…". (QS. Al-Israa': 73)
Karena mereka belum (tidak) menggelincirkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Dan jika dikatakan: áã íßÏ íÝÚá (hampir tidak melakukan), maka maknanya adalah dia melakukannya, dalilnya adalah firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
...ÝóÐóÈóÍõæåóÇ æóãóÇßóÇÏõæÇ íóÝúÚóáõæäó {71}
"… Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu." (QS. Al-Baqarah: 71)
Karena mereka melakukan penyembelihan.
Ketiga: Bahwasanya ia (ßÇÏ) apabila dalam kalimat nafyi menunjukkan makna terjadinya perbuatan tersebut dengan kesulitan dan susah payah. Seperti firman-Nya:
...ÝóÐóÈóÍõæåóÇ æóãóÇßóÇÏõæÇ íóÝúÚóáõæäó {71}
"… Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu." (QS. Al-Baqarah: 71)
Keempat: Ada perincian dalam kalimat nafyi, antara bentuk kata kerja mudhari' (kata kerja yang menujukkan masa sekarang atau yang akan datang) dengan kata kerja madhi (kata kerja lampau). Maka nafyi (ßÇÏ) dalam bentuk mudhari' bermakna nafyi, sedangkan nafyi (ßÇÏ) dalam bentuk madhi bermakna istbat. Yang menunjukkan bentuk yang pertama adalah firman-Nya:
áóãú íóßóÏú íóÑóÇåóÇ
"… hampir-hampir dia tiada dapat melihatnya…" (QS. An-Nuur: 40)
Dikarenakan mereka tidak melihat sama sekali.
Dan yang menunjukkan bentuk yang kedua adalah firman-Nya:
...ÝóÐóÈóÍõæåóÇ æóãóÇßóÇÏõæÇ íóÝúÚóáõæäó {71}
"… Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu." (QS. Al-Baqarah: 71)
Dikarenakan mereka melakukannya (melakukan perintah penyembelihan)
Kelima: Bahwasanya ia (ßÇÏ) apabila dalam kalimat nafyi menjadi itsbat jika kalimat (kata) setelahnya bersambung dengan sebelumnya dan berkaitan dengannya. Seperti ucapan seseorang:
ãÇó ßöÏúÊõ ÃóÕöáõ Åöáìó ãóßóÉó ÍóÊìó ØõÝúÊõ ÈöÇáÈóíúÊö ÇáÍóÑóÇã
"Hampir aku tidak sampai ke Mekah sehingga aku (sudah) melakukan thawaf di Baitul Haram."
Dan di antaranya adalah firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala:
...ÝóÐóÈóÍõæåóÇ æóãóÇßóÇÏõæÇ íóÝúÚóáõæäó {71}
"… Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu." (QS. Al-Baqarah: 71)
(Sumber:ãÈÇÍË Ýí Úáæã ÇáÞÑÂä karya Syaikh Manna' al-Qaththan rahimahullah, cet. Maktabah Ma'arif Riyadh hal. 216-217. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Hit : 1 |
Index Quran |
Beritahu Teman |
versi cetak |
Bagikan
| Index Pengantar Ilmu Tafsir dan Quran |
|