Surat Ali Imran
45. Membaca tiga ayat pertama surat Ali Imran usai mengucapkan salam pada shalat shubuh dan maghrib.
46. Menuliskan ayat berikut ini pada mihrab masjid:
ßõáøóãóÇ ÏóÎóáó ÚóáóíúåóÇ ÒóßóÑöíøóÇ ÇáúãöÍúÑóÇÈó æóÌóÏó ÚöäÏóåóÇ ÑöÒúÞðÇ.. {37}
“Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya.” (Ali Imran: 37). Yang demikian adalah perbuatan bid’ah. Dan merupakan tindak memposisikan al-Qur`an yang tidak sesuai dengan maksudnya. Karena pada hakikatnya, mihrab di dalam al-Qur`an maksudnya adalah tempat untuk beribadah, bukan tempat untuk berdirinya imam shalat.
Surat an-Nisa’
47. Membaca ayat berikut ini saat melakukan ziarah ke makam Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam:
æóãóÂÃóÑúÓóáúäóÇ ãöä ÑøóÓõæáò ÅöáÇøó áöíõØóÇÚó ÈöÅöÐúäö Çááåö æóáóæú Ãóäøóåõãú ÅöÐ ÙøóáóãõæÇ ÃóäÝõÓóåõãú ÌóÂÁõæßó ÝóÇÓúÊóÛúÝóÑõæÇ Çááåó æóÇÓúÊóÛúÝóÑó áóåõãõ ÇáÑøóÓõæáõ áóæóÌóÏõæÇ Çááåó ÊóæøóÇÈðÇ ÑøóÍöíãðÇ {64}
“Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepada-mu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (an-Nisa’: 64).
Surat al-An’am
48. Membacanya pada malam kedua puluh tujuh Ramadhan pada raka’at terakhir shalat tarawih.
49. Melakukan shalat satu raka’at pada malam jumat bulan Ramadhan dengan membaca surat al-An’am.
50. Bacaan musafir terhadap firman Allah:
æóãóÇÞóÏóÑõæÇ Çááåó ÍóÞøó .... {91}
“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan semestinya.” (al-An’am: 91).
51. Membaca akhir surat al-An’am pada malam terakhir bulan Ramadhan.
Surat Yunus
52. Keharusan menutup khutbah `Ied dengan firman Allah:
ÏóÚúæóÇåõãú ÝöíåóÇ ÓõÈúÍóÇäóßó Çááøóåõãøó æóÊóÍöíøóÊõåõãú ÝöíåóÇ ÓóáÇóãñ .... {10}
“Do'a mereka di dalamnya ialah: “Subhanakallahumma” dan salam penghormatan mereka ialah: “Salaam.” (Yunus: 10).
Surat Ibrahim
53. Membaca surat ini dalam shalat, sebelum takbiratul ihram,
ÑóÈøö ÇÌúÚóáúäöí ãõÞöíãó ÇáÕøóáÇóÉö æóãöäú ÐõÑøöíøóÊöí ÑóÈøóäóÇ æóÊóÞóÈøóáú ÏõÚóÂÁö {40}
“Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan do`aku.” (Ibrahim: 40). Hal ini akan diuraikan pada bab
Tashih Adzkar ash-Shalah (koreksi do`a-do`a shalat).
[
Sumber: Dinukil dari kitab Tashhîh ad-Du’â`, karya Syaikh Bakar bin Abdullah Abu Zaid, edisi bahasa Indonesia: Koreksi Doa dan Zikir, pent. Darul Haq Jakarta]