Åöäø ÇáúÍóãúÏó öááåö äóÍúãóÏõåõ æóäóÓúÊóÚöíúäõåõ æóäóÓúÊóÛúÝöÑõåõ æóäóÚõæúÐõ ÈöÇááåö ãöäú ÔõÑõæúÑö ÃóäúÝõÓöäóÇ æóÓóíøÆóÇÊö ÃóÚúãóÇáöäóÇ ãóäú íóåúÏöåö Çááåõ ÝóáÇó ãõÖöáø áóåõ æóãóäú íõÖúáöáú ÝóáÇó åóÇÏöíó áóåõ ÃóÔúåóÏõ Ãóäú áÇó Åöáåó ÅöáÇø Çááåõ æóÃóÔúåóÏõ Ãóäø ãõÍóãøÏðÇ ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæúáõåõ
Çóááåõãø Õóáø æóÓóáøãú Úóáì ãõÍóãøÏò æóÚóáì Âáöåö æöÃóÕúÍóÇÈöåö æóãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøíúä.
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐóíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó ÍóÞø ÊõÞóÇÊöåö æóáÇó ÊóãõæúÊõäø ÅöáÇø æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæúäó
íóÇÃóíøåóÇ ÇáäóÇÓõ ÇÊøÞõæúÇ ÑóÈøßõãõ ÇáøÐöí ÎóáóÞóßõãú ãöäú äóÝúÓò æóÇÍöÏóÉò æóÎóáóÞó ãöäúåóÇ ÒóæúÌóåóÇ æóÈóËø ãöäúåõãóÇ ÑöÌóÇáÇð ßóËöíúÑðÇ æóäöÓóÇÁð æóÇÊøÞõæÇ Çááåó ÇáóÐöí ÊóÓóÇÁóáõæúäó Èöåö æóÇúáÃóÑúÍóÇã ó Åöäø Çááåó ßóÇäó Úóáóíúßõãú ÑóÞöíúÈðÇ
íóÇÃóíøåóÇ ÇáøÐöíúäó ÂãóäõæúÇ ÇÊøÞõæÇ Çááåó æóÞõæúáõæúÇ ÞóæúáÇð ÓóÏöíúÏðÇ íõÕúáöÍú áóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú æóíóÛúÝöÑúáóßõãú ÐõäõæúÈóßõãú æóãóäú íõØöÚö Çááåó æóÑóÓõæúáóåõ ÝóÞóÏú ÝóÇÒó ÝóæúÒðÇ ÚóÙöíúãðÇ¡ ÃóãøÇ ÈóÚúÏõ ...
ÝóÃöäø ÃóÕúÏóÞó ÇáúÍóÏöíúËö ßöÊóÇÈõ Çááåö¡ æóÎóíúÑó ÇáúåóÏúìö åóÏúìõ ãõÍóãøÏò Õóáøì Çááå Úóáóíúåö æóÓóáøãó¡ æóÔóÑø ÇúáÃõãõæúÑö ãõÍúÏóËóÇÊõåóÇ¡ æóßõáø ãõÍúÏóËóÉò ÈöÏúÚóÉñ æóßõáø ÈöÏúÚóÉò ÖóáÇóáóÉð¡ æóßõáø ÖóáÇóáóÉö Ýöí ÇáäøÇÑö.
Melalui khutbah ini, kami berwasiat kepada diri kami dan seluruh kaum Muslimin, hendaklah kita senantiasa menjaga dan berusaha meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah sambil terus berdoa agar diberi keistiqamahan dan diwafatkan dalam keadaan Islam.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Semua orang pasti ingin selalu bahagia dan tidak pernah menginginkan kesengsaraan walau sejenak. Semua orang ingin senantiasa beruntung dan berusaha maksimal menghindari kerugian, namun apa hendak dikata, fakta berbicara lain. Tidak semua yang diinginkan manusia di dunia terwujud, terkadang apa yang justru dihindari menjadi fakta yang harus diterima, meski terasa pahit. Kerugian terus mendera. Kenyataan pahit ini disikapi dengan sikap yang berbeda-beda, mulai dari sikap ekstrim sampai yang biasa-biasa saja. Terkadang sikap itu justru mendatangkan kerugian atau penderitaan baru, seperti bunuh diri –na'udzu billah-, merusak harta-benda, mencederai diri sendiri atau mencederai orang lain. Tapi ada juga yang menyikapi dengan santai, tenang dan penuh kesabaran. Dia menyadari bahwa kerugian yang dialami di dunia ini bukanlah kerugian hakiki, bukan kerugian yang akan mendatangkan penderitaan abadi; itu bukanlah kerugian yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam fiman-Nya:
Þõáú Åöäøó ÇáúÎóÇÓöÑöíäó ÇáøóÐöíäó ÎóÓöÑõæÇ ÃóäÝõÓóåõãú æóÃóåúáöíåöãú íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ÃóáÇøó Ðóáößó åõæó ÇáúÎõÓúÑóÇäõ ÇáúãõÈöíäõ
Katakanlah, "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat." Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (Az-Zumar: 15)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Karugian yang disebutkan dalam ayat di atas itulah kerugian yang hakiki, yang akan menyebabkan penyesalan yang kekal. Kerugian pada Hari Kiamat; kerugian di saat kebaikan dan keburukan manusia ditimbang dengan timbangan teradil yang tidak mengandung kecurangan sama sekali. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita semua dari kerugian tersebut.
Kerugian pada Hari Kiamat merupakan akibat dari perbuatan kita selama hidup di dunia. Jika kesempatan hidup ini bisa kita manfaatkan dengan baik dan maksimal, sebagaimana seorang pebisnis memanfaatkan modal usahanya yang sangat terbatas untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya, maka insya Allah kita akan terselamatkan dari kerugian tersebut.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Kerugian terburuk yang menimpa seseorang adalah kerugian yang menimpa agamanya, karena kerugian ini akan menyebabkan penderitaan abadi di akhirat. Kerugian yang menimpa agama seseorang merupakan musibah terparah bagi seseorang. Oleh karena itu, diantara doa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah
... æáÇ ÊÌÚá ãÕíÈÊäÇ Ýí ÏíääÇ
Janganlah Engkau menjadikan musibah pada agama kami
Apalagi jika musibah pada agama ini sampai menyeretnya ke lembah kemurtadan –na'udzubillah-
Kaum Muslimin rahimakumullah
Diantara ciri orang yang menderita kerugian dengan kerugian hakiki adalah ia melalaikan kesempatan beramal shaleh dalam kehidupannya. Dia membiarkan kesempatan itu lewat begitu saja, sehingga akhirnya saat kematian tiba, amal kebaikan yang pernah dilakukannya masih sedikit, sementara keburukannya menggunung. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:
æóÇáúæóÒúäõ íóæúãóÆöÐò ÇáúÍóÞøõ Ýóãóä ËóÞõáóÊú ãóæóÇÒöíäõåõ ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúãõÝúáöÍõæäó æóãóä ÎóÝøóÊú ãóæóÇÒöíäõåõ ÝóÃõæúáóÆößó ÇáøóÐöíäó ÎóÓöÑõæÇ ÃóäÝõÓóåõãú ÈöãóÇßóÇäõæÇ ÈöÆóÇíóÇÊöäóÇ íóÙúáöãõæäó
Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami (Al-A'raf: 8-9)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Tanda-tanda orang merugi lainnya adalah sering mengingkari janji, membuat kerusakan di muka bumi dengan menyebarkan syubhat dan membangkitkan nafsu syahwat. Orang yang tunduk dan taat kepada orang-orang kafir serta memberikan loyalitas kepada mereka, juga diantara ciri orang yang rugi. Al-Qur'an dengan tegas telah mengingatkan perbuatan yang menyebabkan akibat buruk ini. Karena orang-orang kafir itu akan berusaha membuat kita seperti mereka. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ Åöä ÊõØöíÚõæÇ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ íóÑõÏøõæßõãú Úóáóì ÃóÚúÞóÇÈößõãú ÝóÊóäÞóáöÈõæÇ ÎóÇÓöÑöíäó
Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadikanlah kamu orang-orang yang rugi.(Ali Imran: 149)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Termasuk orang-orang yang merugi pada Hari Kiamat adalah orang yang hanya beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di saat dia mendapatkan anugerah kebaikan, di saat hidupnya nyaman, enak dan makmur atau dia beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala disaat apa yang dilakukan itu bisa mendatangkan keuntungan atau kebaikan duniawi. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
æóãöäó ÇáäøóÇÓö ãóä íóÚúÈõÏõ Çááåó Úóáóì ÍóÑúÝò ÝóÅöäú ÃóÕóÇÈóåõ ÎóíúÑñ ÇØúãóÃóäøó Èöåö æóÅöäú ÃóÕóÇÈóÊúåõ ÝöÊúäóÉñ ÇäÞóáóÈó Úóáóì æóÌúåöåö ÎóÓöÑó ÇáÏøõäúíóÇ æóÇúáÃóÎöÑóÉó Ðóáößó åõæó ÇáúÎõÓúÑóÇäõ ÇáúãõÈöíäõ
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi;maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata (Al-Hajj: 11)
Termasuk merugi juga yaitu orang yang dilalaikan oleh harta dan keluarga sehingga tidak bisa beribadah kepada Allah.
Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang menyebutkan kata merugi dan hal-hal yang menyebabkan kerugian. Ini semua dalam rangka mengingatkan manusia agar tidak tertimpa kerugian yang mengakibatkan penderitaan yang tidak terperikan akibatnya dalam kehidupan akhirat.
Akhirnya, kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar menjaga dan menyelamatkan kita dari kerugian-kerugian tersebut.
ÃÞæá Þæáí åÐÇ æÃÓÊÛÝÑ Çááå áí æáßã æáÓÇÆÑ ÇáãÓáãíä æÇáãÓáãÇÊ ÝÇÓÊÛÝÑæå Åäå åæ ÇáÛÝæÑ ÇáÑÍíã
KHUTBAH KEDUA
ÃÍãÏ ÑÈí æÃÔßÑå¡ æÃÔåÏ Ãä áÇ Åáå ÅáÇ Çááå æÍÏå áÇ ÔÑíß áå¡ æÃÔåÏ Ãä äÈíäÇ ãÍãÏÇ ÚÈÏå æÑÓæáå.
Kaum Muslimin rahimakumullah
Setelah mendengarkan pemaparan pada khutbah pertama, tentu kita terus bertanya-tanya; Bagaimanakah cara kita menghindari kerugian tersebut? Manakah usaha yang bisa mendatangkan keuntungan hakiki?
Jawabannya telah dijelaskan dalam al-Qur'an dengan penjelasan gamblang dalam al-Qur'an surat al-A'ahr.
Dalam ayat lain dijelaskan rambu-rambu bisnis yang mendatangkan keuntungan serta dijamin tidak akan tersentuh kerugian.. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
íóÇÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÁóÇãóäõæÇ åóáú ÃóÏõáøõßõãú Úóáóì ÊöÌóÇÑóÉò ÊõäÌöíßõã ãøöäú ÚóÐóÇÈò Ãóáöíãò . ÊõÄúãöäõæäó ÈöÇááåö æóÑóÓõæáöåö æóÊõÌóÇåöÏõæäó Ýöí ÓóÈöíáö Çááåö ÈöÃóãúæóÇáößõãú æóÃóäÝõÓößõãú Ðóáößõãú ÎóíúÑõõ áøóßõãú Åöä ßõäÊõãú ÊóÚúáóãõæäó
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya (Ash-Shaff: 10-11)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:
Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóÊúáõæäó ßöÊóÇÈó Çááåö æóÃóÞóÇãõæÇ ÇáÕøóáÇóÉó æóÃóäÝóÞõæÇ ãöãøóÇ ÑóÒóÞúäóÇåõãú ÓöÑøðÇ æóÚóáÇóäöíóÉð íóÑúÌõæäó ÊöÌóÇÑóÉð áøóä ÊóÈõæÑó
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (Fathir: 29)
Kaum Muslimin rahimakumullah
Itulah jawabannya, itulah cara dan langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk menghidari kerugian dan meraih keuntungan. Barangsiapa melalaikan dan mengabaikan cara yang diberikan oleh Allah tersebut, kerugian pasti tidak akan terelakkan dan dia akan merasakan penyesalan yang tiada tara. Semoga kita semau senantiasa berada dalam hidayah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan senantiasa mendapatkan taufiq dari Allah untuk beramal sesuai dengan atauran Allah Subhanahu wa Ta'ala
Åöäøó Çááøóåó æóãóáóÇÆößóÊóåõ íõÕóáøõæäó Úóáóì ÇáäøóÈöíøö íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÕóáøõæÇ Úóáóíúåö æóÓóáøöãõæÇ ÊóÓúáöíãÇð
Çóááøóåõãøó Õóáøö Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÕóáøóíúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ. æóÈóÇÑößú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò ßóãóÇ ÈóÇÑóßúÊó Úóáóì ÅöÈúÑóÇåöíúãó æóÚóáóì Âáö ÅöÈúÑóÇåöíúãó¡ Åöäøóßó ÍóãöíúÏñ ãóÌöíúÏñ.
ÑóÈøóäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáøóÐöíäó ÓóÈóÞõæäóÇ ÈöÇáúÅöíãóÇäö æóáóÇ ÊóÌúÚóáú Ýöí ÞõáõæÈöäóÇ ÛöáøÇð áøöáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÑóÈøóäóÇ Åöäøóßó ÑóÄõæÝñ ÑøóÍöíãñ
Çááåã ÇÝÊÍ ÈíääÇ æÈíä ÞæãäÇ ÈÇáÍÞ æÃäÊ ÎíÑ ÇáÝÇÊÍíä.
Çááåã ÅäÇ äÓÃáß ÚáãÇ äÇÝÚÇ æÑÒÞÇ ØíÈÇ æÚãáÇ ãÊÞÈáÇ
ÑóÈøóäóÇ ÂÊöäóÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ ÍóÓóäóÉð æóÝöí ÇáúÂÎöÑóÉö ÍóÓóäóÉð æóÞöäóÇ ÚóÐóÇÈó ÇáäøóÇÑö
æÕáì Çááå Úáì äÈíäÇ ãÍãÏ æÚáì Âáå æÕÍÈå æ óãóäú ÊóÈöÚóåõãú ÈöÅöÍúÓóÇäò Åöáóì íóæúãö ÇáÏøíúä.
æóÂÎöÑõ ÏóÚúæóÇäóÇ Ãóäö ÇáúÍóãúÏõ ááå ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó
Sumber: Majalah As-Sunnah, Edisi 06/Thn XVII/Dzulqa'dah 1434 H/Oktober 2013 M