Cinta Allah ‘Azza wa Jalla adalah sesuatu yang sangat mahal, akan tetapi cara untuk mendapatkannya sangatlah mudah dan banyak sekali, kerena itu hendaklah seorang hamba bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan memilih perbuatan, perkataan dan akhlak yang mendatangkan kecintaanNya, serta dapat mendekatkan dirinya kepada-Nya. Ini semua merupakan kebahagiaan seorang hamba yang hakiki di dalam kehidupan dunia dan Akhirat.
Seorang mukmin yang bijak adalah seorang mukmin yang selalu berusaha untuk mendapatkan cinta dari Allah ‘Azza wa Jalla dengan melakukan amal-amal yang mewujudkan kecintaan tersebut, melakukan hal-hal yang dapat mendatangkan kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla dan selalu bersemangat untuk melakukan semua perbuatan baik serta dapat mendekatkan dirinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla sehingga mendapatkan kecintaan dari-Nya.
Pembaca yang budiman…
Pada edisi sebelumnya, penulis telah sebutkan beberapa bentuk amal yang akan menimbulkan kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla kepada seorang hamba, yaitu :
1. Iman, terlebih iman yang kuat, sebagaimana diungkapkan dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ÇáãÄãä ÇáÞæí ÎíÑ æÃÍÈ Åáì Çááå ãä ÇáãÄãä ÇáÖÚíÝ æÝí ßá ÎíÑ
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla daripada mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan… (HR. Muslim, no. 2664).
2. Melaksanakanan Kewajiban.
3. Menjaga Shalat Lima Waktu dengan Melaksanakan pada Waktunya dengan Berjama’ah.
4. Menjalin Hubungan Silaturrahim, Khususnya Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua.
5. Berjuang di Jalan Allah ‘Azza wa Jalla dengan Berbagai Tingkatan dan Macamnya.
6. Mendekatkan Diri kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan Melakukan Amalanamalan Sunnah.
7. Senantiasa Melakukan Ketaatan, Walaupun Ketaatan Tersebut Kecil Menurut Pandangannya.
8. Banyak Berdzikir (mengingat) Allah ‘Azza wa Jalla dengan Lisan, Hati dan Anggota Badan.
Itulah poin-poin yang telah penulis sebutkan beserta dalil-dalilnya. Dan, pada edisi kali ini penulis akan sebutkan bentuk amal lainnya yang akan menimbulkan kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-Nya, yaitu,
9. Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diungkapkan di dalam ash-Shahihain dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Ãä ÑÌáÇ ÓÃá ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã ãÊì ÇáÓÇÚÉ íÇ ÑÓæá Çááå ÞÇá ãÇ ÃÚÏÏÊ áåÇ ÞÇá ãÇ ÃÚÏÏÊ áåÇ ãä ßËíÑ ÕáÇÉ æáÇ Õæã æáÇ ÕÏÞÉ æáßäí ÃÍÈ Çááå æÑÓæáå ÞÇá ÃäÊ ãÚ ãä ÃÍÈÈÊ
“Bahwasanya ada seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, wahai Rasulullah, kapankah terjadinya hari Kiamat ?’ Beliau menjawab,’Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya ?’ Ia berkata, ‘Aku sama sekali belum mempersiapkannya dengan banyaknya shalat, puasa dan tidak pula dengan banyaknya sedekah, akan tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ÃäÊ ãÚ ãä ÃÍÈÈÊ
Engkau bersama orang yang engkau cintai. (HR. al-Bukhari, no. 6171 dan Muslim, no. 2739).
10. Mencintai Para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Keluarganya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
ßäÊ ãÚ ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã Ýí ÓæÞ ãä ÃÓæÇÞ ÇáãÏíäÉ ÝÇäÕÑÝ ÝÇäÕÑÝÊ ÝÞÇá Ãíä áßÚ ËáÇËÇ ÇÏÚ ÇáÍÓä Èä Úáí ÝÞÇã ÇáÍÓä Èä Úáí íãÔí æÝí ÚäÞå ÇáÓÎÇÈ ÝÞÇá ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã ÈíÏå åßÐÇ ÝÞÇá ÇáÍÓä ÈíÏå åßÐÇ ÝÇáÊÒãå ÝÞÇá Çááåã Åäí ÃÍÈå ÝÃÍÈå æÃÍÈ ãä íÍÈå æÞÇá ÃÈæ åÑíÑÉ ÝãÇ ßÇä ÃÍÏ ÃÍÈ Åáí ãä ÇáÍÓä Èä Úáí ÈÚÏ ãÇ ÞÇá ÑÓæá Çááå Õáì Çááå Úáíå æÓáã ãÇ ÞÇá
“Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di salah satu pasar Madinah, lalu Beliau pergi dan aku pun pergi. Beliau berkata, ‘Kemana si kecil (beliau menyebutkan sebanyak tiga kali), panggilkan Hasan bin ‘Ali !’ Lalu Hasan bin ‘Ali berjalan dengan kalung di lehernya. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata dengan isyarat tangannya seperti ini, lalu Hasan pun berkata dengan isyarat tangannya seperti ini, setelah itu mereka berdua berpelukan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Çááåã Åäí ÃÍÈå ÝÃÍÈå æÃÍÈ ãä íÍÈå
Ya Allah, sesungguhnya aku mencintainya, maka cintailah ia dan cintailah orang yang mencintainya.“
Abu Hurairah berkata, “Setelah itu tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Hasan bin ‘Ali.” (HR. al- Bukhari, no. 5884 dan Muslim, no. 2421).
Akan tetapi semua itu dengan syarat tidak berlebihan sehingga mendudukkan mereka pada derajat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, atau bahkan mengutamakan mereka daripada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
11. Mencintai Para Kekasih Allah ‘Azza wa Jalla dan Wali-wali-Nya.
Anda mencintai mereka dan mencintai kebaikan yang ada pada mereka, mengharapkan kebaikan bagi mereka dan mendoakan mereka, dengan ungkapan doa yang Anda ucapkan,
ÑóÈóøäóÇ ÇÛúÝöÑú áóäóÇ æóáöÅöÎúæóÇäöäóÇ ÇáóøÐöíäó ÓóÈóÞõæäóÇ ÈöÇáúÅöíãóÇäö æóáóÇ ÊóÌúÚóáú Ýöí ÞõáõæÈöäóÇ ÛöáðøÇ áöáóøÐöíäó ÂãóäõæÇ ÑóÈóøäóÇ Åöäóøßó ÑóÁõæÝñ ÑóÍöíãñ
Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orangorang yang beriman. Ya rabb kami, sesugguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang. (Qs. al-Hasyr : 10).
Diriwayatkan dari ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Åä ãä ÚÈÇÏ Çááå áÃäÇÓÇ ãÇ åã ÈÃäÈíÇÁ æáÇ ÔåÏÇÁ íÛÈØåã ÇáÃäÈíÇÁ æÇáÔåÏÇÁ íæã ÇáÞíÇãÉ ÈãßÇäåã ãä Çááå ÊÚÇáì ÞÇáæÇ íÇ ÑÓæá Çááå ÊÎÈÑäÇ ãä åã ÞÇá åã Þæã ÊÍÇÈæÇ ÈÑæÍ Çááå Úáì ÛíÑ ÃÑÍÇã Èíäåã æáÇ ÃãæÇá íÊÚÇØæäåÇ ÝæÇááå Åä æÌæååã áäæÑ æÅäåã Úáì äæÑ áÇ íÎÇÝæä ÅÐÇ ÎÇÝ ÇáäÇÓ æáÇ íÍÒäæä ÅÐÇ ÍÒä ÇáäÇÓ æÞÑà åÐå ÇáÂíÉ ÃáÇ Åä ÃæáíÇÁ Çááå áÇ ÎæÝ Úáíåã æáÇ åã íÍÒäæä
Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah ‘Azza wa Jalla ada sekelompok orang yang bukan dari golongan para Nabi bukan pula orang-orang yang mati dalam keadaan syahid, para Nabi dan syuhada merasa iri terhadap kedudukan mereka di sisi Allah Azza wa Jalla pada hari Kiamat.’ Para sahabat berkata, Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu ? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan kecintaan yang tulus karena Allah, walaupun bukan diantara para karib kerabat dan bukan pula karena harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, sungguh muka-muka mereka dipenuhi dengan cahaya dan sungguh mereka berada di atas cahaya, mereka tidak merasakan takut ketika orang lain merasakannya dan tidak bersedih ketika orang lain bersedih. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Azza wa Jalla,
ÃóáóÇ Åöäóø ÃóæúáöíóÇÁó Çááóøåö áóÇ ÎóæúÝñ Úóáóíúåöãú æóáóÇ åõãú íóÍúÒóäõæäó
‘Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Qs. Yunus : 62). (HR. Abu Dawud, no. 3527).
12. Banyak Melakukan Kebaikan.
Khususnya pada waktu-waktu yang sangat dianjurkan untuk melakukan kebaikan di dalamnya, seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, karena amal baik yang dilakukan pada bulan tersebut merupakan amal baik yang paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ãÇ ãä ÃíÇã ÇáÚãá ÇáÕÇáÍ ÝíåÇ ÃÍÈ Åáì Çááå ãä åÐå ÇáÃíÇã¡ íÚäí ÃíÇã ÇáÚÔÑ ÞÇáæÇ: íÇ ÑÓæá Çááå æáÇ ÇáÌåÇÏ Ýí ÓÈíá Çááå¿ ÞÇá: æáÇ ÇáÌåÇÏ Ýí ÓÈíá Çááå ÅáÇ ÑÌá ÎÑÌ ÈäÝÓå æãÇáå áã íÑÌÚ ãä Ðáß ÈÔíÁ
Tidak ada hari-hari di mana amal shaleh lebih dicintai oleh Allah kecuali hari-hari ini –maksudnya adalah sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah- para sahabat bertanya,’Tidak juga jihad di jalan Allah (lebih baik darinya) ?’ Beliau menjawab, tidak juga jihad di jalan Allah kecuali seseorang yang pergi berjuang dengan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan membawanya kembali sedikit pun. (HR. al-Bukhari, no. 969 dan Abu Dawud, no. 2438).
13. Menjauhi Semua Hal yang Diharamkan, Besar ataupun Kecil.
14. Bersegera di dalam Mengikuti
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
Þõáú Åöäú ßõäúÊõãú ÊõÍöÈõøæäó Çááóøåó ÝóÇÊóøÈöÚõæäöí íõÍúÈöÈúßõãõ Çááóøåõ æóíóÛúÝöÑú áóßõãú ÐõäõæÈóßõãú ۗ æóÇááóøåõ ÛóÝõæÑñ ÑóÍöíãñ
Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (Qs. Ali Imran : 31)
15. Mempersiapkan Diri dengan Baik untuk Berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla Kapan Saja Waktu Itu Tiba.
Hal tersebut dengan menunaikan hak Allah Azza wa Jalla dan hak manusia, siapa saja yang keadaannya demikian, maka ia telah menyiapkan dirinya untuk berjumpa dengan Allah Azza wa Jalla dan telah mewujudkan kecintaannya kepada Allah Azza wa Jalla dengan benar. Allah Azza wa Jalla berfirman,
Ýóãóäú ßóÇäó íóÑúÌõæ áöÞóÇÁó ÑóÈöøåö ÝóáúíóÚúãóáú ÚóãóáðÇ ÕóÇáöÍðÇ æóáóÇ íõÔúÑößú ÈöÚöÈóÇÏóÉö ÑóÈöøåö ÃóÍóÏðÇ
"Maka barang siapa mengharap perjumpan dengan Rabb-nya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu apa pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Qs. al-Kahfi : 110).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ãä ÃÍÈ áÞÇÁ Çááå ÃÍÈ Çááå áÞÇÁå¡ æãä ßÑå áÞÇÁ Çááå ßÑå Çááå áÞÇÁå
"Barang siapa yang senang untuk berjumpa dengan Allah maka Allah pun senang berjumpa dengannya, dan barang siapa membenci untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah pun benci untuk berjumpa dengannya." (HR. al-Bukhari, no. 2421).
Wallahu A’lam.
(Redaksi)
Sumber: Haditsu al-Mukmin al-Qawiy Khaurun Wa Ahabbu Ilallah, Dr. Falih bin Muhammad ash-Shughayyir (e.id, 30-37).