Artikel Hadits : Kamis, 18 Februari 21
Anjuran Menyebarkan Ilmu Dan Menunjukkan Kepada Kebaikan
(112) - 1 : Hasan
Dari Abu Hurairah ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ dia berkata, Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda,
Åöäøó ãöãøóÇ íóáúÍóÞõ ÇáúãõÄúãöäó ãöäú Úóãóáöåö æóÍóÓóäóÇÊöåö ÈóÚúÏó ãóæúÊöåö ÚöáúãðÇ Úóáøóãóåõ æóäóÔóÑóåõ¡ æóæóáóÏðÇ ÕóÇáöÍðÇ ÊóÑóßóåõ¡ Ãóæú ãõÕúÍóÝðÇ æóÑøóËóåõ¡ Ãóæú ãóÓúÌöÏðÇ ÈóäóÇåõ¡ Ãóæú ÈóíúÊðÇ áöÇÈúäö ÇáÓøóÈöíúáö ÈóäóÇåõ¡ Ãóæú äóåúÑðÇ ÃóÌúÑóÇåõ¡ Ãóæú ÕóÏóÞóÉð ÃóÎúÑóÌóåóÇ ãöäú ãóÇáöåö Ýöíú ÕöÍøóÊöåö æóÍóíóÇÊöåö¡ íóáúÍóÞõåõ ãöäú ÈóÚúÏö ãóæúÊöåö
"Sesungguhnya di antara yang mengikuti seorang Mukmin dari amal dan kebaikannya setelah kematiannya adalah ilmu yang diajarkan dan disebarkannya, anak shalih yang ditinggalkannya, atau mushaf yang diwariskannya, atau masjid yang dibangunnya, atau rumah untuk ibnu sabil yang dibangunnya, atau sungai yang dialirkannya, atau sedekah yang dikeluarkannya dari hartanya pada saat dia sehat dan masih hidup, semuanya akan mengikutinya setelah kematiannya."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan dan al-Baihaqi. Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan dalam Shahihnya yang senada dengannya.[1]
(113) - 2 : Shahih
Dari [Abu][2] Qatadah ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ, dia berkata, Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda,
ÎóíúÑõ ãóÇ íõÎóáøöÝõ ÇáÑøóÌõáõ ãöäú ÈóÚúÏöåö ËóáóÇËñ: æóáóÏñ ÕóÇáöÍñ íóÏúÚõæ áóåõ¡ æóÕóÏóÞóÉñ ÊóÌúÑöí íóÈúáõÛõåõ ÃóÌúÑõåóÇ¡ æóÚöáúãñ íõÚúãóáõ Èöåö ãöäú ÈóÚúÏöåö
"Sebaik-baik peninggalan seseorang sesudah (wafat)nya adalah tiga perkara: Anak shalih yang mendoakannya, sedekah jariyah yang pahalanya sampai kepadanya, dan ilmu yang diamalkan sesudah (wafat)nya."
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad shahih.
Telah disebutkan dalam bab 1 no. 12 dari hadits Abu Hurairah ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ,
ÅöÐóÇ ãóÇÊó ÇÈúäõ ÂÏóãó ÇäúÞóØóÚó Úóãóáõåõ ÅöáøóÇ ãöäú ËóáóÇËò: ÕóÏóÞóÉò ÌóÇÑöíóÉò¡ Ãóæú Úöáúãò íõäúÊóÝóÚõ Èöåö¡ Ãóæú æóáóÏò ÕóÇáöÍò íóÏúÚõæ áóåõ
"Jika anak cucu Adam mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal: Sedekah jariyah, atau ilmu yang dapat dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakannya."
Diriwayatkan oleh Muslim.
(114) - 3 : Shahih Lighairihi
Diriwayatkan dari Abu Umamah ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ [3], dia berkata, Aku mendengar Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda,
ÃóÑúÈóÚóÉñ ÊóÌúÑöí Úóáóíúåöãú ÃõÌõæúÑõåõãú ÈóÚúÏó ÇáúãóæúÊö: ÑóÌõáñ ãóÇÊó ãõÑóÇÈöØðÇ Ýöíú ÓóÈöíúáö Çááøóåö¡ æóÑóÌõáñ Úóáøóãó ÚöáúãðÇ¡ ÝóÃóÌúÑõåõ íóÌúÑöí Úóáóíúåö ãóÇ Úõãöáó Èöåö¡ æóÑóÌõáñ ÃóÌúÑóì ÕóÏóÞóÉð ÝóÃóÌúÑõåóÇ áóåõ ãóÇ ÌóÑóÊú¡ æóÑóÌõáñ ÊóÑóßó æóáóÏðÇ ÕóÇáöÍðÇ íóÏúÚõæ áóåõ
"Empat orang yang pahala mereka terus mengalir kepada mereka setelah mati: Seseorang yang mati dalam keadaan bersiap siaga (menghadapi musuh) di jalan Allah, seseorang yang mengajarkan ilmu, maka pahalanya mengalir kepadanya selama ia diamalkan, seseorang yang mengeluarkan sedekah maka pahalanya mengalir kepadanya selama ia dimanfaatkan, dan seseorang yang meninggalkan anak shalih yang mendoakannya."
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, ath-Thabrani dalam al-Mu'jam al-Kabir dan al-Mu'jam al-Ausath, ia shahih dari hadits beberapa orang sahabatÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõã .
(115) - 4 : Shahih
Dari Abu Mas'ud al-BadriÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ ,
Ãóäøó ÑóÌõáðÇ ÃóÊóì ÇáäøóÈöíøó Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó íóÓúÊóÍúãöáõåõ¡ ÝóÞóÇáó: Åöäøóåõ ÞóÏú ÃõÈúÏöÚó Èöíú¡ ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ÇöÆúÊö ÝõáóÇäðÇ. ÝóÃóÊóÇåõ¡ ÝóÍóãóáóåõ¡ ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ãóäú Ïóáøó Úóáóì ÎóíúÑò Ýóáóåõ ãöËúáõ ÃóÌúÑö ÝóÇÚöáöåö¡ Ãóæú ÞóÇáó: ÚóÇãöáöåö
"Bahwasanya seorang laki-laki datang kepada NabiÕóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóã ó agar membawanya di atas tunggangan, dia berkata, 'Tungganganku sakit.' Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó menjawab, 'Datanglah kepada si fulan.' Lalu dia mendatanginya dan si fulan itu membawanya (bersamanya). Maka Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda, 'Barangsiapa menunjukkan kepada kebaikan, maka dia memperoleh seperti pahala orang yang mengerjakannya', atau dia berkata, 'Orang yang melakukannya'."
Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi.[4]
Ucapannya, "ÃõÈúÏöÚó Èöíú", dengan hamzah dibaca dhammah dan dal dibaca kasrah yang berarti tungganganku pincang, dikatakan, "ÃõÈúÏöÚó Èöåö", jika tunggangannya lelah atau sakit dan tidak bisa ditungganginya.
(116) - 5 : Shahih
Dari Abu[5] Mas'ud ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ dia berkata,
ÃóÊóì ÑóÌõáñ ÇáäøóÈöíøó Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÝóÓóÃóáóåõ¡ ÝóÞóÇáó: ãóÇ ÚöäúÏöíú ãóÇ ÃõÚúØöíúßóåõ¡ æóáóßöäö ÇÆúÊö ÝõáóÇäðÇ. ÝóÃóÊóì ÇáÑøóÌõáó¡ ÝóÃóÚúØóÇåõ¡ ÝóÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó: ãóäú Ïóáøó Úóáóì ÎóíúÑò¡ Ýóáóåõ ãöËúáõ ÃóÌúÑö ÝóÇÚöáöåö¡ Ãóæú ÚóÇãöáöåö
"Seorang laki-laki datang kepada NabiÕóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó dan meminta (sesuatu) kepada beliau. Nabi Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó menjawab, 'Aku tidak mempunyai sesuatu yang bisa aku berikan kepadamu, akan tetapi datanglah kepada si fulan'. Lalu laki-laki itu mendatangi si fulan dan dia memberinya. Maka Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda, 'Barangsiapa menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala pelakunya, atau orang yang mengerjakannya'."
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Dan di-riwayatkan pula oleh al-Bazzar secara ringkas,
ÇóáÏøóÇáøõ Úóáóì ÇáúÎóíúÑö ßóÝóÇÚöáöå
"Orang yang menunjukkan kepada kebaikan seperti orang yang melakukannya."
(117) - 6 : Shahih Lighairihi
Ath-Thabrani juga meriwayatkannya dalam al-Mu'jam al-Kabir dan al-Mu'jam al-Ausath dari hadits Sahl bin Sa'ad.
(118) - 7 : Shahih
Dari Abu Hurairah ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ, bahwa Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó bersabda,
ãóäú ÏóÚóÇ Åöáóì åõÏðì ßóÇäó áóåõ ãöäó ÇáúÃóÌúÑö ãöËúáõ ÃõÌõæúÑö ãóäú ÊóÈöÚóåõ¡ áóÇ íóäúÞõÕõ Ðóáößó ãöäú ÃõÌõæúÑöåöãú ÔóíúÆðÇ¡ æóãóäú ÏóÚóÇ Åöáóì ÖóáóÇáóÉò ßóÇäó Úóáóíúåö ãöäó ÇáúÅöËúãö ãöËúáõ ÂËóÇãö ãóäú ÊóÈöÚóåõ¡ áóÇ íóäúÞõÕõ Ðóáößó ãöäú ÂËóÇãöåöãú ÔóíúÆðÇ
"Barangsiapa mengajak kepada petunjuk, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka dia memikul dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya tanpa me-ngurangi dosa mereka sedikit pun."
Diriwayatkan oleh Muslim dan lainnya.
Hadits ini dan sejenisnya telah disebutkan[6] dalam "Bab Anjuran Memulai Kebaikan".
(119) - 8 : Shahih tapi Mauquf
Dari Ali ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ, dia berkata, Allah ÊóÚóÇáóì berfirman,
ÞõæÇ ÃóäúÝõÓóßõãú æóÃóåúáöíßõãú äóÇÑðÇ
"Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka." [At-Tahrim: 6], dia berkata,
ÚóáøöãõæúÇ Ãóåúáöíúßõãõ ÇáúÎóíúÑó
"Ajarilah keluargamu kebaikan."
Diriwayatkan oleh al-Hakim secara mauquf, dia berkata, "Shahih berdasarkan syarat keduanya."
Keterangan:
[1] Saya berkata, "Hadits ini dan sesudahnya telah disebut pada bab 1 no. 11-13 dari Kitab Ilmu ini.
[2] Ia hilang dari kitab asli dan dari cetakan Imarah, aku menyisipkannya dari manuskrip (makhthuthah) dan Sunan Ibnu Majah. Dan yang benar telah disebutkan pada bab I no. 13.
[3] Di kitab asli dan cetakan Imarah tercantumÑóÖöíó Çááøóåõ ÚóäúåõãóÇ. Ini adalah kesalahan fatal karena Abu Umamah -namanya adalah Shudaiy bin Ajlan- menurut para ulama ayahnya bukan seorang sahabat. Dan penyebutan ÑóÖöíó Çááøóåõ Úóäúåõ tidak disebutkan sama sekali dalam manuskrip (Makhthuthah).
[4] Saya berkata, "Rangkaian redaksi ini adalah miliknya dan darinya aku mengoreksi sebagian kesalahan yang ada di kitab asli, dan at-Tirmidzi berkata, 'Hadits hasan shahih'."
[5] Dalam kitab asli: Ibnu, begitu pula di photo copy yang ada padaku. Koreksinya dari Ibnu Hibban, ia ditakhrij di ash-Shahihah no. 1660, yang nampak bagiku adalah bahwa kesalahan dari penulis, jika tidak maka dia pasti mengatakan, "Dan dalam suatu riwayat darinya...," sebagaimana hal itu menjadi kebiasaannya. Mungkin penyebabnya adalah bahwa dalam Musnad al-Bazzar (5/150 - al-Bahru az-Zakhkhar) secara ringkas -sebagaimana ia hadir pada penulis- dari jalan Abu Wail dari Abdullah dengannya, dan dia adalah Ibnu Mas'ud, dan ia di Ibnu Hibban dari riwayat Abu Amru asy-Syaibani dari Abu Mas'ud. Abu Amr ini namanya adalah Sa'ad bin Iyas al-Anshari, dia lebih terkenal dengan riwayatnya dari Ibnu Mas'ud daripada riwayatnya dari Abu Mas'ud, maka ini menyebabkan kekeliruan. Wallahu a'lam. Tiga orang pemberi komentar itu pun tidak menyadari kesalahan ini, akibatnya mereka menetapkannya di cetakan mereka yang penuh hiasan.
[6] Saya berkata, "Tidak, lafazhnya belum disebutkan, dia hanya menyebutkannya dari hadits Abu Hurairah dengan menisbatkannya kepada Ibnu Majah setelah hadits Hudzaifah yang semakna dengannya. Di sana saya telah mengisyaratkan bahwa hadits itu akan datang di sini. Lihat hadits-hadits no. 1-5, Kitab as-Sunnah, bab 3.
Referensi:
SHAHIH AT-TARGHIB WA AT-TARHIB (1) Hadits-hadits Shahih tentang Anjuran & Janji Pahala, Ancaman & Dosa; Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani; Darul Haq, Jakarta, Cet. V, Dzulhijjah 1436 H. / Oktober 2015 M.
Hit : 1 |
Index Hadits | kirim ke teman | Versi cetak |
Bagikan
| Index Penjelasan Hadits |
|