Artikel Tarikh Islam : Sifat, Tabi’at Dan Keutamaan Nabi ‘Isa ‘alaihissalam (bagian 3) Jumat, 10 Agustus 12 Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwasanya dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
" ÊÍÔÑæä ÍÝÇÉ ÚÑÇÉ ÛÑáÇ Ëã ÞÑÃ: … ßóãóÇ ÈóÏóÃúäóÇ Ãóæøóáó ÎóáúÞò äõÚöíÏõåõ æóÚúÏðÇ ÚóáóíúäóÇ ÅöäøóÇ ßõäøóÇ ÝóÇÚöáöíäó (104) ÝÃæá ÇáÎáÞ íßÓì ÅÈÑÇåíã¡ Ëã íÄÎÐ ÈÑÌÇá ãä ÃÕÍÇÈí ÐÇÊ Çáíãíä æÐÇÊ ÇáÔãÇá ÝÃÞæá ÃÕÍÇÈí ÝíÞÇá Åäåã áä íÒÇáæÇ ãÑÊÏíä Úáì ÃÚÞÇÈåã ãäÐ ÝÇÑÞÊåã ÝÃÞæá ßãÇ ÞÇá ÇáÚÈÏ ÇáÕÇáÍ ÚíÓì Èä ãÑíã: "… æóßõäúÊõ Úóáóíúåöãú ÔóåöíÏðÇ ãóÇ ÏõãúÊõ Ýöíåöãú ÝóáóãøóÇ ÊóæóÝøóíúÊóäöí ßõäúÊó ÃóäúÊó ÇáÑøóÞöíÈó Úóáóíúåöãú æóÃóäúÊó Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÔóåöíÏñ (117) Åöäú ÊõÚóÐøöÈúåõãú ÝóÅöäøóåõãú ÚöÈóÇÏõßó æóÅöäú ÊóÛúÝöÑú áóåõãú ÝóÅöäøóßó ÃóäúÊó ÇáúÚóÒöíÒõ ÇáúÍóßöíãõ (118) ".
”Kalian akan dikumpulkan (di padang Mahsyar) dalam keadaan tidak beralaskaki, tidak berpakaian (telanjang) dan belum dikhitan.” Lalu beliau shallallahu 'alaihi wasallam membaca firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:” …Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 104) (Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan) Maka orang yang pertama kali diberi pakaian adalah Ibrahim 'alaihissalam. Lalu didatangkan sekelompok orang laki-laki dari sahabatku dan ditempatkan di sisi kanan dan sisi kiri, lalu aku berkata:” Mereka adalah para sahabatku, mereka adalah para sahabatku.” Maka dikatakan kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam:“ Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu.” Maka aku katakan seperti apa yang diucapkan hamba yang shalih ‘Isa bin Maryam 'alaihissalam: (firman Allah dalam QS Al-Maidah ayat 117 – 118 yang artinya:” …Dan aku menjadi saksi atas mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
Perhatian:
Makna ucapan ÞóÇáó ÝóíõÞóÇá Åöäóøåõãú áóãú íóÒóÇáõæÇ ãõÑúÊóÏöøíäó Úóáóì ÃóÚúÞóÇÈöåöãú (”Sesungguhnya mereka menjadi murtad sepeninggal kamu.”) dijelaskan oleh Imam An-Nawawi rahimahullah. Beliau rahimahullah berkata:” Ini adalah sesuatu yang diperselisihkan di kalangan Ulama tentang apa yang dimaksud dengan hal itu, dalam beberapa pendapat:
Pertama: Bahwa maksudnya adalah orang-orang munafik dan orang-orang murtad yang bisa jadi dikumpulkan dikarenakan cahaya (bekas wudhu) lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil mereka dikarenakan tanda yang ada pada mereka namun dikatakan (kepada Nabi) bahwa mereka bukan termasuk orang-orang yang dijanjikan kepadamu. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang telah mengganti (agamanya) setelahmu artinya bahwa mereka tidaklah mati di atas fithrahnya yaitu tauhid seperti saat kamu tinggalkan mereka.
Kedua: Bahwa maksudnya adalah orang yang ada pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian murtad sepeninggalnya lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memanggil mereka meskipun tidak ada tanda wudhu pada diri mereka dikarenakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengenalnya di saat hidupnya akan keislaman mereka lalu dikatakan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa mereka telah murtad sepeninggal beliau.
Ketiga: Bahwa mereka adalah para pelaku maksiat dan dosa besar yang meninggal di atas tauhid serta para pelaku bid’ah yang kebid’ahannya tidak mengeluarkan mereka dari islam. Ibnu Abdil Barr rahimahullah mengatakan bahwa setiap yang melakukan perbuatan baru didalam agama (bid’ah) termasuk orang-orang yang diusir dari al-Haudh (telaga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam), seperti Khawarij, Rafizhah dan para pengikut hawa nafsu.” Dia juga mengatakan:” Termasuk orang-orang zhalim yang berlebihan di dalam kezhaliman, menghilangkan kebenaran dan menampakkan dosa-dosa besarnya.” Dia berkata:” Mereka semua dikhawatirkan termasuk dalam apa yang dimaksudkan di dalam hadits.”
Penjelasan di atas dikutip oleh Syaikh al-Mubar Kafuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi jilid 7 hal 93
Diriwayatkan juga dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa beliau mendengar ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu berkata di atas mimbar:” Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
« áÇó ÊõØúÑõæäöì ßóãóÇ ÃóØúÑóÊö ÇáäøóÕóÇÑóì ÇÈúäó ãóÑúíóãó ¡ ÝóÅöäøóãóÇ ÃóäóÇ ÚóÈúÏõåõ ¡ ÝóÞõæáõæÇ : ÚóÈúÏõåõ æóÑóÓõæáõåõ ».
“Janganlah kalian melampaui batas (berlebihan) dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani terlalu berlebihan dalam memuji Ibnu Maryam. Karena aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah oleh kalian (tentang aku):”Hamba Allah dan Rasul-Nya.””
Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallambersabda:
áã íÊßáã Ýí ÇáãåÏ ÅáÇ ËáÇËÉ ÚíÓì æßÇä Ýí Èäí ÅÓÑÇÆíá ÑÌá íÞÇá áå ÌÑíÌ ßÇä íÕáí ÌÇÁÊå Ããå ÝÏÚÊå ÝÞÇá ÃÌíÈåÇ Ãæ ÃÕáí ÝÞÇáÊ Çááåã áÇ ÊãÊå ÍÊì ÊÑíå æÌæå ÇáãæãÓÇÊ æßÇä ÌÑíÌ Ýí ÕæãÚÊå ÝÊÚÑÖÊ áå ÇãÑÃÉ æßáãÊå ÝÃÈì ÝÃÊÊ ÑÇÚíÇ ÝÃãßäÊå ãä äÝÓåÇ ÝæáÏÊ ÛáÇãÇ ÝÞÇáÊ ãä ÌÑíÌ ÝÃÊæå ÝßÓÑæÇ ÕæãÚÊå æÃäÒáæå æÓÈæå ÝÊæÖà æÕáì Ëã ÃÊì ÇáÛáÇã ÝÞÇá ãä ÃÈæß íÇ ÛáÇã ÞÇá ÇáÑÇÚí ÞÇáæÇ äÈäí ÕæãÚÊß ãä ÐåÈ ÞÇá áÇ ÅáÇ ãä Øíä æßÇäÊ ÇãÑÃÉ ÊÑÖÚ ÇÈäÇ áåÇ ãä Èäí ÅÓÑÇÆíá ÝãÑ ÈåÇ ÑÌá ÑÇßÈ Ðæ ÔÇÑÉ ÝÞÇáÊ Çááåã ÇÌÚá ÇÈäí ãËáå ÝÊÑß ËÏíåÇ æÃÞÈá Úáì ÇáÑÇßÈ ÝÞÇá Çááåã áÇ ÊÌÚáäí ãËáå Ëã ÃÞÈá Úáì ËÏíåÇ íãÕå ÞÇá ÃÈæ åÑíÑÉ ßÃäí ÃäÙÑ Åáì ÇáäÈí Õáì Çááå Úáíå æÓáã íãÕ ÅÕÈÚå Ëã ãÑ ÈÃãÉ ÝÞÇáÊ Çááåã áÇ ÊÌÚá ÇÈäí ãËá åÐå ÝÊÑß ËÏíåÇ ÝÞÇá Çááåã ÇÌÚáäí ãËáåÇ ÝÞÇáÊ áã ÐÇß ÝÞÇá ÇáÑÇßÈ ÌÈÇÑ ãä ÇáÌÈÇÈÑÉ æåÐå ÇáÃãÉ íÞæáæä ÓÑÞÊ ÒäíÊ æáã ÊÝÚá
” Tidak ada yang berbicara ketika bayi kecuali tiga orang; yaitu ‘Isa, dan (yang kedua) dahulu di kalangan Bani Israil ada seorang laki-laki yang bernama Juraij. Ketika ia sedang shalat datanglah ibunya, lalu memanggilnya. Maka Juraij rahimahullah berkata:“ (Apakah) Aku menjawab panggilan ibuku ataukah aku terus shalat.” Maka ibunya pun berdo’a:“Ya Allah janganlah engkau wafatkan Juraij hingga sebelum engkau memperlihatkan kepadanya wajah-wajah pelacur.” Pada suatu hari Juraij sedang berada di tempat ibadahnya, lalu datanglah seorang wanita, lalu wanita itu menggodanya dan berbicara kepadanya, akan tetapi Juraij enggan. Lalu sang wanita itu pun mendatangi seorang penggembala lalu ia mempersilahkan penggembala itu untuk menzinainya. Maka ia pun melahirkan seorang anak. Kemudian ia mengatakan bahwa anak tersebut adalah dari hasil perzinahannya dengan Juraij. Maka orang-orang pun mendatangi Juraij dan menghancurkan tempat ibadahnya, mereka menurunkannya dari tempat ibadahnya dan mencacinya. Lalu Juraij pun berwudhu dan shalat, kemudian ia mendatangi anak yang baru lahir tersebut lalu berkata:“Siapakah ayahmu, wahai anak kecil?.” Lalu anak itu menjawab:“Penggembala.” Lalu orang-orang pun (setelah mengetahui hal ini) berkata:“ Akan kami bangun (kembali) tempat ibadahmu dari emas.” Ia berkata:”Jangan, kecuali kalian membangunnya dari tanah.”
Dan (yang ketiga) ada seorang wanita yang menyusui anaknya dari kalangan Bani Israil, lalu lewatlah seorang penunggang yang berpenampilan bagus maka wanita tersebut berkata:“Ya Allah jadikanlah anakku ini seperti dia.” Lalu anak itu pun melepaskan susu (tetek) ibunya dan menghadap ke arah penunggang tersebut lalu berkata:” Ya Allah jangan jadikan seperti dia.” Lalu ia kembali ke tetek ibunya dan mengisapnya. Abu Hurairah berkata:“Seolah-olah aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengisap jarinya.” kemudian lewatlah seorang budak wanita, lalu sang ibu berkata:“ Ya Allah jangan jadikan putraku seperti budak wanita ini.” Maka anak itu pun meninggalkan susu ibunya, lalu berkata:“ Ya Allah jadikanlah aku seperti dia.” Maka ibunya berkata:“Kenapa demikian?” Anak itu berkata:“ Si penunggang (kendaraan) adalah salah seorang di antara orang-orang yang angkuh, dan budak wanita ini, orang-orang mengatakan:“Dia (budak ini) telah mencuri dan berzina.” padahal ia tidak melakukannya.”
Bersambung Insya Allah…..
(Sumber: Qashashul Anbiyaa’ Ibnu Katsir, Dar Ibnul Jauzi, Mesir, Hal. 505 dengan sedikit tambahan. Diterjemahkan dan diposting oleh Abu Yusuf Sujono)
Hit : 1 |
Index Tarikh |
Beritahu Teman |
Versi cetak |
Bagikan
| Index Qashashul Anbiyaa |
|