| Konsultasi | Bulletin | Do'a | Fatwa | Hadits | Khutbah | Kisah | Mu'jizat | Qur'an | Sakinah | Tarikh | Tokoh | Aqidah | Fiqih | Sastra | Resensi |
| Dunia Islam | Berita Kegiatan | Kajian | Kaset | Kegiatan | Materi KIT | Firqah | Ekonomi Islam | Analisa | Senyum | Download |
 
Menu Utama
·Home
·Tentang Kami
·Buku Tamu
·Produk Kami
·Formulir
·Jadwal Shalat
·Kontak Kami
·Download Artikel
·Download Murattal

Aqidah
· Termasuk Kesyirikan atau Termasuk Sarana Kesyirikan (1)
· Menghina Sesuatu yang Mengandung Dzikrullah

Firqah (Aliran-aliran)
· JAMAAH ISLAMIYAH MESIR 5
· JAMAAH ISLAMIYAH MESIR 4

Analisa
· Kerancauan Ilmu Hisab Dalam Penentuan Awal & Akhir Ramadhan
· Studi Kritis Seputar Puasa Hari Sabtu

Ekonomi Islam
· KPR Bank Syariah Ternyata Penuh Dengan Riba
· Produk Al-Mudharabah (Bagi Hasil) Dalam Islam Sebagai Solusi Perekonomian Islam

Produk Kami

Informasi!
·Serial Buku Dakwah Al-Sofwa 2021
·Tebar Serial Buku Tauhid
·Tebar Buku Risalah Puasa Nabi dan Panduan Praktis Ramadhan

Liputan Kegiatan
·Konsultasi Islam
·Penyaluran Hewan Qurban
·Santunan Yatim

Konsultasi Online

Ust.Husnul Yaqin, Lc

Ust.Amar Abdullah

Ust.Saed As-Saedy, Lc

Fatwa Seputar Sholat

Berangkatnya Wanita Muslimah ke Masjid

Apa Hukum Shalat Wanita di Masjid

Haruskah Wanita Melaksanakan Shalat Lima Waktu di Dalam Masjid

Wanita di Rumah Berma'mum Kepada Imam di Masjid

Apakah Shalatnya Seorang Wanita di rumah Lebih Utama Ataukah di Masjidil Haram

Manakah yang Lebih Utama Bagi Wanita Pada Bulan Ramadhan, Melaksanakan Shalat di Masjidil Haram atau di Rumah

Shalatnya Kaum Wanita yang Sedang Umrah di Bulan Ramadhan

Apakah Shalat Seseorang di Masjidil Haram Bisa Batal Ketika Ia Ikut Berjama'ah Dengan Imam atau Shalat Sendirian Karena Ada Wanita yang Melintas di Hadapannya?

Bila Terdapat Pembatas (Tabir) Antara Kaum Pria dan Kaum Wanita, Maka Masih Berlakukah Hadits Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam (sebaik-baik shaf wanita adalah yang paling akhir dan seburuk-buruknya adalah yang paling depan)

Apakah Kaum Wanita Harus Meluruskan Shafnya Dalam Shalat

Benarkah Shaf yang Paling Utama Bagi Wanita Dalam Shalat Adalah Shaf yang Paling Belakang

Benarkah Shalat Jum'at Sebagai Pengganti Shalat Zhuhur

Hukum Shalat Jum'at Bagi Wanita

Hanya Membaca Surat Al-Ikhlas

Hukum Meninggalkan Shalat

Hukum Menangis Dalam Shalat Jama'ah

Jika seorang musafir masuk masjid di saat orang sedang shalat jama'ah Isya' dan ia belum shalat maghrib.

Bolehkah bagi kaum wanita untuk berkunjung ke rumah orang yang sedang terkena musibah kematian, kemudian melakukan shalat jenazah berjama'ah dirumah tersebut ?

Apabila seseorang tidak melakukan shalat fardlu selama 3 tahun tanpa uzur, kemudian bertaubat , apakah dia harus mengqodha shalat tersebut ?

Apabila suatu jama'ah melakukan shalat tidak menghadap qiblah, bagaimanakah hukumnya ?

Membangunkan Tamu Untuk Shalat Shubuh

Doa-Doa Menjelang Azan Shubuh

Bacaan Sebelum Imam Naik Mimbar Pada Hari Jum'at

Shalat Tasbih

Hukum Wirid Secara Jama'ah/Bersama-sama Setelah Setiap Shalat Fardhu

Hukum Meninggalkan Shalat Karena Sakit

Jika Telah Suci Saat Shalat Ashar atau Isya, Apakah Wajib Melaksanakan Shalat Zhuhur dan Maghrib

Jika Wanita Mendapatkan Kesuciannya di waktu Ashar Apakah Ia Harus Melaksanakan Shalat Zhuhur

Mendapatkan Haidh Beberapa Saat Setelah Masuk Waktu Shalat, Wajibkah Mengqadha Shalat Tersebut Setelah Suci

Urutan Shalat yang Diqadha

Seorang Wanita Mendapatkan Kesuciannya Beberapa Saat Sebelum Terbenamnya Matahari, Wajibkah Ia Melaksanakan Shalat Zhuhur dan Ashar?

Keutamaan Shaf Wanita Dalam Shalat Berjama'ah

Berkumpulnya Wanita Untuk Shalat Tarawih

Bolehkah Seorang Wanita Shalat Sendiri dibelakang Shaf

Bolehkah kaum Wanita Menetapkan Seorang Wanita Untuk Mengimami Mereka Dalam Melakukan Shalat di Bulan Ramadhan

Wajibkah Kaum Wanita Melaksanakan Shalat Berjama'ah di Rumah

Apa hukum Shalat Berjama'ah Bagi Kaum Wanita

Apakah Ada Niat Khusus Bagi Imam Yg Mengimami Shalat Kaum Pria & Wanita

Shalatnya Piket Penjaga ( Satpam )

Gerakan Dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia Di Dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia Di Dalam Shalat

Keengganan Para Sopir Untuk Shalat Jama’ah

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Hukum Meremehkan Shalat

Hukum Menangguhkan Shalat Subuh Dari Waktunya

Dampak Hukum Bagi yang Meninggalkan Shalat

Hukum Shalat Seorang Imam Tanpa Wudhu Karena Lupa

Hukum Orang yang Tayammum Menjadi Imam Para Makmum yang Berwudhu

Posisi Kedua Kaki Ketika Berdiri Dalam Shalat

Hukum Meninggalkan Salah Satu Rukun Shalat

Jika Ketika Shalat Ragu Apakah Ia Meninggalkan Salah Satu Rukun

Shalat Bersama Imam, Tapi Lupa Berapa Rakaat Yang Telah Dikerjakan

Hukum Shalat di Belakang Orang yang Menulis Tamimah Untuk Orang Lain

Hukum Shalat di Belakang Orang yang Berinteraksi Dengan Tamimah dan Sihir

Mengumumkan Barang Hilang Di Dalam Masjid, Bolehkah?

Seputar Posisi Makam Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam Di Masjid Nabawi

Shalatnya Penjaga Piket/Satpam

Hukum Membaca Al-Qur'an Dalam Shalat Secara Berurutan

Haruskah Imam Menunggu Makmum Masbuk Ketika Ruku

Shalat Dengan Mengenakan Pakaian Transparan

Hukum Pergi Ke Masjid Yang Jauh Agar Bisa Shalat Di Belakang Imam Yang Bagus Bacaannya

Sahkah Shalat Di Belakang Imam Yang Bacaanya Tidak Bagus?

HUKUM BACAAN AL-QUR'AN SEBELUM ADZAN JUM'AT

Meluruskan Barisan Hukumnya Sunat

Shalatnya Piket Penjaga / Satpam

Shalat Fardhu Berma’mum Kepada Orang Yang Shalat Sunnat

Keengganan Para Sopir Untuk Shalat Berjama'ah

Bacaan Al-Qur’an Dengan Pengeras Suara Sebelum Shalat Subuh

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Imam Menunggu Para Ma’mum Ketika Ruku’

Mendengar Adzan Tetapi Tidak Datang Ke Masjid

Menempatkan Dupa Di Depan Orang-Orang Yang Sedang Shalat

Kapan Dibacakannya Do’a Istikharah

Shalat Dengan Mengenakan Pakaian Bergambar

TATA CARA SHALAT DI PESAWAT

Menjama’ Shalat Dalam Kondisi Dingin

Menghadap Kiblat Ketika Buang Air

Hukum Shalat Bergeser Dari Arah Kiblat

Mendapatkan Najis Di Pakaian Setelah Melaksanakan Shalat

Sahkah Shalat Di Masjid Yang Ada Kuburan Di Dalamnya?

Doa Atau Dzikir Sebelum Adzan

Hukum Membaca Shalawat Kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam Secara Berjama’ah Di Setiap Akhir Shalat

Mana Yang Harus Didahulukan Mendengarkan Ta'lim Atau Tahiyatul Masjid?

Hukum Menahan Buang Angin Ketika Melaksanakan Shalat

Sahkah Shalat Seseorang Yang Terbuka Sebagian Kecil Dari Auratnya?

Beberapa Masalah Mengenai Sujud Syukur

Hukum Mengakhirkan Shalat Shubuh Hingga Terbit Matahari

Beberapa Masalah Tentang Shalat Jum'at Bagi Musafir

Aurat Terbuka Ketika Shalat

Wajibkah Mengqadha Puasa yang Tertinggal?

Do'a Qunut

Sunnah Sebelum Melaksanakan Shalat 'Ied

Membaca al-Qur'an di Rumah Selepas Shalat Subuh Sampai Terbit Matahari

Shalat Dua Rekaat Antara Adzan dan Iqamah

Shalatnya Piket Penjaga/Satpam

Gerakan dalam Shalat

Hukum Gerakan Sia-Sia di Dalam Shalat

Kacaunya Pikiran Ketika Shalat

Hukum Menangguhkan Shalat Hingga Malam Hari

Hukum Menangguhkan Shalat Shubuh dari Waktunya

Hukum Meremehkan Shalat

Bersalaman (Berjabat tangan) setelah shalat

Shalat dengan Mengenakan Pakaian Transparan

Shalat Fardhu Bermakmum Kepada Orang yang Shalat Sunnah

Hukum Mengambil Mushaf dari Masjid, Memanjangkan Punggung Ketika Sujud dan Melakukan Gerakan Sia-Sia di Dalam Shalat

Masbuq Pada Saat Tahiyat Akhir

Tata Cara Melaksanakan Shalat di Dalam Pesawat

Shalat Di Dalam Pesawat

Imam Menunggu Para Makmum Ketika Rukuk

Hikmah Dimasukkannya Kuburan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam Ke Dalam Masjid

Hukum Shalat di Masjid yang Ada Kuburannya 1

Hukum Shalat Di Masjid Yang Ada Kuburannya 2

Mendengar Adzan Tapi Tidak Datang ke Masjid

Hukum Menyepelekan Shalat Berjamaah

Waktu Mustajab pada Hari Jum'at

Memakan Bawang Putih Atau Bawang Merah Sebelum Shalat

Hukum Memakan Kuras (Daun Bawang), Bawang Putih atau Bawang Merah dan Datang ke Masjid

Kapan Dibacakannya Doa Istikharah

Shalat di Waktu Terlarang

Merubah Nada Suara Saat Doa Qunut

Merubah Nada Suara Saat Doa Qunut

Hukum Pergi ke Masjid yang Jauh Agar Bisa Shalat di Belakang Imam yang Bagus Bacaannya

Shalat Tarawih

Pembacaan al-Qur`an pada Hari Jum'at dan Bacaan-Bacaan Lainnya Sebelum Shubuh dengan Pengeras Suara

Memberi Kode kepada Imam Agar Menunggu

Berpindah Tempat untuk Melakukan Shalat Sunnah

Menempatkan Dupa di Depan Orang-Orang yang Shalat

Shalat Seorang Wanita Berjama’ah dengan Suaminya

Standar Panjang dan Pendeknya Shalat adalah Sunnah, Bukan Selera

Batasan Medapatkan Keutamaan Berjama’ah

Meluruskan Barisan Hukumnya Sunnah

Bermakmum kepada Orang yang Mencukur Jenggot dan Musbil

Memanjangkan Doa

Memanjangkan Doa

Berganti-ganti dalam Bermakmum

Menirukan Bacaan Orang Lain dalam Shalat Tarawih

Shalat Jamaah dan Mengakhirkan Shalat

Shalat jamaah dan mengakhirkan shalat

Shalat dengan Mengenakan Pakaian Bergambar

Musafir Selama Dua Tahun, Apakah Boleh Mengqashar Shalat?

Tergesa-Gesa untuk Shalat

Duduk Istirahat Tidak Wajib

Bermakmum kepada Orang yang Sedang Shalat Sendirian

Tidak Sah Shalat Sendirian di Belakang Shaf

Shalat Jahr dan Adzan Bagi yang Shalat Sendirian

Shalat Jamaah dan Mengakhirkan Shalat

Pembatas Di Depan Orang Yang Shalat

Mengikuti Dan Mendahului Imam

Mengikuti Dan Mendahului Imam

Bel Pintu Rumah Berbunyi Ketika Sedang Shalat

Bagusnya Suara Imam Memotivasi Para Makmum

Imam Tidak Bagus Bacaannya

Makmum yang Masbuq Berarti Shalat Sendirian Setelah Imam Salam, maka Tidak Boleh Membiarkan Orang Lain Lewat Di Depannya

Mengurutkan Surat dalam Membaca al-Qur`an

Melakukan yang Makruh dan Hukum Pelakunya

Shalat Berjamaah di Dalam Bangunan yang Terpisah dari Imam

Meninggalkan Shalat dengan Alasan yang Dibuat-Buat


Info Khusus

Cinta Rasul

Ada Apa Dengan Valentine's Day ?

Manisnya Iman

Hukum Merayakan Hari Valentine

Adakah Amalan Khusus di Bulan Rajab?

Asyura' Dalam Perspektif Islam, Syi'ah & Kejawen..!!

Ada Apa Dengan Valentine’s Day?


Kajian Islam
· Ada Apa Dengan Valentine's Day..??
· Mutiara Fiqih Islam
· KITAB TAUHID 3
· Untuk Diketahui Setiap Muslim

SMS Dakwah Hari Ini

áóíúÓó ßóãöËúáöåö ÔóíúÁñ æóåõæó ÇáÓóøãöíÚõ ÇáúÈóÕöíÑõ Allah berfirman,yang artinya, Tidak ada yang serupa dengan Dia dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS.Asy-Syura:11)

( Index SMS Dakwah )

   


Telah Hadir & Terbit Kembali… SERIAL BUKU DAKWAH AL-SOFWA :: Telah Hadir & Terbit Kembali… SERIAL BUKU TAUHID :: Tebar Buku Risalah Puasa & Panduan Praktis Bulan Ramadhan ::

Artikel Buletin An-Nur :

Adab-adab Berkaitan Dengan Masjid
Senin, 01 Februari 21

Adab-adab Berkaitan Dengan Masjid

1. Keutamaan membangun masjid adalah bahwa Allah akan membangunkan satu rumah di surga untuk orang yang membangunnya.[1]

2. Para ulama berkata tentang batasan masjid: Apa yang berada di bagian dalam pagar dan pintu masjid, maka itu adalah bagian dari masjid.[2]

3. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Firman Allah Ta'ala,


æóÃóäøó ÇáúãóÓóÇÌöÏó áöáøóåö ÝóáóÇ ÊóÏúÚõæÇ ãóÚó Çááøóåö ÃóÍóÏðÇ


"Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." (Al-Jin: 18),

adalah dalil tidak bolehnya menisbatkan masjid kepada makhluk dengan penisbatan sebagai hak milik dan keistimewaan, sedangkan menisbatkan masjid kepada sesuatu yang masjid itu dikenal dengannya, maka tidak masuk dalam kategori larangan ini. Dan sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menisbatkan Masjid Nabawi kepada dirinya (dengan mengatakan), ãóÓúÌöÏöíú åٰÐóÇ (masjidku ini), dan juga menisbatkan Masjid Quba' kepada daerah Quba', serta menisbatkan Masjidil Aqsha di Baitul Maqdis kepada Iliya’. Semua ini adalah penisbatan masjid kepada selain Allah untuk mengenalkan namanya. Ini tidak masuk dalam larangan dimaksud.[3]

4. Menghindari menghadiri masjid-masjid bagi orang yang memakan bawang putih atau bawang merah (mentah); berdasarkan hadits Jabir radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi bersabda shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ãóäú Ãóßóáó ËõæúãðÇ Ãóæú ÈóÕóáðÇ ÝóáúíóÚúÊóÒöáúäóÇ -Ãóæú ÞóÇáó: ÝóáúíóÚúÊóÒöáú ãóÓúÌöÏóäóÇ- æóáúíóÞúÚõÏú Ýöíú ÈóíúÊöåö


"Barangsiapa yang memakan bawang putih atau bawang merah (mentah), maka hendaklah dia memisahkan diri dari kami atau (kalau tidak salah) beliau bersabda: maka hendaklah dia memisahkan diri dari masjid kami dan hendaklah dia duduk saja di rumahnya."[4]

Dan diqiyaskan dengan bawang putih dan bawang merah mentah adalah semua bau yang tidak sedap yang dapat mengganggu orang-orang yang shalat, tetapi jika orang bersangkutan menggunakan sesuatu yang dapat menghilangkan bau tidak sedap yang menjijikkan seperti pasta gigi misalnya, maka dia tidak dilarang untuk tetap datang ke masjid.

5. Disunnahkan berangkat ke masjid di awal waktu dan bersegera kepadanya, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


áóæú ÊóÚúáóãõæúäó -Ãóæú: íóÚúáóãõæúäó- ãóÇ Ýöí ÇáÕøóÝøö ÇáúãõÞóÏøóãö áóßóÇäóÊú ÞõÑúÚóÉð


"Kalau kalian mengetahui atau: mereka mengetahui pahala yang ada pada shaf pertama, niscaya benar-benar terjadi undian (untuk mendapatkannya)."[5]

6. Disunnahkannya berjalan ke masjid dengan khusyu', tenang dan damai. Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang umatnya untuk berjalan tergesa-gesa menuju shalat mereka hingga walaupun iqamat shalat telah dikumandangkan. Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, beliau berkata,


ÈóíúäóãóÇ äóÍúäõ äõÕóáøöí ãóÚó ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÅöÐú ÓóãöÚó ÌóáóÈóÉó ÑöÌóÇáò¡ ÝóáóãøóÇ Õóáøóì ÞóÇáó: ãóÇ ÔóÃúäõßõãú¿ ÞóÇáõæúÇ: ÇöÓúÊóÚúÌóáúäóÇ Åöáóì ÇáÕøóáóÇÉö. ÝóÞóÇáó: ÝóáóÇ ÊóÝúÚóáõæúÇ¡ ÅöÐóÇ ÃóÊóíúÊõãõ ÇáÕøóáóÇÉó ÝóÚóáóíúßõãú ÈöÇáÓøóßöíúäóÉö¡ ÝóãóÇ ÃóÏúÑóßúÊõãú ÝóÕóáøõæúÇ¡ æóãóÇ ÝóÇÊóßõãú ÝóÃóÊöãøõæúÇ


"Ketika kami sedang shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba beliau mendengar kegaduhan sejumlah orang, maka tatkala beliau telah usai shalat, beliau bertanya, 'Ada apa dengan kalian.’  Mereka menjawab, 'Kami buru-buru mendatangi shalat.'  Beliau bersabda, 'Janganlah kalian melakukannya; apabila kalian mendatangi shalat, maka hendaklah kalian tenang, apa yang kalian dapatkan, maka shalatlah, dan apa yang luput dari kalian, maka sempurnakanlah (setelah itu)'."[6]

7. Ketika berjalan ke masjid membaca doa,


Çóááøٰåõãøó ÇÌúÚóáú Ýöíú ÞóáúÈöíú äõæúÑðÇ¡ æóÇÌúÚóáú Ýöíú áöÓóÇäöíú äõæúÑðÇ¡ æóÇÌúÚóáú Ýöíú ÓóãúÚöíú äõæúÑðÇ¡ æóÇÌúÚóáú Ýöíú ÈóÕóÑöíú äõæúÑðÇ¡ æóÇÌúÚóáú ÎóáúÝöíú äõæúÑðÇ¡ æóÃóãóÇãöíú äõæúÑðÇ¡ æóÇÌúÚóáú ãöäú ÝóæúÞöíú äõæúÑðÇ¡ æóãöäú ÊóÍúÊöíú äõæúÑðÇ. Çóááøٰåõãøó æóÃóÚúÙöãú áöíú äõæúÑðÇ


"Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, jadikanlah cahaya di lidahku, jadikanlah cahaya di pendengaranku, jadikanlah cahaya di penglihatanku, jadikanlah cahaya di belakangku, jadikanlah cahaya di depanku, jadikanlah cahaya dari atasku, dan jadikanlah cahaya dari bawahku. Ya Allah, besarkanlah cahaya untukku."[7]

8. Masuk masjid dengan mendahulukan kaki kanan dan mengucapkan,


Çóááøóåõãøó Õóáøö æóÓóáøöãú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò. Çóááøóåõãøó ÇÝúÊóÍú áöíú ÃóÈúæóÇÈó ÑóÍúãóÊößó


"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmatMu."

9. Dan ketika keluar dari masjid mendahulukan kaki kiri dan mengucapkan,


Çóááøóåõãøó Õóáøö æóÓóáøöãú Úóáóì ãõÍóãøóÏò æóÚóáóì Âáö ãõÍóãøóÏò. Çóááøóåõãøó Åöäøöíú ÃóÓúÃóáõßó ãöäú ÝóÖúáößó


"Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu sebagian dari karuniaMu."[8]

10. Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid ketika masuk masjid; berdasarkan hadits Abu Qatadah as-Sulami, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÅöÐóÇ ÏóÎóáó ÃóÍóÏõßõãõ ÇáúãóÓúÌöÏó ÝóáúíóÑúßóÚú ÑóßúÚóÊóíúäö ÞóÈúáó Ãóäú íóÌúáöÓó


"Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia shalat dua rakaat sebelum dia duduk."[9]

Dan di antara yang menyelisihi sunnah (yang dilakukan sebagian kaum Muslimin) adalah tidak shalat Tahiyyatul Masjid ini dengan alasan waktu tersebut adalah waktu dilarangnya shalat.

11. Keutamaan duduk di masjid dan menunggu shalat, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


... ÝóÅöÐóÇ ÏóÎóáó ÇáúãóÓúÌöÏó ßóÇäó Ýöí ÇáÕøóáóÇÉö ãóÇ ßóÇäóÊö ÇáÕøóáóÇÉõ åöíó ÊóÍúÈöÓõåõ¡ æóÇáúãóáóÇÆößóÉõ íõÕóáøõæúäó Úóáóì ÃóÍóÏößõãú ãóÇ ÏóÇãó Ýöíú ãóÌúáöÓöåö ÇáøóÐöíú Õóáøóì Ýöíúåö¡ íóÞõæúáõæúäó: Çóááøóåõãøó ÇÑúÍóãúåõ¡ Çóááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áóåõ¡ Çóááøóåõãøó ÊõÈú Úóáóíúåöº ãóÇ áóãú íõÄúÐö Ýöíúåö ãóÇ áóãú íõÍúÏöËú Ýöíúåö


"… lalu apabila dia masuk masjid, maka dia dalam shalat selama shalatlah yang menahannya, dan para malaikat memohonkan ampunan untuk salah seorang dari kalian selama berada di tempat duduknya di mana dia shalat. Para malaikat itu berdoa, 'Ya Allah, limpahkanlah rahmat untuknya, ya Allah, berilah dia ampunan, ya Allah, terimalah taubatnya'; selama dia tidak menyakiti (orang lain) padanya, selama dia belum berhadats padanya."[10]

12. Terdapat larangan keras duduk-duduk berkumpul di masjid apabila yang dibicarakan adalah masalah-masalah duniawi, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:


íóÃúÊöí Úóáóì ÇáäøóÇÓö ÒóãóÇäñ íóÊóÍóáøóÞõæúäó Ýöíú ãóÓóÇÌöÏöåöãú æóáóíúÓó åöãøóÊõåõãú ÅöáøóÇ ÇáÏøõäúíóÇ¡ áóíúÓó áöáøóåö Ýöíúåöãú ÍóÇÌóÉñ¡ ÝóáóÇ ÊõÌóÇáöÓõæúåõãú


"Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana mereka berkumpul (duduk-duduk) di masjid-masjid mereka sedangkan mereka tidak memiliki keinginan (yang dibincangkan) kecuali dunia, Allah tidak memiliki keperluan pada mereka, maka janganlah kalian duduk bersama mereka."[11]

13. Disunnahkan agar masjid dijaga dari kegaduhan, banyak omongan yang sia-sia (tidak berguna), dan mengeraskan suara dengan hal-hal yang dibenci.[12]

14. Boleh berbaring terlentang di masjid, berdasarkan hadits dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu,


Ãóäøóåõ ÑóÃóì ÑóÓõæúáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ãõÓúÊóáúÞöíðÇ Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö æóÇÖöÚðÇ ÅöÍúÏóì ÑöÌúáóíúåö Úóáóì ÇáúÃõÎúÑóì


"Bahwasanya dia pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berbaring terlentang di masjid dengan meletakkan salah satu dari kedua kaki beliau di atas yang lain."[13]

15. Boleh menjulurkan kaki ke arah kiblat[14], tetapi menghindari menjulurkan kedua kaki ke arah mushaf al-Qur’an, sebagai suatu adab dan pengagungan terhadap Firman Allah.

16. Boleh tidur di masjid, sebagaimana para sahabat Ashhab ash-Shuffah[15] tidur di masjid[16]. Bila seseorang mimpi yang membuatnya junub, maka hendaklah segera keluar dari masjid untuk mandi.[17] Dari Ibnu Umar diriwayatkan bahwasanya beliau pernah tidur dimana beliau ketika itu adalah seorang pemuda perjaka yang tidak memiliki istri di masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.[18]

17. Dilarang melakukan jual beli di masjid; berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,


ÅöÐóÇ ÑóÃóíúÊõãú ãóäú íóÈöíúÚõ Ãóæú íóÈúÊóÇÚõ Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö ÝóÞõæúáõæúÇ: áóÇ ÃóÑúÈóÍó Çááøóåõ ÊöÌóÇÑóÊóßó


"Apabila kalian melihat ada orang yang menjual atau membeli (sesuatu) di masjid, maka katakanlah (kepadanya), 'Semoga Allah tidak memberi keuntungan pada jual belimu'."[19]

Dan di antara praktik-praktik yang menyelisihi syariat adalah memasang iklan jual beli (baik barang maupun jasa) di dalam masjid.

18. Dilarang pula mengumumkan barang hilang di masjid; berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,


ãóäú ÓóãöÚó ÑóÌõáðÇ íóäúÔõÏõ [ÖóÇáøóÉð] Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö¡ ÝóáúíóÞõáú: áóÇ ÑóÏøóåóÇ Çááøóåõ Úóáóíúßó¡ ÝóÅöäøó ÇáúãóÓóÇÌöÏó áóãú ÊõÈúäó áöåóÐóÇ


"Barangsiapa yang mendengar seorang laki-laki mengumumkan pencarian [suatu barang hilang] di masjid, maka hendaklah dia mengatakan, 'Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu,' karena masjid-masjid tidak dibangun untuk perkara seperti ini."[20]

19. Boleh mengeraskan suara di masjid dengan ilmu dan kebaikan, sedangkan gaduh dan hal-hal semacamnya, maka tidak boleh.

20. Boleh meminta-minta di masjid ketika ada keperluan mendesak.

21. Dilarang menyelang-nyelingi jari-jari ketika berjalan ke masjid sebelum shalat. Sungguh Ka'ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu telah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


ÅöÐóÇ ÊóæóÖøóÃó ÃóÍóÏõßõãú ÝóÃóÍúÓóäó æõÖõæúÁóåõ Ëõãøó ÎóÑóÌó ÚóÇãöÏðÇ Åöáóì ÇáúãóÓúÌöÏö ÝóáóÇ íõÔóÈøößóäøó Èóíúäó ÃóÕóÇÈöÚöåö¡ ÝóÅöäøóåõ Ýöíú ÕóáóÇÉò


"Apabila seseorang dari kalian telah berwudhu, lalu membaguskan wudhunya, kemudian dia keluar dengan maksud ke masjid, maka janganlah dia menyelang-nyelingi antara kedua jari tangannya; karena sesungguhnya dia di dalam shalat."[21]

Dan boleh melakukannya setelah shalat

22. Boleh makan dan minum di masjid; berdasarkan hadits Abdullah bin al-Harits bin Jaz' az-Zubaidi, (yang mengatakan),


ßõäøóÇ äóÃúßõáõ Úóáóì ÚóåúÏö ÑóÓõæúáö Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö ÇáúÎõÈúÒó æóÇááøóÍúãó


"Kami dahulu, di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pernah makan roti (panggang) dan daging di masjid."[22]

23. Boleh membacakan syair yang mubah (tidak mengandung hal-hal terlarang) di masjid. Sungguh Hassan bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu pernah membaca syair di masjid di hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.[23]

24. Boleh melakukan permainan, seperti permainan dengan tombak pendek di masjid. Diriwayatkan dari Aisyah radhyiallahu ‘anha, dia berkata,


áóÞóÏú ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæúáó Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó íóæúãðÇ Úóáóì ÈóÇÈö ÍõÌúÑóÊöíú æóÇáúÍóÈóÔóÉõ íóáúÚóÈõæúäó Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö æóÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó  íóÓúÊõÑõäöíú ÈöÑöÏóÇÆöåö¡ ÃóäúÙõÑõ Åöáóì áóÚöÈöåöãú


"Sungguh aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suatu hari di pintu kamarku, dan orang-orang Habasyah (Ethiopia) bermain-main di masjid, dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menutupiku (dari pandangan orang lain) dengan selendang beliau, agar aku dapat melihat permainan mereka."[24]

25. Dilarang keluar dari masjid setelah adzan dikumandangkan, kecuali untuk suatu udzur; berdasarkan hadits Abu asy-Sya'tsa', dia berkata,


ßõäøóÇ ÞõÚõæúÏðÇ Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö ãóÚó ÃóÈöíú åõÑóíúÑóÉó¡ ÝóÃóÐøóäó ÇáúãõÄóÐøöäõ¡ ÝóÞóÇãó ÑóÌõáñ ãöäó ÇáúãóÓúÌöÏö íóãúÔöí¡ ÝóÃóÊúÈóÚóåõ ÃóÈõæú åõÑóíúÑóÉó ÈóÕóÑóåõ¡ ÍóÊøóì ÎóÑóÌó ãöäó ÇáúãóÓúÌöÏö¡ ÝóÞóÇáó ÃóÈõæú åõÑóíúÑóÉó: ÃóãøóÇ åóÐóÇ ÝóÞóÏú ÚóÕóì ÃóÈóÇ ÇáúÞóÇÓöãö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó


"Kami pernah duduk-duduk di masjid bersama Abu Hurairah radhihallahu ‘anhu lalu muadzin mengumandangkan adzan, lalu seorang laki-laki berdiri dan berjalan keluar dari masjid, maka Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu mengikutinya dengan pandangannya, hingga orang itu pun keluar dari masjid, maka Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, 'Adapun orang ini, maka sungguh dia telah membangkang kepada Abu al-Qasim (Nabi) shallallahu 'alaihi wasallam'."[25]

26. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) yang berkaitan dengan masjid adalah menghias dan mengukir masjid; berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,


ÅöÐóÇ ÒóæøóÞúÊõãú ãóÓóÇÌöÏóßõãú æóÍóáøóíúÊõãú ãóÕóÇÍöÝóßõãú¡ ÝóÇáÏøóãóÇÑõ Úóáóíúßõãú


"Apabila kalian memoles (dengan berbagai hiasan) masjid-masjid kalian dan menghias mushaf-mushaf kalian, maka kehancuran akan menimpa kalian."[26]

Dan juga sabda beliau shallallahu 'alaihi wasallam,


áóÇ ÊóÞõæúãõ ÇáÓøóÇÚóÉõ ÍóÊøóì íóÊóÈóÇåóì ÇáäøóÇÓõ Ýöí ÇáúãóÓóÇÌöÏö


"Kiamat tidak akan terjadi hingga orang-orang berbangga-bangga dalam (bangunan) masjid-masjid."[27], [28], [29]

27. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) adalah shalat di atas hamparan permadani yang berhias lukisan-lukisan.

28. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) lainnya adalah menjadikan masjid-masjid sebagai jalanan; berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,


áóÇ ÊóÊøóÎöÐõæÇ ÇáúãóÓóÇÌöÏó ØõÑõÞðǺ ÅöáøóÇ áöÐößúÑò Ãóæú ÕóáóÇÉò


"Janganlah kalian menjadikan masjid-masjid sebagai jalanan; kecuali untuk berdzikir atau shalat."[30]

29. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) lainnya adalah meletakkan jam-jam yang memiliki bunyi seperti dentang lonceng yang berbunyi secara beraturan seperti lonceng kaum Nasrani.

30. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) lainnya adalah mengeraskan suara bacaan al-Qur'an yang dapat menyebabkan terganggunya shalat seseorang dan terganggunya orang lain yang (juga sedang) membaca al-Qur'an.

31. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengingkari orang-orang yang berkumpul melingkar di masjid karena mereka terpencar dalam kelompok-kelompok kecil. Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,


ÏóÎóáó ÑóÓõæúáõ Çááøóåö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÇáúãóÓúÌöÏó æóåõãú ÍöáóÞñ¡ ÝóÞóÇáó: ãóÇ áöíú ÃóÑóÇßõãú ÚöÒöíúäó


"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah masuk masjid sedangkan mereka terpencar dalam kelompok-kelompok melingkar, maka beliau bersabda, 'Kenapa aku melihat kalian tercerai berai begini?'"[31]

32. Di antara penyimpangan (terhadap syariat) lainnya adalah meludah di masjid; berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,


ÇóáúÈõÒóÇÞõ Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö ÎóØöíúÆóÉñ¡ æóßóÝøóÇÑóÊõåóÇ ÏóÝúäõåóÇ


"Meludah di masjid adalah suatu dosa, dan kaffarat (pelebur dosanya) adalah menimbunnya (dengan tanah)."[32]

33. Di antara sunnah adalah shalat mengenakan sandal di masjid-masjid. Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah ditanya,


ÃóßóÇäó ÇáäøóÈöíøõ Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó íõÕóáøöí Ýöíú äóÚúáóíúåö¿ ÞóÇáó: äóÚóãú


"Apakah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah shalat mengenakan kedua sandal beliau?" Anas menjawab, "Ya."[33]

Dan apabila seseorang masuk masjid dan menanggalkan kedua sandalnya dan tidak shalat (jamaah) dengan mengenakannya, maka (yang sunnah) adalah meletakkannya di sebelah kirinya; karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam keadaan shalat (sendirian), beliau meletakkannya di sebelah kiri beliau, dan itu ketika beliau shalat sendirian. Sedangkan apabila shalat secara berjamaah, maka keduanya diletakkan di antara kedua kakinya; berdasarkan hadits,


ÅöÐóÇ Õóáøóì ÃóÍóÏõßõãú ÝóáóÇ íóÖóÚú äóÚúáóíúåö Úóäú íóãöíúäöåö¡ æóáóÇ Úóäú íóÓóÇÑöåö¡ ÝóÊóßõæúäó Úóäú íóãöíúäö ÛóíúÑöåö¡ ÅöáøóÇ Ãóäú áóÇ íóßõæúäó Úóäú íóÓóÇÑöåö ÃóÍóÏñ¡ æóáúíóÖóÚúåõãóÇ Èóíúäó ÑöÌúáóíúåö


"Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka janganlah dia meletakkan kedua sandalnya di sebelah kanannya, dan jangan pula di sebelah kirinya sehingga menjadi di sebelah kanan orang lain, kecuali jika tidak ada seorang pun di sebelah kirinya. Dan hendaklah dia meletakkan keduanya di antara kedua kakinya."[34], [35]

34. Tidak lewat di depan orang yang sedang shalat; berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,


áóæú íóÚúáóãõ ÇáúãóÇÑøõ Èóíúäó íóÏóíö ÇáúãõÕóáøöí ãóÇÐóÇ Úóáóíúåö¡ áóßóÇäó Ãóäú íóÞöÝó ÃóÑúÈóÚöíúäó ÎóíúÑðÇ áóåõ ãöäú Ãóäú íóãõÑøó Èóíúäó íóÏóíúåö


"Kalau saja orang yang lewat di depan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosa yang dipikulnya, niscaya dia berdiri (menunggu) selama empat puluh (tahun) itu lebih baik baginya daripada dia lewat di depan orang yang sedang shalat tersebut."[36]

Dan seseorang yang shalat disunnahkan menjadikan sesuatu sebagai sutrah (pembatas di depan tempat berdirinya); berdasarkan hadits,


ÅöÐóÇ Õóáøóì ÃóÍóÏõßõãú ÝóáúíõÕóáøö Åöáóì ÓõÊúÑóÉò æóáúíóÏúäõ ãöäúåóÇ


"Apabila salah seorang dari kalian shalat, maka hendaklah dia shalat menghadap suatu sutrah (pembatas), dan hendaklah dia mendekat kepadanya."[37]

35. Keutamaan membersihkan masjid, di mana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyatakan bahwa meludah di masjid adalah suatu dosa, dan beliau telah mengabarkan bahwa kaffaratnya adalah menimbunnya (dengan tanah).[38] Sedangkan riwayat yang menyebutkan bahwa "Mahar bidadari surga adalah menimbun ludah (dengan tanah) di masjid," adalah hadits dhaif (lemah).

36. Orang kafir tidak boleh memasuki satu pun dari masjid-masjid dua kota suci, sekalipun dengan izin seorang Muslim. Dan boleh memasukinya bagi kafir dzimmi apabila dikontrak untuk membangunnya (misalnya), dengan catatan tidak ada di antara kaum Muslimin yang mampu mengerjakannya.

37. Imam Ibnu Muflih rahimahullah (w. 763 H.) berkata, "Guru-guru kami berkata, 'Di zaman kita ini, (tidak apa-apa menutup pintu masjid) di luar waktu-waktu shalat; karena dikhawatirkan adanya pencurian'."[39]

38. Mushalla-mushalla pribadi di rumah-rumah itu tidak memiliki hukum-hukum sebagaimana masjid menurut pendapat jumhur (mayoritas) ulama, sehingga orang yang junub dan perempuan yang sedang haid tidak perlu dilarang untuk memasukinya.[40]


Adab-adab Khusus Untuk Kaum Perempuan Saat Memasuki Masjid

(1) Tidak menggunakan minyak wangi dan tidak berhias dengan sesuatu yang dapat mengundang (terjadinya) fitnah.

(2) Perempuan yang sedang haid atau nifas tidak boleh berdiam diri di masjid, sedangkan perempuan yang sedang beristihadhah (pendarahan penyakit) boleh masuk masjid, bahkan boleh beri'tikaf di dalam masjid, akan tetapi dengan catatan harus menjaga agar tidak mengotori masjid dengan najis.

(3) Hendaklah shaf-shaf kaum perempuan berada di belakang shaf-shaf kaum laki-laki di masjid, sedangkan apabila tempat shalat kaum perempuan terpisah, maka shaf mereka yang paling utama adalah yang paling pertama.


Keterangan:

[1] (Penerjemah berkata: Ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, no. 533: dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu).

[2] Lihat al-Bab al-Maftuh, Ibnu Utsaimin, 31/65.

[3] Lihat Fath al-Bari, Ibnu Rajab, 2/361, dan ini menunjukkan bolehnya menisbatkan masjid-masjid kepada orang yang membangun dan memakmurkannya.

[4] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 855.

[5] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 615; dan Muslim, no. 437.

[6] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 635; dan Muslim, no. 603.

[7] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 763.

[8] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 713.

[9] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 444; dan Muslim, no. 714.

[10] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 176; dan Muslim, no. 649.

[11] Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak, 4/359. Adz-Dzahabi berkata dalam Talkhish al-Mustadrak, "Shahih." Dan hadits ini dihasankan oleh al-Albani (dalam Shahih at-Targhib, no. 296, dan beliau menshahihkannya dalam as-Silsilah ash-Shahihah, no. 1163. Pent.).

[12] Al-Adab asy-Syar'iyyah wa al-Minah al-Mar’iyyah, Muhammad bin Muflih al-Hanbali, Np: Alam al-Kutub, t.th, 3/376.

[13] (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 475 dan 6287; dan Muslim, no. 2100. Pent.).

[14] Sebagaimana yang difatwakan oleh al-Lajnah ad-Da'imah li al-Buhuts al-Ilmiyyah wa al-Ifta’, no. 5795.

[15] (Ashhab ash-Shuffah adalah para ahli zuhud dari kalangan sahabat yang fakir dan asing. Mereka berjumlah tujuh puluh orang, terkadang berkurang dan terkadang bertambah. Mereka tinggal di serambi masjid (shuffah). Mereka tidak memiliki tempat tinggal, tidak memiliki harta dan anak. Mereka bertawakal menunggu orang yang memberikan sedekah kepada mereka. Lihat Tuhfah al-Ahwadzi bi Syarh Jami’ at-Tirmidzi, Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri (w. 1353 H.), Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th. 7/28. Ed.T.).

[16] Sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 442; [dan Sunan Ibni Majah, no. 741] dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata,


ßõäøóÇ äóäóÇãõ Ýöí ÇáúãóÓúÌöÏö Úóáóì ÚóåúÏö ÑóÓõæúáö Çááøٰå Õáì Çááå Úáíå æÓáã


"Kami (Ashhab ash-Shuffah) tidur di masjid pada masa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam."

[17] Sebagaimana yang difatwakan oleh al-Lajnah ad-Da’imah li al-Buhuts al-Ilmiyyah wa al-Ifta’, no. 5795.

[18] (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, (no. 440).

Dari Nafi’ ÑÍã Çááå ÊÚÇáì, dia berkata,


ÃóÎúÈóÑóäöíú ÚóÈúÏõ Çááøٰåö Èúäõ ÚõãóÑó Ãóäøóåõ ßóÇäó íóäóÇãõ æóåõæó ÔóÇÈøñ ÃóÚúÒóÈõ áóÇ Ãóåúáó áóåõ Ýöíú ãóÓúÌöÏö ÇáäøóÈöíø Õáì Çááå Úáíå æÓáã


"Abdullah bin Umar telah mengabarkan kepadaku bahwa dia pernah tidur ketika dia masih pemuda perjaka tidak memiliki istri– di masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Lihat Shahih al-Bukhari, no. 440. Ed.T.).

[19] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, no. 1321, dan beliau berkata, "Hadits hasan gharib." (Dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan at-Tirmidzi, dan juga dalam Irwa’ al-Ghalil fi Takhrij Ahadits Manar as-Sabil, Muhammad Nashiruddin al-Albani, Beirut: al-Maktab al-Islami, 1405 H. no. 1295. Pent.).

[20] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 568.

[21] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 562, dan al-Albani berkata, "Shahih."

[22] Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, no. 3300, dan al-Albani berkata, "Shahih."

[23] Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3212.

[24] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 455. (Penerjemah menambahkan: Dalam riwayat al-Bukhari, no. 2901 dan Muslim, no. 893 dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan "bahwa mereka bermain dengan tombak-tombak mereka…."). An-Nawawi berkata dalam Syarh Shahih Muslim, "Dalam hadits ini terkandung bolehnya bermain dengan menggunakan senjata dan semacamnya dari alat-alat perang di masjid, dan dapat dianalogikan dengannya segala sesuatu yang semakna dengannya, berupa segala sebab yang dapat menolong untuk Jihad."

[25] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 655.

[26] Dihasankan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah, jilid 3, no. 1351. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 8799, 30232, 30237. Pent.)

[27] Shahih Sunan Abu Dawud, no. 475. (Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 449: dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh al-Albani sebagaimana yang diisyaratkan oleh penulis. Pent.).

[28] Poin ini dan poin-poin setelahnya, terkadang tidak memiliki hubungan dengan adab-adab datang ke masjid, akan tetapi saya menyebutkannya dalam kategori bab faidah yang berkaitan dengan masjid-masjid.

[29] Orang paling pertama yang melapisi Ka'bah dengan emas di dalam Islam dan menghias masjid-masjid adalah al-Walid bin Abdul Malik ketika mengutus kepada Khalid bin Abdullah al-Qasri, gubernur Makkah ketika itu. (Al-Adab asy-Syar’iyyah wa al-Minah al-Mar’iyyah, Muhammad bin Muflih al-Hanbali, Np: Alam al-Kutub, t.th, 3/374).

[30] Hadits ini dihasankan oleh al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah, no. 1001.

[31] Diriwayatkan oleh Muslim, no. 407.

[32] Muttafaq 'alaih. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 415; dan Muslim, no. 552: dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu. Pent.). Perlu dicatat bahwa lantai masjid ketika itu adalah tanah, maka cara membersihkannya adalah dengan menimbunnya dengan tanah pasir. Tetapi apabila lantai masjid itu berupa alas tikar atau ubin marmer misalnya, maka hendaklah dia membersihkan ludahnya dan membuangnya ke luar masjid. Ed. Lihat penjelasan tambahan dalam Aun al-Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, Muhammad Asyraf bin Amir bin Ali bin Haidar Syaraf al-Haq ash-Shiddiqi al-Azhim Abadi (w. 1329 H.), Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1415 H. 2/98

[33] Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 386; dan Muslim, no. 255.

[34] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 609. (Dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud. Pent.).

[35] Dan sekarang orang mungkin sulit untuk membawa masuk kedua sandalnya ke dalam masjid dan shalat dengan mengenakannya.

[36] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 649. (Penerjemah menambahkan: Hadits ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 510; dan Muslim, no. 507: dari Abu Juhaim).

[37] Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 646, (dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Dawud).

[38] Sebagaimana yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 415; dan Muslim, no. 552.

[39] Al-Adab asy-Syar'iyyah wa al-Minah al-Mar’iyyah, Muhammad bin Muflih al-Hanbali, Np: Alam al-Kutub, t.th, 3/384.

[40] Fath al-Bari, Ibnu Rajab al-Hanbali, 1/551.


Referensi:

Panduan Lengkap dan Praktis Adab & Akhlak Islami Berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah, Majid Sa’ud al-Ausyan, Darul Haq, Cetakan  VI, Dzulhijjah 1440 H. (08. 2019 M.)

Hit : 3131 | Index Annur | kirim ke teman | versi cetak | Bagikan

| Index Akhlaq dan Tarbiyah

 
   
Statistik Situs
Jum'at,19-4-2024 M 24:18:20 
Hijri: 10 Syawal 1445 H
Hits ...: 311353756
Online : 73 users

Pencarian

cari di  

 

Iklan

















Jajak Pendapat
Rubrik apa yang paling anda sukai di situs ini ?

Analisa
Buletin
Fatwa
Kajian
Khutbah
Kisah
Konsultasi
Nama Islami
Quran
Tarikh
Tokoh
Doa
Hadits
Mu'jizat
Sakinah
Akidah
Fiqih
Sastra
Resensi
Dunia Islam
Berita Kegiatan
Kaset
Kegiatan
Materi KIT
Firqah
Ekonomi Islam
Senyum
Download


Hasil Jajak Pendapat

Mutiara Hikmah

Mathraf bin Abdullah ibnusy Syakhir menulis surat balasan kepada sang Khalifah Umar bin Abdul Aziz, "Kepada hamba Allah, Umar, Amirul Mukminin, dari Mathraf bin Abdullah. Salamullah 'alaik, ya Amiral Mukminin, wa Rahmatullah wa Barakatuh. Sesungguhnya, aku mengajakmu memuji kepada Allah yang tidak ada tuhan yang hak selain Dia. Amma ba'du. "Jadikanlah rasa tenangmu bersama Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan perhatian penuhmu kepada-Nya. Sesungguhnya, kaum yang merasa damai dengan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan sepenuhnya memberikan perhatiannya kepada-Nya, mereka merasa lebih damai bersama Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dalam kesendirian daripada beramai-ramai dengan jumlah yang banyak, mereka mematikan apa saja di dunia yang mereka khawatirkan akan mematikan hati mereka, mereka meninggalkan apa saja di dunia yang mereka ketahui bakal meninggalkannya, mereka menjadi musuh terhadap apa yang diterima manusia dari dunia. Semoga Allah menjadikan kita semua bagian dari mereka karena mereka sedikit jumlahnya di dunia. Wassalam." (Abdullah bin Abdul Hakam, al-Khalifah al-'Adil Umar bin Abdil Aziz, hal.182)

( Index Mutiara )


Fiqh Wanita

Benarkah Kaum Wanita Tidak Boleh Masuk Masjid Karena Mereka Adalah Najis

Jika Mendapat Kesucian Setelah Shubuh

Haid Datang Beberapa Saat Sebelum Matahari Terbenam

Merasa Ada Darah Tapi Belum Keluar Sebelum Matahari Terbenam

Hukum Wanita Yang Mandi Setelah Jima', Kemudian Keluar Cairan Dari Kemaluannya

Hukum Orang Yang Kentut Terus Menerus.

Shalat Dengan Pakaian Terkena Najis

Hukum Orang Haidh Berdiam di Masjid

Hukum air kencing anak yang mengenai pakaian wanita

Menggunakan air laut untuk berwudlu

Hukum Operasi Cesar

Menyentuh wanita dalam keadaan berwudhu'

Menyentuh wanita asing(selain isteri) dalam keadaan berwudhu'

Hukum membawa Mushaf ke dalam WC

Bersuci dari Air Kencing Bayi

Hukum Wudhunya Orang yang Menggunakan Kutek

Hukum Wudhunya Orang yang Menggunakan Inai (Pacar)

Hukum Wudhunya Wanita yang Tidak Menghilangkan Kutek

Membasuh Kepala Bagi Wanita

Hukum Mengusap Rambut yang Disanggul (dikepang)

Sifat Mandi Junub dan Perbedaan dengan Mandi Haidh

Melepaskan Ikatan Rambut Untuk Mandi Haidh

Haruskah Meresapkan Air ke Dalam Kulit Kepala Dalam Mandi Junub?

Samakah Wanita yang Memiliki Rambut Panjang yang Tidak Digulung dengan yang Digulung

Hukum Mengusap Kain Penutup Kepala Saat Mandi Junub

Haruskah Dua Kali Bersuci Karena Dua Hadats

Wajib Mandikah Wanita Yang Bermimpi (Mimpi Basah)

Jika Seorang Wanita Bermimpi dan Mengeluarkan Cairan yang Tidak Mengenai Pakaiannya, Apakah Ia Wajib Mandi

Wajib Mandikah Bila Keluarnya Mani Karena Syahwat Tanpa Bersetubuh

Berdosakah Seorang Wanita yang Mimpi Bersetubuh Dengan Seorang Pria

Wajib Mandikah Jika Seorang Wanita Memasukkan Tangannya ke Dalam Kemaluannya atau Jika Seorang Dokter Memasukkan Tangannya ke Dalam Kemaluannya

Jika Seorang Ragu Tentang Junubnya

Bolehkah Menunda Mandi Wajib Hingga Terbit Fajar

Bolehkah Orang yang Junub Tidur Sebelum Berwudhu

Mandi Junub Merangkap Mandi Jum'at, atau Merangkap Mandi Haidh dan Mandi Nifas

Apakah Penggunaan Inai Pada Masa Haidh Akan Mempengaruhi Sahnya Mandi Setelah Masa Haidh?

Apakah Tubuh Orang yang Sedang Junub Itu Najis Sebelum Ia Mandi Junub

Masa di Mana Para Wanita yang Sedang Nifas Tidak Boleh Melaksanakan Shalat

Pendapat yang Kuat Tentang Masa Nifas

Nifas, Suci Sebelum Empat Puluh Hari Lalu Berpuasa

Apakah Wanita Nifas yang Suci Sebelum Genap Empat Puluh Hari Tetap Wajib Melaksanakan Ibadah

Nifas, Jika Darah Terus Mengalir Setelah Empat Puluh Hari

Darah Nifas Berhenti Sebelum Empat Puluh Hari, Apakah Hal Ini Membolehkan Shalat Walaupun Darah Itu Kembali Lagi Pada Hari Keempat Puluh

Apakah Masa Nifas Itu Dapat Lebih dari Empat Puluh Hari?

Tidak Mengeluarkan Darah Setelah Melahirkan, Bolehkah Suaminya Mencampurinya?

Jika Wanita Hamil Keluar Darah Banyak Tapi Bayi yang Dikandungnya Tidak Keluar ( Keguguran )

Bila Seorang Wanita Hamil Mengalami Goncangan Namun Ia Tidak Tahu Apakah Kandungannya Keguguran atau Tidak, Dalam Keadaan Ia Mengalami Haidh

Hukum Darah yang Menyertai Keguguran Prematur Sebelum Sempurnanya Bentuk Janin dan Setelah Sempurnanya Janin

Hukum Darah yang Mengalir Terus Menerus Dalam Waktu yang Lama Setelah Keguguran

Keguguran Pada Umur Tiga Bulan Kehamilan, Apakah Tetap Wajib Shalat

Hukum Darah yang Keluar Setelah Keluarnya Janin ( Keguguran )

Keguguran Sebelum dan Setelah Terbentuknya Janin

Banyak Mengeluarkan Darah Saat Keguguran

Keguguran Pada Bulan Ketiga dari Masa Kehamilan, Kemudian Setelah Lima Hari Melaksanakan Puasa dan Shalat

Wajibkah Puasa dan Shalat Bagi Wanita yang Mengalami Keguguran

Kapankah Darah Keguguran Prematur Dianggap Darah Nifas

Mengeluarkan Darah Lebih dari Tiga Hari Sebelum Persalinan

Mengeluarkan Darah Lima Hari Sebelum Datangnya Masa Nifas

Mengeluarkan Darah Satu atau Dua Hari Sebelum Persalinan

Kewajiban Wanita Nifas Pada Akhir Masa Nifas

Darah Nifas Mengalir Kembali Setelah Empat Puluh Hari

Hukum Darah Nifas yang Keluar Lagi

Hal-hal yang Mewajibkan Mandi

Hukum Berhadats Kecil Dan Menyentuh Mushaf

Mencium Istri Tidak Membatalkan Wudhu’

Darah Nifas Berhenti Kemudian Kembali Lagi Setelah Empat Puluh Hari

Yang Dibolehkan Bagi Suami Terhadap Istrinya yang Sedang Nifas

Apakah Disyaratkan Empat Puluh Hari untuk Dibolehkannya Mencampuri Istri Setelah Melahirkan

Hukum Membaca Al-Qur’an Tanpa Wudhu’

Boleh Menyentuh Kaset Rekaman Al-Qur’an Bagi Yang Sedang Junub

Bersetubuh Setelah Tiga Puluh Hari Melahirkan

Darah yang Keluar dari Wanita yang Melahirkan Melalui Operasi

Apakah Tubuh Wanita Nifas Menjadi Najis

Apakah Tubuh Wanita Nifas Menjadi Najis

Cara Shalat Wanita yang Terus Mengeluarkan Darah

Seorang Wanita Meninggalkan Shalat Karena Mengeluarkan Darah, Lalu Beberapa Hari Kemudian Ia Mengeluarkan Da-rah Haidh yang Sebenarnya

Setelah Operasi dan Sebelum Masa Haidh Mengeluarkan Darah Hitam, Kemudian Setelah Itu Masa Haidh Datang

Seorang Wanita Telah Berhenti Masa Haidhnya Karena Usianya yang Sudah Lanjut Kemudian Dalam Suatu Perjalanan Ia Mengeluarkan Darah Terus Menerus

Wanita Mengeluarkan Darah yang Bukan Darah Haidh dan Bukan Pula Darah Nifas

Setelah Bersuci dari Haidh yang Biasanya Selama Sem-bilan atau Sepuluh Hari, Keluar Lagi Darah Pada Waktu-waktu yang Tidak Tentu

Di Bulan Ramadhan Mengeluarkan Darah Sedikit yang Terus Berlanjut Sepanjang Bulan

Setelah Nifas Mengeluarkan Darah Sedikit yang Bukan di Masa Haidh

Cara Bersucinya Wanita Mustahadhah

Perbedaan Antara Darah Haidh dan Darah Istihadhah

Penjelasan Tentang Cairan Berwarna Kuning dan Cairan Keruh Serta Hukumnya, Juga Tentang Cairan Putih (Keputihan)

Penggunaan Pil-pil Pencegah Kehamilan Mengakibatkan Timbulnya Cairan Keruh yang Merusak Haidh

Mengeluarkan Cairan Keruh Sehari atau Dua Hari Sebelum Datangnya Masa Haidh

Hukum Cairan Kuning yang Keluar Sehari atau Dua Hari Sebelum Masa Haidh

Meninggalkan Shalat Karena Mengeluarkan Cairan Keruh Sebelum Haidh

Hukum Cairan Kuning yang Keluar dari Wanita Setelah Suci

Mengeluarkan Tetasan Bening yang Berwarna Agak Kuning di Luar Waktu Haidh

Apakah Cairan yang Keluar dari Wanita Itu Najis dan Membatalkan Wudhu

Hukum Orang yang Yakin Bahwa Cairan-cairan Itu Tidak Membatalkan Wudhu

Jika Wanita yang Mengeluarkan Cairan Terus Menerus Itu Berwudhu, Bolehkah Ia Melakukan Shalat Sunat dan Membaca Al-Qur'an

Jika Wanita yang Mengeluarkan Cairan Terus Menerus Itu Berwudhu, Tapi Kemudian Setelah Berwudhu Itu dan Sebelum Shalat Cairan Itu Keluar Lagi

Bolehkah Wanita yang Terus Mengeluarkan Cairan Melakukan Shalat Dhuha Dengan Wudhu Shalat Shubuh

Bolehkah Melakukan Shalat Tahajud Dengan Wudhu Shalat Isya Bagi Wanita yang Terus Mengeluarkan Cairan?

Cukupkah Membasuh Anggota Wudhu Bagi Wanita Yang Terus Mengeluarkan Cairan?

Bagaimana Hukumnya Jika Cairan Itu Mengenai Bagian Tubuh

Tidak Berwudhu Saat Mengeluarkan Cairan Itu Karena Tidak Tahu

Mengapa Tidak Ada Riwayat dari Rasulullah SAW yang Menyatakan Bahwa Cairan yang Keluar dari Wanita Dapat Membatalkan Wudhu, Sementara Para Shahabiyah Sangat Menjaga Cairan yang Keluar ?

Apa Betul Syaikh Ibnu Utsaimin Berpendapat Bahwa Cairan Tidak Membatalkan Wudhu ?

Mengeluarkan Cairan Setelah Mandi Junub dan Setelah Bangun Tidur

Wanita Hamil Mengeluarkan Cairan Sejak Satu Bulan

Cairan Kuning yang Keluar dari Wanita Perawan dan Janda Tanpa Mimpi

Keluarnya Mani Beserta Air Kencing Kemudian Setelah Itu Keluar Mani Tanpa Syahwat

Saya Mengeluarkan Cairan Putih dan Terkadang Cairan Itu Keluar Ketika Saya Sedang Shalat

Hukum Cairan yang Keluar Setetes Demi Setetes

Hukum Membaca Kitab Tafsir Bagi Wanita Haidh

Bagaimana Shalat Orang Yang Mengidap Penyakit Kencing Netes?

Hukum Kencing Berdiri

Panas Matahari Tidak Menghilangkan Najis

Terkena Najis Setelah Berwudhu

Doa Membasuh Muka Pada Saat Berwudhu.

Doa Mandi Junub

Terkena Najis Setelah Berwudhu

Apakah Menyentuh Wanita Membatalkan Wudhu?

Hukum Mimpi (junub) Namun Tidak Keluar Mani

Menyisir Rambut dan Memotong Kuku Saat Haidh

Hukum Berhadats Kecil dan Menyentuh Mushaf


Senyum
Tes Kecerdasan !
Jawablah pertanyaan dibawah ini tanpa melihat kunci jawaban terlebih dahulu !

Pertanyaan pertama: jika anda sedang mengikuti lomba lari, kamudian anda bisa mendahului pelari yang kedua, maka pada urutan berapakah anda sekarang?????

Jawaban !
jika anda menjawab bahwa anda diurutan pertama
Maka jawaban anda salah
Sebab jika anda mendahului pelari kedua maka anda hanya menggantikan posisinya diurutan kedua tidak menggantikan posisi pelari urutan pertama.

Sekarang soal kedua: tapi jawablah dengan cepat gak pake lama, oke ?

Pertanyaan: jika anda mendahului pelari terakhir, maka anda diurutan …… ????

Jawaban:
Jika jawaban anda adalah terakhir atau sebelum akhir, maka jawaban anda salah

Karena bagaimana mungkin anda mendahului pelari terakhir padahal yang terakhir itu adalah anda !!!?


Fatwa Puasa

Kapan Remaja Putri Diwajibkan untuk Berpuasa?

Remaja Putri Berusia Dua Belas atau Tiga Belas Tahun Tidak Berpuasa di Bulan Ramadhan

Tidak Berpuasa Selama Masa Haidh, dan Setiap Kali Tidak Berpuasa Ia Memberi Makan, Apakah Wajib Qadha Baginya

Istri Saya Hamil dan Mengeluarkan Darah Pada Permulaan Ramadhan

Mendapat Kesucian dari Haidh atau dari Nifas Sebelum Fajar dan Tidak Mandi Kecuali Setelah Fajar

Seorang Wanita Mendapat Kesuciannya dari Nifas Dalam Satu Pekan, Kemudian Ia Berpuasa Bersama Kaum Muslimin, Setelah Itu Darah Tersebut Datang Lagi

Mendapat Kesucian Setelah Tujuh Hari Melahirkan Lalu Berpuasa di Bulan Ramadhan

Setelah Empat Puluh Hari Sejak Melahirkan, Darah yang Keluar Berubah, Apakah Saya Harus Shalat dan Puasa

Melahirkan di Bulan Ramadhan dan Tidak Mengqadha Setelah Bulan Ramadhan Karena Ada Kekhawatiran Pada Bayi, Kemudian Pada Bulan Ramadhan Selanjutnya Ia Melahirkan Lagi

Bagaimana Hukumnya Wanita Hamil Dan Menyusui Jika Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan

Bagaimana Hukumnya Jika Wanita Menyusui Tidak Berpuasa Pada Bulan Ramadhan

Bolehkah Wanita Hamil Tidak Berpuasa

Bagaimana Hukumnya Wanita Hamil yang Tidak Puasa Karena Khawatir Terhadap Janinnya

Meninggalkan Puasa Dengan Sengaja Selama Enam Hari di Bulan Ramadhan Karena Ujian Sekolah

Memaksa Isteri untuk Tidak Berpuasa Dengan Cara Mencampurinya

Memaksa Istri untuk Tidak Berpuasa

Seorang Pria Musafir Tiba di Rumahnya Pada Siang Hari Ramadhan Lalu Ingin Menggauli Istrinya

Apakah Keluar Darah dari yang Hamil Termasuk yang Membatalkan Shaum

Suami Mencium dan Mencumbui Istrinya di Siang Hari Ramadhan

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan -1

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan -2

Mencampuri Istri di Siang Hari Ramadhan - 3

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -1

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -2

Hukum Menggunakan Celak Mata dan Perlengkapan Kecantikan Lainnya di Siang Hari Ramadhan -3

Menggunakan Inai Pada Rambut Saat Berpuasa

Mengobati Pilek dengan Obat yang Dihirup Melalui Hidung

Apakah Keluarnya Air Ketuban Dapat Membatalkan Puasa

Mengqadha Puasa Bagi yang Tidak Puasa Karena Hamil

Tidak Mampu Mengqadha Puasa

Tidak Berpuasa Karena Sakit Lalu Meninggal Beberapa Hari Setelah Ramadhan

Orang Meninggal yang Mempunyai Tanggungan Puasa

Sekarang Berusia Lima Puluh Tahun, Dua Puluh Tujuh Tahun yang Lalu Tidak Menjalankan Puasa Ramadhan Selama Lima Belas Hari

Beberapa Tahun yang Lalu Tidak Berpuasa Ramadhan Karena Haidh dan Belum Mengqadhanya

Mempunyai Utang Puasa Selama Dua Ratus Hari Karena Ketidaktahuannya dan Sekarang Sedang Sakit

Minum Obat Beberapa Saat Setelah Fajar

Di Depan Keluarganya Ia Berpuasa, Namun Sebenarnya Dengan Cara Sembunyi-sembunyi Ia Tidak Berpuasa Selama Tiga Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan Kedua Telah Datang Tapi Ia Belum Mengqadha Puasa Ramadhan yang Lalu

Tidak Pernah Mengqadha Puasa yang Ditinggalkannya Karena Haidh Sejak Diwajibkan Baginya Berpuasa

Tidak Berpuasa Karena Menyusui Anaknya Dan Belum Mengqadhanya, Kini Anak Itu Telah Berusia Dua Puluh Empat Tahun

Belum Mengqadha Puasa yang Ditinggalkan Pada Dua Tahun Pertama Sejak Menjalankan Puasa Wajib

Menunda Qadha Puasa Hingga

Hikmah dari Diwajibkannya Mengqadha Puasa Tanpa Mengqadha Shalat Bagi Wanita Haidh

Tidak Berpuasa Selama Dua Ramadhan Karena Sakit, Kemudian Pada Ramadhan Ketiga Ia Berpuasa, Apa yang Harus Dilakukan untuk Dua Ramadhan yang Telah Lewat

Meninggalkan Puasa Ramadhan Selama Empat Tahun Karena Gangguan Kejiwaan

Ibu Saya Telah Lanjut Usia, Ia Berpuasa Selama Lima Belas Hari Kemudian Tidak Berpuasa Karena Tak Sanggup Puasa

Mencegah Haidh Agar Bisa Berpuasa

Saya Pernah Bertanya Kepada Seorang Dokter, Ia Mengatakan, Bahwa Pil Pencegah Haidh Itu Tidak Berbahaya

Mengkonsumsi Pil Pencegah Haidh Agar Bisa Berpuasa Bersama Orang-Orang Lainnya

Hukum Mencicipi Makanan Ketika Berpuasa

Mengeluarkan Darah Selama Tiga Tahun, Apa yang Harus Dilakukan di Bulan Ramadhan

Bernadzar untuk Berpuasa Selama Satu Tahun

Hukum Mengisi Bulan Ramadhan Dengan Begadang, Berjalan-jalan di Pasar dan Tidur

Faktor-faktor yang Mendukung Wanita di Bulan Ramadhan

Apa Hukum Berbicara Dengan Seorang Wanita atau Menyentuh Tangannya di Siang Hari Ramadhan

Mengakhirkan Qadha Puasa Ramadhan Hingga Datang Ramadhan Berikutnya.

Berlebihan Dalam Hidangan Buka Puasa

Nilai Sosial Puasa

Apa Yang Lazim Dan Yang Wajib Dilakukan Orang Yang Berpuasa?

Tetesan Obat Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Mencampuri Isteri Pada Hari yang Diragukan

Memberi Makan Kaum Miskin Sebagai Pengganti Puasa Orang Lanjut Usia

Orang yang Tidak Mampu Berpuasa

Terapi di Bulan Ramadhan

Berbukanya Musafir

Berbukanya Wanita Hamil dan Wanita yang Menyusui

Onani/Masturbasi dan Bersetubuh di Siang Bulan Ramadhan

Hukum Darah yang Keluar dari Orang yang Sedang Berpuasa

Masih makan dan minum saat fajar karena ia tidak tahu.

Menonton Televisi Bagi yang Berpuasa

Seorang Musafir Tidak Berpuasa Lalu Ia Memaksa Isterinya yang Sedang Berpuasa untuk Berhubungan Badan

Wajib Puasa Bagi Wanita yang Telah Haidh

Bila Seorang Wanita Melanjutkan Puasanya Kendatipun Keluar Darah Haidh

Mengqadha’ Puasa Beberapa Tahun

Menyepelekan Puasa Sejak Pertama Kali Mengalami Haidh

Berbuka Karena Kesibukannya Dalam Bangunan dan Persiapan Nikah

Orang yang Meninggal di Bulan Ramadhan Tidak Wajib Mengqadha Sisa Harinya

Puasa dan Terapi

Sekitar Nadzar Puasa

Bertekad Puasa Tiga Hari (Tgl 13, 14, 15)

Puasa Pada Hari Sabtu

Hukum Puasanya Orang Yang Tidak Shalat Tarawih

Hukum Mencium Bagi yang Berpuasa

Darah yang Merusak Puasa

Hukum Berbekam Bagi yang Berpuasa dan Hukum Keluarnya Darah

Meninggal Pada Bulan Ramadhan

Terlihatnya Hilal (Bulan) Ramadhan Atau Syawwal di Suatu Negara Tidak Mengharuskan Negara-Negara Lain Mengikutinya

Tidur Sepanjang Hari Ketika Puasa

Berkumur Sampai Airnya Masuk ke Tenggorokan

Hukum Menggunakan Minyak Wangi di Siang Bulan Ramadhan

Makan Karena Lupa Ketika Puasa

Banyak Mandi Ketika Puasa

Tidak Mengqadha Puasa Karena Menghawatirkan Bayinya

Laksanakan Puasa Qadha Lebih Dulu

Panjangnya Malam dan Siang Saat Ramadhan

Negara yang Terlambat Terbenamnya Matahari

Anak Kecil Tidak Wajib Puasa Tapi Disuruh Melaksanakannya

Berbuka Berdasarkan Pemberitahuan Penyiar

Puasa Wishal

Hukum “Hidangan Orang Tua”

I’tikaf dan Syaratnya

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh Atau Beberapa Saat Setelahnya

Tanda Subuh Adalah Terbitnya Fajar

Berpedoman Pada Ru’yat (Penglihatan) Biasa

Puasa Berdasarkan Satu Ru’yat (Penglihatan)

Minum Karena Tidak Tahu Sudah Subuh

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Mag Dan Puasa

Jika Seorang Wanita Suci Setelah Subuh, Maka Ia Harus Berpuasa Dan Mengqadha’

Puasa Dan Junub

Puasanya Orang Yang Meninggalkan Shalat. Berpuasa Tapi Tidak Shalat

Bersetubuh Di Siang Hari Ramadhan Ketika Safar

Sahur Setelah Subuh

Minum Setelah Adzan Subuh

Minum Ketika Adzan Subuh

Suntikan Di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah Dari Orang Yang Sedang Berpuasa

Hukum Cuci Darah Bagi Yang Berpuasa

Hukum Menggunakan Krim Kulit

Hukum Menggunakan Inhaler Bagi Yang Berpuasa

Apakah Debu Membatalkan Puasa?

Hukum Orang Yang Puasa Dan Shalat Hanya Pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang Yang Puasa Tapi Tidak Shalat

Menggunakan Siwak Di Bulan Ramadhan

Hukum Bersiwak Bagi Yang Berpuasa Setelah Tergelincirnya Matahari

Apakah Tanggalnya Gigi Geraham Orang Yang Sedang Berpuasa Membatalkan Puasanya?

Hukum Berenang Bagi Orang Yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan Oleh Orang Yang Sedang Berpuasa

Menunda Qadha’ Puasa Hingga Tiba Ramadhan Berikutnya

Menghadiahkan Pahala Puasa Untuk Orang Yang Sudah Meninggal

Orang Yang Meninggal Dengan Menanggung Qadha’ Puasa

Apakah orang yang meninggal dengan menanggung utang qadha’ puasa boleh dipuasakan untuknya (diqadha’kan)?

Hukum Mengqadha Enam Hari Puasa Syawwal

Mengqadha Enam Hari Puasa Ramadhan di Bulan Syawwal, Apakah Mendapat Pahala Puasa Syawwal Enam Hari

Apakah Suami Berhak untuk Melarang Istrinya Berpuasa Sunat

Hukum Puasa Sunnah Bagi Wanita Bersuami

Hukum Zakat Yang Diserahkan Ke Lembaga Zakat Atau Instansi Pemerintah

Wajibnya Zakat Pada Perhiasan Wanita Yang Digunakan Sebagai Pehiasan Atau Dipinjamkan, Baik Berupa Emas Maupun Perak

Wajibnya Zakat Pada Perhiasan Wanita Jika Mencapai Nishab Dan Tidak Diproyeksikan Untuk Perdagangan

Apakah Seorang Wanita Harus Menggabungkan Perhiasan Putri-Putrinya Ketika Hendak Mengeluarkan Zakat Perhiasannya?

Apa Hukum Zakat Perhiasan Yang Dikenakan

Hukum Buka Warung Di Siang Hari Bulan Ramadhan

Lupa Meniatkan Puasa Bulan Syawwal Dari Sejak Malam Hari, Sah Tidak?

BAGAIMANA MENENTUKAN AWAL PUASA

HIKMAH DIWAJIBKAN MENGQADHA PUASA TETAPI TIDAK MENGQADHA SHALAT

BAGAIMANA PUASA YANG BENAR?

NIAT BERBUKA,TAPI BELUM MAKAN DAN MINUM APAKAH MEMBATALKAN PUASA?

beberapa tanda Lailatul Qadr

Puasa Muharram dan 'Asyura

Nilai Sosial Puasa

Apa Yang Lazim Dan Yang Wajib Dilakukan Orang Yang Berpuasa

Tetesan Air Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Berlebihan Dalam Hidangan Buka Puasa

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh Atau Beberapa Saat Setelahnya

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Mag Dan Puasa

Bersetubuh Di Siang Hari Ramadhan Ketika Safar

Suntikan Di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah Dari Orang Yang Sedang Berpuasa

Hukum Berenang Bagi Orang Yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan Oleh Orang Yang Sedang Berpuasa

HUKUM ORANG YANG PUASA TETAPI TIDAK SHOLAT

Meninggal Pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang Yang Mengakhirkan Qadha Puasa Hingga Datang Ramadhan Berikutnya

Perbedaan Ru-yah

Shaum (Berpuasa) Berdasarkan Hisab.

Hukum Puasa Bagi Orang Yang Melanjutkan Makan Sahurnya Setelah Adzan?

Hukum Shiam (Puasa) Yang Dilakukan Pada Masa Nifas.

Mengqadha Shiyam (Puasa) Yang Telah Terlupakan Selama Sepuluh Tahun

Bolehkah Membatalkan Shiyam (Puasa) Yang Diqhadha?

Kafarat Bagi Orang Yang Mengumpuli Istrinya Di Siang Hari Bulan Ramadhan

Mengqadha Shiyam Yang Terlupakan Jumlahnya

Beberapa Permasalahan Wanita Dalam Melakukan Shiyam.

Penentuan Hari dan Shiyam (Puasa) Arafah Pada Tiap Negara

Bid’ahkah Puasa 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah ?

Hisab Dijadikan Acuan Dalam Menentukan Awal dan Akhir Ramadhan

Masalah-Masalah Yang Berkaitan Dengan Niat Dalam Melaksanakan Shiyam (Puasa)

Makan Sahur Ketika Fajar Terbit Tanpa Disadari

Air Yang Masuk Ke Tenggorokan Tanpa Sengaja Ketika Berwudhu

KADAR FIDYAH BAGI ORANG YANG TIDAK MAMPU BERPUASA KARENA TUA ATAU SAKIT

Memakai Obat Mata Dan Telinga Ketika Berpuasa

Permasalahan-Permasalahan Yang Berkaitan Dengan I'tikaf

Apakah Ada Perselisihan Pendapat Tentang Dianjurkannya Puasa Di Sembilan Hari Awal Bulan Dzulhijah

Menyikapi Dua Hadits Yang Bertentanggan Dalam Masalah Puasa 1-9 Dzulhijjah

Hukum Tidak Berpuasa Karena Alasan Pekerjaan

Hukum tetap berpuasa selama masa haidh karena tidak tahu

Menelan Pil Pencegah Haid

Apakah malam lailatul qadar jatuh pada malam ke-27 dari bulan Ramadhan

Hukum mengakhirkan qadha puasa Ramadhan sebelumnya sampai memasuki bulan Ramadhan yang baru?

Orang Yang Meninggal Dengan Menanggung Qadha' Puasa

Antara Berbuka atau Berpuasa Saat Safar (Bepergian)

Jika Terjadi Perbedaan Hari Arafah

Jika Puasa Arafah Jatuh Pada Hari Sabtu..?

Berpuasa Tapi Meninggalkan Shalat

Antusias Ibadah Saat Ramadhan Saja

Kesalahan Sebagian Muda-Mudi Saat Puasa

Apa yang Lazim dan yang Wajib Dilakukan Orang yang Berpuasa?

Tetesan Obat Mata Tidak Merusak Puasa

Menelan Pil Pencegah Haid

Hukum Makan Sahur Ketika Adzan Subuh atau Beberapa Saat Setelahnya

Tanda Subuh adalah Terbitnya Fajar

Berpedoman pada Ru'yah [Penglihatan] Semata

Puasa Berdasarkan Satu Ru'yah [Penglihatan]

Minum Karena Tidak Tahu Sudah Subuh

Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa

Penderita Maag dan Puasa

Jika Seorang Wanita Suci Setelah Shubuh, maka Ia Harus Berpuasa dan Mengqadha'

Puasa dan Junub

Puasanya Orang yang Meninggalkan Shalat. Berpuasa Tapi Tidak Shalat

Bersetubuh di Siang Hari Ramadhan ketika Safar

Sahur Setelah Subuh

Minum Setelah Adzan Subuh

Minum ketika Adzan Subuh

Suntikan di Siang Hari Ramadhan

Hukum Mengeluarkan Darah dari Orang yang Sedang Berpuasa

Hukum Cuci Darah bagi yang Berpuasa

Hukum Menggunakan Krim Kulit

Hukum Menggunakan Inhaler bagi yang Berpuasa

Apakah Debu Membatalkan Puasa?

Hukum Orang yang Puasa dan Shalat Hanya pada Bulan Ramadhan

Hukum Orang yang Puasa Tapi Tidak Shalat

Menggunakan Siwak di Bulan Ramadhan

Hukum Bersiwak bagi yang Berpuasa Setelah Tergelincirnya Matahari

Apakah Tanggalnya Gigi Geraham Orang yang Sedang Berpuasa Membatalkan Puasanya?

Hukum Berenang bagi Orang yang Sedang Berpuasa

Mencicipi Makanan oleh Orang yang Sedang Berpuasa

Menunda Qadha Puasa Hingga Tiba Ramadhan Berikutnya

Menghadiahkan Pahala Puasa untuk Orang yang Sudah Meninggal

Orang yang Meninggal dengan Menanggung Qadha Puasa

Apa Petunjuk Rasul dan Para Sahabat di Bulan Ramadhan ?

Keadaan Para Sahabat di Musim-musim Kebaikan

Makna Berpuasa Karena Iman dan Mengharap Pahala

Hal-hal yang Hendaknya Dilakukan Orang yang Berpuasa

Sebelum Rakaat Terakhir Shalat Witir Berniat Puasa

Banyak Berbicara Saat Berpuasa


Puasa Asyura Terlewatkan Karena Lupa


Kajian Ramadhan

Menyambut Bulan Ramadhan

Keutamaan Bulan Ramadhan

Penentuan Awal dan Akhir Ramadhan

Kiat-Kiat Menghidupkan Bulan Ramadhan...!

Panduan Ringkas Puasa Ramadhan

Hikmah dan Manfa'at Puasa

Qiyam Ramadhan

Adab Shalat Tarawih Bagi Wanita

Nuzulul Qur'an Sebagai Peringatan atau Pelajaran

I'tikaf Hukum dan Keutamaanya

Menggapai Lailatul Qadar

Ramadhan Bersama al-Qur'an

Kesalahan-Kesalahan Dalam Bulan Ramadhan (1)

Kesalahan-Kesalahan Dalam Bulan Ramadhan (2)

Zakat Fitrah

Kebahagiaan Bersama Iedul Fithri

Ramadhan Telah Berlalu

Keutamaan Puasa Enam Hari Syawal

Waspada Terhadap Hadits-Hadits Dha'if (Lemah) Seputar Ramadhan


Fatwa Haji & Qurban

Apa hikmah thawaf(disekitar Ka'bah)? Apakah hikmah mencium Hajar Aswad adalah tabarruk (memohon barakah) kepadanya?

Disyari'atkannya menyembelih hewan qurban

Hukum menyembelih hewan qurban dan cara membagikan dagingnya

Mana yang lebih utama, berqurban dengan menyembelih sapi atau domba?

Menyembelih seekor sapi untuk tujuh orang

Seekor unta untuk satu orang

Umur hewan qurban

Hewan Yang Tidak Sah Dijadikan Hewan Qurban

Berqurban dengan harga hewan qurban

Penerima daging hewan qurban

Membagikan hewan qurban kepada orang kafir

Menyembelih sebelum Imam menyembelih

Barang siapa ingin berqurban, maka janganlah mengambil(memotong) rambut dan kukunya

Hukum wanita yang melakukan haji tanpa mahram

Hukum orang yang ingin melakukan haji namun masih memiliki hutang

Mahram Tidak Sanggup Mendampingi Dalam Ibadah Haji

Wanita Yang Mengaku Islam Ingin Menunaikan Haji

Apakah Suami Seorang Perempuan Bisa Menjadi Mahram Bagi Bibi Perempuan Tersebut

Wanita Ingin Haji Didampingi Anak Laki-Lakinya Yang Belum Baligh

Pergi Haji Hanya Ditemani Wanita Yang Dipercaya

Mahram Wanita Meninggal Pada Saat Ibadah Haji

Izin Suami Untuk Pergi Haji

Hukum Haji Bagi Wanita Tidak Mendapat Izin Dari Suaminya

Biaya Haji Ditanggung Wanita

Mengganti Haji Wanita Tua Lagi Buta

Wanita Haji Bersama Lelaki Yang Bukan Mahram

Wanita Pergi Haji Bersama Lelaki Shalih Yang Disertai Keluarganya

Seorang Wanita Mendatangkan Ibunya Untuk Diajak Pergi Haji

Anak Laki-Laki Yang Sudah Mumayyiz Menjadi Mahram

Wanita Pergi Haji Dengan Harta Suaminya

Wanita Haid Melewati Miqat Dengan Tidak Ihram

Puasa di Jeddah Lalu Berihram Haji Tanggal Delapan

Wanita Niat Haji Tamattu', Kemudian Tidak Memungkinkan Thawaf Dan Sa'i Kemudian Dia Menuju Ke Mina Dan Arafah

Mencium Hajar Aswad Pada Waktu Mulai Thawaf

Wanita Shalat di Belakang Maqam Ibrahim

Wanita Mendaki Shafa dan Marwah

Apakah lari-lari kecil pada tiga putaran pertama dari thawaf qudum khusus bagi laki-laki saja

Apakah Wanita Mempercepat Sa'i Tatkala Berada

Wanita Menyesal Karena Berumrah, Tapi Tidak Men-ziarahi Makam Rasul

Wanita Mencium Hajar Aswad

Wanita Keluar Dari Muzdalifah

Wanita Mencukur Rambut Pada Saat Haji Dan Umrah

Bentuk Pakaian Ihram Bagi Wanita

Wanita Telah Menyelesaikan Semua Manasik Haji Kecuali Melempar Jumrah Karena Punya Anak Kecil

Wakil Dalam Melempar Jumrah

Wanita Telah Selesai Dari Seluruh Manasik Kecuali Menggunting Rambut

Thawaf Ifadhah Diganti Dengan Thawaf Wada'

Hikmah Dilarang Mengenakan Pakaian Berjahit Saat Ihram

Melaksanakan Ibadah Haji Tanpa Ihram

Menggauli Istri Disaat Ibadah Haji

Menggauli Istri Setelah Tahallul Awal

Wanita Haid Tinggal di Jeddah Sebelum Thawaf Ifadhah dan Thawaf Wada' Setelah Suci Digauli Suaminya

Wanita Meletakkan Kayu atau Pengikat Untuk Mengangkat Jilbab Dari Wajahnya

Rambut Kepala Rontok Dengan Sendirinya

Wanita Pulang ke Negerinya Sebelum Thawaf Ifadhah

Pakaian Ihram Wanita Dan Hukum Mengenakan Cadar dan Sarung Tangan

Hukum Sarung Tangan Dan Kaos Kaki Saat Ihram

Hukum Mengenakan Purdah Dan Masker Saat Ihram

Hukum Membuka Wajah Dan Telapak Tangan

Menggauli Istri Setelah Selesai Ihram

Hukum Ihram Disaat Haid

Wanita Berihram Dari Miqat Sebelum Suci

Wanita Ihram Bersama Suaminya Dalam Keadaan Haid dan Tatkala Ia Telah Suci, Ia Umrah Sendirian

Wanita Dalam Kondisi Haid Dan Nifas Saat Akan Ihram

Ihram Dari Sail Dalam Keadaan Haid Lalu Pergi ke Jeddah dan Setelah Suci Menyempurnakan Ibadah Haji

Pemalsuan Pasport Tidak Mempengaruhi Keshahan Ibadah Haji

Fadhilah Ibadah Haji Itu Sangat Besar

Tidak Wajib Melakukan Ibadah Haji Kecuali Orang Yang Mampu

Suatu Masalah Penting Bagi Orang Yang Thawaf

Setiap Orang Dari Anda Wajib Bayar Fidyah

Anda Mempunyai Dua Pilihan

Tidak Apa-Apa Istirahat Sejenak Di Waktu Thawaf

Shalat Sunnat Dua Rakaat Thawaf Boleh Di Lakukan Di Setiap Masjid

Hajinya Orang Yang Meninggalkan Shalat

Berihram Dengan Dua Haji Atau Dua Umrah Tidak Boleh?

Perempuan Haid Sebelum Melaksanakan Thawaf Ifadhah Dan Tidak Bisa Menunggu Hingga Suci

Hukum Melontar Dengan Kerikil Bekas Pakai

Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Oleh Orang Yang Berkesempatan Menunaikan Ibadah Haji?

Ketaatan-Ketaatan Itu Mempunyai Ciri Yang Tampak Pada Pelakunya

Kewajiban Orang Yang Telah Kembali Ke Kampung Halamannya Terhadap Keluarganya Seusai Melaksanakan Ibadah Haji

Perempuan Telah Berniat Padahal Ia Sedang Haid Atau Nifas

Menghajikan Orang Tua (Ayah) Dengan Harta Yang Telah Diwasiatkan

Melaksanakan Haji Dibiayai Suatu Yayasan

Menunaikan Ibadah Haji Dengan Hutang Atau Kredit

Pakain Berjahit Yang Dilarang Adalah Jahitannya Yang Meliputi Seluruh Tubuh

Mendahulukan Sa’i Daripada Thawaf

Cukur Rambut Itu Gugur Bagi Orang Yang Berkepala Botak (Tidak Berambut)

Harus Melakukan Thawaf Wada’ (Perpisahan) Jika Kepulangannya Tertunda Di Mekkah

Hukum Melontar Jumroh Aqabah Di Malam Hari

Sanggahan Terhadap Orang Yang Berpendapat Bahwa Jeddah Adalah Miqat

Ini Termasuk Sunnah Yang Dilupakan

Tutuplah Kepala Anda... Anda Wajib Bayar Fidyah

Sa’i Itu Adalah Salah Satu Rukun Haji

Nabi Tidak Pernah Menentukan Do’a Khusus Untuk Thawaf

Tidak Ada Kewajiban Bagi Anda

Yang Wajib Adalah Tinggal Di Perkemahan Paling Akhir

Inilah Hari-Hari Tasyriq

Ini Adalah Maksiat Besar

Bagi Orang Yang Akan Menunaikan Ibadah Haji Atau Umrah Wajib Mempelajari Hukum-Hukumnya

Keteladanan Itu Ada Pada Rasulullah

Saat Thawaf atau Sa'i Afdhalnya Adalah Menyibukkan Diri Dengan Dzikir

Hukumnya Berbeda, Tergantung Kepada Perbedaan jenis Iddah

Anda Wajib Bertobat Kepada Allah Dan Mengulangi Thawaf

Anda Wajib Menundukkan Pandangan

Thawaf Wada’ Itu Adalah Nusuk Wajib

Tersentuh Tubuh Wanita Tidak Membatalkan Thawaf

Tidak Boleh Bagi Jama’ah Haji Keluar Ke Jeddah Pada Hari ‘Idul Adha

Bagi Orang Yang Sehat Tidak Boleh Mewakilkan Di Dalam Melontar Jumroh

Jama’ah Haji Pergi Ke Jeddah

Seputar Sa’i Dan Thawaf

Hukum Melontar Jumroh Pada Hari-Hari Tasyriq Sekaligus

Tidak Mabit Di Muzdalifah Apakah Mewajibkan Hadyu?

Waktu Melontar Jumroh ‘Aqabah

Menghadiahkan Pahala Amal Seperti Thawaf

Hak Allah Lebih Penting Daripada Hak Suami

Larangan-Larangan Ihram

Menggunakan Pil Pencegah Haid Untuk Ibadah Haji

Hikmah Di Balik Mencium Hajar Aswad

Hukum Meletakkan Surat Pada Kelambu Ka’bah Dan Menujukannya Kepada Rasulullah a Atau Selain Beliau

Kepergian Wanita Untuk Haji Atau Umrah Tanpa Didampingi Mahramnya

An-Nusuk dan Macam-macamnya

Kepergian Wanita Untuk Haji Atau Umrah Tanpa Didampingi Mahramnya

Hukum Ibadah Haji

Hukum Ibadah Umrah

Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji Itu Segera, Ataukah Dapat Ditunda

Syarat Wajib Haji dan Umrah

Syarat Ijza’ (Tertunaikannya Kewajiban) di Dalam Melaksanakan Ibadah Haji

Etika Bepergian untuk Menunaikan Haji

Apa yang Harus Dipersiapkan Oleh Seorang Muslim untuk Menunaikan Haji dan Umrah?

Mempersiapkan Diri Dengan Taqwa

Waktu Musim Haji

Hukum Melakukan Ihram Haji Sebelum Ketentuan Waktunya Tiba

Penjelasan Tentang Miqat Haji (Tempat-tempat Berihram)

Hukum Berihram Sebelum Sampai di Tempat Ihram (Miqat)

Hukum Orang yang Melalui Miqat Dengan Tidak Berihram

Perbedaan Antara Ihram Sebagai Kewajiban dan Ihram Sebagai Rukun Haji

Hukum Melafalkan Niat di Saat Berihram

Tata Cara Berihramnya Orang yang Datang ke Mekkah Melalui Udara

Tata Cara Melakukan Ibadah Haji

Rukun Umrah

Rukun Haji

Hukum Meninggalkan Salah Satu Rukun Haji atau Umrah

Kewajiban-kewajiban Haji

Hukum Mengabaikan Salah Satu dari Kewajiban Haji atau Umrah

Cara Menunaikan Haji Qiran

Hukum Melakukan Umrah Sesudah Beribadah Haji

Hukum Berpindah Niat dari Satu Bentuk Ibadah Haji ke Bentuk Ibdah Haji yang Lain

Hukum dan Ketentuan-ketentuan Mewakilkan Kepada Orang Lain di Dalam Menunaikan Haji

Syarat Seorang Pengganti Dalam Menunaikan Ibadah Haji

Mencari Uang Dengan Cara Menghajikan Orang Lain yang Niatnya Hanya Mencari Uang Semata

Apakah Orang yang Mengerjakan Haji untuk Orang Lain Mendapat Pahala Sebagian Amalan Haji?

Arti Mewakili Sebagian Amalan Haji

Mengkiaskan Perwakilan Dalam Melontar Kepada Amalan/ Manasik Haji Lainnya

Tidak Mampu Menyempurnakan Salah Satu Manasik, Apa yang Harus Dilakukan?

Hukum Orang yang Wafat di Saat Sedang Ihram Menunaikan Manasik

Cara Bersyarat Jika Tak mampu Menyempurnakan Amalan Haji

Kalimat Bersyarat

Pantangan Ihram

Hukum Meletakkan Sesuatu yang Menempel di Kepala Orang yang Sedang Ihram

Perbedaan Antara Niqab dengan Burqa’

Bagaimana Cara Wanita yang Sedang Berihram Menutup Wajahnya di Hadapan Laki-Laki

Haji Yang Bagaimana Yang Dapat Menghapus Dosa Itu?

Berkurban Untuk Mayit, Bolehkah?

Mengucapkan NIAT Ketika BERQURBAN

Menyembelih Kurban Bagi Seorang Yang Melaksanakan Haji Untuk Orang Lain

Tuntunan Melaksanakan Ibadah Haji

Manusia Berhaji Sebelum Kedatangan Islam

Hukum Berkurban dan Berserikat dalam Berkurban

Mengulangi Haji dan Umrah


Kurban Satu Ekor Kambing untuk Dua Orang Saudara Sekandung dalam Satu Rumah

Apabila Hari Arafah Berbeda

 
YAYASAN AL-SOFWA
Jl.Raya Lenteng Agung Barat No.35 PostCode:12810 Jakarta Selatan - Indonesia
Phone: 62-21-78836327. Fax: 62-21-78836326. e-mail: info@alsofwah.or.id | website: www.alsofwah.or.id | Member Info Al-Sofwa
Artikel yang dimuat di situs ini boleh dicopy & diperbanyak dengan syarat mencantumkan sumber: http://alsofwah.or.id serta tidak untuk komersil.