Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Maha Mewarisi

Jumat, 02 Desember 22

**

Nama tersebut telah datang keterangannya dalam al-Qur’an pada tiga tempat dan semuanya dengan bentuk jamak, yakni firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÅöäøóÇ áóäóÍúäõ äõÍúíöí æóäõãöíÊõ æóäóÍúäõ ÇáúæóÇÑöËõæäó [ÇáÍÌÑ : 23]


“Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.“ (al-Hijr : 23)

Firman-Nya,


æóÒóßóÑöíøóÇ ÅöÐú äóÇÏóì ÑóÈøóåõ ÑóÈøö áóÇ ÊóÐóÑúäöí ÝóÑúÏðÇ æóÃóäúÊó ÎóíúÑõ ÇáúæóÇÑöËöíäó [ÇáÃäÈíÇÁ : 89]


Dan (ingatlah kisah) Zakariya, tatkala ia menyeru Rabbnya : “Ya Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.” (al-Anbiya’ : 89)

Selain itu, dalam firman-Nya,


æóßóãú ÃóåúáóßúäóÇ ãöäú ÞóÑúíóÉò ÈóØöÑóÊú ãóÚöíÔóÊóåóÇ ÝóÊöáúßó ãóÓóÇßöäõåõãú áóãú ÊõÓúßóäú ãöäú ÈóÚúÏöåöãú ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ æóßõäøóÇ äóÍúäõ ÇáúæóÇÑöËöíäó [ÇáÞÕÕ : 58]


Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kamilah yang mewarisinya. (al-Qashash : 58)

Arti Al-Warits adalah yang Mahakekal setelah fananya makhluk, karena segala sesuatu selain-Nya adalah akan lenyap dan setiap apa saja selain diri-Nya akan fana. Sedangkan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-adalah Mahahidup yang tidak akan mati, Mahakekal yang tidak akan lenyap, kepada-Nya semata tempat kembali dan tempat kesudahan. Dan kepada-Nya semata pula tempat berpulang dan datang, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan melenyapkan seluruh raja dan segala perbendaharaan mereka, dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mewarisi seluruh makhluk-Nya, karena Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-adalah Mahakekal, sedangkan mereka akan fana dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-terus ada, sementara mereka akan binasa.

Firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÅöäøóÇ áóäóÍúäõ äõÍúíöí æóäõãöíÊõ æóäóÍúäõ ÇáúæóÇÑöËõæäó [ÇáÍÌÑ : 23]


“Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi.“ (al-Hijr : 23)

Yakni Kami mewarisi dunia dan siapa yang ada di atasnya, Kami mewafatkan mereka semua hingga tidak tersisa seorang pun yang hidup selain Kami apabila telah datang ajalnya. Semuanya fana dan seluruhnya mati, dan yang tersisa hanyalah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-semata Yang Mahahidup yang tidak akan mati.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÅöäøóÇ äóÍúäõ äóÑöËõ ÇáúÃóÑúÖó æóãóäú ÚóáóíúåóÇ æóÅöáóíúäóÇ íõÑúÌóÚõæäó [ãÑíã : 40]


Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan (Maryam : 40)

Ayat tersebut mengandung peringatan bagi siapa saja yang terlalaikan dan tersibukan oleh dunia dari tujuan ia diciptakan dan diadakan, bahwasanya dunia dengan segala isinya dari pertama hingga akhir akan lenyap bersama para penghuninya, dan mereka akan pergi darinya, dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan mewarisi dunia dan orang-orang yang ada di atasnya, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengembalikan mereka kepada-Nya lalu Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- memberikan balasan kepada mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan sebelumnya di dunia.

Pada tempat yang lain di dalam al-Qur’an, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengancam orang-orang kafir Quraisy yang telah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berikan karunia kepada mereka, yaitu Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah berikan negeri al-Haram yang aman kepada mereka, melimpahkan aneka ragam buah-buahan sebagai rezeki dari sisi-Nya, tetapi mereka enggan menerima dakwah Rasul-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- dan beriman kepada risalah yang beliau bawa, maka Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengancam mereka dengan apa yang pernah Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-timpakan kepada umat-umat terdahulu, dalam hal ini Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóßóãú ÃóåúáóßúäóÇ ãöäú ÞóÑúíóÉò ÈóØöÑóÊú ãóÚöíÔóÊóåóÇ ÝóÊöáúßó ãóÓóÇßöäõåõãú áóãú ÊõÓúßóäú ãöäú ÈóÚúÏöåöãú ÅöáøóÇ ÞóáöíáðÇ æóßõäøóÇ äóÍúäõ ÇáúæóÇÑöËöíäó [ÇáÞÕÕ : 58]


Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kamilah yang mewarisinya. “(al-Qashash : 58)

Yakni, bahwasanya Allah Maha Mewarisi bagi para hamba-Nya, yang Dia mematikan mereka dan mengembalikan kepada-Nya segala kenikmatan yang pernah mereka peroleh, kemudian Dia mengembalikan mereka juga kepada-Nya untuk memberikan balasan kepada setiap mereka sesuai dengan amalannya.

Pada hari itu, penutup akan tersingkap di hadapan manusia dan praduga salah orang-orang yang hati mereka bergantung dengan dunia pun akan sirna. Mereka mengira bahwa mereka akan kekal di sana dan bahwa kekuasaan mereka juga akan terus ada, dan bahwasanya mereka tidak akan dikembalikan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-. Sehingga pada hari itu, mereka akan yakin bahwa kekuasaan hanyalah milik Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-semata, Yang Maha Esa lagi Maha Berkuasa, dan bahwasanya Dia Maha Mewarisi tempat tinggal dan harta benda mereka. Tatkala itu hancurnya hati mereka lantaran penyesalan dan penuhnya hati itu dengan segala penyesalan tidak akan dapat bermanfaat bagi mereka.

Khutbah terakhir yang disampaikan oleh Umar bin Abdul Aziz-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-setelah ia memuji dan menyanjung Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- adalah ucapannya, “ Amma Ba’du, sesungguhnya kalian tidaklah diciptakan dengan sia-sia dan tidak pula kalian akan dibiarkan begitu saja. Sesungguhnya bagi kalian, ada tempat kembali yang Allah akan turun ke sana untuk memutuskan hukum dan menyelesaikan perkara di antara kalian. Oleh karena itu, sungguh celaka dan merugi orang yang keluar dari rahmat Allah dan terhalang dari Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Apakah kalian tidak mengetahui bahwasanya pada esok hari, tidak akan ada yang mendapatkan keamanan, kecuali orang yang takut dan khawatir dari hari tersebut, dia menjual sesuatu yang fana dengan yang kekal, yang sedikit dengan yang banyak, dan rasa takut dengan keamanan. Tidaklah kalian melihat bahwa diri kalian termasuk orang-orang yang binasa, dan akan ada setelah kalian golongan yang kekal hingga kalian dikembalikan kepada sebaik-baiknya Dzat Yang Maha Mewarisi ?!

Kemudian sesungguhnya kalian setiap harinya mengantar orang yang pergi kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-di pagi dan petang hari, ia telah gugur dan telah usai ajalnya, hingga kalian menutupinya dalam sebuah lubang di bumi, di dalam perut liang lahat tanpa kasur dan bantal, ia telah berpisah dengan kekasih tercinta dan hidup bersama debu, dan ia menghadapi perhitungan, tergadaikan dengan amalannya, ia tidak lagi membutuhkan apa yang telah berlalu, tetapi ia butuh dengan apa yang akan disuguhkan.

Oleh karena itu, bertakwalah kalian kepada Allah wahai hamba-hamba Allah, sebelum usai waktu yang ditentukan dan datangnya kematian kepada kalian. Kemudian ia (Umar bin Abdul Aziz-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-) meletakkan ujung selendangnya ke mukanya lalu menangis, sehingga menangis pula orang-orang yang ada di sekitarnya (HR. Ibnu Abi Hatim sebagaimana dalam kitab Tafsir Ibn Katsir, juz 5, hal. 494)

Sungguh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah menganjurkan hamba-hamba-Nya yang beriman untuk berinfak di jalan-Nya dengan harta yang dikaruniakan kepada mereka dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-jadikan mereka menguasai harta itu seraya mengingatkan mereka bahwasanya Dia Maha Mewarisi. Firman-Nya,


ÂãöäõæÇ ÈöÇááøóåö æóÑóÓõæáöåö æóÃóäúÝöÞõæÇ ãöãøóÇ ÌóÚóáóßõãú ãõÓúÊóÎúáóÝöíäó Ýöíåö ÝóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÃóäúÝóÞõæÇ áóåõãú ÃóÌúÑñ ßóÈöíÑñ (7) ...(9) æóãóÇ áóßõãú ÃóáøóÇ ÊõäúÝöÞõæÇ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö æóáöáøóåö ãöíÑóÇËõ ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö (10) [ÇáÍÏíÏ : 7 - 10]


Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar...hingga firman-Nya...”Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi...(al-Hadid : 7-10)

Muslim meriwayatkan dalam shahihnya dari Mutharrif dari ayahnya Abdullah bin Asy-Syikhir-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – ia berkata, “Aku pernah datang kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- sementara beliau sedang membaca firman Allah,


ÃóáúåóÇßõãõ ÇáÊøóßóÇËõÑõ [ÇáÊßÇËÑ : 1]


Bermegah-megahan telah melalaikan kamu (at-Takatsur : 1)

Beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


« íóÞõæáõ ÇÈúäõ ÂÏóãó ãóÇáöì ãóÇáöì - ÞóÇáó - æóåóáú áóßó íóÇ ÇÈúäó ÂÏóãó ãöäú ãóÇáößó ÅöáÇøó ãóÇ ÃóßóáúÊó ÝóÃóÝúäóíúÊó Ãóæú áóÈöÓúÊó ÝóÃóÈúáóíúÊó Ãóæú ÊóÕóÏøóÞúÊó ÝóÃóãúÖóíúÊó »


“Anak Adam berkata, ‘Hartaku, hartaku.’ Beliau berkata, “Tidakkah ada bagian bagimu dari hartamu wahai anak Adam, kecuali apa yang telah engkau makan lalu engkau habiskan, atau yang engkau kenakan lalu engkau lusuhkan, atau engkau sedekahkan lalu engkau habiskan.”

Kemudian sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- adalah Maha Memiliki langit dan bumi, Maha Memiliki segala sesuatu, dan bumi ini adalah milik Allah yang Dia wariskan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÞóÇáó ãõæÓóì áöÞóæúãöåö ÇÓúÊóÚöíäõæÇ ÈöÇááøóåö æóÇÕúÈöÑõæÇ Åöäøó ÇáúÃóÑúÖó áöáøóåö íõæÑöËõåóÇ ãóäú íóÔóÇÁõ ãöäú ÚöÈóÇÏöåö æóÇáúÚóÇÞöÈóÉõ áöáúãõÊøóÞöíäó [ÇáÃÚÑÇÝ : 128]


Musa berkata kepada kaumnya : “Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah ; sesungguhnya bumi (ini) milik Allah dan akan dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (al-A’raf : 128)


æóÃóæúÑóËúäóÇ ÇáúÞóæúãó ÇáøóÐöíäó ßóÇäõæÇ íõÓúÊóÖúÚóÝõæäó ãóÔóÇÑöÞó ÇáúÃóÑúÖö æóãóÛóÇÑöÈóåóÇ ÇáøóÊöí ÈóÇÑóßúäóÇ ÝöíåóÇ [ÇáÃÚÑÇÝ : 137]


Kami wariskan kepada kaum yang selalu tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (al-A’raf : 137 )


æóÃóæúÑóËóßõãú ÃóÑúÖóåõãú æóÏöíóÇÑóåõãú æóÃóãúæóÇáóåõãú æóÃóÑúÖðÇ áóãú ÊóØóÆõæåóÇ æóßóÇäó Çááøóåõ Úóáóì ßõáøö ÔóíúÁò ÞóÏöíÑðÇ [ÇáÃÍÒÇÈ : 27]


Dia mewariskan kepadamu tanah-tanah, rumah-rumah, harta benda mereka, dan tanah yang belum kamu injak. Allah Mahakuasa terhadap segala sesuatu. (al-Ahzab : 27)

Surga sebagai rumah kemuliaan-Nya, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-wariskan kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya. Firman-Nya,


ÌóäøóÇÊö ÚóÏúäò ÇáøóÊöí æóÚóÏó ÇáÑøóÍúãóäõ ÚöÈóÇÏóåõ ÈöÇáúÛóíúÈö Åöäøóåõ ßóÇäó æóÚúÏõåõ ãóÃúÊöíøðÇ (61) áóÇ íóÓúãóÚõæäó ÝöíåóÇ áóÛúæðÇ ÅöáøóÇ ÓóáóÇãðÇ æóáóåõãú ÑöÒúÞõåõãú ÝöíåóÇ ÈõßúÑóÉð æóÚóÔöíøðÇ (62) Êöáúßó ÇáúÌóäøóÉõ ÇáøóÊöí äõæÑöËõ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ ãóäú ßóÇäó ÊóÞöíøðÇ (63) [ãÑíã : 61 - 63]


(Yaitu) surga ‘Adn yang telah dijanjikan oleh (Allah) Yang Maha Pengasih kepada hamba-hamba-Nya, sekalipun (surga itu) gaib. Sesungguhnya janji-Nya pasti ditepati.

Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna, kecuali salam (ucapan kebaikan dan kedamaian). Di dalamnya mereka mendapatkan rezeki pada pagi dan petang.

Itulah surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa. (Maryam : 61-63)


æóäõæÏõæÇ Ãóäú Êöáúßõãõ ÇáúÌóäøóÉõ ÃõæÑöËúÊõãõæåóÇ ÈöãóÇ ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó [ÇáÃÚÑÇÝ : 43]


”Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang selalu kamu kerjakan.” (al-A’raf : 43)


æóÊöáúßó ÇáúÌóäøóÉõ ÇáøóÊöí ÃõæÑöËúÊõãõæåóÇ ÈöãóÇ ßõäúÊõãú ÊóÚúãóáõæäó [ÇáÒÎÑÝ : 72]


”Dan itulah Surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan.” (Az Zukhruf : 72)

Kitab Allah adalah kitab hidayah kemuliaan dan kemenangan, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mewariskan kitab itu kepada hamba pilihan-Nya untuk sebagai karunia dan kemuliaan dari-Nya. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


Ëõãøó ÃóæúÑóËúäóÇ ÇáúßöÊóÇÈó ÇáøóÐöíäó ÇÕúØóÝóíúäóÇ ãöäú ÚöÈóÇÏöäóÇ Ýóãöäúåõãú ÙóÇáöãñ áöäóÝúÓöåö æóãöäúåõãú ãõÞúÊóÕöÏñ æóãöäúåõãú ÓóÇÈöÞñ ÈöÇáúÎóíúÑóÇÊö ÈöÅöÐúäö Çááøóåö Ðóáößó åõæó ÇáúÝóÖúáõ ÇáúßóÈöíÑõ [ÝÇØÑ : 32]


Kemudian, Kitab Suci itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami. Lalu, di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan, dan ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Itulah (dianugerahkannya kitab suci adalah) karunia yang besar. (Fathir : 32)

Mereka telah Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pilih untuk mewarisi kitab tersebut, meskipun kedudukan dan keadaan mereka yang berbeda-beda, setiap dari mereka mendapatkan bagian dari warisan-Nya.

Kemudian juga tawasul kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan nama tersebut termasuk ke dalam keumuman firman-Nya,


æóáöáøóåö ÇáúÃóÓúãóÇÁõ ÇáúÍõÓúäóì ÝóÇÏúÚõæåõ ÈöåóÇ [ÇáÃÚÑÇÝ : 180]


Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu.” (al-A’raf : 180)

Terutama dengan memperhatikan antara apa yang diharapkan dan nama yang disebutkan. Sebagaimana pada doa Nabi Zakariya-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÒóßóÑöíøóÇ ÅöÐú äóÇÏóì ÑóÈøóåõ ÑóÈøö áóÇ ÊóÐóÑúäöí ÝóÑúÏðÇ æóÃóäúÊó ÎóíúÑõ ÇáúæóÇÑöËöíäó (89) ÝóÇÓúÊóÌóÈúäóÇ áóåõ æóæóåóÈúäóÇ áóåõ íóÍúíóì æóÃóÕúáóÍúäóÇ áóåõ ÒóæúÌóåõ Åöäøóåõãú ßóÇäõæÇ íõÓóÇÑöÚõæäó Ýöí ÇáúÎóíúÑóÇÊö æóíóÏúÚõæäóäóÇ ÑóÛóÈðÇ æóÑóåóÈðÇ æóßóÇäõæÇ áóäóÇ ÎóÇÔöÚöíäó [ÇáÃäÈíÇÁ : 89 ¡ 90]


(Ingatlah) Zakariya ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.

Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya (dapat mengandung). Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami. (al-Anbiya : 89-90)

Dalam ayat lain, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóÅöäøöí ÎöÝúÊõ ÇáúãóæóÇáöíó ãöäú æóÑóÇÆöí æóßóÇäóÊö ÇãúÑóÃóÊöí ÚóÇÞöÑðÇ ÝóåóÈú áöí ãöäú áóÏõäúßó æóáöíøðÇ (5) íóÑöËõäöí æóíóÑöËõ ãöäú Âáö íóÚúÞõæÈó æóÇÌúÚóáúåõ ÑóÈøö ÑóÖöíøðÇ (6) [ãÑíã : 5 ¡ 6]


Sesungguhnya aku khawatir terhadap keluargaku sepeninggalku, sedangkan istriku adalah seorang yang mandul. Anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu. (Seorang anak) yang akan mewarisi aku dan keluarga Ya‘qub serta jadikanlah dia, wahai Tuhanku, seorang yang diridhai.” (Maryam : 5-6)

Warisan yang disebutkan pada ayat di atas berupa warisan ilmu, nubuwwah (kenabian), dan dakwah kepada Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, bukannya harta. Beliau (Zakariya) dalam konteks tersebut telah bertawassul dengan nama Allah Al-Warits (Maha Mewarisi) sebagai bentuk perhatian terhadap antara momen permohonan dan apa yang diharapkan.

Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah mengabulkan permohonan nabi-Nya Zakariya, lalu Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjadikan istrinya subur, padahal sebelumnya mandul dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memberikan rezki kepadanya berupa anak shalih diberi nama Yahya, kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjadikannya sebagai salah seorang nabi yang mewarisi nubuwwah setelah ayahnya.

Seperti warisan yang penuh berkah tersebut, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menerangkan pula dalam firman-Nya,


æóæóÑöËó ÓõáóíúãóÇäõ ÏóÇæõæÏó [Çáäãá : 16]


Dan Sulaiman telah mewarisi Daud (an-Naml : 16)

Yakni, Sulaiman memewarisi dari ayahnya, nabi Dawud, berupa nubuwwah.

Segala urusan hanyalah milik Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-sebelum dan setelahnya, dan Dia-lah semata Yang Maha Pemberi karunia, dan kepada-Nya semata tempat kembali dan berpulang, Dia Mahasuci, Mahatinggi lagi sebaik-baiknya yang mewarisi.

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :
Fikih Asmaul Husna, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì.





















Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1000