Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Ketika Ramadhan Berlalu

Rabu, 29 Agustus 12


Edisi Th. XVIII No. 876/ Jum`at IV/Syawwal 1433 H/ 24 Agustus 2012 M.

Beberapa pekan yang lalu bulan Ramadhan, bulan yang penuh kebaikan dan keberkahan telah meninggalkan kita. Semoga Allah memuliakan kita dengan pahala puasa di siang hari dan shalat Tarawih di malam hari. Dan senantiasa memuliakan kita dengan berbagai macam ibadah ketaatan baik ibadah lisan maupun perbuatan.

Sesungguhnya bulan Ramadhan telah pergi. Hari-harinya telah berlalu. Keindahan malamnya telah sirna. Semuanya telah berlalu, telah dilipat catatan yang penuh dengan amal-amal seorang hamba, di antara mereka ada yang beruntung, namun ada pula yang tidak. Ada yang memanfaatkan hari dan malam bulan Ramadhan dengan mendekatkan diri kepada Allah sesuai yang dia mampu, namun masih banyak yang lalai menyia-nyiakan diri. Ada pula yang mencampuradukkan antara amal baik dengan amal buruk baik amalan hati, lisan maupun anggota badan. Demikianlah, manusia bertingkat-tingkat dalam memperoleh pahala dan balasan. Ya Allah jadikan kami pemenang di dalam bulan Ramadhan dan orang yang diterima amalnya, dibebaskan dari api neraka demikian juga ayah ibu kami, wahai Tuhan semesta alam.

Pembaca yang dirahmati Allah, seperti kita ketahui, bulan puasa telah meninggalkan kita, namun waktu beramal shalih dan niatan yang baik tidak akan berhenti. Maksudnya adalah bahwa setiap hamba muslim pria atau wanita, kecil maupun besar, seorang ulama maupun penuntut ilmu hendaklah bersungguh-sungguh melaksanakan ketaatan kepada Allah setelah bulan Ramadhan, mendekatkan diri kepada-Nya di setiap permasalahan kehidupan sebagaimana ia bersungguh-sungguh dalam ketaatan pada bulan Ramadhan. Yang demikan itu dikarenakan Rabb semua bulan adalah Allah. Dan karena Allah-lah yang mewajibkan ketaatan dan mensyariatkannya kepada para hamba, Dia yang menganjurkan untuk senantiasa menjaga ketaatan kepada-Nya di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, Dialah Allah yang tidak akan menelantarkan hamba-Nya yang berbuat baik.

Meskipun keutamaan Ramadhan telah berpaling dari kita, akan tetapi keutamaan Allah dan kemuliaan-Nya akan terus-menerus ada sampai hari Kiamat. Allah memberikan kepada hamba-Nya siapa yang Dia kehendaki dan memberikan taufiq-Nya kepada yang Dia pilih dan Dia cintai. Di antara bukti yang menunjukan hal ini adalah Allah telah mensyariatkan kepada kita berbagai macam bentuk ketaatan kepada-Nya dan pahala serta derajat yang tinggi di Surga-Nya bagi yang melaksanakan ketaatan tersebut. Di antara syariat-syariat tersebut;

1. Puasa
Allah telah memerintahkan kepada kita berbagai macam puasa sunnah di luar bulan Ramadhan. Ada puasa 6 hari di bulan Syawal dimana Rasulullah bersabda,


ãóäú ÕóÇãó ÑóãóÖóÇäó Ëõãóø ÃóÊúÈóÚóåõ ÓöÊðøÇ ãöäú ÔóæóøÇáò ßóÇäó ßóÕöíóÇãö ÇáÏóøåúÑö

“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, itu seperti puasa setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 2815)

Kemudian ada juga syariat puasa 3 hari setiap bulan, puasa Senin dan Kamis setiap pekan, puasa 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang di dalamnya ada puasa sunnah Arafah, puasa tanggal 9, 10 dan 11 bulan Muharram, dan puasa-puasa lainnya secara umum.

2. Shalat Malam
Agama Islam sangat menganjurkan untuk mendirikan shalat malam dan menjelaskan keutamaannya di sisi Allah. Rasulullah bersabda,


ÃóÝúÖóáõ ÇáÕóøáÇóÉö ÈóÚúÏó ÇáúÝóÑöíÖóÉö ÞöíóÇãõ Çááóøíáö

“Seutama-utama shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.”(HR. an-Nasa’i, no. 1614)

‘Aisyah berkata, “Janganlah kalian meninggalkan shalat malam, sesungguhnya Rasulullah tidak pernah meninggalkannya dan beliau jika sedang sakit atau malas, maka beliau shalat dengan duduk.”(HR. Ahmad)

3. Shadaqah
Ibadah lainnya adalah banyak bershadaqah meskipun sedikit, dan senantiasa melihat keadaan orang miskin di sekitarnya serta berbuat baik kepada yang membutuhkannya dari orang-orang miskin walaupun dengan sesuatu yang sedikit. Inilah sebaik-baik bentuk ketaatan dan pendekatan diri kepada Allah. Allah berfirman, artinya, “Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah.” (QS. Yusuf: 88)
Rasulullah juga bersabda,


ãóäú ÊóÕóÏóøÞó ÈöÕóÏóÞóÉò ãöäú ßóÓúÈò ØóíöøÈò æóáÇ íóÞúÈóáõ Çááóøåõ ÅöáóøÇ ØóíöøÈðÇ ßóÇäó ÅöäóøãóÇ íóÖóÚõåóÇ Ýöí ßóÝöø ÇáÑóøÍúãóäö íõÑóÈöøíåóÇ ßóãóÇ íõÑóÈöøí ÃóÍóÏõßõãú Ýóáõæóøåõ Ãóæú ÝóÕöíáóåõ ÍóÊóøì Êóßõæäó ãöËúáó ÇáúÌóÈóáö

“Barangsiapa bersedekah dengan harta hasil dari usahanya sendiri yang baik (halal), dan Allah tidak akan menerima kecuali dari yang baik, maka sesungguhnya ia meletakkan sedekah tersebut di Tangan ar-Rahman, ia akan semakin tumbuh seperti memelihara anak kuda atau anak onta hingga ia akan menjadi lebih besar dari gunung.” (HR. Malik dalam al-Muwatha’)

4. Doa dan Dzikir
Doa dan dzikir termasuk bentuk ketaatan yang tidak layak bagi seorang muslim untuk melalaikannya di setiap waktu dari pagi hingga malam. Hendaknya seorang muslim bersungguh-sungguh menyibukkan diri dengan doa dan dzikir baik dalam keramaian maupun dalam kesendirian, senantiasa membiasakan mulut untuk melafalkannya karena ini termasuk mengagungkan Allah dan menyibukkan anggota badan dengan sesuatu yang bisa mendatangkan kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan. Allah berfirman, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” (QS. al-Ahzab: 41-42)
Rasulullah bersabda,


ãóäú ÃóÍóÈóø Ãóäú íóÑúÊóÚó Ýöí ÑöíóÇÖö ÇáúÌóäóøÉö ÝóáúíõßúËöÑú ÐößóÑõ Çááóøåö

“Barangsiapa ingin bersenang-senang di taman-taman Surga, maka perbanyaklah dzikir kepada Allah” (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah)

Dan masih banyak amalan-amalan lainnya, intinya setiap ucapan, perbuatan, dan niat yang baik, maka itu termasuk amal shalih dan ketaatan serta bentuk pendekatan diri kepada Allah yang akan Allah terima di sisi-Nya dari seorang hamba, akan mencukupinya dengan pahala yang besar dan banyak selama memenuhi syarat-syarat diterimanya amal yaitu ikhlas dan sesuai petunjuk Rasulullah.

Pembaca yang dirahmati Allah, sesungguhnya jalan kebaikan itu sangatlah banyak, jalan menuju kebahagiaan itu mudah, dan pintu-pintu Surga itu ada delapan, rahmat Allah sangat luas dan Allah telah berfirman dalam hadits Qudsi,


íóÇ ÚöÈóÇÏöì ÅöäóøãóÇ åöìó ÃóÚúãóÇáõßõãú ÃõÍúÕöíåóÇ áóßõãú Ëõãóø ÃõæóÝöøíßõãú ÅöíóøÇåóÇ Ýóãóäú æóÌóÏó ÎóíúÑðÇ ÝóáúíóÍúãóÏö Çááóøåó æóãóäú æóÌóÏó ÛóíúÑó Ðóáößó ÝóáÇó íóáõæãóäóø ÅöáÇóø äóÝúÓóåõ

“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya ini adalah amalan-amalanmu. Aku menghitungnya untukmu kemudian Aku membalasinya untukmu. Maka barangsiapa yang mendapatkan kebaikan ia harus memuji Allah, dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu maka janganlah ia mencela kecuali pada dirinya sendiri.” (HR. Muslim, no. 6737)

Pembaca yang dirahmati Allah, sungguh merupakan kerugian yang nyata ketika manusia meninggalkan amalan-amalan shalih tersebut setelah Ramadhan berlalu. Dan sungguh merupakan pemahaman yang salah terhadap syariat Islam ketika menganggap bahwa amalan ketaatan hanya dilakukan pada musim-musim tertentu saja dan menganggap bahwa melaksanakan ibadah dibatasi oleh waktu-waktu tertentu, ini semua merupakan perkara yang menyelisihi ajaran agama dan tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah.

Semoga Allah memberikan taufik-Nya kepada kita semua agar dimudahkan untuk beramal shalih. Wallahu a’lam bishawab. (Arif Ardiansyah)
[Sumber: Diterjemahkan secara bebas dari khutbah Jum’at, “Madza Ba’da Syahri Ramadhan”, oleh DR. Shalih bin Ali Abu Arrad dari http://www.saaid.net]

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=690