Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

ÇóáúÍóãöíúÏõ Maha Terpuji

Jumat, 03 Juli 20

ÇóáúÍóãöíúÏõ

Maha Terpuji


(Serial Nama-nama Allah, bag.31)

Nama ini telah disebutkan di dalam al-Qur'an berulang-ulang sebanyak tujuh belas kali. Allah Ta'ala berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÃóäúÊõãõ ÇáúÝõÞóÑóÇÁõ Åöáóì Çááøóåö æóÇááøóåõ åõæó ÇáúÛóäöíøõ ÇáúÍóãöíúÏõ


“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (Qs. Fathir: 15).

Dia ‘Azza wa Jalla juga berfirman,


æóåõÏõæúÇ Åöáóì ÇáØøóíøöÈö ãöäó ÇáúÞóæúáö æóåõÏõæúÇ Åöáóì ÕöÑóÇØö ÇáúÍóãöíúÏö


“Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula kepada jalan (Allah) yang terpuji.” (Qs. al-Hajj: 24).


æóÇÚúáóãõæúÇ Ãóäøó Çááøóåó Ûóäöíøñ ÍóãöíúÏñ


“Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Qs. al-Baqarah: 267).

Dan firman-Nya,

æóãóäú íóÔúßõÑú ÝóÅöäøóãóÇ íóÔúßõÑõ áöäóÝúÓöåö æóãóäú ßóÝóÑó ÝóÅöäøó Çááøóåó Ûóäöíøñ ÍóãöíúÏñ

“Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri ; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Qs. Lukman: 12).

Artinya, Yang bagi-Nya segala pujian, Yang Maha Terpuji Dzat-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, bagi-Nya semata segala nama-nama yang paling indah dan sifat-sifat paling sempurna. Sifat terpuji adalah sifat paling luas dan pujian paling umum serta sanjungan paling agung. Sebab seluruh nama-nama Allah Tabaraka wa Ta'ala adalah pujian, sifat-sifat-Nya adalah pujian, perbuatan-perbuatan-Nya adalah pujian, hukum-hukum-Nya adalah pujian, keadilan-Nya adalah pujian, balas dendam-Nya terhadap musuh-musuh-Nya adalah pujian, keutamaan dan kebaikan-Nya terhadap para wali-Nya adalah pujian. Penciptaan dan perintah akan tegak hanya dengan memuji-Nya.

Oleh karena itu, tujaun dari penciptaan itu adalah untuk memuji-Nya. Sehingga pujian kepada-Nya adalah sebab, tujuan dan fenomena dari semua itu. Pujian kepada-Nya adalah ruh bagi segala sesuatu. Tegaknya sesuatu adalah dengan pujian kepada-Nya. Selain itu, beredarnya pujian kepada-Nya pada seluruh makhluk yang ada dan nampaknya pengaruh pujian itu adalah perkara yang dapat disaksikan bersama dengan mata hati dan mata penglihatan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah –semoga Allah merahmatinya- berkata, "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah mengabarkan bahwa bagi-Nya-lah segala pujian, dan bahwasanya Dia adalah Maha Terpuji lagi Maha Mulia, serta bagi-Nya semata segala pujian di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya-lah semata seluruh hukum, dan hal-hal yang lainnya dari segala bentuk pujian.

Kemudian pujian itu ada dua macam, yaitu pujian atas kebaikan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang berupa rasa syukur.

Pujian yang Dia berhak mendapatkannya dengan sendirinya yang berupa sifat-sifat kesempurnaan-Nya. Pujian ini tidak ada, kecuali pada Dzat Yang tersifati dengan sifat-sifat kesempurnaan. (Majmu' al-Fatawa, juz 6, hlm. 83-84).

Adapun pujian-Nya Ta'ala atas kebaikan yang diberikan kepada para hamba-Nya, sebab kenikmatan itu mewajibkan untuk memuji Dzat yang telah memberikan nikmat dan nikmat-nikmat itu semuanya datang dari Allah. Pujian jenis ini dapat disaksikan pada makhluk, baik yang berbakti maupun yang durhaka, yang mukmin maupun yang kafir, yang berupa limpahan karunia-Nya, luasnya pemberian-Nya, kemuliaan tangan-Nya, keindahan ciptaan-Nya, baiknya kemuliaan-Nya terhadap para hamba-Nya, luasnya rahamat-Nya bagi mereka, kebajikan-Nya, kelembutan-Nya, dikabulkannya permohonan orang-orang yang dalam kesulitan, dihilangkannya berbagai kesulitan mereka yang ditimpa bencana, ditolongnya orang yang membutuhkan pertolongan, dan kasih sayangnya untuk segenap alam semesta, Dia memberi kenikmatan sebelum diminta dan tanpa ada hak, bahkan Dia yang memulainya dengan karunia, kemuliaan dan kebaikan-Nya, Dia menolak ujian dan bala setelah dikerjakan sebabnya, dan Dia memalingkannya setelah terjadinya, dan kehalusan-Nya Ta'ala mencapai segala hal yang tidak dapat digapai oleh angan-angan, hidayah-Nya secara khusus kepada hamba-hamba-Nya kepada Darussalam (Surga), Dia membela mereka dengan pembelaan yang baik, dan Dia melindungi mereka agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan dosa, Dia menanamkan kecintaan terhadap keimanan kepada mereka dan Dia menjadikan iman itu indah di hati-hati mereka, Dia menjadikan kekufuran, perbuatan fasik dan maksiat menjadi dibenci mereka, dan Dia menjadikan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. Dia membukakan bagi mereka pintu-pintu hidayah. Dia memperkenalkan sebab-sebab yang dapat mendekatkan diri mereka kepada ridha-Nya dan menjauhkan dari murka-Nya, dan lain sebagainya dari segala kenikmatan yang tidak dapat dihitung. Barangsiapa yang ingin menelaah pokok-pokok kenikmatan dan apa saja yang menjadi konsekwensinya yang berupa pujian kepada Allah, berdzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik kepada-Nya, hendaklah ia senantiasa berdzikir di dalam taman-taman al-Qur'anul Karim, memperhatikan apa-apa yang Allah sebutkan di dalamnya yang berupa aneka ragam kenikmatan, dan yang Dia kenalkan kepada para hamba-Nya dari awal al-Qur'an hingga akhir.

Oleh karena itu, bagi-Nya semata, segala pujian sebagai bentuk rasa syukur dan bagi-Nya semata segala pujian sebagai karunia. Bagi-Nya semata pujian karena nikmat Islam dan bagi-Nya semata segala pujian karena nikmat keimanan. Bagi-Nya semata segala pujian karena nikmat al-Qur'an dan bagi-Nya semata segala pujian atas nikmat keluarga, harta dan keselamatan. Bagi-Nya semata segala pujian atas segala kenikmatan yang Dia limpahkan dari dahulu hingga sekarang, baik yang tersembunyi hingga yang kelihatan, bersifat umum maupun khusus, dengan pujian yang banyak, baik, dan penuh berkah sebagaimana yang dicintai dan diridhai oleh Rabb kita.

Sedangkan pujian-Nya atas nama-nama dan sifat-sifat-Nya dan juga atas kesempurnaan sifat-sifat yang Dia miliki adalah perkara yang mutawatir. Kerena Dia Ta'ala telah memuji diri-Nya di dalam kitab-Nya atas rububiyah-Nya terhadap alam semesta, Dia telah memuji diri-Nya atas keesaan-Nya dalam hal uluhiyah, Dia telah memuji diri-Nya atas kesempurnaan nama-nama-Nya dan keagungan sifat-sifat-Nya dan Dia telah memuji diri-Nya atas tercegahnya diri-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak untuk-Nya, seperti memiliki anak, mempunyai sekutu, atau bersikap loyal kepada salah satu makhluk-Nya lantaran Dia membutuhkan sesuatu darinya. Sebagaimana firman-Nya,


æóÞõáö ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí áóãú íóÊøóÎöÐú æóáóÏðÇ æóáóãú íóßõäú áóåõ ÔóÑöíúßñ Ýöí Çáúãõáúßö æóáóãú íóßõäú áóåõ æóáöíøñ ãöäó ÇáÐøõáøö æóßóÈøöÑúåõ ÊóßúÈöíúÑðÇ


“Dan katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenar-benarnya.’” (Qs. al-Isra: 111).

Dia telah memuji diri-Nya atas keagungan dan kekuasaan-Nya. Sebagimana yang difirmankan-Nya,


Ýóáöáøóåö ÇáúÍóãúÏõ ÑóÈøö ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÑóÈøö ÇáúÃóÑúÖö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó . æóáóåõ ÇáúßöÈúÑöíóÇÁõ Ýöí ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö æóåõæó ÇáúÚóÒöíúÒõ ÇáúÍóßöíúãõ


“Maka bagi Allah-lah segala puji, Rabb langit dan bumi, Rabb semesta alam. Dan bagi-Nya-lah keagungan di langit dan di bumi, Dialah yang Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana.” (Qs. al-Jatsiyah: 36-37).

Allah Ta'ala memuji diri-Nya di dunia dan di akhirat. Dia mengabarkan bahwa pujian itu selalu beredar di dunia atas dan bawah. Semua itu Dia tegaskan dalam kitab-Nya pada banyak ayat yang menunjukkan keragaman pujian-Nya Ta'ala dan berbilangnya sebab-sebab pujian-Nya. Allah telah mengumpulkannya pada beberapa tempat di dalam kitab-Nya.

Dia juga memisahkannya pada beberapa tempat yang lain agar para hamba-Nya berusaha mengetahuinya, agar mereka mengetahui bagaimana mereka memuji-Nya dan bagaimana mereka menyanjung-Nya, sehingga dengan itu semuanya Dia bisa mendapatkan kecintaan dari mereka. Dia pun mencintai mereka apabila mereka mengenal, mencintai dan memuji-Nya.

Pujian tersebut telah disebutkan di dalam al-Qur'anul Karim pada empat puluh tempat lebih. Pada sebagiannya, Dia menghimpunnya dengan sebab-sebab pujian dan pada sebagian yang lain, sebab-sebabnya disebutkan secara terpisah.

Di antara ayat yang terhimpun padanya sebab-sebab pujian adalah firman Allah Ta'ala,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó


“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.” (Qs. al-Fatihah: 2).

Selain itu, firman-Nya,


æóåõæó Çááøóåõ áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ åõæó áóåõ ÇáúÍóãúÏõ Ýöí ÇáúÃõæáóì æóÇáúÂÎöÑóÉö


“Dan Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, bagi-Nyalah segala puji di dunia dan di akhirat …” (Qs. al-Qashash: 70).

Dan firman-Nya,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí áóåõ ãóÇ Ýöí ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóãóÇ Ýöí ÇáúÃóÑúÖö


“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi …” (Qs. Saba: 1).

Sedangkan di antara ayat yang disebutkan padanya sebab-sebab pujian secara terpisah adalah firman Allah,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí åóÏóÇäóÇ áöåóÐóÇ æóãóÇ ßõäøóÇ áöäóåúÊóÏöíó áóæúáóÇ Ãóäú åóÏóÇäóÇ Çááøóåõ


“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (Surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (Qs. al-A'raf: 43).

Padanya disebutkan pujian-Nya atas kenikmatan masuk Surga.
Dan firman-Nya,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí äóÌøóÇäóÇ ãöäó ÇáúÞóæúãö ÇáÙøóÇáöãöíúäó


“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zhalim.” (Qs. Al-Mukminun: 28).
Pada ayat di atas disebutkan pujian-Nya atas pertolongan untuk mengalahkan musuh dan keselamatan dari kejahatan mereka. Juga firman-Nya,


ÝóÇÏúÚõæúåõ ãõÎúáöÕöíúäó áóåõ ÇáÏøöíúäó ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó


“Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.” (Qs. al-Mukmin: 65).

Dan firman-Nya,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí æóåóÈó áöí Úóáóì ÇáúßöÈóÑö ÅöÓúãóÇÚöíúáó æóÅöÓúÍóÇÞó Åöäøó ÑóÈøöí áóÓóãöíúÚõ ÇáÏøõÚóÇÁö


“Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa.” (Qs. Ibrahim: 39).

Dalam ayat ini disebutkan pujian-Nya ta'ala atas dikaruniakannya anak. Firman-Nya,


ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí ÃóäúÒóáó Úóáóì ÚóÈúÏöåö ÇáúßöÊóÇÈó æóáóãú íóÌúÚóáú áóåõ ÚöæóÌðÇ


“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya al-Kitab (al-Qur'an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya.” (Qs. Al-Kahfi: 1).

Di dalamnya terdapat pujian-Nya ta'ala atas nikmat diturunkannya al-Qur'an dalam keadaan lurus serta tidak ada yang menyimpang padanya. Dan firman-Nya,


æóÞõáö ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÇáøóÐöí áóãú íóÊøóÎöÐú æóáóÏðÇ æóáóãú íóßõäú áóåõ ÔóÑöíúßñ Ýöí Çáúãõáúßö æóáóãú íóßõäú áóåõ æóáöíøñ ãöäó ÇáÐøõáøö æóßóÈøöÑúåõ ÊóßúÈöíúÑðÇ


“Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebenar-benarnya.’” (Qs. Al-Isra: 111).

Padanya disebutkan pujian-Nya Ta'ala lantaran kesempurnaan, keagungan, dan sucinya Dia dari segala kekurangan dan aib.

Ayat-ayat lain yang semakna dengan ini banyak sekali. Allah ta'ala membuka kitab-Nya dengan pujian, dan membuka beberapa surat al-Qur'an dengan pujian pula, Dia mengawali penciptaan makhluk-Nya dengan pujian dan mengakhirinya juga dengan pujian. Oleh karena itu, bagi-Nya semata, segala syukur lahir maupun batin. Dia adalah Maha Terpuji lagi Mahamulia. Wallahu A'lam.

(Redaksi)

Sumber:

Fikih Asma'ul Husna, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad Al-Badr.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=863