Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Pelajaran dari Kisah Ismail Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ

Jumat, 24 Juli 20

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman,


ÑóÈøö åóÈú áöí ãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíúäó (100) ÝóÈóÔøóÑúäóÇåõ ÈöÛõáóÇãò Íóáöíúãò (101) ÝóáóãøóÇ ÈóáóÛó ãóÚóåõ ÇáÓøóÚúíó ÞóÇáó íóÇ Èõäóíøó Åöäøöí ÃóÑóì Ýöí ÇáúãóäóÇãö Ãóäøöí ÃóÐúÈóÍõßó ÝóÇäúÙõÑú ãóÇÐóÇ ÊóÑóì ÞóÇáó íóÇ ÃóÈóÊö ÇÝúÚóáú ãóÇ ÊõÄúãóÑõ ÓóÊóÌöÏõäöí Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ ãöäó ÇáÕøóÇÈöÑöíúäó (102) ÝóáóãøóÇ ÃóÓúáóãóÇ æóÊóáøóåõ áöáúÌóÈöíúäö (103) æóäóÇÏóíúäóÇåõ Ãóäú íóÇ ÅöÈúÑóÇåöíúãõ (104) ÞóÏú ÕóÏøóÞúÊó ÇáÑøõÄúíóÇ ÅöäøóÇ ßóÐóáößó äóÌúÒöí ÇáúãõÍúÓöäöíúäó (105) Åöäøó åóÐóÇ áóåõæó ÇáúÈóáóÇÁõ ÇáúãõÈöíúäõ (106) æóÝóÏóíúäóÇåõ ÈöÐöÈúÍò ÚóÙöíúãò (107) . ÇáÕÇÝÇÊ



Artinya:

37:100. "Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang saleh.”

37:101. Maka Kami beri kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sangat sabar (Ismail).

37:102. Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

37:103. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah).

37:104. Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!

37:105. Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

37:106. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

37:107. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
 (Qs. Ash-Shaaffaat : 100-107).


Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - adalah Jawaban untuk Doa Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -

Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì - berfirman menuturkan doa dan permintaan Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - kepada Rabbnya,


ÑóÈøö åóÈú áöí ãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíúäó


“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.”

Doa ini dipanjatkan Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - setelah diselamatkan Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -dari tipu daya orang-orang kafir di Babilon. Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ- berdoa kepada Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -, memohon dikaruniai anak sholeh yang akan membantunya berdakwah kepada Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì -. Lalu Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì - memberikan kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang sabar,


ÝóÈóÔøóÑúäóÇåõ ÈöÛõáóÇãò Íóáöíúãò


“Maka Kami beri kabar kembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sabar.”

Anak yang dimaksud adalah Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -, karena ia adalah anak pertama yang disampaikan kepada Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - dalam bentuk berita gembira…dan, di antara sifat anak ini (Ismail (Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ adalah sabar. Maksudnya, lapang dada dan bersabar dengan baik. (Tafsir Ibnu Katsir, IV:14).


Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -Bermimpi Menyembelih Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -

Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - bermimpi menyembelih Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - dan memberitahukan mimpi itu kepadanya. Allah - ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì - berfirman:


ÝóáóãøóÇ ÈóáóÛó ãóÚóåõ ÇáÓøóÚúíó ÞóÇáó íóÇ Èõäóíøó Åöäøöí ÃóÑóì Ýöí ÇáúãóäóÇãö Ãóäøöí ÃóÐúÈóÍõßó ÝóÇäúÙõÑú ãóÇÐóÇ ÊóÑóì


“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!”

Yakni, ketika Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - telah menginjak usia mampu berusaha dan bekerja, Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - berkata kepadanya, “Wahai anakku! Aku bermimpi menyembelihmu, maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Yakni, pikirkanlah apakah kamu bersabar jika aku melaksanakan perintah dalam mimpi ini, karena mimpi Nabi adalah wahyu maka mimpi menyembelihmu itu terhitung perintah bagiku, ataukah engkau tidak bersabar menghadapi perintah ini? (Tafsir al-Qasimiy, XIV : 117).


Jawaban Terbaik yang Disampaikan Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -

Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì berfirman menuturkan jawaban Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -,


ÞóÇáó íóÇ ÃóÈóÊö ÇÝúÚóáú ãóÇ ÊõÄúãóÑõ ÓóÊóÌöÏõäöí Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ ãöäó ÇáÕøóÇÈöÑöíúäó


“Dia (Ismail) menjawab, ‘Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -, remaja belia nan agung itu mendorong ayahnya untuk melaksanakan perintah itu. Perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì kepada ayahnya untuk menyembelih dirinya, anaknya. Ia mendorong ayahnya agar menyembelihnya seraya mengingatkannya bahwa ia tengah melaksanakan perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì harus diterima dan dilaksanakan bulat-bulat.

Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - berkata,
ÓóÊóÌöÏõäöí Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ ãöäó ÇáÕøóÇÈöÑöíúäó
“Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Seakan Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - mengatakan kepada ayahnya, “Lakukanlah, wahai ayahku apa yang telah diperintahkan kepadamu! Karena dengan pertolongan Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì, aku akan bersabar.” Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - tidak menyebut dirinya kuat dan sabar.


Mulai Melaksanakan Perintah

Setelah melalui dialog singkat dan sangat menentukan antara Ibrahim dan Ismail - ÚóáóíúåöãóÇ ÇáÓøóáóÇãõ - anaknya yang berbakti ini, Ibrahim tidak lagi memandang anaknya dengan tatapan seperti sebelumnya sebagai seorang anak tercinta, karena Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - menatapnya dengan pandangan rasa cinta kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì yang telah terpatri di dalam relung hatinya, sehingga tidak dipenuhi oleh rasa cinta kepada anaknya. Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - memandang Rabbnya Yang Maha Penyayang, Dzat yang memerintahkannya menyembelih anaknya.

Ketulusan cintanya kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì nampak dengan jelas ketika Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì, sehingga Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -, anaknya satu-satunya kala itu di matanya tak ubahnya seekor domba yang hendak ia sembelih sebagai kurban untuk Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì Rabb semesta alam.

Pelaksanaan perintah penyembelihan Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - mulai dilaksanakan seperti yang digambarkan al-Qur’an kepada kita,


ÝóáóãøóÇ ÃóÓúáóãóÇ æóÊóáøóåõ áöáúÌóÈöíúäö


“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya) (untuk melaksanakan perintah Allah).”

Yakni, Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - membaringkan Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - di atas salah satu sisi tubuhnya hingga pelipisnya menyentuh tanah. Ibnu Katsir -semoga Allah merahmatinya- berkata, “Yakni, Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - membaringkan anaknya atas pelipisnya untuk ia sembelih dari tengkuk dan tidak melihat wajahnya pada saat penyembelihan, agar terasa ringan baginya. (Tafsir Ibnu Katsir, IV : 15).


Pelaksanaan Perintah Dihentikan dan Tebusan Didatangkan

Setelah Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - dibaringkan, Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - menghampirinya dengan memegang pisau untuk menyembelihnya, datanglah kepadanya perintah untuk menghentikan pelaksanaan penyembelihan,


æóäóÇÏóíúäóÇåõ Ãóäú íóÇ ÅöÈúÑóÇåöíúãõ . ÞóÏú ÕóÏøóÞúÊó ÇáÑøõÄúíóÇ ÅöäøóÇ ßóÐóáößó äóÌúÒöí ÇáúãõÍúÓöäöíúäó


“Lalu Kami panggil dia, ‘Wahai Ibrahim! , Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.’ Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Seruan dari Rabb seluruh alam datang kepadanya, ‘Wahai Ibrahim! , Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.'

Maknanya, maksud dari mimpimu itu sudah tercapai dengan membaringkan anakmu untuk disembelih, tekadmu untuk menyembelih dan menggorok leher anakmu, namun pisaumu tidak sedikitpun memotong lehernya. Dengan demikian, nampak sudah kepatuhanmu dan juga kepatuhan anakmu terhadap pertintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Nampak sudah ketaatan kalian berdua kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì Rabb seluruh alam secara sempurna sehingga pelaksanaan penyembelihan tidak perlu diteruskan.


ÅöäøóÇ ßóÐóáößó äóÌúÒöí ÇáúãõÍúÓöäöíúäó


“Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Yakni, seperti itulah Kami memalingkan segala musibah dan kesulitan dari siapa yang taat kepada Kami, dan Kami menjadikan kelapangan dan jalan keluar untuk urusan mereka.


Åöäøó åóÐóÇ áóåõæó ÇáúÈóáóÇÁõ ÇáúãõÈöíúäõ


“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”

Yakni, apa yang diperintahkan kepada Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - itu adalah ujian nyata karena ia diperintahkan menyembelih anaknya, lalu ia segera berserah diri kepada perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dengan patuh. Ujian ini juga berlalu untuk Ismail -Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - putranya, apakah ia sabar ataukah tidak? Pada akhirnya sang ayah dan anak ini lulus menjalani ujian yang sangat sulit yang karenanya Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì pantas menebusnya,


æóÝóÏóíúäóÇåõ ÈöÐöÈúÍò ÚóÙöíúãò


“Dan Kami menebusnya dengan seekor sebelihan yang besar.”

Yaitu, ditebus dengan domba yang besar dan gemuk. (Tafsir Ibnu Katsir, IV: 16).


Faidah dan Pelajaran:

Ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari ayat-ayat ini, di antaranya, yaitu :

1. Bahwa setiap orang - sekalipun kedudukannya tinggi di sisi manusia - ia butuh kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì dan butuh pula kepada orang yang akan dapat membantunya. Berdasarkan firman-Nya,


ÑóÈøö åóÈú áöí ãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíúäó


“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.”

2. Motivasi agar meminta pertolongan dengan orang-orang yang baik. Berdasarkan firman-Nya,


ÑóÈøö åóÈú áöí ãöäó ÇáÕøóÇáöÍöíúäó


“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.”

Dan bahwa hendaknya seseorang berteman dengan orang-orang yang sholeh (baik), karena teman yang baik itu bakal membantunya untuk melakukan kebaikan dan memperingatkannya dari keburukan. Sebagaimana Rasulullah Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó - - mengibaratkan teman duduk yang baik itu dengan penjual minyak wangi,


ÅöãøóÇ Ãóäú íõÍúÐöíóßó æóÅöãøóÇ Ãóäú ÊóÈúÊóÇÚó ãöäúåõ æóÅöãøóÇ Ãóäú ÊóÌöÏó ãöäúåõ ÑöíúÍðÇ ØóíøöÈóÉð


“Bisa jadi ia memberikan minyak wanginya kepadamu, bisa jadi pula kamu membelinya darinya, dan bisa jadi pula kamu mendapatkan bau harum darinya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

3. Pengijabahan Allah terhadap doa. Bedasarkan firman-Nya,


ÝóÈóÔøóÑúäóÇåõ ÈöÛõáóÇãò Íóáöíúãò


“Maka Kami beri kabar kembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang sabar.”

Yakni, disebabkan doa yang dipanjatkannya. Faedah ini, pengijabahan Allah terhadap doa, berarti membuktikan kebenaran janji-Nya, karena Dia berfirman,


æóÞóÇáó ÑóÈøõßõãõ ÇÏúÚõæäöí ÃóÓúÊóÌöÈú áóßõãú


“Dan Tuhanmu berfirman,’Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu’.” (Qs.Ghafir : 60). (Tafsir al-Qur’an al-Karim, Surat ash-Shaffat, hal.233).

4. Disyariatkannya memberikan kabar gembira tentang kelahiran seorang anak. Berdasarkan firman-Nya,


ÝóÈóÔøóÑúäóÇåõ ÈöÛõáóÇãò


“Maka Kami berikabar kembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak.”

5. Sanjungan terhadap Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ - karena penyematan sifat Íóáöíúãò (penyabar).

6. Bahwa Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì boleh jadi akan menguji hamba-Nya yang beriman dengan ujian dan cobaan yang besar, ujian dan cobaan yang terasa berat dipikul oleh jiwa. Berdasarkan firman-Nya,


Åöäøó åóÐóÇ áóåõæó ÇáúÈóáóÇÁõ ÇáúãõÈöíúäõ


“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”

7. Bahwa hendaknya seseorang mengaitkan segala perkara yang akan datang dengan masyiah (kehendak) Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Berdasarkan firman-Nya,


ÓóÊóÌöÏõäöí Åöäú ÔóÇÁó Çááøóåõ ãöäó ÇáÕøóÇÈöÑöíúäó


“Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Ini juga diperkuat dengan firman-Nya terhadap Nabi kita Muhammad -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-,


æóáóÇ ÊóÞõæáóäøó áöÔóíúÁò Åöäøöí ÝóÇÚöáñ Ðóáößó ÛóÏðÇ . ÅöáøóÇ Ãóäú íóÔóÇÁó Çááøóåõ


“Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, ‘Aku pasti melakukan itu besok pagi’, kecuali (dengan mengatakan), ‘Insya Allah’.” (Qs. al-Kahfi: 23-24).

8. Tunduk pada Perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì
Seorang Muslim adalah orang yang tunduk pada perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì, segera melaksanakannya dengan penuh kerelaan dan menerimanya tanpa ragu, tanpa malas, atau pun tanpa memberi komentar. Seperti itulah Ibrahim - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -. Ia menerima perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì untuk menyembelih anaknya, Ismail - Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ -. Ia tunduk pada perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì tersebut. Maka dari itu, selayaknya masing-masing kita, sebagai seorang Muslim mangoreksi dirinya, sudah sejauh manakan ketundukan kita terhadap perintah-perintah-Nya.

9. Kesulitan hilang dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì
Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì akan melapangkan segala kesulitan seorang Muslim yang tunduk pada perintah-Nya, selama mereka siap dan bertekad untuk melaksanakan perintah Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì. Inilah yang ditunjukkan oleh firman-Nya,


ßóÐóáößó äóÌúÒöí ÇáúãõÍúÓöäöíúäó


“Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Mustafad Min Qashoshil al-Qur’an, hal. 183).

10. Bahwa setiap orang yang berbuat baik, Allah ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì bakal menjadikan baginya kelapangan dari setiap kesempitan yang dihadapinya dan Dia ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì bakal menuliskan baginya pahala Ibadah meskipun ia belum mengerjakannya bila ia telah mengusahakan sebab-sebebnya. Maka, seseorang yang gemar dan tamak terhadap kebaikan akan diberikan pahala kepadanya atas kesungguhan niatnya untuk melakukan sesuatu kebaikan sekalipun ia belum melakukannya. (Tafsir al-Qur’an al-Karim, Surat ash-Shaffat, hal.252). Wallahu A’lam.

(Redaksi)

Referensi :


1. Al-Mustafad Min Qashoshi al-Qur’an, Dr. Abdul Karim Zaedan.
2. Tafsir al-Qasimiy (Mahasin at-Ta’wil), Muhammad Jamaluddin al-Qasimi.
3. Tafsir al-Qur’an al-Karim, Muhammad bin Sholeh al-Utsaimin.
4. Tafsir Ibnu Katsir, Ismail bin Umar bin Katsir.
5. Shahih al-Bukhari, Muhammad bin Ismail al-Bukhari.
6. Shahih Muslim, Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=866