Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Penutup Bulan Mulia

Selasa, 11 Mei 21

Segala puji bagi Allah Dzat yang Maha Luas lagi Maha Agung, Maha Pemurah, dan Maha Penyayang. Dia telah menciptakan segala sesuatu dan menentukannya. Dia telah menurunkan syariat lalu memudahkannya. Dia-lah Dzat yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Memulai penciptaan dan mengakhirinya. Memperjalankan bintang-bintang dan membuatnya beredar.


æóÇáÔøóãúÓõ ÊóÌúÑöí áöãõÓúÊóÞóÑøò áóåóÇ Ðóáößó ÊóÞúÏöíÑõ ÇáúÚóÒöíÒö ÇáúÚóáöíãö . æóÇáúÞóãóÑó ÞóÏøóÑúäóÇåõ ãóäóÇÒöáó ÍóÊøóì ÚóÇÏó ßóÇáúÚõÑúÌõæäö ÇáúÞóÏöíãö . áóÇ ÇáÔøóãúÓõ íóäúÈóÛöí áóåóÇ Ãóäú ÊõÏúÑößó ÇáúÞóãóÑó æóáóÇ Çááøóíúáõ ÓóÇÈöÞõ ÇáäøóåóÇÑö æóßõáøñ Ýöí Ýóáóßò íóÓúÈóÍõæäó . [íÓ : 38 - 40]


Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya. (Qs. Yasin : 38-40)

Aku memuji-Nya atas karunia dan petunjuk-Nya, dan aku bersyukur kepada-Nya atas hadiah dan pemberian-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang hak selain Dia. Maha Raja, Maha Tinggi. Al-Awwal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Nya. Al-Akhir, tidak ada sesuatu pun sesudah-Nya. Az-Zhahir, tidak ada sesuatu di atas-Nya. Al-Bathin, tidak ada sesuatu pun tersembunyi dari-Nya. Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dan, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang terpilih di antara para utusan.
Shalawat dan salam Allah semoga selalu tercurah kepadanya, dan kepada sahabatnya Abu Bakar, seutama-utama orang yang benar, kepada Umar, orang yang terkenal dengan kekuatan agama, kepada Utsman, orang yang terbunuh di tangan orang-orang jahat secara zhalim, dan kepada Ali, orang yang paling dekat nasabnya dengannya dibandingkan dengan mereka. Begitu pula kepada semua keluarganya dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti jejek mereka dengan baik hingga hari pembalasan.

Saudara-saudaraku…
Sesungguhnya bulan Ramadhan hampir pergi dan dan siap berganti. Ramadhan bakal menjadi saksi yang menguatkan atau mencelakakan kalian berdasarkan amal-amal yang telah kalian tinggalkan di dalamnya. Karena itu, barang siapa meninggalkannya berupa amal shaleh, maka hendaklah ia memuji Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-atas hal itu dan hendaklah pula bergembira dengan kebaikan pahala yang bakal didapatkan. Karena sesungguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu. Dan, barang siapa meninggalkan bulan tersebut berupa amal buruk, maka hendaklah ia bertaubat kepada Rabbnya dengan taubat nasuha. Sungguh, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- akan mengampuni orang yang bertaubat kepada-Nya.

Untuk menutup bulan ini, sungguh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah mensyariatkan kepada kalian beberapa bentuk ibadah yang akan menambah kedekatan kalian kepada-Nya, menambah kekuatan pada iman kalian dan menambah kebaikan-kebaikan pada catatan amal kalian.

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mensyariatkan Zakat Fithri kepada kalian. Mesyariatkan kepada kalian Takbir (pengagungan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-) kala telah sempurna bilangan hari berpuasa sejak tenggelamnya matahari malam ied sampai shalat ied. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,



æóáöÊõßúãöáõæÇ ÇáúÚöÏøóÉó æóáöÊõßóÈøöÑõæÇ Çááøóåó Úóáóì ãóÇ åóÏóÇßõãú æóáóÚóáøóßõãú ÊóÔúßõÑõæäó [ÇáÈÞÑÉ : 185]


Hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, agar kalian bersyukur (Qs. al-Baqarah : 185)

Adapun redaksi ungkapan pengagungan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tersebut adalah hendaknya seseorang mengucapkan,


Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ æóáöáøóåö ÇáúÍóãúÏõ


Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah. Dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Dan segala puji hanya bagi Allah.

Dan, disunnahkan bagi kalangan lelaki untuk mengeraskan bacaan tersebut di masjid-masjid, pasar-pasar dan rumah-rumah sebagai bentuk pemberitahuan akan pengagungan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan penampakan ibadah kepada-Nya serta sebagai bentuk kesyukuran kepada-Nya.
Adapun bagi kalangan wanita, maka mereka melirihkan suara takbir yang diucapkannya, karena mereka diperintahkan untuk menutup diri dan melirihkan suara.
Alangkah indahnya kondisi manusia saat mereka mengumandangkan takbir sebagai bentuk pengagungan dan pemuliaan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- di setiap tempat ketika selesai puasa mereka. Mereka memenuhi cakrawala dengan takbir, tahmid, dan tahlil, karena mengharapkan rahmat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan takut akan adzab-Nya.
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- juga mensyariatkan shalat ‘ied kepada hamba-Nya pada hari raya. Hal tersebut merupakan bentuk dari kesempurnaan mengingat Allah-ÚóÒøó æóÌóáøó-. Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- memerintahkan hal itu kepada ummatnya baik kaum lelaki maupun kaum wanita. Sementara perintahnya haruslah ditaati. Berdasarkan firman-Nya,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÃóØöíÚõæÇ Çááøóåó æóÃóØöíÚõæÇ ÇáÑøóÓõæáó æóáóÇ ÊõÈúØöáõæÇ ÃóÚúãóÇáóßõãú [ãÍãÏ : 33]


Wahai orang-orang yang beriman ! Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusakan segala amalmu. (Qs. Muhammad : 33)

Dan, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- telah memerintahkan kaum wanita untuk keluar melakukan shalat ied, padahal rumah-rumah itu lebih baik bagi mereka kecuali untuk mengerjakan shalat ini.
Ini merupakan dalil akan ditekankannya shalat ini. Ummu ‘Athiyyah-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ – mengatakan,


ÃóãóÑóäóÇ ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- Ãóäú äõÎúÑöÌóåõäøó Ýöì ÇáúÝöØúÑö æóÇáúÃóÖúÍóì ÇáúÚóæóÇÊöÞó æóÇáúÍõíøóÖó æóÐóæóÇÊö ÇáúÎõÏõæúÑö ÝóÃóãøóÇ ÇáúÍõíøóÖõ ÝóíóÚúÊóÒöáúäó ÇáÕøóáÇóÉó æóíóÔúåóÏúäó ÇáúÎóíúÑó æóÏóÚúæóÉó ÇáúãõÓúáöãöíúäó. ÞõáúÊõ íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö ÅöÍúÏóÇäóÇ áÇó íóßõæäõ áóåóÇ ÌöáúÈóÇÈñ ÞóÇáó « áöÊõáúÈöÓúåóÇ ÃõÎúÊõåóÇ ãöäú ÌöáúÈóÇÈöåóÇ ».


Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- memerintahkan kami agar mengeluarkan mereka saat iedul fithri dan iedul adha, yaitu, para gadis yang baru menginjak usia dewasa, para wanita yang tengah haid, dan gadis-gadis pingitan. Adapun para wanita yang tengah haid, hendaknya mereka menjauhkan diri dari (tempat) shalat, menyaksikan kebaikan dan (ikut mengaminkan) doa yang dipanjatkan kaum Muslimin.
Saya katakan, ‘Wahai Rasulullah !, Salah seorang di antara kami ada yang tidak memiliki jilbab. (bagaimana ?)
Beliau pun menjawab, ‘Hendaknya saudarinya meminjaminya.’ (Muttafaq ‘Alaih)

Jilbab adalah pakaian yang dengannya seorang wanita menutupi dirinya. Kedudukannya seperti ‘Abaah.
Dan termasuk sunnah adalah mengonsumsi kurma sebelum keluar untuk shalat ‘iedul fithri dalam jumlah ganjil, tiga, lima, atau lebih dari itu. Berdasarkan perkataan Anas bin Malik-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


ßóÇäó ÇáäøóÈöíøõ -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-áóÇ íóÛúÏõæ íóæúãó ÇáúÝöØúÑö ÍóÊøóì íóÃúßõáó ÊóãóÑóÇÊò æóíóÃúßõáõåõäøó æöÊúÑðÇ


Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- biasanya tidak berangkat pada hari fithri sebelum mengonsumsi beberapa butir kurma. Beliau mengonsumsi beberapa butir kurma tersebut dalam jumlah ganjil. (HR. Ahmad dan al-Bukhari)
Dan termasuk sunnah pula adalah keluar dengan berjalan kaki tidak naik kendaraan kecuali karena uzur, seperti lemah dan jauhnya jarak tempuh. Berdasarkan perkataan Ali bin Abi Thalib-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-,


ãöäó ÇáÓøõäøóÉö Ãóäú íóÎúÑõÌó Åöáóì ÇáúÚöíúÏö ãóÇ ÔöíðÇ


Termasuk sunnah adalah seseorang keluar menuju (tempat shalat) ied dengan berjalan. (HR. at-Tirmidzi, dan ia mengatakan, ‘Hadis Hasan’)

Dan disunnahkan bagi laki-laki untuk berhias diri dan mengenakan pakain terbaiknya. Berdasarkan riwayat dalam shahih al-Bukhari dari Abdullah bin Umar-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãóÇ-, ia berkata,
Umar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-mengambil Jubah yang terbuat dari kain Sutra yang dibelinya di pasar. Lalu, ia membawanya kepada Rasulullah--Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Lalu, ia mengatakan, ‘Wahai Rasulullah ! Belilah ini untuk Anda gunakan berhias diri ketika ‘ied dan menyambut kedatangan para utusan. Maka, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- mengatakan kepadanya, ‘Baju ini hanya pantas dikenakan oleh orang tidak berakhlak.’
Beliau mengatakan demikian, hanyalah karena baju tersebut terbuat dari kain sutra. Tidak diperbolehkan bagi seorang lelaki mengenakan sutra atau emas, karena keduanya haram dikenakan oleh lelaki dari kalangan umat Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-.
Adapun seorang wanita, maka ia keluar dengan tanpa mengenakan minyak wangi dan tidak bertabbaruj. Karena, seorang wanita itu diperintahkan untuk menutup diri, terlarang dari bertabarruj dengan perhiasan dan terlarang pula dari mengenakan minyak wangi saat keluar rumah.
Kemudian, hendaklah seseorang melaksanakan shalat ‘ied tersebut dengan penuh kekhusyu’an dan kehadiran hati, memperbanyak dzikrullah (mengingat Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-), berdoa kepada-Nya, mengharap rahmat-Nya, dan takut azab-Nya. Hendaknya pula ia ingat dengan berkumpulnya manusia dalam shalat tersebut di tanah tempat sujud tersebut akan berkumpulnya manusia di kondisi yang jauh lebih besar dari pada itu di hadapan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- di atas sebuah tanah pada hari Kiamat. Dan, hendaklah ia memperhatikan perbedaan kelebihan mereka satu sama lainnya dalam perkumpulan ini, dengannya ia mengingat adanya perbedaan kelebihan yang jauh lebih besar nantinya di kehidupan akhirat. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ÇäúÙõÑú ßóíúÝó ÝóÖøóáúäóÇ ÈóÚúÖóåõãú Úóáóì ÈóÚúÖò æóáóáúÂÎöÑóÉõ ÃóßúÈóÑõ ÏóÑóÌóÇÊò æóÃóßúÈóÑõ ÊóÝúÖöíáðÇ [ÇáÅÓÑÇÁ : 21]


Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan kehidupan akhirat lebih tinggi derajatnya dan lebih besar keutamaannya. (Qs. al-Isra’ : 21)
Hendaknya pula seseorang gembira dengan kenikmatan yang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berikan kepadanya berupa mendapatkan bulan Ramadhan dan melakukan sesuatu yang mudah dilakukannya di bulan tersebut berupa shalat, puasa, membaca al-Qur’an, sedekah dan bentuk ketaatan-ketaatan yang lainnya. Karena, hal tersebut lebih baik dari dunia beserta segala isinya.


Þõáú ÈöÝóÖúáö Çááøóåö æóÈöÑóÍúãóÊöåö ÝóÈöÐóáößó ÝóáúíóÝúÑóÍõæÇ åõæó ÎóíúÑñ ãöãøóÇ íóÌúãóÚõæäó [íæäÓ : 58]


Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaknya dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” (Qs. Yunus : 58)
Karena, sesungguhnya puasa Ramadhan dan shalat di malam harinya karena iman dan mengharapkan pahala termasuk sebab diampuninya dosa dan pembebasan darinya. Maka, seorang mukmin itu bergembira dengan sempurnanya ia mengerjakan puasa dan shalat malam tersebut, karena dengannya ia dapat terbebas dari dosa. Sementara orang yang lemah imannya gembira dengan sempurnanya hari berpuasa karena terbebasnya dirinya dari berpuasa yang merupakan hal yang berat baginya dan menjadikan sempitnya dadanya. Sungguh, perbedaan antara kedua kegembiraan ini sangatlah besar.

Saudara-saudarku...
Meskipun bulan Ramadhan berakhir, sesungguhnya amal seorang Mukmin itu tidak akan berakhir sebelum tibanya kematian. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


æóÇÚúÈõÏú ÑóÈøóßó ÍóÊøóì íóÃúÊöíóßó ÇáúíóÞöíäõ [ÇáÍÌÑ : 99]


Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu (Qs. al-Hijr : 99)

Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó ÍóÞøó ÊõÞóÇÊöåö æóáóÇ ÊóãõæÊõäøó ÅöáøóÇ æóÃóäúÊõãú ãõÓúáöãõæäó [Âá ÚãÑÇä : 102]


Wahai orang-orang yang beriman ! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Qs. Ali Imran : 102)

Dan, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


ÅöÐóÇ ãóÇÊó ÇáúÚóÈúÏõ ÇöäúÞóØóÚó Úóäúåõ Úóãóáõåõ


Apabila seorang hamba mati, maka terpuslah amalnya darinya.
Beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-tidak menjadikan target akhir untuk terputusnya amal kecuali kematian. Karena itu, sekalipun puasa Ramadhan telah usai, maka seorang Mukmin tidak akan berhenti dari melakukan ibadah puasa karena hal itu. Maka, puasa masih saja disyariatkan sepanjang tahun. Segala puji hanya bagi Allah.
Di dalam shahih Muslim dari hadis Abu Ayyub al-Anshariy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ãóäú ÕóÇãó ÑóãóÖóÇäó Ëõãøó ÃóÊúÈóÚóåõ ÓöÊøðÇ ãöäú ÔóæøóÇáò ßóÇäó ßóÕöíóÇãö ÇáÏøóåúÑö


Barang siapa berpuasa Ramadhan, kemudian ia mengikutinya dengan berpuasa 6 hari dari bulan Syawal, maka hal itu seperti puasa setahun.

Dan, puasa tiga hari setiap bulan, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda tentangnya,


ËóáÇóËñ ãöäú ßõáøö ÔóåúÑò æóÑóãóÖóÇäõ Åöáóì ÑóãóÖóÇäó ÝóåóÐóÇ ÕöíóÇãõ ÇáÏøóåúÑö ßõáøöåö


(Puasa) tiga hari setiap bulan dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, maka ini adalah puasa setahun seluruhnya. (HR. Ahmad dan Muslim)

Dan, Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- berkata,


ÃóæúÕóÇäöí Îóáöíáöí Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÈöËóáóÇËò ÕöíóÇãö ËóáóÇËóÉö ÃóíøóÇãò ãöäú ßõáøö ÔóåúÑò


Kekasihku-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóã–berwasiat kepadaku tiga hal – beliau menyebutkan di antaranya- ‘Puasa tiga hari setiap bulan’...

Dan, yang lebih utama, bahwa puasa tiga hari tersebut dilakukan pada hari-hari putih, yaitu, tanggal 13, 14 dan 15. Berdasarkan hadis Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó–bersabda,


íóÇ ÃóÈóÇ ÐóÑøò ! ÅöÐóÇ ÕõãúÊó ãöäó ÇáÔøóåúÑö ËóáóÇËóÉó ÃóíøóÇãò ÝóÕõãú ËóáóÇËó ÚóÔúÑóÉó æóÃóÑúÈóÚó ÚóÔúÑóÉó æóÎóãúÓó ÚóÔúÑóÉó


Wahai Abu Dzar ! Apabila kamu berpuasa tiga hari setiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (HR. Ahmad dan an-Nasai)

Dan di dalam Shahih Muslim bahwa Nabi-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó– ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau menjawab,


íõßóÝøöÑõ ÇáÓøóäóÉó ÇáúãóÇÖöíóÉó æóÇáúÈóÇÞöíóÉó


Menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dan, beliau-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó–ditanya tentang puasa ‘Asyura, beliau menjawab,


íõßóÝøöÑõ ÇáÓøóäóÉó ÇáúãóÇÖöíóÉó


Menghapuskan dosa setahun yang lalu.

Dan, beliau-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó–ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab,


ÐóÇßó íóæúãñ æõáöÏúÊõ Ýöíåö æóíóæúãñ ÈõÚöËúÊõ Ãóæú ÃõäúÒöáó Úóáóìøó Ýöíåö


Itu adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkan (wahyu) kepadaku.

Di dalam shahih Muslim juga dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó– ditanya, ‘Puasa apakah yang paling utama setelah puasa Ramadhan ? beliau menjawab,


ÃóÝúÖóáõ ÇáÕøöíóÇãö ÈóÚúÏó ÑóãóÖóÇäó ÔóåúÑõ Çááøóåö ÇáúãõÍóÑøóãõ


Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) pada bulan Allah Muharram.
Dan, di dalam ash-Shahihain dari ‘Aisyah-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ-, ia berkata,


æóãóÇ ÑóÃóíúÊõ ÑóÓõæáó Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÇÓúÊóßúãóáó ÕöíóÇãó ÔóåúÑò ÞóØøõ ÅöáÇøó ÑóãóÖóÇäó æóãóÇ ÑóÃóíúÊõåõ Ýöì ÔóåúÑò ÃóßúËóÑó ãöäúåõ ÕöíóÇãðÇ Ýöì ÔóÚúÈóÇäó


Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- menyempurnakan puasa sebulan sama sekali kecuali Ramadhan. Dan, aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak puasa dalam suatu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.

Dan dari ‘Aisyah-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåóÇ- juga, ia berkata,


Åöäøó ÑóÓõæúáó Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ßóÇäó íóÊóÍóÑøóì ÕöíóÇãó ÇáúÅöËúäóíúäö æóÇáúÎóãöíúÓö


Sesungguhnya Rasulullah-Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóã–menyengaja dan bersungguh-sungguh untuk dapat berpuasa pada hari Senin dan hari Kamis. (HR. al-Khamsah kecuali Abu Dawud)

Dan dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


ÊõÚúÑóÖõ ÇáÃóÚúãóÇáõ íóæúãó ÇáúÇöËúäóíúäö æóÇáúÎóãöíÓö ÝóÃõÍöÈõø Ãóäú íõÚúÑóÖó Úóãóáöì æóÃóäóÇ ÕóÇÆöãñ


Amal-amal itu diperlihatkan (kepada Allah) pada hari Senin dan Kamis, karena itu aku senang jika amalanku diperlihatkan (kepada-Nya) saat aku berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi)

Dan, meskipun shalat malam di bulan Ramadhan telah usai, sesungguhnya shalat malam masih saja disyariatkan pada setiap malam sepanjang tahun. Segala puji hanya bagi Allah. Hal tersebut tetap berdasarkan perbuatan dan perkataan Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-. Di dalam shahih al-Bukhari dari al-Mughirah bin Syu’bah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata,


Åöäú ßóÇäó ÇáäøóÈöíøõ Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó áóíóÞõæãõ áöíõÕóáøöíó ÍóÊøóì ÊóÑöãõ ÞóÏóãóÇåõ Ãóæú ÓóÇÞóÇåõ ÝóíõÞóÇáõ áóåõ ÝóíóÞõæáõ ÃóÝóáóÇ Ãóßõæäõ ÚóÈúÏðÇ ÔóßõæÑðÇ.


Sesungguhnya Rasulullah -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- biasa bangun malam untuk mengerjakan shalat malam hingga kedua telapak kakinya atau kedua betisnya bengkak. Maka dikatakan kepada beliau (mengapa Anda melakukan hal ini, wahai Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu ?). Beliau pun menjawab, “Tidakkah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur”

Dan dari Abdullah bin Salam-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


ÃóíøõåóÇ ÇáäóÇÓõ ÃóÝúÔõæúÇ ÇáÓøóáóÇãó æóÃóØúÚöãõæúÇ ÇáØøóÚóÇãó æÕöáõæúÇ ÇúáÃóÑúÍóÇãó æóÕóáøõæúÇ ÈöÇááøóíúáö æóÇáäøóÇÓõ äöíóÇãñ ÊóÏúÎõáõæúäó ÇáúÌóäøóÉó ÈöÓóáóÇãò


Wahai manusia ! Tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah hubungan kekerabatan dan shalatlah di malam hari saat manusia tidur, niscaya kalian masuk Surga dengan selamat. (HR. at-Tirmidzi, dan dia berkata, ‘Hasan Shahih’)

Dan di dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó--bersabda,


æóÃóÝúÖóáõ ÇáÕøóáÇóÉö ÈóÚúÏó ÇáúÝóÑöíÖóÉö ÕóáÇóÉõ Çááøóíúáö


Shalat yang paling utama setelah shalat Fardhu adalah shalat malam.

Shalat malam ini mencakup seluruh bentuk shalat sunnah dan witir. Seseorang mengerjakan shalat dua rakat dua rakaat. Lalu, bila ia takut waktu Subuh tiba, maka ia shalat satu rakaat sebagai penutup shalat yang telah dilakukannya.

Dan, di dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- - bersabda,


íóäúÒöáõ ÑóÈøõäóÇ ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì ßõáøó áóíúáóÉò Åöáóì ÇáÓøóãóÇÁö ÇáÏøõäúíóÇ Íöíäó íóÈúÞóì ËõáõËõ Çááøóíúáö ÇáúÂÎöÑõ íóÞõæáõ ãóäú íóÏúÚõæäöí ÝóÃóÓúÊóÌöíÈó áóåõ ãóäú íóÓúÃóáõäöí ÝóÃõÚúØöíóåõ ãóäú íóÓúÊóÛúÝöÑõäöí ÝóÃóÛúÝöÑó áóåõ


Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam akhir seraya berfirman,’Barang siapa berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, barang siapa meminta kepada-Ku niscaya Aku beri, barang siapa memohon ampun kepada-Ku niscaya Aku ampuni.’

Dan shalat rawatib yang mengiringi shalat Fardhu sebanyak 12 rakaat; 4 rakaat sebelum Zhuhur dan 2 rakaat setelahnya, 2 rakaat setelah Maghrib, 2 rakaat setelah Isya, dan 2 rakaat sebelum Subuh.
Dari Ummu Habibah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata,


ãóÇ ãöäú ÚóÈúÏò ãõÓúáöãò íõÕóáøöì áöáøóåö ßõáøó íóæúãò ËöäúÊóìú ÚóÔúÑóÉó ÑóßúÚóÉð ÊóØóæøõÚðÇ ÛóíúÑó ÝóÑöíÖóÉò ÅöáÇøó Èóäóì Çááøóåõ áóåõ ÈóíúÊðÇ Ýöì ÇáúÌóäøóÉö Ãóæú ÅöáÇøó Èõäöìó áóåõ ÈóíúÊñ Ýöì ÇáúÌóäøóÉö


Tidaklah seorang hamba Muslim mengerjakan shalat karena Allah setiap hari 12 rakaat sebagai tatawwu’ (sunnah) bukan fardhu melainkan Allah akan membangunkan sebuah rumah untuknya di Surga atau akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di Surga. (HR. Muslim)

Dzikir seusai shalat lima waktu, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-perintahkan hal itu di dalam kitab-Nya dan RasulullahÕóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-- menganjurkannya.
Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÝóÅöÐóÇ ÞóÖóíúÊõãõ ÇáÕøóáóÇÉó ÝóÇÐúßõÑõæÇ Çááøóåó ÞöíóÇãðÇ æóÞõÚõæÏðÇ æóÚóáóì ÌõäõæÈößõãú [ÇáäÓÇÁ : 103]


Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. (Qs. an-Nisa : 103)

NabiÕóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-- seusai salam beristighfar sebanyak 3 kali dan mengucapkan,


Çááøóåõãøó ÃóäúÊó ÇáÓøóáÇóãõ æóãöäúßó ÇáÓøóáÇóãõ ÊóÈóÇÑóßúÊó íóÇ ÐóÇ ÇáúÌóáÇóáö æóÇúáÅößúÑóÇãö


Ya Allah, Engkaulah pemberi keselamatan dan dari-Mu-lah keselamatan, Maha suci Engkau wahai Dzat Pemilik keagungan dan kemuliaan.

Dan, NabiÕóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó--bersabda,


ãóäú ÓóÈøóÍó Çááøóåó Ýöì ÏõÈõÑö ßõáøö ÕóáÇóÉò ËóáÇóËðÇ æóËóáÇóËöíäó æóÍóãöÏó Çááøóåó ËóáÇóËðÇ æóËóáÇóËöíäó æóßóÈøóÑó Çááøóåó ËóáÇóËðÇ æóËóáÇóËöíäó ÝóÊöáúßó ÊöÓúÚóÉñ æóÊöÓúÚõæäó æóÞóÇáó ÊóãóÇãó ÇáúãöÇÆóÉö áÇó Åöáóåó ÅöáÇøó Çááøóåõ æóÍúÏóåõ áÇó ÔóÑöíßó áóåõ áóåõ Çáúãõáúßõ æóáóåõ ÇáúÍóãúÏõ æóåõæó Úóáóì ßõáøö ÔóìúÁò ÞóÏöíÑñ ÛõÝöÑóÊú ÎóØóÇíóÇåõ æóÅöäú ßóÇäóÊú ãöËúáó ÒóÈóÏö ÇáúÈóÍúÑö


Barang siapa bertasbih (memahasucikan Allah) di penghujung setiap shalat sebanyak 33 kali, bertahmid (memuji Allah) sebanyak 33 kali, dan bertakbir (mengagungkan Allah) sebanyak 33 kali. Kesemua itu berjumlah 99, dan untuk menyempurkan 100, ia mengucapkan, ‘Tidak ada sesembahan yang hak selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu’, niscaya kesalahan-kesalahannya diampuni meski seperti buih lautan. (HR. Muslim)
Maka dari itu, bersungguh-sungguhlah wahai saudara-saudaraku dalam melakukan ketaatan-ketaatan dan jauhilah kesalahan-kesalahan dan keburukan-keburukan agar kalian memperoleh keberuntungan berupa kehidupan yang baik di dunia dan pahala yang banyak setelah kematian. Allah -ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÌúÑóåõãú ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó [ÇáäÍá : 97]


Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (Qs. an-Nahl : 97)

Ya Allah, tetapkanlah kami di atas iman dan amal shaleh. Hidupkanlah kami dalam keadaan hidup yang baik dan gabungkanlah kami dengan orang-orang yang shaleh.
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya dan para sahabatnya semuanya.

Wallahu A’lam
(Redaksi)

Sumber :
Majalis Syahri Ramadhan, Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, hal. 223-230

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=918