Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Amal Kebajikan yang Terus Menerus

Jumat, 03 September 21
Amal Kebajikan yang Terus Menerus
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÇáúãóÇáõ æóÇáúÈóäõæäó ÒöíäóÉõ ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ ÎóíúÑñ ÚöäúÏó ÑóÈøößó ËóæóÇÈðÇ æóÎóíúÑñ ÃóãóáðÇ [ÇáßåÝ : 46]


Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menurus adalah lebih baik pahalanya di sisa Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan (Qs. al-Kahfi : 46)

Sebab turunnya ayat
Para ahli tafsir menyebutkan bahwa ayat ini turun terkait dengan ‘Ainah bin Hishn, al-Aqra’ bin Habis dan lainnya dari kalangan kepala suku orang-orang Arab yang mengatakan kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, ‘Andai engkau menjauhkan mereka dari dirimu niscaya kami akan duduk di sampingmu’, yang mereka maksudkan dengan perkataan mereka ‘mereka’ ini adalah orang-orang fakir dari kalangan orang-orang yang beriman kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-seperti Ammar, Bilal, Suhaib, Salman al-Farisi dan yang semisal mereka ini.
Mereka juga mengatakan (kepada Nabi- Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-) ,”Sungguh, bau badan mereka itu menyakitkan kami.’
Maka Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – menurunkan ayat terkait dengan hal ini, seraya berfirman,


æóÇÕúÈöÑú äóÝúÓóßó ãóÚó ÇáøóÐöíäó íóÏúÚõæäó ÑóÈøóåõãú ÈöÇáúÛóÏóÇÉö æóÇáúÚóÔöíøö íõÑöíÏõæäó æóÌúåóåõ æóáóÇ ÊóÚúÏõ ÚóíúäóÇßó Úóäúåõãú ÊõÑöíÏõ ÒöíäóÉó ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóáóÇ ÊõØöÚú ãóäú ÃóÛúÝóáúäóÇ ÞóáúÈóåõ Úóäú ÐößúÑöäóÇ æóÇÊøóÈóÚó åóæóÇåõ æóßóÇäó ÃóãúÑõåõ ÝõÑõØðÇ [ÇáßåÝ : 28]


Dan bersabarlah engkau (Muhammad) bersama orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya ; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia; dan janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti keinginannya dan keadaannya sudah melewati batas. (Qs. al-Kahfi : 28) dan ayat setelahnya yang menyebutkan perihal kesudahan orang-orang yang zhalim dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Dengan hal tersebut Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-ingin menjelaskan kesudahan yang buruk mereka orang-orang yang menyombongkan diri terhadap orang-orang fakir dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang beriman.

Kemudian, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengikuti hal tersebut dengan kisah dua orang lelaki yang seorang diberi dua buah kebun anggur dan apa yang menimpa keduanya berupa dibinasakannya kebun milik keduanya dan baiknya kesudahan orang yang beriman pada hari Kiamat, dengan firman-Nya,


åõäóÇáößó ÇáúæóáóÇíóÉõ áöáøóåö ÇáúÍóÞøö åõæó ÎóíúÑñ ËóæóÇÈðÇ æóÎóíúÑñ ÚõÞúÈðÇ [ÇáßåÝ : 44]


Di sana, pertolongan itu hanya dari Allah Yang Mahabenar. Dialah (pemberi) pahala terbaik dan (pemberi) balasan terbaik. (Qs. al-Kahfi : 44)

Kemudian, Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengikuti hal tersebut dengan menyebutkan perumpamaan kehidupan dunia dan apa yang terjadi di dalamnya yang tidak memakan waktu lama, kemudian Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menjelaskan bahwa apa yang dibangga-banggakan oleh mereka terhadap orang-orang fakir hanyalah berupa harta dan anak-anak yang merupakan bagian dari perhiasan kehidupan dunia yang tidak akan tepat ada dan bahwa yang mereka berikan kepada orang-orang yang beriman termasuk al-baqiyat ash-Shalihat (Amal Kebajikan yang Terus Menerus) yang semestinya menjadi ajang perlombaan dan didorong untuk dilakukan karena itulah yang akan tetap ada dan akan terus memberikan kemanfaatan bagi kehidupan seseorang.

Firman-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


ÇáúãóÇáõ æóÇáúÈóäõæäó ÒöíäóÉõ ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ


Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.

Ungkapan ini meskipun ungkapan berita, namun disertai dengan indikator yang menunjukkan akan rendah dan hinanya urusan dunia. Hal ini ditunjukkan oleh adanya larangan untuk cenderung lebih memilihnya, lebih mengutamakannya, dan berbangga-bangga dengannya.

Kemudian Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mengabarkan bahwa amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisa Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan orang yang melakukannya daripada keadaan orang yang memiliki harta dan anak tanpa amal shalih.

Ungkapan perbandingan seperti ini, biasa digunakan oleh orang-orang Arab sesamanya untuk membandingkan kebaikan sesuatu. Sekalipun boleh jadi di antara hal yang dibandingkan kebaikannya tersebut jauh berbeda atau bahkan boleh jadi salah satunya memang tidak ada kebaikannya sama sekali, seperti pula dalam firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, yang membandingkan antara kebaikan tempat tinggal dan tempat istirahat penghuni Surga dengan penghuni Neraka,


ÃóÕúÍóÇÈõ ÇáúÌóäøóÉö íóæúãóÆöÐò ÎóíúÑñ ãõÓúÊóÞóÑøðÇ æóÃóÍúÓóäõ ãóÞöíáðÇ [ÇáÝÑÞÇä : 24]


Penghuni-penghuni Surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya (Qs. al-Furqan : 24)

Padahal telah dimaklumi bahwasanya tidak ada sedikit pun kebaikan pada tempat tinggal penghuni Neraka.

Apa yang dimaksud ‘Amal kebajikan yang terus menerus’ ?
Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari amal kebajikan yang terus menerus di sini.
a. Sekelompok dari mereka mengatakan, ÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ (amal kebajikan yang terus menerus) adalah shalat lima waktu.
Pendapat ini diriwayatkan oleh Sufyan ats-Tsauri dari Abdullah bin Muslim dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas.
Diriwayatkan pula oleh Abdullah bin Yazid bin Hurmuz dari Ubaidillah bin Abdillah bin Utbah dari Ibnu Abbas juga.
Dan dikatakan oleh Amru bin Syurahubail, Ibrahim an-Nakha’iy, dan Abu Maisarah. Demikian pula dikatakan oleh Masruq dan Ibnu Abi Mulaikah.
b. Jumhur ulama mengatakan ÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ (amal kebajikan yang terus menerus) adalah ucapan,
ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ
Subhanallah, Wal Hamdulillah, Wa Laa Ilaaha Illallah, Wallahu Akbar
(Maha suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar)
Diriwayatkan oleh jama’ah dari Abu Uqail Zahrah bin Ma’bad dari al-Harits maula Utsman dari Utsman bin Affan-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.
Juga shahih diriwayatkan dari Ibnu Abbas-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.
Sufyan ats-Tsauriy meriwayatkannya juga dari Abdullah bin Muslim bin Hurmuz dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.
Dan, Hajjaj meriwayatkan dari Ibnu Juraij dari Mujahid (ia berkata) telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin ‘Utsman bin Khutsaim dari Nafi’ bin Sarjas bahwasanya ia bertanya kepada Ibnu Umar- ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-tentangÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ )amal kebajikan yang terus menerus), maka beliau mengatakan,


áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ æóÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááåö


Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar, Maha Suci Allah, Segala puji bagi Allah, Tidak ada daya dan tidak pula kekuatan kecuali atas pertolongan Allah.

Ibnu Juraij dan Atha bin Abi Rabah mengatakan seperti itu.
Dan inilah pendapat Sa’id bin al-Musayyab, Mujahid, Muhammad bin Ka’b al-Qurazhiy, al-Hasan, Qatadah dan Jumhur ahli tafsir.
Yang lain berpendapat,ÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ (amal kebajikan yang terus menerus), yaitu, ÇóáúßóáóÇãõ ÇáØøóíøöÈõ (perkataan yang baik).
Pendapat ini kembali kepada pendapat yang sebelumnya, karena ucapan,


ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar, termasuk bentuk ucapan yang baik. Hanya saja, itu lebih umum darinya dari sisi tidak terbatas pada ungkapan kata-kata ini saja. Bahkan masuk di dalamnya, membaca al-Qur’an dan dzikir-dzikir yang lainnya. Pendapat ini diriwayatkan juga dari Ibnu Abbas-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.

Sekelompok yang lain berpendapat bahwa ÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ )amal kebajikan yang terus menerus), yaitu, amal-amal shaleh semuanya berupa perkataan dan perbuatan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Juraij dari Atha al-Khurasaniy dari Ibnu Abbas. Dan diriwayatan oleh Mu’awiyah Ibnu Shalih dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, ia berkata perihal firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, “æóÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ “, ia adalah Dzikrullah (mengingat Allah) dengan ucapan,’ áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar), ÓõÈúÍóÇäó Çááåö (Maha suci Allah), ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö (segala puji bagi Allah), ÊóÈóÇÑóßó Çááåõ (Maha berkah Allah), ÃóÓúÊóÛúÝöÑõ Çááåó (aku memohon ampun kepada Allah), Õóáøóì Çááåõ Úóáóì ÑóÓõæúáö Çááåö (semoga Allah bersholawat kepada Rasulullah) dan lain sebagainya, puasa, shalat, haji, bersedekah, membebaskan budak, jihad, menyambung tali silturahim, dan semua amal baik, kesemua itu adalahÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ (amal kebajikan yang terus menerus) yang akan tetap ada (pahalanya) di dalam Surga bagi orang yang melakukannya selama ada langit dan bumi.
Pendapat ini juga dikatakan oleh Ibnu Zaed.

Pendapat ini dirajihkan (dikuatkan) oleh Ibnu Jarir ath-Thabari dan dipilih oleh Ibnu Athiyyah dan yang lainnya, lafazh ÇóáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ dibawa maknanya kepada makna umum, dan sisi pertimbangannya cukup kentara karena kapan mungkin untuk membawa lafazh al-Qur’an kepada makna yang bersifat umum di mana hal tersebut akan lebih banyak faedahnya, maka hal tersebut lebih utama.
Namun, hal ini apabila tidak ada hal lain yang menghalangi dari hal tersebut.

Sementara di sini ada tafsiran dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-yang valid berasal dari beliau yang menunjukkan kepada pendapat yang kedua (pendapat Jumhur).
Mengkhabarkan kepada kami hal itu Abu Muhammad ‘Isa bin Abdurrahman al-Maqdisi dengan bacaanku, ia berkata, menceritakan kepada kami Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Wahid al-Hafizh (ia berkata) menceritkan kepada kami al-Qasim bin Abdillah ash-Shaffar (ia berkata) telah menceritakan kepada kami kakekku Umar bin Ahmad bin Mansur (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Khalaf asy-Syairaziy (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah al-Hafizh) (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Shalih bin Hani (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Abu Umar Hafsh bin Umar (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muslim (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ajlan dari Sa’id bin Abi Sa’id al-Maqburi dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ- ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ÎõÐõæúÇ ÌõäøóÊóßõãú ÞõáúäóÇ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö ãöäú ÚóÏõæøò ÍóÖóÑó ÞóÇáó áóÇ Èóáú ÌõäøóÊõßõãú ãöäó ÇáäøóÇÑö Þóæúáõ ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ ÝóÅöäøóåóÇ ÊóÃúÊöí íóæúãó ÇáúÞöíóÇãóÉö ãõäúÌöíóÇÊò æóãõÞóÏøöãóÇÊò æóåõäøó ÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ


Ambillah perisai kalian ! Kami berkata : Ya Rasulullah, apakah karena musuh telah datang ? Beliau menjawab, ‘Bukan’. Tetapi perisai kalian dari (siksa) Neraka adalah ucapan,


ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar.
Karena sesungguhnya kata-kata tersebut akan datang pada hari Kiamat sebagai penyelamat, kata-kata tersebut akan berada di depan, dan kata-kata tersebut adalah ÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ (amal kebajikan yang terus menerus) (HR. al-Hakim)

Hadis ini memiliki penguat, diriwayatkan Ibnu Jarir ath-Thabari di dalam tafsirnya, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abdil A’la (ia berkata) telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb (ia berkata) telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin al-Harits bahwa Darraj Abu Samah menceritakan kepadanya dari Abu al-Haitsam dari Abu Sa’id al-Khudriy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-bahwa Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ÇöÓúÊóßúËöÑõæúÇ ãöäó ÇáúÈóÇÞöíóÇÊö ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö Þöíúáó æóãóÇ åõäøó íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö ÞóÇáó ÇóáúãöáøóÉõ Þöíúáö æóãóÇ åöíó íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö ÞóÇáó ÇóáÊøóßúÈöíúÑõ æóÇáÊøóåúáöíúáõ æóÇáÊøóÓúÈöíúÍõ æóÇáúÍóãúÏõ æóáóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááåö


Perbanyaklah oleh kalian ÇáúÈóÇÞöíóÇÊö ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö(amal kebajikan yang terus menerus), dikatakan kepada beliau, ‘apa itu wahai Rasulullah.’ Beliau menjawab, al-Millah. Dikatakan kepada beliau, ‘apakah al-Millah itu, wahai Rasulullah ? beliau bersabda, ‘Takbir, tahlil, tasbih, tahmid, dan tidak ada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah.
Bilamana hadis ini valid maka tentunya lebih utama dijadikan sebagai rujukan untuk tafsir ungkapan ÇáúÈóÇÞöíóÇÊö ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö, begitu pula halnya apa yang valid dari sahabat Utsman, Ibnu Abbas dan selain keduanya dari kalangan para sahabat-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõãú-.

Beberapa hadis tentang keutamaan Tasbih, Tahmid, Tahlil dan Takbir

Banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan ungkapan kata-kata ini, di antaranya :

1-Hadis Samurah bin Jundab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.


Úóäú ÓóãõÑóÉó Èúäö ÌõäúÏóÈò ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- « ÃóÍóÈøõ ÇáúßóáÇóãö Åöáóì Çááøóåö ÃóÑúÈóÚñ ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÃóßúÈóÑõ. áóÇ íóÖõÑøõßó ÈöÃóíøöåöäøó ÈóÏóÃúÊó


Dari Samurah bin Jundab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda, “Ungkapan kata yang paling dicintai oleh Allah ada empat ; (1) ÓõÈúÍóÇäó Çááåö (Maha suci Allah),(2) ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö (Segala puji bagi Allah),(3) áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), dan (4) Çááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar). Tidak membahayakanmu dengan kata mana saja engkau memulainya.(HR. Muslim)

2-Hadis Abu Shalih-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


Úóäú ÃóÈöí ÕóÇáöÍò Úóäú ÈóÚúÖö ÃóÕúÍóÇÈö ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó Úóäú ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááøóåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó ÞóÇáó ÃóÝúÖóáõ ÇáúßóáóÇãö ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÃóßúÈóÑõ


Dari Abu Shalih dari sebagian sahabat Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, beliau bersabda, “Ungkapan kata yang paling utama adalah ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö (Maha suci Allah), ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö (Segala puji bagi Allah), áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), Çááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar) (HR. Ahmad)

3-Hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


Úóäú ÃóÈöì åõÑóíúÑóÉó ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- « áóÃóäú ÃóÞõæáó ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÃóßúÈóÑõ ÃóÍóÈøõ Åöáóìøó ãöãøóÇ ØóáóÚóÊú Úóáóíúåö ÇáÔøóãúÓõ


Dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda, “Sungguh aku mengucapkan, ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö (Maha suci Allah), ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö (Segala puji bagi Allah), áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), dan Çááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar) lebih aku cintai daripada terbitnya matahari. (HR. Muslim)

4-Hadis Abu Hurairah dan Abu Sa’id-ÑóÖöíó Çááåõ ÚóäúåõãóÇ-.


Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó æóÃóÈöí ÓóÚöíúÏò ÇóáúÎõÏúÑöí Úóäö ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ÞóÇáó : Åöäøó Çááåó ÇÕúØóÝóì ãöäó ÇáúßóáóÇãö ÃóÑúÈóÚðÇ ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ Ýóãóäú ÞóÇáó ÓõÈúÍóÇäó Çááåö ßõÊöÈó áóåõ ÚöÔúÑõæúäó ÍóÓóäóÉð æóÍõØøóÊú Úóäúåõ ÚöÔúÑõæúäó ÓóíøöÆóÉð æóãóäú ÞóÇáó Çóááåõ ÃóßúÈóÑõ ÝóãöËúáõ Ðóáößó æóãóäú ÞóÇáó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ ÝóãöËúáõ Ðóáößó æóãóäú ÞóÇáó ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó ãöäú ÞöÈóáö äóÝúÓöåö ßõÊöÈó áóåõ ËóáóÇËõæúäó ÍóÓóäóÉð æóÍõØøóÊú Úóäúåõ ËóáóÇËõæúäó ÓóíøöÆóÉð


Dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-dan Abu Sa’id al-Khudriy dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah memilih empat dari ungkapan kata; (1) ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö (Maha suci Allah),(2) ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö (Segala puji bagi Allah),(3) áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), dan (4) Çááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar). Maka, barang siapa mengucapkan, ÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö (Maha suci Allah), dituliskan untuknya 20 hasanah (kebaikan) dan dihapus darinya 20 kejelekan. Barang siapa mengucapkan, Çááåõ ÃóßúÈóÑõ (Allah Maha Besar) maka seperti itu. Barang siapa mengucapkan áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ (Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), maka seperti itu juga. Dan, barang siapa mengucapkan, ÇóáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÑóÈøö ÇáúÚóÇáóãöíúäó berasal dari dirinya niscaya bakal dituliskan untuknya 30 hasanah (kebaikan) dan dihapus darinya 30 keburukan. (HR. an-Nasai)

5-Hadis ‘Imran bin Hushain-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


Úóäú ÚöãúÑóÇäó Èúäö ÍõÕóíúäò ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó : ÃóíõÚúÌöÒõ ÃóÍóÏõßõãú Ãóäú íóÚúãóáó ßõáøó íóæúãò ãöËúáó ÃõÍõÏò ÞóÇáõæúÇ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö æóãóäú íóÓúÊóØöíúÚõ Ãóäú íóÚúãóáó ÞóÇáó ßõáøõßõãú íóÓúÊóØöíúÚõåõ ÞóÇáõæúÇ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö æóãóÇ åõæó ÞóÇáó ÓõÈúÍóÇäó Çááåö ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ ÃóÚúÙóãõ ãöäú ÃõÍõÏò


Dari ‘Imran bin Hushain, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,’Tidak mampukah salah seorang di antara kalian untuk melakukan amal setiap hari (yang pahalanya) seperti (besarnya) gunung uhud ? Mereka berujar, ‘Ya Rasulullah ! siapa gerangan orang yang mampu melakukannya ?! beliau bersabda, ‘Setiap kalian mampu melakukannya.’ Mereka kembali berujar, ‘Wahai Rasulullah, apakah itu ? beliau menjawab, (ucapan) ÓõÈúÍóÇäó Çááåö lebih besar dari (gunung) Uhud. (ucapan) áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ lebih besar dari (gunung) Uhud, (ucapan) ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö lebih besar dari (gunung) Uhud, dan (ucapan) Çááåõ ÃóßúÈóÑõ lebih besar dari (gunung) Uhud. (HR. an-Nasai)

6-Hadis Ibnu Mas’ud-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


Úóäú ÇÈúäö ãóÓúÚõæúÏò ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- áóÞöíúÊõ ÅöÈúÑóÇåöíúãó Úóáóíúåö ÇáÕøóáóÇÉõ æó ÇáÓøóáóÇãõ áóíúáóÉó ÃõÓúÑöíó Èöí ÝóÞóÇáó íóÇ ãõÍóãøóÏõ ÃóÞúÑöÆö ÃõãøóÊóßó ãöäøöí ÇáÓøóáóÇãó æóÃóÎúÈöÑúåõãú Ãóäøó ÇáúÌóäøóÉó ØóíøöÈóÉõ ÇáÊøõÑúÈóÉö ÚóÐúÈóÉõ ÇáúãóÇÁö æóÃóäøóåóÇ ÞöíúÚóÇäñ æóÃóäøó ÛöÑóÇÓóåóÇ ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Dari Ibnu Mas’ud-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda, ‘Aku berjumpa dengan Ibrahim- Úóáóíúåö ÇáÕøóáóÇÉõ æó ÇáÓøóáóÇãõ- pada malam aku di-isra-kan.’ Ia mengatakan kepadaku,’wahai Muhammad sampaikan salam dariku kepada umatmu, dan beritahu mereka bahwa Surga itu tanahnya harum, airnya segar, dan bahwa Surga itu tanahnya luas/lapang dan bahwa tanaman-tanamannya adalah,


ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Allah Maha Besar. (HR. at-Tirmidzi)

7-Hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-


Úóäú ÃóÈöí åõÑóíúÑóÉó ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ ÞóÇáó ÞóÇáó ÑóÓõæúáõ Çááåö-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÅöÐóÇ ãóÑóÑúÊõãú ÈöÑöíóÇÖö ÇáúÌóäøóÉö ÝóÇÑúÊóÚõæúÇ ÞóÇáó ÞõáúÊõ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö æóãóÇ ÑöíóÇÖõ ÇáúÌóäøóÉö ÞóÇáó ÇóáúãóÓóÇÌöÏõ ÞõáúÊõ æóãóÇ ÇáúãõÑúÊóÚõ íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö ÞóÇáó ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia bekata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda, ‘Apabila kalian melewati taman-taman Surga, mampirlah dan bersukarialah menikmati jamuannya. Ia (Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-) berkata,’Aku pun bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud taman Surga itu ? beliau pun menjawab, ‘Masjid-masjid.’ Aku katakan lagi, ‘Apa jamuannya, wahai Rasulullah ? beliau menjawab :


ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æóÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æóÇááåõ ÃóßúÈóÑõ


Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah yang Maha Besar. (HR. At-Tirmidzi)

8-Hadis Anas bin Malik-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.


Úóäú ÃóäóÓò ÞóÇáó : ÌóÇÁó ÃóÚúÑóÇÈöíøñ Åöáóì ÇáäøóÈöíøö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ÝóÞóÇáó íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö Úóáøöãúäöí ÎóíúÑðÇ ÝóÃóÎóÐó ÇáäøóÈöíøõ Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ÈöíóÏöåö ÝóÞóÇáó : Þõáú ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æó ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æó Çááåõ ÃóßúÈóÑõ


Dari Anas-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-,ia berkata, ‘Seorang Arab dusun datang kepada Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- lalu ia mengatakan, ‘wahai Rasulullah, ajarilah aku kebaikan ! Maka Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-memegang tangannya, lalu mengatakan (kepadanya) : katakanlah,


ÓõÈúÍóÇäó Çááåö æó ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æó áóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááåõ æó Çááåõ ÃóßúÈóÑõ


Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan Allah Maha Besar (HR. al-Baihaqi)

Tambahan Hauqalah ke dalam ÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ

Telah disebutkan dalam hadis Abu Sa’id al-Khudriy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-adanya tambahan ungkapan hauqalah áóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááåö ke dalam ÇáúÈóÇÞöíóÇÊö ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö. Dan demikian pula Utsman-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-menyebutkannya di dalam penafsirannya terhadap ÇáúÈóÇÞöíóÇÊö ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö.

Adapun makna ungkapan hauqalah ini adalah pengkhususan diri Rabb-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dengan masyiah (kehendak) dan kekuatan dan peniadaan seorang hamba dari segala upaya dan tindakan kecuali dengan kehendak-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang meliputi kehendaknya. Sehingga seorang hamba bersandar semata-semata hanya kepada-Nya saja dalam segala urusannya.

Oleh karenanya, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menjadikannya termasuk harta simpanan Surga.

Dalam hadis Abu Musa al-Asy’ariy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-pernah berkata kepadanya,


íóÇ ÃóÈóÇ ãõæÓóì Ãóæú íóÇ ÚóÈúÏó Çááøóåö ÃóáóÇ ÃóÏõáøõßó Úóáóì ßóáöãóÉò ãöäú ßóäúÒö ÇáúÌóäøóÉö ÞõáúÊõ Èóáóì ÞóÇáó áóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö


Wahai Abu Musa atau wahai Abdullah (hamba Allah), maukah kamu aku tunjukkan kepada sebuah ungkapan kata yang termasuk harta simpanan Surga ? Tentu, jawabku. Beliau bersabda, (ungkapan kata tersebut adalah) áóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah). (HR. al-Bukhari)
Dalam hadis Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata :


ÞóÇáó áöí ÑóÓõæúáõ Çááåö Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æó Óóáøóãó ( ÃóáóÇ ÃóÏõáøõßó Úóáóì ßóäúÒò ãöäú ßõäõæúÒö ÇáúÌóäøóÉö ¿ ) ÞõáúÊõ Èóáóì . íóÇ ÑóÓõæúáó Çááåö : ÞóÇáó ( áóÇÍóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááåö )


Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó –pernah mengatakan kepadaku, ‘maukah kamu aku tunjukkan kepada harta simpanan yang termasuk harta simpanan Surga ?. Aku pun menjawab, ‘tentu’, wahai Rasulullah. Beliau bersabda, áóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö (Tidak ada daya dan kekuatan melainkan atas pertolongan Allah). (HR. Ibnu Majah)

Agungnya Kedudukan ÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ
Karena agungnya kedudukan ÇáúÈóÇÞöíóÇÊõ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊõ ini, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menjadikannya sebagai ganti dari membaca al-Qur’an bagi orang yang tidak bisa membacanya.


Úóäú ÚóÈúÏö Çááøóåö Èúäö ÃóÈöì ÃóæúÝóì ÞóÇáó : ÌóÇÁó ÑóÌõáñ Åöáóì ÑóÓõæáö Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÝóÞóÇáó : Åöäøöì áóÇ ÃõÍúÓöäõ ÇáúÞõÑúÂäó ¡ ÝóÚóáøöãúäöì ÔóíúÆðÇ íõÌúÒöíäöì ãöäó ÇáúÞõÑúÂäö. ÞóÇáó :« ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö ¡ æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÃóßúÈóÑõ ¡ æóáóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö ». ÝóáóãøóÇ ÚóÞóÏó Úóáóíúåöäøó ÞóÇáó : íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö åóÐöåö áöÑóÈøöì ¡ ÝóãóÇÐóÇ ÃóÞõæáõ áöäóÝúÓöì¿ ÞóÇáó :« Þõáú Çááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áöì æóÇÑúÍóãúäöì æóÇåúÏöäöì æóÇÑúÒõÞúäöì æóÚóÇÝöäöì ». ÞóÇáó : ÝóÞóÈóÖó Úóáóíúåöäøó Ëõãøó æóáøóì ÝóÞóÇáó ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- :« ÞóÏú ãóáóÃó åóÐóÇ íóÏóíúåö ãöäó ÇáúÎóíúÑö ».


Dari Abdullah bin Abi Aufa-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-ia berkata, ‘Seorang lelaki datang kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, lalu ia mengatakan,’saya tidak bisa dengan baik membaca al-Qur’an, maka ajarilah aku sesuatu yang hal itu mencukupiku dari al-Qur’an. Beliau pun bersabda,


« ÇáúÍóãúÏõ áöáøóåö æóÓõÈúÍóÇäó Çááøóåö ¡ æóáóÇ Åöáóåó ÅöáøóÇ Çááøóåõ æóÇááøóåõ ÃóßúÈóÑõ ¡ æóáóÇ Íóæúáó æóáóÇ ÞõæøóÉó ÅöáøóÇ ÈöÇááøóåö »


Segala puji bagi Allah, Maha suci Allah, Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selin Allah, Allah Maha Besar, dan Tidak ada daya dan kekuatan melain atas pertolongan Allah.
Kala lelaki tersebut usai menghitung ungkapan-ungkapan kata tersebut, ia berujar, ‘Wahai Rasulullah, ini untuk Rabbku, lantas apa yang aku katakan untuk diriku ?
Beliau bersada, ‘ucapkanlah,


Çááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áöì æóÇÑúÍóãúäöì æóÇåúÏöäöì æóÇÑúÒõÞúäöì æóÚóÇÝöäöì


Ya Allah, Ampunilah aku, rahmatilah aku, tunjukilah aku, berilah rizki padaku, dan berilah ‘afiyat kepadaku.
Abdullah bin Abi Aufa berkata, ‘lalu lelaki itu pun menggenggam ungkapan katak-kata tersebut, kemudian ia pun beranjak pergi. Maka, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-pun bersabda,


« ÞóÏú ãóáóÃó åóÐóÇ íóÏóíúåö ãöäó ÇáúÎóíúÑö ».


“Orang ini telah memenuhi kedua tangannya dengan kebaikan.” (HR. al-Baihaqi)

Wallahu A’lam
(Redaksi)

Sumber :
Juz-un Fii Tafsiri al-Baqiyat ash-Shalihat, Shalahuddin Khalil bin Kaikaldiy. Tahqiq : Badruz Zaman Muhammad Syafi’i an-Naibaliy


Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=937