Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Maha Berkuasa, Maha Penolong

Jumat, 04 Februari 22
ÇóáúÛóÇáöÈõ, ÇóáäøóÕöíúÑõ
Maha Berkuasa, Maha Penolong

Nama Allah ÇóáúÛóÇáöÈõ al-Ghalib (Maha Berkuasa) disebutkan pada satu tempat dalam al-Qur’an, yaitu firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berikut,


æóÇááåõ ÛóÇáöÈñ Úóáóì ÃóãúÑöåö æóáóßöäøó ÃóßúËóÑó ÇáäøóÇÓö áóÇ íóÚúáóãõæäó [íæÓÝ : 21]


“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Qs. Yusuf : 21)

Sedangkan nama Allah ÇóáäøóÕöíúÑõ an-Nashiir (Maha Penolong) tertera pada empat tempat, yaitu firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


ÝóÇÚúáóãõæÇ Ãóäøó Çááå ãóæúáóÇßõãú äöÚúãó Çáúãóæúáóì æóäöÚúãó ÇáäøóÕöíÑõ [ÇáÃäÝÇá : 40]


Maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Qs. al-Anfal : 40)


æóßóÝóì ÈöÇááåö äóÕöíÑðÇ [ÇáäÓÇÁ : 45]


Dan cukuplah Allah menjadi Penolong (bagimu).” (Qs. an-Nisa’ : 45)


æóÇÚúÊóÕöãõæÇ ÈöÇááåö åõæó ãóæúáóÇßõãú ÝóäöÚúãó Çáúãóæúáóì æóäöÚúãó ÇáäøóÕöíÑõ [ÇáÍÌ : 78]


Dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dialah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (Qs. al-Hajj : 78)


æóßóÝóì ÈöÑóÈøößó åóÇÏöíðÇ æóäóÕöíÑðÇ [ÇáÝÑÞÇä : 31]


Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong (Furqan : 31)

Arti ÇóáúÛóÇáöÈõ Al-Ghalib adalah yang Maha Melakukan apa yang dikehendaki, tidak akan dikalahkan oleh sesuatu pun, dan tidak ada yang dapat menolak hukum-Nya, dan seorang pun tidak memiliki hak untuk menolak apa yang Dia takdirkan atau mencegah apa yang Dia perbuat.

Al-Qurthubiy-ÑóÍöãóåõ Çááåõ –berkata, “Oleh karena itu, wajib bagi setiap Mukallaf (orang yang telah terbebani dengan kewajiban) untuk mengetahui bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- Maha Berkuasa secara mutlak, maka barang siapa yang berpegang teguh dengan-Nya, maka ia pasti menang meskipun seluruh manusia di muka bumi berusaha mengalahkannya.”
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ßóÊóÈó Çááåõ áóÃóÛúáöÈóäøó ÃóäóÇ æóÑõÓõáöí [ÇáãÌÇÏáÉ : 21]


Allah telah menetapkan : “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” (Qs. al-Mujadilah : 21)

Barang siapa yang berpaling dari Allah dan berpegang teguh dengan selainNya, maka ia akan kalah dan pada jerat-jerat setan dia terperosok. [1]

Sedangkan An-Nashiir maknanya Yang Maha Menolong para hamba-Nya dan Maha Menjamin untuk mendukung dan membela para wali-Nya. Tidak ada pertolongan, kecuali dari-Nya dan tidak akan pula terwujudkan, melainkan dengan karunia-Nya. Oleh karena itu, yang tertolong (menang) adalah orang yang ditolong oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- sebab tidak ada yang dapat menolong hamba-hambaNya, kecuali Dia dan tidak pula ada yang menjaga mereka selain diri-Nya. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


æóãóÇ ÇáäøóÕúÑõ ÅöáøóÇ ãöäú ÚöäúÏö Çááåö ÇáúÚóÒöíÒö ÇáúÍóßöíãö [Âá ÚãÑÇä : 126]


Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Qs. Ali Imran : 126)


Åöäú íóäúÕõÑúßõãõ Çááåõ ÝóáóÇ ÛóÇáöÈó áóßõãú æóÅöäú íóÎúÐõáúßõãú Ýóãóäú ÐóÇ ÇáøóÐöí íóäúÕõÑõßõãú ãöäú ÈóÚúÏöåö [Âá ÚãÑÇä : 160]


Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu (Qs.Ali Imran : 160)


Ãóãøóäú åóÐóÇ ÇáøóÐöí åõæó ÌõäúÏñ áóßõãú íóäúÕõÑõßõãú ãöäú Ïõæäö ÇáÑøóÍúãóäö [Çáãáß : 20]


Atau siapakah dia yang menjadi tentara bagimu yang akan menolongmu selain dari pada Allah Yang Maha Pemurah.” (Qs. al-Mulk : 20)


æóãóÇ áóßõãú ãöäú Ïõæäö Çááåö ãöäú æóáöíøò æóáóÇ äóÕöíÑò [ÇáÈÞÑÉ : 107]


Dan tiada bagimu selain Allah seorang pelindung maupun seorang penolong (Qs. al-Baqarah : 107)


æóßóÇäó ÍóÞøðÇ ÚóáóíúäóÇ äóÕúÑõ ÇáúãõÄúãöäöíäó [ÇáÑæã : 47]


Dan kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman (ar-Ruum : 47)

Sungguh Allah telah menyebutkan pada beberapa tempat dalam al-Qur’an karunia-Nya kepada para nabi dan wali-Nya berupa pertolongan dan dukungan. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÅöäøóÇ áóäóäúÕõÑõ ÑõÓõáóäóÇ æóÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ Ýöí ÇáúÍóíóÇÉö ÇáÏøõäúíóÇ æóíóæúãó íóÞõæãõ ÇáúÃóÔúåóÇÏõ [ÛÇÝÑ : 51]


Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari Kiamat) (al-Ghafir : 51)


áóÞóÏú äóÕóÑóßõãõ Çááøóåõ Ýöí ãóæóÇØöäó ßóËöíÑóÉò [ÇáÊæÈÉ : 25]


Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai orang-orang Mu’min) di medan peperangan yang banyak. “ (Qs. at-Taubah : 25)


æóáóÞóÏú ãóäóäøóÇ Úóáóì ãõæÓóì æóåóÇÑõæäó (114) æóäóÌøóíúäóÇåõãóÇ æóÞóæúãóåõãóÇ ãöäó ÇáúßóÑúÈö ÇáúÚóÙöíãö (115) æóäóÕóÑúäóÇåõãú ÝóßóÇäõæÇ åõãõ ÇáúÛóÇáöÈöíäó (116) [ÇáÕÇÝÇÊ : 114 - 116]


Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.” (Qs. Ash-Shaffat : 114-116)

Dia mengabarkan bahwasanya mereka tidak meminta pertolongan, kecuali dari-Nya semata, tidak pula mereka berlindung untuk mendapatkan pertolongan itu, melainkan hanya kepada-Nya. Disebutkan dalam doa Nabi Nuh-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-,


ÞóÇáó ÑóÈøö ÇäúÕõÑúäöí ÈöãóÇ ßóÐøóÈõæäö [ÇáãÄãäæä : 26]


Nuh berdo’a : Ya Rabbku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.’ (Qs. al-Mukminun : 26)
Dalam doa Nabi Luth-Úóáóíúåö ÇáÓøóáóÇãõ-,


ÞóÇáó ÑóÈøö ÇäúÕõÑúäöí Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúãõÝúÓöÏöíäó [ÇáÚäßÈæÊ : 30]


Luth berdoa : “Ya Rabbku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (Qs. al-Ankabut : 30)
Selain itu, pada doa Nabi kita Muhammad-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – dan kaum Mukminin,


ÃóäúÊó ãóæúáóÇäóÇ ÝóÇäúÕõÑúäóÇ Úóáóì ÇáúÞóæúãö ÇáúßóÇÝöÑöíäó [ÇáÈÞÑÉ : 286]


Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (al-Baqarah : 286)

Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi dan yang lainnya, dari Anas bin Malik-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – ia berkata,


ßóÇäó ÑóÓõæáõ Çááøóåö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- ÅöÐóÇ ÛóÒóÇ ÞóÇáó « Çááøóåõãøó ÃóäúÊó ÚóÖõÏöì æóäóÕöíÑöì Èößó ÃóÍõæáõ æóÈößó ÃóÕõæáõ æóÈößó ÃõÞóÇÊöáõ »


Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-apabila berperang beliau berdoa : Ya Allah, Engkau adalah tempat bersandarku dan penolong-ku, karena-Mu aku dapat luput (dari tipu daya musuh), karena-Mu semata aku menyerang, dan hanya karena-Mu pula aku berperang.”
Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengabarkan bahwa orang-orang kafir tidak memiliki penolong bagi mereka. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


ÝóÃóãøóÇ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ ÝóÃõÚóÐøöÈõåõãú ÚóÐóÇÈðÇ ÔóÏöíÏðÇ Ýöí ÇáÏøõäúíóÇ æóÇáúÂÎöÑóÉö æóãóÇ áóåõãú ãöäú äóÇÕöÑöíäó [Âá ÚãÑÇä : 56]


Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.” (Qs. Ali Imran : 56)


Èóáö ÇÊøóÈóÚó ÇáøóÐöíäó ÙóáóãõæÇ ÃóåúæóÇÁóåõãú ÈöÛóíúÑö Úöáúãò Ýóãóäú íóåúÏöí ãóäú ÃóÖóáøó Çááøóåõ æóãóÇ áóåõãú ãöäú äóÇÕöÑöíäó [ÇáÑæã : 29]


Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan ; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah ? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.” (Qs. ar-Ruum : 29)


æóßóÃóíøöäú ãöäú ÞóÑúíóÉò åöíó ÃóÔóÏøõ ÞõæøóÉð ãöäú ÞóÑúíóÊößó ÇáøóÊöí ÃóÎúÑóÌóÊúßó ÃóåúáóßúäóÇåõãú ÝóáóÇ äóÇÕöÑó áóåõãú [ãÍãÏ : 13]


Dan betapa banyaknya negeri-negeri yang (penduduknya) lebih kuat dari (penduduk) negerimu (Muhammad) yang telah mengusirmu itu. Kami telah membinasakan mereka; maka tidak ada seorang penolongpun bagi mereka.” (Qs. Muhammad : 13)
Dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman kepada kaum Mukminin,


æóáóæú ÞóÇÊóáóßõãõ ÇáøóÐöíäó ßóÝóÑõæÇ áóæóáøóæõÇ ÇáúÃóÏúÈóÇÑó Ëõãøó áóÇ íóÌöÏõæäó æóáöíøðÇ æóáóÇ äóÕöíÑðÇ (22) ÓõäøóÉó Çááåö ÇáøóÊöí ÞóÏú ÎóáóÊú ãöäú ÞóÈúáõ æóáóäú ÊóÌöÏó áöÓõäøóÉö Çááåö ÊóÈúÏöíáðÇ (23) [ÇáÝÊÍ : 22 ¡ 23]


Dan sekiranya orang-orang kafir itu memerangi kamu pastilah mereka berbalik melarikan diri ke belakang (kalah) kemudian mereka tidak memperoleh pelindung dan tidak (pula) penolong. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.” (Qs. al-Fath : 22-23)

Ayat ini ditujukan kepada kaum Mukminin yang menegakkan hakikat iman secara lahir maupun batin bahwasanya mereka adalah orang-orang yang mendapat pertolongan (menang), dan bahwasanya kesudahan yang baik, dan terpuji di dunia dan akhirat adalah milik mereka.

Oleh karena itu, selama kaum Mukminin belum mau berjihad melawan diri mereka masing-masing untuk mewujudkan keimanan dan berusaha menegakkan faktor-faktor kemenangan atas musuh, maka tidak akan terwujudkan suatu kemenangan bagi mereka. Bahkan musuh-musuh yang menguasai mereka lantaran dosa-dosa dan keteledoran mereka.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-bertutur, “Ketika orang-orang kafir menang, maka hal itu dikarenakan dosa-dosa kaum muslimin yang menyebabkan berkurangnya keimanan mereka. Kemudian apabila mereka bertaubat dengan menyempurnakan iman mereka, maka niscaya Allah akan menolong mereka. Sebagaimana firman-Nya,


æóáóÇ ÊóåöäõæÇ æóáóÇ ÊóÍúÒóäõæÇ æóÃóäúÊõãõ ÇáúÃóÚúáóæúäó Åöäú ßõäúÊõãú ãõÄúãöäöíäó [Âá ÚãÑÇä : 139]


“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Qs. Ali Imran : 139)
Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga berfirman,


ÃóæóáóãøóÇ ÃóÕóÇÈóÊúßõãú ãõÕöíÈóÉñ ÞóÏú ÃóÕóÈúÊõãú ãöËúáóíúåóÇ ÞõáúÊõãú Ãóäøóì åóÐóÇ Þõáú åõæó ãöäú ÚöäúÏö ÃóäúÝõÓößõãú [Âá ÚãÑÇä : 165]


Dan mengapa ketika kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar) kamu berkata : “ Dari mana datangnya (kekalahan) ini “ Katakanlah : “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (Qs. Ali Imran : 165) [2]

Oleh karena itu, untuk dapat mengalahkan musuh yang menang, para hamba perlu memerangi musuh tersembunyi berupa jiwa yang terus menyuruh untuk berbuat keburukan dan setan. Selama mereka belum bisa menang dari musuh yang satu ini, maka tidak ada kemenangan bagi mereka.
Ibnul Qayyim-ÑóÍöãóåõ Çááåõ – berkata dalam menjelaskan firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÇáøóÐöíäó ÌóÇåóÏõæÇ ÝöíäóÇ áóäóåúÏöíóäøóåõãú ÓõÈõáóäóÇ æóÅöäøó Çááøóåó áóãóÚó ÇáúãõÍúÓöäöíäó [ÇáÚäßÈæÊ : 69]


Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs. al-Ankabut : 69)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –menggantungkan hidayah dengan jihad, maka orang yang paling sempurna hidayahnya adalah yang paling agung jihadnya dan sewajib-wajibnya jihad adalah jihad melawan diri, hawa nafsu, (godaan) setan, dan dunia. Oleh karena itu, barang siapa yang berhasil melawan empat hal tersebut karena Allah, niscaya Allah memberikan hidayah kepada jalan-jalan keridhaan-Nya yang dapat mengantarkan ke surga-Nya. Barang siapa yang meninggalkan jihad, maka hidayah itu akan terlewatkan darinya sesuai kadar dirinya meninggalkan jihad itu. Tidak mungkin dapat melawan musuh yang nampak, kecuali orang yang berhasil melawan musuh-musuh batin tersebut. Oleh karena itu, barang siapa yang ditolong untuk mengalahkan semua itu, pasti dia ditolong dalam mengalahkan musuhnya. Barang siapa yang kalah dari semua itu, maka musuhnya yang mendapat pertolongan untuk mengalahkan dirinya. [3]

Beliau-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-juga berkata, “Oleh karena itu, apabila iman lemah, maka akan mudah jalan bagi musuh untuk mengalahkan mereka sesuai kadar kurangnya iman mereka itu. Karena mereka telah membuat jalan bagi musuh untuk menguasai mereka lantaran meninggalkan ketaatan kepada Allah. Adapun seorang Mukmin, ia mulia, tinggi, diberikan dukungan, pertolongan, kecukupan, serta mendapat pembelaan di mana pun ia berada, meskipun seluruh manusia yang ada di penjuru dunia berusaha mengalahkannya, apabila ia benar-benar menegakkan hakikat keimanan dan kewajiban-kewajibannya secara lahir maupun batin. Sungguh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì – telah berfirman kepada kaum Mukminin,


ÝóáóÇ ÊóåöäõæÇ æóÊóÏúÚõæÇ Åöáóì ÇáÓøóáúãö æóÃóäúÊõãõ ÇáúÃóÚúáóæúäó æóÇááåõ ãóÚóßõãú æóáóäú íóÊöÑóßõãú ÃóÚúãóÇáóßõãú [ãÍãÏ : 35]


“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.” (Qs. Muhamad : 35)

Jaminan ini hanya akan diberikan dengan keimanan dan amalan-amalan mereka yang merupakan salah satu tentara Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- yang dengannya Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-akan menjaga mereka. Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-tidak akan membiarkan dan memutuskan amalan-amalan mereka itu lalu membatalkannya, sebagaimana Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-membiarkan amalan-amalan orang-orang kafir dan munafik apabila ditujukan kepada selain-Nya dan tidak sesuai dengan perintah-Nya.[4]

Demikianlah, kita pun memohon kepada Allah Yang Mahamulia untuk memperbaiki kondisi kaum Muslimin dan melindungi mereka dari kejahatan musuh-musuh mereka, dan memelihara keamanan dan keimanan bagi kaum Muslimin, dan menolak serangan orang-orang yang kafir, dan Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan-Nya. Semoga pula Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya, menolong kita atas orang-orang yang kafir, dan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –Maha Menjaga orang yang berlindung kepada-Nya, Maha Memberikan kecukupan bagi orang yang berpegang teguh dengan-Nya, karena Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-adalah sebaik-baiknya Pelindung dan sebaik-baiknya Penolong.
Amin

Wallahu A’lam
(Redaksi)
Sumber :
Fikih Asmaul Husna, Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad (hal.242-245)

Catatan :
[1] Al-Asna Fi Syarh Asma’ Allah al-Husna, juz 1, hal. 219
[2] Al-Jawab Ash-Shahih liman Baddala Ad-Din Ash-Shahih, juz 6, hal. 450
[3] al-Fawaid, hal.109
[4] Ighatsah Al-Lahafan, juz 2, hal. 913-914




Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=959