Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Mahadekat, Maha Mengabulkan

Jumat, 22 Juli 22
**
ÇóáúÞóÑöíúÈõ - ÇóáúãõÌöíúÈõ
Mahadekat, Maha Mengabulkan
**

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- telah menggabungkan dua nama tersebut dalam firman-Nya,


æóÅöáóì ËóãõæÏó ÃóÎóÇåõãú ÕóÇáöÍðÇ ÞóÇáó íóÇ Þóæúãö ÇÚúÈõÏõæÇ Çááøóåó ãóÇ áóßõãú ãöäú Åöáóåò ÛóíúÑõåõ åõæó ÃóäúÔóÃóßõãú ãöäó ÇáúÃóÑúÖö æóÇÓúÊóÚúãóÑóßõãú ÝöíåóÇ ÝóÇÓúÊóÛúÝöÑõæåõ Ëõãøó ÊõæÈõæÇ Åöáóíúåö Åöäøó ÑóÈøöí ÞóÑöíÈñ ãõÌöíÈñ [åæÏ : 61]


Kepada (kaum) Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah! Sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat lagi Maha Memperkenankan (doa hamba-Nya) .”

Dan nama Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-al-Mujib (Maha Mengabulkan) tidak disebutkan, kecuali hanya pada tempat ini saja. Sedangkan al-Qarib (Mahadekat) disebutkan pula pada dua tempat lainnya. Keduanya ada dalam firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÅöÐóÇ ÓóÃóáóßó ÚöÈóÇÏöí Úóäøöí ÝóÅöäøöí ÞóÑöíÈñ ÃõÌöíÈõ ÏóÚúæóÉó ÇáÏøóÇÚö ÅöÐóÇ ÏóÚóÇäö ÝóáúíóÓúÊóÌöíÈõæÇ áöí æóáúíõÄúãöäõæÇ Èöí áóÚóáøóåõãú íóÑúÔõÏõæäó [ÇáÈÞÑÉ : 186]


Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(al-Baqarah : 186)

Firman-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


Þõáú Åöäú ÖóáóáúÊõ ÝóÅöäøóãóÇ ÃóÖöáøõ Úóáóì äóÝúÓöí æóÅöäö ÇåúÊóÏóíúÊõ ÝóÈöãóÇ íõæÍöí Åöáóíøó ÑóÈøöí Åöäøóåõ ÓóãöíÚñ ÞóÑöíÈñ [ÓÈà : 50]


Katakanlah, “Jika aku sesat, sesungguhnya aku sesat untuk diriku sendiri dan jika aku mendapat petunjuk, hal itu disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat.” (Saba’ : 50)

Kedekatan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang disebutkan dalam beberapa ayat di atas adalah kedekatan yang bersifat khusus dari para hamba-Nya yang rajin beribadah, yang cinta kepada-Nya, yang terus berdoa dan rajin beribadah, yang cinta kepada-Nya, yang terus berdoa dan memenuhi segala perintah-Nya, yaitu kedekatan yang tidak dapat dijangkau hakikatnya, hanya saja dapat diketahui pengaruhnya yang berupa kelembutan-Nya kepada mereka, taufik-Nya untuk mereka dan perhatian-Nya terhadap mereka. Di antara pengaruhnya juga adalah dikabulkannya doa orang-orang yang memohon dan diberikannya pahala kepada mereka yang rajin beribadah. Sebagaimana firman Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


æóÞóÇáó ÑóÈøõßõãõ ÇÏúÚõæäöí ÃóÓúÊóÌöÈú áóßõãú Åöäøó ÇáøóÐöíäó íóÓúÊóßúÈöÑõæäó Úóäú ÚöÈóÇÏóÊöí ÓóíóÏúÎõáõæäó Ìóåóäøóãó ÏóÇÎöÑöíäó [ÛÇÝÑ : 60]


Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir : 60)

Dan telah valid dalam As-Sunnah beberapa hadis yang menunjukkan kedekatan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kepada para hamba-Nya yang beriman dan para wali-Nya yang bertakwa. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-mendengar doa mereka, mengabulkan seruan mereka, dan memberikan permohonan mereka. Disebutkan dalam Ash-Shahihain [1] dari Abu Musa Al-Asy’ariy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, ia berkata,


ßõäøóÇ ãóÚó ÇáäøóÈöìøö -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- Ýöì ÓóÝóÑò ÝóÌóÚóáó ÇáäøóÇÓõ íóÌúåóÑõæäó ÈöÇáÊøóßúÈöíÑö ÝóÞóÇáó ÇáäøóÈöìøõ -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- « ÃóíøõåóÇ ÇáäøóÇÓõ ÇÑúÈóÚõæÇ Úóáóì ÃóäúÝõÓößõãú Åöäøóßõãú áóíúÓó ÊóÏúÚõæäó ÃóÕóãøó æóáÇó ÛóÇÆöÈðÇ Åöäøóßõãú ÊóÏúÚõæäó ÓóãöíÚðÇ ÞóÑöíÈðÇ æóåõæó ãóÚóßõãú ». ÞóÇáó æóÃóäóÇ ÎóáúÝóåõ æóÃóäóÇ ÃóÞõæáõ áÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó ÈöÇááøóåö ÝóÞóÇáó « íóÇ ÚóÈúÏó Çááøóåö Èúäó ÞóíúÓò ÃóáÇó ÃóÏõáøõßó Úóáóì ßóäúÒò ãöäú ßõäõæÒö ÇáúÌóäøóÉö ». ÝóÞõáúÊõ Èóáóì íóÇ ÑóÓõæáó Çááøóåö. ÞóÇáó « Þõáú áÇó Íóæúáó æóáÇó ÞõæøóÉó ÅöáÇøó ÈöÇááøóåö »


Kami dahulu pernah bersama Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-dalam suatu perjalanan, tiba-tiba para shahabat bertakbir dengan suara keras, lalu Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda, ‘Kasihanilah diri-diri kalian, sesungguhnya kalian tidak menyeru Dzat yang tuli dan ghaib, sesungguhnya kalian menyeru Dzat Yang Maha mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia bersama kalian.’

Disebutkan pula dalam Ash-Shahihain [2] dari Abu Hurirah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, beliau bersabda, ‘Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ãóäú ÊóÞóÑøóÈó Åöáóìøó ÔöÈúÑðÇ ÊóÞóÑøóÈúÊõ Åöáóíúåö ÐöÑóÇÚðÇ æóãóäú ÊóÞóÑøóÈó Åöáóìøó ÐöÑóÇÚðÇ ÊóÞóÑøóÈúÊõ Åöáóíúåö ÈóÇÚðÇ æóÅöÐóÇ ÃóÞúÈóáó Åöáóìøó íóãúÔöì ÃóÞúÈóáúÊõ Åöáóíúåö ÃõåóÑúæöáõ


Barang siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, niscaya Aku mendekat kepadanya sehasta dan barang siapa yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa, apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari-lari kecil.”

Nama al-Mujib (Maha Mengabulkan) menunjukkan bahwasanya Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- Maha Mendengar seruan orang-orang yang berdoa dan mengabulkan permohonan orang-orang yang meminta, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak membuat putus asa seorang mukmin yang berdoa kepada-Nya dan tidak menolak seorang muslim yang bermunajat kepada-Nya. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- menyukai apabila para hamba-Nya memohon kepada-Nya semua kebaikan dalam hal agama dan dunia yang berupa makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal, sebagaimana mereka juga memohon kepada-Nya hidayah, ampunan, taufik, kebaikan, dan pertolongan untuk mengerjakan ketaatan dan lain-lain. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-pun berjanji kepada mereka untuk mengabulkan semua permohonan itu meskipun besarnya permohonan, banyaknya permintaan, dan beraneka ragamnya harapan-harapan. Hal tersebut sebagai bukti akan sempurnanya kekuasaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan sempurnanya kerajaan-Nya, dan bahwasanya perbendaharaan-Nya tidak akan habis dan berkurang dengan memberi, meskipun Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-memberi kepada generasi awal hingga terakhir dari golongan jin dan manusia dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengabulkan seluruh permintaan mereka. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadis qudsi,


íóÇ ÚöÈóÇÏöì áóæú Ãóäøó Ãóæøóáóßõãú æóÂÎöÑóßõãú æóÅöäúÓóßõãú æóÌöäøóßõãú ÞóÇãõæÇ Ýöì ÕóÚöíÏò æóÇÍöÏò ÝóÓóÃóáõæäöì ÝóÃóÚúØóíúÊõ ßõáøó ÅöäúÓóÇäò ãóÓúÃóáóÊóåõ ãóÇ äóÞóÕó Ðóáößó ãöãøóÇ ÚöäúÏöì ÅöáÇøó ßóãóÇ íóäúÞõÕõ ÇáúãöÎúíóØõ ÅöÐóÇ ÃõÏúÎöáó ÇáúÈóÍúÑó


Wahai hamba-hamba-Ku seandainya saja generasi pertama dan terakhir dari kalian, dari golongan jin dan manusia, mereka semua berada di sebuah bukit lalu mereka memohon kepada-Ku, kemudian Aku berikan kepada setiap manusia permohonannya, tidaklah hal tersebut akan mengurangi apa yang ada pada-Ku, melainkan sebagaimana jarum yang dicelupkan ke dalam laut. (HR. Muslim [3])

Dalam ash-Shahihain [4] disebutkan, dari Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, beliau bersabda,


ÅöÐóÇ ÏóÚóÇ ÃóÍóÏõßõãú ÝóáÇó íóÞõáö Çááøóåõãøó ÇÛúÝöÑú áöì Åöäú ÔöÆúÊó æóáóßöäú áöíóÚúÒöãö ÇáúãóÓúÃóáóÉó æóáúíõÚóÙøöãö ÇáÑøóÛúÈóÉó ÝóÅöäøó Çááøóåó áÇó íóÊóÚóÇÙóãõåõ ÔóìúÁñ ÃóÚúØóÇåõ


Apabila seorang dari kalian berdoa, maka janganlah ia berkata, “Ya Allah, ampunilah aku apabila Engkau berkehendak.” Akan tetapi, hendaklah ia serius dalam meminta dan mengagungkan harapan. Karena sesungguhnya Allah tidak akan merasa terkecilkan lantaran sesuatu yang Dia berikan kepadanya.”

Banyak sekali hadis dalam As-Sunnah An-Nabawiyah yang menganjurkan untuk berdoa, dan menjelaskan bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- mengabulkan doa orang-orang yang berdoa kepadanya dan memberikan permintaan kepada orang-orang yang meminta, dan bahwasanya Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- Mahamalu lagi Mahamulia, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- lebih mulia daripada menolak orang yang menyeru kepada-Nya atau membuat putus asa orang yang bermunajat kepada-Nya atau tidak memberi orang yang meminta dari-Nya.

Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan lain-lain meriwayatkan dari Salman al-Farisi-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-, beliau bersabda,


Åöäøó Çááåó Íóíöíøñ ßóÑöíúãñ íóÓúÊóÍúíöí ãöäú ÚóÈúÏöåö ÅöÐóÇ ÑóÝóÚó íóÏóíúåö Ãóäú íóÑõÏøóåõãóÇ ÕöÝúÑðÇ


Sesungguhnya Allah Mahamalu lagi Mahamulia, Dia malu dari hamba-Nya apabila ia mengangkat kedua tangannya (ketika berdoa) kepada-Nya lalu Dia membalasnya dalam keadaan kosong.

Dalam hadis tentang turunnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


íóäúÒöáõ ÑóÈøõäóÇ ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì ßõáøó áóíúáóÉò Åöáóì ÇáÓøóãóÇÁö ÇáÏøõäúíóÇ Íöíäó íóÈúÞóì ËõáõËõ Çááøóíúáö ÇáúÂÎöÑõ íóÞõæáõ ãóäú íóÏúÚõæäöí ÝóÃóÓúÊóÌöíÈó áóåõ ãóäú íóÓúÃóáõäöí ÝóÃõÚúØöíóåõ ãóäú íóÓúÊóÛúÝöÑõäöí ÝóÃóÛúÝöÑó áóåõ.


Rabb kita ÊóÈóÇÑóßó æóÊóÚóÇáóì turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir lalu berkata : “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan dan barang siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku beri dan barangsiapa yang memohon ampunan kepada-Ku, pasti Aku mengampuninya.” [4]

Ini adalah hadis mutawatir yang diriwayatkan dari Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- oleh sejumlah Shahabat dan jumlah mereka mencapai hingga dua puluh delapan orang.

Diterangkan pula dalam sebuah hadis qudsi tentang kedudukan para wali Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang bertakwa bahwasanya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- berfirman,


ãóäú ÚóÇÏóì áöí æóáöíøðÇ ÝóÞóÏú ÂÐóäúÊõåõ ÈöÇáúÍóÑúÈö æóãóÇ ÊóÞóÑøóÈó Åöáóíøó ÚóÈúÏöí ÈöÔóíúÁò ÃóÍóÈøó Åöáóíøó ãöãøóÇ ÇÝúÊóÑóÖúÊõ Úóáóíúåö æóãóÇ íóÒóÇáõ ÚóÈúÏöí íóÊóÞóÑøóÈõ Åöáóíøó ÈöÇáäøóæóÇÝöáö ÍóÊøóì ÃõÍöÈøóåõ ÝóÅöÐóÇ ÃóÍúÈóÈúÊõåõ ßõäúÊõ ÓóãúÚóåõ ÇáøóÐöí íóÓúãóÚõ Èöåö æóÈóÕóÑóåõ ÇáøóÐöí íõÈúÕöÑõ Èöåö æóíóÏóåõ ÇáøóÊöí íóÈúØöÔõ ÈöåóÇ æóÑöÌúáóåõ ÇáøóÊöí íóãúÔöí ÈöåóÇ æóÅöäú ÓóÃóáóäöí áóÃõÚúØöíóäøóåõ æóáóÆöäú ÇÓúÊóÚóÇÐóäöí áóÃõÚöíÐóäøóåõ


Barang siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan (izinkan) ia untuk diperangi. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu amalan yang lebih Aku sukai daripada amalan yang Aku wajibkan atasnya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengarannya yang ia mendengar dengannya, menjadi penglihatan yang ia melihat dengannya, menjadi tangan yang ia memegang dengannya, sebagai kaki yang ia berjalan dengannya. Apabila ia memohon kepada-Ku pasti akan Ku-beri, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku pasti Ku-lindungi.” (HR. al-Bukhari dalam kitab Shahihnya)

Semua nash dalil tersebut atau yang semakna dengannya menunjukkan dengan jelas bahwa Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- tidak menolak orang yang memohon kepada-Nya dari hamba-hamba-Nya yang beriman, dan tidak pula membuat putus asa orang yang berharap kepada-Nya. Hanya saja terkadang muncul permasalahan bahwa sekelompok orang yang rajin beribadah dan orang-orang shaleh telah berdoa dengan begitu seriusnya, tetapi belum juga dikabulkan, maka jawabannya yaitu bahwasanya dikabulkannya doa bermacam-macam bentuknya, terkadang permintaan tersebut langsung dikabulkan, terkadang dikabulkan, tetapi agak lambat lantaran hikmah tertentu, dan terkadang pula dikabulkan, tetapi tidak sesuai dengan yang diminta, yang terkadang yang diharapkan adalah kebaikan, tetapi kenyataan yang ada adalah kebaikan tersebut atau bahkan lebih baik lagi dari itu, dan terkadang pula disimpan sebagai pahala dan balasan baginya kelak di hari kiamat.

Imam Ahmad, al-Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad, al-Hakim, dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudriy-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-, bahwasanya Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


ãóÇ ãöäú ãõÓúáöãò íóÏúÚõæ ÈöÏóÚúæóÉò áóíúÓó ÝöíåóÇ ÅöËúãñ æóáóÇ ÞóØöíÚóÉõ ÑóÍöãò ÅöáøóÇ ÃóÚúØóÇåõ Çááøóåõ ÈöåóÇ ÅöÍúÏóì ËóáóÇËò ÅöãøóÇ Ãóäú ÊõÚóÌøóáó áóåõ ÏóÚúæóÊõåõ æóÅöãøóÇ Ãóäú íóÏøóÎöÑóåóÇ áóåõ Ýöí ÇáúÂÎöÑóÉö æóÅöãøóÇ Ãóäú íóÕúÑöÝó Úóäúåõ ãöäú ÇáÓøõæÁö ãöËúáóåóÇ ÞóÇáõæÇ ÅöÐðÇ äõßúËöÑõ ÞóÇáó Çááøóåõ ÃóßúËóÑõ


Tidaklah seorang muslim berdoa dengan sebuah permohonan yang tidak mengandung dosa dan tidak memutus tali persaudaraan, melainkan Allah akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga hal berikut : mungkin segera dikabulkan permohonannya, atau mungkin akan disimpan untuknya kelak di akhirat, atau mungkin Allah akan menjauhkan darinya keburukan yang sepadan dengan permohonannya itu. Para shahabat berkata : kalau begitu, maka kita akan memperbanyak (doa lagi). Beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda, (Apa yang ada di sisi) Allah jauh lebih banyak lagi.

Dengan demikian jelaslah bahwa dikabulkannya doa orang yang memohon bersifat lebih umum dari sekedar mengabulkan permintaannya.

Di antara buah keimanan dengan nama Allah Al-Mujib adalah keyakinan hamba terhadap Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-semakin kuat, harapannya semakin besar, dan sambutannya kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- dan harapannya akan apa yang ada di sisi-Nya akan semakin bertambah, dan akan lenyap darinya racun putus asa dari rahmat-Nya.

Bagaimana seorang muslim tidak percaya dengan Rabbnya Yang Maha Dermawan, Mahamulia lagi Maha Berbuat Baik, sementara Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- di tangan-Nya semata, kekuasaan atas segala sesuatu. Apa yang Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kehendaki, maka akan terjadi sesuai waktu yang Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-kehendaki dan cara yang Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-ingini, tanpa ada tambahan dan pengurangan, tidak terlalu cepat dan tidak pula terlambat. Selain itu, keputusan-Nya terlaksana di langit dan seluruh penjurunya, dan di bumi serta apa yang ada di atas dan di bawahnya, di laut dan di darat, dan di setiap bagian dunia dan atomnya, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- membolak-balik dan mengaturnya serta Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-menciptakan padanya apa yang Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- kehendaki. Bagi-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, hak penciptaan dan hak memerintah. Milk-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, kerajaan dan pujian. Milik-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, dunia dan akhirat. Bagi-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, kenikmatan dan karunia dan bagi-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- semata, sanjungan yang bagus. Firman-Nya-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-,


íóÓúÃóáõåõ ãóäú Ýöí ÇáÓøóãóÇæóÇÊö æóÇáúÃóÑúÖö ßõáøó íóæúãò åõæó Ýöí ÔóÃúäò [ÇáÑÍãä : 29]


Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. setiap waktu Dia dalam kesibukan (ar-Rahman : 29)

Mahasuci Allah Rabb semesta alam.

Wallahu A’lam

(Redaksi)
Sumber :
Fikih Asmaul Husna , Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-'Abbad-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ ÊóÚóÇáóì.


Catatan :

[1] al-Bukhari, no. 7386 dan Muslim, no. 2704, dan ini adalah lafazh Muslim
[2] al-Bukhari, no. 7537 dan Muslim, no. 2675, dan ini adalah lafazh Muslim
[3] Nomer 2577, ini adalah cuplikan hadits Abu Dzar-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.
[4] al-Bukhari, no. 1145, dan Muslim, no. 758, dari hadis Abu Hurairah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ-.

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=983