Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Bila Hadits Sesuai Akal, Maka Ia Shahih; Bila Tidak, Maka Tidak Shahih, Benarkah?
Senin, 10 September 07

TANYA:

Bagaimana membantah kebid'ahan ucapan seseorang, "Bila suatu hadits sesuai dengan akal maka ia shahih dan bila tidak, berarti tidak shahih?"

JAWAB:

Bantahannya bahwa ini merupakan tolok ukur yang batil. Bila kita menjadikan akal sebagai pemutus terhadap keshahihan hadits niscaya kita telah termasuk orang-orang yang mengikuti hawa nafsu mereka. Dengan tolok ukur akal yang bagaimana kita ingin menimbang hadits-hadits? Sebab, terkadang ada orang yang melihatnya menyalahi akal sedangkan orang lain justru melihatnya sesuai dengan akal padahal semua akal itu berbeda-beda, tidak sependapat.

Dan akal yang sehat dan terhindar dari syubhat serta syahwat (hawa nafsu) adalah yang menerima riwayat yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, baik ia mendapatkan hikmahnya di balik itu ataupun belum mendapatkannya.

Sedangkan siapa yang mengucapkan seperti ucapan tersebut maka berarti dia menyembah Allah berdasarkan hawa nafsunya, bukan petunjukNya.

(SUMBER: Majmu' Durus Fatawa al-Haram al-Makki, Juz.I, h.389, dari fatwa Syaikh Ibn Utsaimin. Lihat: FATWA-FATWA TERKINI, PENERBIT DARUL HAQ)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1022