Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Memperalat Islam untuk Tujuan Pribadi Tidak Boleh
Jumat, 26 Nopember 21

Pertanyaan:

Apa pendapat para ulama yang mulia perihal orang yang memperalat Islam untuk mencapai tujuan pribadinya?

Jawaban:

Islam adalah dien yang haq sebagaimana diketahui dan hanya bagi Allah segala pujian, sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa ta'ala,

ÅöäøóÇ ÃóÑúÓóáúäóÇßó ÈöÇáúÍóÞøö ÈóÔöíÑðÇ æóäóÐöíÑðÇ æóáóÇ ÊõÓúÃóáõ Úóäú ÃóÕúÍóÇÈö ÇáúÌóÍöíãö (119)


"Sesungguhnya Kami telah mengutus (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban) tentang penghuni-penghuni neraka." (Al-Baqarah: 119).

Agama al-Islam sangat terhormat, mulia dan tinggi daripada hanya sekedar untuk dijadikan alat seseorang untuk mencapai tujuan pribadinya. Setiap orang yang mengklaim sebagai pembela Islam dan penjaganya, semua ucapannya wajib dicocokkan dulu kepada semua perbuatannya sehingga diketahui bahwa dia jujur dalam hal tersebut, sebab orang-orang munafik juga menyatakan berpegang teguh kepada Islam bilamana ada seseorang mendengar dari mereka tentang hal itu. Ini sebagaimana diberitakan oleh Allah melalui lisan mereka yang beriman,

ÅöÐóÇ ÌóÇÁóßó ÇáúãõäóÇÝöÞõæäó ÞóÇáõæÇ äóÔúåóÏõ Åöäøóßó áóÑóÓõæáõ Çááåö


"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, 'Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." (Al-Munafiqun: 1).

Kemudian Allah berfirman lagi,

ÅöÐóÇ ÌóÇÁóßó ÇáúãõäóÇÝöÞõæäó ÞóÇáõæÇ äóÔúåóÏõ Åöäøóßó áóÑóÓõæáõ Çááåö æóÇááåõ íóÚúáóãõ Åöäøóßó áóÑóÓõæáõåõ æóÇááåõ íóÔúåóÏõ Åöäøó ÇáúãõäóÇÝöÞöíäó áóßóÇÐöÈõæäó (1) ÇÊøóÎóÐõæÇ ÃóíúãóÇäóåõãú ÌõäøóÉð ÝóÕóÏøõæÇ Úóäú ÓóÈöíáö Çááåö Åöäøóåõãú ÓóÇÁó ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó (2) Ðóáößó ÈöÃóäøóåõãú ÂãóäõæÇ Ëõãøó ßóÝóÑõæÇ ÝóØõÈöÚó Úóáóì ÞõáõæÈöåöãú Ýóåõãú áóÇ íóÝúÞóåõæäó (3) æóÅöÐóÇ ÑóÃóíúÊóåõãú ÊõÚúÌöÈõßó ÃóÌúÓóÇãõåõãú æóÅöäú íóÞõæáõæÇ ÊóÓúãóÚú áöÞóæúáöåöãú ßóÃóäøóåõãú ÎõÔõÈñ ãõÓóäøóÏóÉñ íóÍúÓóÈõæäó ßõáøó ÕóíúÍóÉò Úóáóíúåöãú åõãõ ÇáúÚóÏõæøõ ÝóÇÍúÐóÑúåõãú ÞóÇÊóáóåõãõ Çááåõ Ãóäøóì íõÄúÝóßõæäó (4)


"Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. Dan apabila melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" (Al-Munafiqun: 1-4).

Orang-orang munafik tersebut memiliki kemampuan berbahasa dan kefasihan sehingga bilamana seseorang mendengarkan mereka pastilah dia mengira bahwa mereka berada di atas al-haq.

Oleh karena itu, apapun kondisinya seseorang tidak boleh memperalat dien al-Islam untuk mencapai tujuan pribadinya. Sebaliknya, dia harus berpegang teguh kepada dien al-Islam sehingga dapat mencapai buah-buahnya yang demikian agung, salah satunya adalah kemuliaan dan tamkin (diberi kekuasaan) di muka bumi sebelum mendapatkan pahala akhirat. Dalam hal ini, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

æóÚóÏó Çááåõ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ãöäúßõãú æóÚóãöáõæÇ ÇáÕøóÇáöÍóÇÊö áóíóÓúÊóÎúáöÝóäøóåõãú Ýöí ÇáúÃóÑúÖö ßóãóÇ ÇÓúÊóÎúáóÝó ÇáøóÐöíäó ãöäú ÞóÈúáöåöãú æóáóíõãóßøöäóäøó áóåõãú Ïöíäóåõãõ ÇáøóÐöí ÇÑúÊóÖóì áóåõãú æóáóíõÈóÏøöáóäøóåõãú ãöäú ÈóÚúÏö ÎóæúÝöåöãú ÃóãúäðÇ íóÚúÈõÏõæäóäöí áóÇ íõÔúÑößõæäó Èöí ÔóíúÆðÇ æóãóäú ßóÝóÑó ÈóÚúÏó Ðóáößó ÝóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúÝóÇÓöÞõæäó (55)


"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merubah (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang yang fasik." (An-Nur: 55).

Dan FirmanNya,

ãóäú Úóãöáó ÕóÇáöÍðÇ ãöäú ÐóßóÑò Ãóæú ÃõäúËóì æóåõæó ãõÄúãöäñ ÝóáóäõÍúíöíóäøóåõ ÍóíóÇÉð ØóíøöÈóÉð æóáóäóÌúÒöíóäøóåõãú ÃóÌúÑóåõãú ÈöÃóÍúÓóäö ãóÇ ßóÇäõæÇ íóÚúãóáõæäó (97)


"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An-Nahl: 97).

Kumpulan Fatwa-Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin, Kitab ad-Da’wah, hal. 33-35


Sumber: 'al-Fatawa asy-Syar'iyyah Fi al-Masail al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama al-Balad al-Haram,'
(Fatwa-Fatwa Syar'i Terhadap Permasalahan Kontemporer Oleh Para Ulama Kota Suci dari syaikh Khalid bin Abdurrahman al-Juraisiy).
Diposting oleh: Abdul Wakhid
Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1753