Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Beda Antara Muslim dan Mukmin
Senin, 14 Nopember 22

***
Soal :

Seorang penanya mengatakan, ‘ Apa perbedaan antara ‘muslim’ dan ‘mukmin’ ?

Jawab :

Syaikh –ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab, ‘Islam dan iman, kadang disebutkan semunya secara bersama-sama, dan kadang pula disebutkan salah satunya secara menyendiri dari yang lainnya. Maka, bila keduanya disebutkan semuanya secara bersama, makna keduanya berbeda. ‘Iman’, untuk amal-amal batin, sedangkan ‘Islam’, untuk amal-amal zhahir. Dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadis Umar bin Khaththab-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ – ketika Jibril datang kepada Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – lantas ia bertanya kepada beliau tentang ‘Islam’, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – menjawab :
Kamu bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) (yang hak) kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, kamu menunaikan zakat, kamu berpuasa Ramadhan, dan kamu berhaji ke Baitullah al-Haram.

Kemudian, Jibril bertanya kepada beliau tentang ‘Iman’, maka Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – pun menjawab, ‘
Iman itu, kamu beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan kamu beriman dengan takdir yang baik dan takdir yang buruk.

Beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó –membedakan antara ‘Iman’ dan ‘Islam’. Beliau -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – menjadikan ‘Islam’ sebagai amal-amal yang bersifat zhahir, yaitu, berupa perkataan lisan dan amal anggota badan. Dan, beliau -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó – menjadikan ‘Iman’ sebagai amal-amal yang bersifat bathin, yaitu berupa, ‘penetapan hati dan pengakuannya, serta keimanannya’.

Oleh karena ini, Allah-ÚóÒøó æóÌóáøó – berfirman tentang al-A’rob (Orang-orang Arab Badui),


ÞóÇáóÊö ÇáúÃóÚúÑóÇÈõ ÂãóäøóÇ Þõáú áóãú ÊõÄúãöäõæÇ æóáóßöäú ÞõæáõæÇ ÃóÓúáóãúäóÇ æóáóãøóÇ íóÏúÎõáö ÇáúÅöíãóÇäõ Ýöí ÞõáõæÈößõãú [ÇáÍÌÑÇÊ : 14]


Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena iman belum masuk ke dalam hatimu ... (al-Hujurat : 14)

Allah-ÚóÒøó æóÌóáøó – menjadikan ‘iman’ di dalam hati, dan Dia -ÚóÒøó æóÌóáøó – menjelaskan di dalam ayat yang mulia ini bahwa ‘iman’ lebih tinggi derajatnya daripada ‘Islam’, karena ‘islam’ itu bisa saja ada dari seorang munafik dan bisa saja ada dari seorang mukmin sejati. Dan, dalam keadaan ini, kita katakan, ‘sesungguhnya iman itu lebih tinggi derajatnya daripada islam.’

Adapun apabila disebutkan tersendiri, maka keduanya bermakna satu, seperti perkataan seseorang, ‘saya seorang mukmin’, seperti perkataannya, ‘saya seorang muslim’. Kedua ungkapan tersebut tidak ada bedanya. Akan tetapi, apabila seseorang mengatakan, ‘Saya seorang mukmin’ maka wajib atasnya bahwa yang mendorong dirinya mengatakan hal tersebut adalah ‘memperbincangkan nikmat-nikmat Allah’ -ÚóÒøó æóÌóáøó – atau ‘sekedar pemberitahuan semata.’ Hal yang mendorong dirinya mengucapkan hal itu bukanlah sebagai bentuk klaim akan kesucian dirinya dan merasa takjub dengan hal tersebut serta bukan pula untuk membangga-bagakan dirinya kepada orang lain. Karena, hal tersebut termasuk perkara yang diharamkan.

Wallahu A’lam

Sumber :

(Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, 1/49 (Soal No. 22)





Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1910